Askeb Nifas Yuni-1
Askeb Nifas Yuni-1
Askeb Nifas Yuni-1
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
A
Disusun Oleh :
Nama : Yuni Alfia R
NIM : 2215901085
Kelas :A
Disetujui :
Kepala Ruangan
Tanggal:
Di: Bangkalan (Sri Yuliati, Amd. Keb)
NIP 19780702 201407 2 004
Pembimbing Institusi
Tanggal:
Di: Bangkalan (Dr. Eny Susanti, M.Keb)
NIDN. 0707058302
Pembimbing Kasus
Tanggal:
Di: Bangkalan (Sri Yuliati, Amd. Keb)
NIP 19780702 201407 2 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Masa Nifas
dan Menyusui selama di Puskesmas Konang
3
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan...................................................3
1.4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa.................................................................3
BAB 2 TINJAUAN UMUM....................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Asuhan Dan Managemen Kebidanan.................................4
2.2 Konsep Dasar Teori...................................................................................6
2.2.1 Konsep Dasar Nifas..........................................................................6
2.2.2 Konsep Dasar Neonatus.................................................................14
2.3 Managemen Asuhan Kebidanan..............................................................18
BAB 3 TINJAUAN KASUS..................................................................................20
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................33
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................35
5.1 Kesimpulan..............................................................................................35
5.2 Saran........................................................................................................36
5.2.1 Bagi profesi....................................................................................36
5.2.2 Bagi klien.......................................................................................36
5.2.3 Bagi institusi pendidikan................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas,
menyusui dan neonates.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
masalah lainnya.
4. Langkah IV: Menetapkan kebutuhan/tindakan segera Menentukan tindakan yang
harus diambil dengan data pendukung subjektif dan objektif. Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh 11 bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultaikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien (Astuti, 2016).
5. Langkah V: Intervensi
Intervensi atau merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah
diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya (Astuti, 2016).
6. Langkah VI: Implementasi
Implementasi adalah pelaksanan tindakan kebidanan berdasarkan rencana yang
diberikan secara yang diberikan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
(safety) kepada klien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
baik secara mandiri, kolaborasi atau rujukan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Bidan, 2020)
7. Langkah VII: Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian secara sistematis dan berkesinambungan terhadap
efektifitas tindakan dan asuhan kebidanan yang telah diberikan sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien, dilakukan sesuai standar dan segera setelah
melakukan asuhan dicatat dan dikomunikasikan kepada klien dan/atau keluarga serta
segera 12 ditindaklanjuti (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 320
Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Bidan, 2020).
2.1.3 Ruang lingkup
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan
tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan bila diperlukan, serta
melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. Bidan memiliki tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya pada wanita tetapi juga pada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas pada kesehatan wanita, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi, dan asuhan anak (Astuti et al., 2016).
2.1.4 Peran Bidan
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan sesuai Undang - Undang RI No
4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan, bidan dapat berperan sebagai:
1. Pemberi pelayanan kebidanan
2. Pengelola pelayanan kebidanan
3. Penyuluh dan konselor
4. Pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik
10
Tabel 2.1. Daftar keterampilan yang berlaku sampai 2026 (bagi ahli madya
kebidanan)
Tingkat Keterampilan
No Keterampilan
(ahli madya kebidanan)
1 Konseling adaptasi kehamilan 3
2 Konseling keluarga berencana 4
Pemberian pendidikan kesehatan pada
perempuan, keluarga dan masyarakat
tentang perkembangan kehamilan,
3 4
gejala dan tanda bahaya serta tindakan
yang dilakukan ketika terdapat tanda
bahaya
Pemberian pendidikan kesehatan pada
4 Ibu dan keluarga untuk persiapan 4
persalinan dan kelahiran
5 Skrining kehamilan risiko tinggi 3
6 Konseling pada ibu hamil yang berisiko 2
7 KIE Tanda Bahaya Kehamilan 4
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 320 Tahun 2020
Tentang Standar Profesi Bidan
B. Fisiologi Nifas
Menurut Nurjanah, dkk (2013) Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam
Postpartum). Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana
pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara
bertahap terutama jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu
mengalami komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu,
bulan bahkan tahun.
