Contoh Buku Kecil

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 125

ANALISIS POLA GENETIK BAKTERI Acinetobacter baumannii-

calcoaceticus complex RESISTAN KARBAPENEM DI RSUD dr.


SAIFUL ANWAR MALANG DAN RSUP Prof. dr. R. D. KANDOU
MANADO

DISERTASI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Doktor

Oleh
HERIYANNIS HOMENTA
177070100111006

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU KEDOKTERAN


MINAT ILMU BIOMEDIK
JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022

i
IDENTITAS TIM PENGUJI DISERTASI

JUDUL DISERTASI:
Analisis Pola Genetik Bakteri Acinetobacter baumannii-calcoaceticus
complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou Manado.

Nama Mahasiswa : Heriyannis Homenta


NIM : 177070100111006
Program studi : Doktor Ilmu Kedokteran
Minat : Ilmu Biomedik

KOMISI PEMBIMBING:

Promotor
Nama : Prof. Dr. dr. Noorhamdani AS, DMM, SpMK(K)
Institusi : Departemen Mikrobiologi Klinik FK UB Malang
Ko-promotor 1
Nama : dr. Dewi Santosaningsih, MKes, PhD, SpMK
Institusi : Departemen Mikrobiologi Klinik FK UB Malang
Ko-promotor 2
Nama : Dr. dr. Hani Susianti, SpPK(K)
Institusi : Departemen Patologi Klinik FK UB Malang

TIM PENGUJI:

Penguji 1
Nama : Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso, DTM&H, SpMK(K)
Institusi : Departemen Mikrobiologi Klinik FK UB Malang
Penguji 2
Nama : dr. Hidayat Sujuti, MSc, PhD, SpM
Institusi : Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK UB Malang
Penguji 3
Nama : Prof. Dr. dr. Kuntaman, MS, SpMK(K)
Institusi : Departemen Mikrobiologi Klinik FK Unair Surabaya

Tanggal Ujian Tertutup: 18 Oktober 2022

Tanggal Diseminasi : 14 November 2022

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Mu Penulis dapat menyelesaikan disertasi yang

berjudul: Analisis Pola Genetik Bakteri Acinetobacter baumannii-calcoaceticus

complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou Manado.

Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hipotesis dan kerangka

konsep penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan.

Dengan selesainya disertasi ini, Penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, MSi, PhD.Med.Sc dan Rektor

terdahulu Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hasani, MS dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri,

MS atas ijin dan kesempatan yang diberikan kepada Penulis untuk

mengikuti pendidikan Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran di

Universitas Brawijaya.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Dr. dr. Wisnu

Barlianto, MSi.Med, SpA(K) dan Dekan terdahulu, Dr. dr. Sri Andarini,

MKes atas kesempatan dan dukungan yang diberikan kepada Penulis

dalam menyelesaikan pendidikan Program Doktor Ilmu Kedokteran di

Universitas Brawijaya.

3. Ketua Program Studi Program Doktor Ilmu Kedokteran Universitas

Brawijaya, Prof. Dr. dr. Loeky Enggar Fitri, MKes, SpParK(K) dan Ketua

Program Studi terdahulu Prof. Dr. dr. Kusworini, MKes, SpPK, atas segala

iii
bimbingan, arahan dan dukungan fasilitas yang telah diberikan kepada

Penulis.

4. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan

BPPDN Tahun 2017 kepada Penulis untuk menempuh Pendidikan

Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

5. Pemerintah Sulawesi Utara melalui Kepala Badan Penghubung di

Jakarta, Christian Singal, SKom, MSi yang telah memberikan kesempatan

kepada Penulis menempati fasilitas Guesthouse/Asrama Mahasiswa

Sulut di Malang.

6. Rektor Universitas Sam Ratulangi, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, MSc,

DEA atas ijin dan kesempatan yang diberikan kepada Penulis untuk

mengikuti pendidikan Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran di Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya.

7. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Dr. dr. Billy

Kepel, MMedSc, SpKKLP dan Dekan terdahulu, Prof. Dr. dr. Adrian

Umboh, SpA(K), atas kesempatan dan dukungan yang diberikan kepada

Penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program Doktor Ilmu

Kedokteran di Universitas Brawijaya.

8. Direktur RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Dr. dr. Kohar Hari Santoso,

SpAn, KIC, KAP yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis

untuk melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi RSUD dr. Saiful

Anwar, Malang.

9. Direktur RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado, Dr. dr. Jimmy

Panelewen, SpB-KBD yang telah memberikan kesempatan kepada

iv
Penulis untuk melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

10. Prof. Dr. dr. Noorhamdani AS, DMM, SpMK(K) selaku Promotor dan juga

telah membimbing mulai Seminar Pra-Proposal sampai ujian proposal

disertasi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta

mengarahkan Penulis dalam penelitian dan penyusunan disertasi ini.

11. dr. Dewi Santosaningsih, MKes, PhD, SpMK selaku Ko-promotor 1 yang

telah membagikan ilmu pengetahuan, saran, masukan yang sangat kritis,

dukungan yang luar biasa, juga kesabaran, pengertian kepada Penulis

selama penelitian dan dalam penyusunan disertasi ini.

12. Dr. dr. Hani Susianti, SpPK(K) selaku Ko-Promotor 2 yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mulai dari Seminar Pra-Proposal

sampai ujian proposal disertasi selaku dosen Pembimbing Akademik, dan

telah banyak memberikan dukungan, wawasan, motivasi, saran, waktu

dan segala keikhlasan kepada Penulis sampai pada tahap penyusunan

disertasi ini.

13. dr. Hidayat Sujuti, MSc, PhD, SpM selaku Penguji 1 yang telah

memberikan pemikiran, saran dan masukan kepada Penulis untuk

penulisan disertasi yang lebih baik.

14. Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso, DTM&H, SpMK(K) selaku Penguji 2 yang

telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada Penulis untuk

penulisan disertasi yang lebih baik.

15. Prof. Dr. dr. Kuntaman, MS, SpMK(K) selaku Penguji 3 (Penguji

Luar/Tamu) yang telah memberikan kontrol positif gen resistan blaKPC

dan blaNDM isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem, serta memberikan pemikiran, motivasi, saran dan masukan

kepada Penulis untuk penulisan disertasi yang lebih baik.

v
16. Dr. dr. Wisnu Barlianto, MSi.Med., SpA(K) yang telah telah membimbing,

memberikan saran dan masukan kepada Penulis pada Seminar Pra-

Proposal 1-4, sehingga Penulis bisa menyusun Proposal Disertasi dan

dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan Disertasi.

17. Dr. Husnul Khotimah, SSi, MKes yang telah telah membimbing,

memberikan motivasi, saran dan masukan kepada Penulis pada Seminar

Pra-Proposal 1-4, sehingga Penulis bisa menyusun Proposal Disertasi

dan dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan Disertasi.

18. Prof. Dr. dr. Kusworini, MKes, SpPK, selaku dosen MKPD Infeksi

Imunologi atas segala bimbingan, arahan dan materi yang telah diberikan

kepada Penulis, sehingga Penulis dapat mengerti dan memahami tentang

mekanisme infeksi dan respon imun yang menunjang dalam penulisan

disertasi.

19. Prof. Dr. drh. Aulanni’am, DES selaku dosen MKPD Instrumen atas

segala bimbingan, arahan dan materi yang telah diberikan kepada

Penulis, sehingga Penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

20. Dr. dr. Siswanto, MKes (Almarhum) selaku dosen MKPD Statistik atas

segala bimbingan, arahan dan materi yang telah diberikan kepada

Penulis, sehingga Penulis dapat mengolah data menggunakan metode

statistik dengan baik.

21. Seluruh Dosen Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FK UB yang telah

mengajar dan membagikan ilmunya.

22. dr. Fredine Rares, MKes selaku Ketua Bagian Mikrobiologi FK Unsrat dan

Ketua Bagian terdahulu, Almarhum Dr. dr. John Porotuo, MSi, MHA, AIFO

beserta sejawat dosen dr. Velma Buntuan, MKes, dr. Olivia Waworuntu,

MPH, SpMK, dr. Linda Tompodung, MPdKed yang telah mengijinkan dan

vi
memotivasi kepada Penulis untuk melanjutkan pendidikan Doktor di

PSDIK FK UB, Malang.

23. dr. Standy Soeliongan, MRepro, SpMK(K) selaku Ketua PAMKI Manado

yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada Penulis selama

menempuh pendidikan Doktor di PSDIK FK UB, Malang.

24. Prof. Dr. dr. Starry H. Rampengan, SPJP(K), FIHA selaku Komisaris

Utama PT. RSIA Kirana Manado dan Direktur RSIA Kirana dr. Andrew

Ch. Pangemanan, MKes yang telah memotivasi kepada Penulis selama

menempuh pendidikan Doktor di PSDIK FK UB, Malang.

25. Dr. Yulia Rosa Saharman, MKes, PhD, SpMK yang telah memberikan

kontrol positif gen resistan blaOXA-23 isolat bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem kepada Penulis.

26. dr. Julyadharma, SpMK selaku penanggungjawab Laboratorium

Mikrobiologi RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado yang telah membantu

Penulis dalam pengumpulan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex.

27. Dr. dr. Dwi Yuni Nur Hidayati, MKes (Almarhumah) selaku Kepala

Laboratorium Mikrobiologi FK UB yang telah memberikan kesempatan

kepada Penulis melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK

UB, Malang.

28. Dr. rar. net. Triyudani Mardiningraras, MScApp selaku Kepala

Laboratorium Biokimia FKUB yang telah memberikan kesempatan

kepada Penulis melakukan penelitian di Laboratorium Biokimia FK UB,

Malang.

29. Oma Egnie Sugiyono-Rumambi selaku Ketua Kerukunan Keluarga

Kawanua (KKK Jatim-MR) beserta seluruh pengurus dan anggota yang

vii
telah menjadi orangtua bagi Penulis selama menempuh studi Doktor di

PSDIK FK UB Malang.

30. Dodi Safari, PhD selaku Kepala Divisi Bakteriologi Laboratorium Eijkman

Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis melakukan

penelitian sequensing di Laboratorium Eijkman Jakarta.

31. Pak Wisnu Trafoji, SSi yang telah membantu Penulis selama penelitian

epidemiologi molekular (MLST, eBURST, dan Mega X) bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di Laboratorium

Eijkman Jakarta.

32. Seluruh staf pegawai Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FKUB: Indah

Wulandari, SAB; Winarti, SE, mas Hadi Santoso, dan pegawai

sebelumnya: Pak Samsul Arifin dan mas Deny yang telah membantu

Penulis dalam kegiatan akademik selama Penulis menempuh Pendidikan

Doktor di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FKUB, Malang.

33. Altris Sepang, SIP dan Ibu Nurlis Masloman, SE yang telah membantu

Penulis dalam pengumpulan sampel, dan penyimpanan bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di Laboratorium

FK Unsrat Manado.

34. Ibu Ucik, mas Ali, mas Slamet, Ibu Mega dan mas Derby yang telah

membantu Penulis selama penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UB,

Malang.

35. Mbak Fitri yang telah membantu Penulis selama penelitian di

Laboratorium Biokimia FK UB, Malang.

36. Bu Adriani, Mbak Suci (Lab. Biomedik FKUB), Mbak