13
c. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur,
terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus
uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna
serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan
2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama
seperti sebelum hamil. (Rukiyah, dkk, 2011)
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar salama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol. (Walyani, 2015)
e. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi
terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologis yaitu produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama
sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh menyiapkan
fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak
ada lagi untuk menghambat kelenjar pituitary akan mengeluarkan
prolaktin (hormon laktogenik). Ketika bayi menghisap puting, refleks
saraf merangsang lobus posterior pituitary untuk menyekresi hormon
oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down (mengalirkan),
sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara
ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena
isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk
menghasilkan ASI lebih banyak. (Saleha, 2013)
15
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
- Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar Kekurangan zat asam
pada BBL dapat menyebabkan kerusakan otak. Membersihkan
jalan napas berguna agar tidak menyebabkan aspirasi lendir ke
dalam paru-paru.
b. Memotong dan merawat tali pusat
- Klemlah tali pusat dengan 2 buah klem, pada titik kurang lebih
2-3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kurang lebih 1 cm
diantara klem)
- Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi
bayi dari gunting dengan tangan kiri
- Pertahankan kebersihan saat memotong talai pusat,
memotong tali pusat dengan gunting steril
- Periksa tali pusat setiap 15 menit. Bila masih ada perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat
c. Perawatan Mata
Obat salep mata eritromisin 0,5% atau 1% digunakan untuk
pencegahan penyakit mata karena infeksi bakteri. Salep mata ini
diberikan pada jam pertama setelah persalinan.
d. Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena kekurangan
vitamin K perlu diberikan dengan dosis 0,5 – 1 mg per IM.
e. Identifikasi bayi
Pada tempat persalinan yang mungkin lebih dari satu
persalinan diperlukan alat pengenal kepada setiap bayi baru lahir
sampai bayi dipulangkan.
f. Jaga bayi agar tetap hangat
g. Menyusui bayi secara on demand
Menyusui bayi secara on demand adalah memberikan ASI
tanpa jadwal/jika bayi menginginkan. Bayi dapat mengukur rasa
laparnya sendiri, sehingga pada saat yang tepat dapat menerima
ASI. Manfaat pemberian ASI secara on demand adalah
perkembangan dan pertumbuhan bayi lebih baik, proses involusi
uteri berjalan lebih cepat, menurunkan kejadian kanker payudara,
menurunkan kejadian diare pada bayi yang mendapatkan asupan
ASI yang rendah serta dapat sebagai metode KB dalam waktu
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS KONANG
I. PENGKAJIAN DATA
1. Keluhan utama : Ibu melahirkan anak kedua tanggal 13 April 2023
jam 08.15 WIB ingin memeriksakan kesehatannya.
2. Riwayat kebidanan:
a) Menstruasi :
- Menarche :14 tahun
- Siklus :28 hari
- Banyaknya : ganti pembelut 3-4x/hr
- Keluhan :dismenorea kadang- kadang
b) Gangguan kesehatan alat reproduksi :
- Keputihan : Tidak ada
- Infeksi : Tidak ada
- Gatal – gatal pada alat kelamin : Tidak ada
- Tumor : Tidak ada
22
f) Riwayat Kesehatan :
1. Riwayat penyakit sekarang
Ibu tidak sedang menderita sakit apapun
2. Riwayat penyakit sistemik
Jantung: Ibu tidak pernah nyeri dada sebelah kiri serta tidak mudah
lelah dan tidak pernah keringat dingin saat aktivitas
ringan
Ginjal : Ibu tidak pernah nyeri pada pinggang kanan dan kiri dan
tidak pernah sakit saatBAK
Asma : Ibu tidak pernah sesaknafas
TBC : Ibu tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu serta tidak
pernah batukberdarah
Hepatitis: Ibu tidak pernah mengalami sakit kuning pada mata,
kuku, dankulit
DM : Ibu tidak sering lapar, haus, dan BAK pada malamhari
Hipertensi : Ibu tekanan darahnya tidak pernah lebih dari
140/90mmHg
Epilepsi : Ibu tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa
darimulutnya
Lain-lain :Ibu tidak pernah menderita penyakit lain seperti
HIV dan AIDS.
3. Riwayat penyakit keluarga
Di dalam keluarga nya dan keluarga suami tidak ada yang menderita
penyakit menurun (hipertensi, jantung, DM) dan penyakit menular
(HIV, AIDS. HEPATITIS)
4. Riwayat keturunan kembar
Di keluarga nya dan keluarga suami tidak ada yang memiliki
24
keturunan kembar
5. Riwayat operasi
Tidak pernah melakukan operasi apapun.
6. Status perkawinan
- Usia nikah pertama kali : 20 Tahun
- Status pernikahan : Syah
- Lama pernikahan : 6 Tahun
- Ini adalah suami yang ke : 1
7. Pola makan
- Menu : Nasi, sayur, lauk, buah, makanan selingan
- Frekuensi : 3 Kali sehari
- Banyaknya : 1 Porsi
- Pantangan : Tidak ada
8. Pola minum
- Frekuensi : 8 gelas/hari
- Jenis minuman : Air putih
9. Pola istirahat
- Siang : 1-2 jam
- Malam : 6-7 jam
10. Aktivitas sehari – hari : Mengerjakan pekerjaan rumah, dan
merawat bayinya.
11. Personal hygiene
- Mandi : 2 kali/sehari
- Keramas: 1 kali/2 hari
- Ganti baju dan celana dalam : 3 kali/sehari
- Kebersihan kuku : Bersih
12. Keadaan lingkungan :Bersih
- Fasilitas MCK (mandi ,nyuci, kakus) : Ada
- Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak atau tidak
: Tidak
- Polusi udara : Ada
- Keadaan kamar : Berdebu
13. Respon terhadap kelahiran bayi : Senang
- Respon keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
- Respon ayah terhadap kelahiran bayi : Senang
- Respon ibu terhadap kelahiran bayi : Senang
14. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi :Sudah mengetahui
15. Perencanaan KB : Ada
16. Pengetahuan ibu tentang keadaanya dan perawatannya : Kurang
25
17. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa nifas :Tidak
boleh keluar rumah selama 40 hari post partum
B. DATA OBJEKTIF
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Keadaan emasional : Stabil, ibu senang merawat bayinya
4) Tanda – tanda vital
- Tekanan darah : 110/70 MmHg
- Suhu badan (Temp) : 36,5ºC
- Nadi (RR) : 80x/mnt
- Pernafasan (HR) : 20x/mnt
5) Inspeksi :
- Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
- Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
- Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak icterus.
- Hidung : Bersih, tidak polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung
- Mulut : bibir merah muda, lembab, gigi tidak ada caries
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembengkakan kelenjar tyroid
- Dada : simetris, putting susu meninjol, ASI sudah keluar
- Perut : striae lividae, linea nigra
- Ekstremitas : tidak oedem, tidak ada varises
- Genetalia dan anus : bersih, lochea sanguilenta, tadak ada
haemoroid
6) Palpasi
- Perut : kontraksi uterus baik, TFU pertengahan pusat-
sympisis, kandung kencing kosong
7) Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
a. Diagnosa
P20002 Ab0, post partum hari ke 6 dengan Keadaan umum ibu baik
DS :
- ibu telah melahirkan anak kedua tanggal 13 April 2023, pukul
08.15 WIB
DO :
- Lochea Sanguilenta
- TFU pertengahan pusat dan simpisis
- Kontraksi uterus baik
- Luka jahitan perineum mulai megering
- Pengeluaran ASI lancar
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
HE pada ibu tentang perawatan masa nifas
V. IMPLEMENTASI
VI. INTERVENSI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini dalam
keadaan baik dan hasil pemeriksaan Normal
2. Menjelaskan pada ibu tentang:
a. Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dan pembalut
secara teratur, menjaga kekeringan daerah genetalia agar jahitan cepat
kering dan tidak terjadi infeksi
b. Nutrisi dan Cairan : Mengkonsumsi makanan bergizi, yaitu makanan
yang mengandung gizi seimbang (karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral) dalam jumlah yang cukup dan daun katuk.
28
c. Istirahat : pola istirahat yang cukup yaitu 2 jam siang, 8 jam malam atau
tidur saat bayi tidur, karna pola istirahat dapat mempengaruhi produksi
ASI.
3. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas
a. Pendarahan per vagina
b. Infeksi masa nifas
c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur
d. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.
f. Bendungan ASI, mastitis, abses payudara
g. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu yang lama
h. Rasa sakit, merah dan pembengkakan kaki
i. Baby blues atau post partum blues
Hasil : Ibu mengerti tanda bahaya masa nifas
4. Menjelaskan tentang perawatan payudara
a. Pengompresan puting payudara ibu dengan kasa yang dibasahi baby oil
b. Olesi ibu jari dan telunjuk dengan minyak kemudian letakkan ibu jari
pada puting susu ibu, lakukan gerakan memutar kearah dalam
c. Gunakan handuk kasar setiap membersihkan payudara agar otot
payudara menjadi kuat
d. Tuangkan minyak oil pada kedua telapak tangan secukupnya. Kedua
telapak tangan berada diantaranya kedua belah payudara lalu diurut
mulai dari atas kesamping, kebawah dan menuju putting susu dengan
mengangkat payudara perlahan-lahan.
e. Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan
dengan sisi kelingking mengurut payudara mulai dari pangkal dada
kearah putting susu,lakukan juga pada payudara sebelah kanan.
f. Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan
dengan buku-buku jari mengurut payudara mulai dari pangkal dada
kearah putting susu. Kemudian dengan payudara sebelah kanan.
g. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu.
h. Kompres payudara dengan waslap dingin selama 5 menit.
i. Bersihkan dan keringkan payudara dengan handuk.
Hasil : Ibu mengerti tentang perawatan payudara
5. Menjelaskan teknik menyusui yang benar
a. Ibu duduk dengan telapak kaki menapak lurus
b. Bayi digendong sejajar dengan payudara dengan satu lengan, kepala
bayi pada lengkung siku dan bokong di telapak tangan ibu
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny”L”
berada dalam masa nifas yang sehat . Dalam masa nifas , istirahat ,
relaksasi dan personal hygiene sangatlah di anjurkan untuk mengurangi
keluhan-keluhan yang dirasakan. Disamping itu konsumsi nutrisi/gisi
seimbang sangatlah diperlukan untuk produksi ASI dan mempercepat
pemulihan kesehatannya.
4.2 Saran
1. Untuk Klien
a. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan
yang bergizi karena makanan yang bergizi akan memenuhi
kebutuhan energi, juga untuk mempecepat proses penyembuhan dan
pengembalian alat reproduksi mendekati keadaan sebelum hamil
serta untuk memperbanyak produksi ASI.
b. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar senantiasa menjaga
kebersihan dirinya terutama daerah genitalia utnuk mencegah
terjadinya infeksi pada diri ibu.
c. Diperlukan keterlibatan suami/keluarga dalam perawatan untuk
meningkatkan hubungan yang lebih erat antara pasien dengan
bayinya demi menambah pengetahuan dan bimbingan sebagai
kelanjutan perawatan dirumah
2. Untuk Bidan
a. Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan
senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih
professional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai
pertanggung jawaban apabila ada gugatan.
b. Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan
senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih
professional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai
pertanggung jawaban apabila adagugatan.
c. Dalam melaksanakan tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan
mendapat persetujuan dariklien.
d. Diharapkan bidan dalam memberikan asuhan kepada klien
menerapkan manajemen kebidanan serta pendokumentasian asuhan
sebagai pertanggung jawaban apabila adagugatan.
33
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.anatomipayudara.com)
(http://formasi-fib-ui-org/blog/artikelislam/nifas-dan-hukumnya.html)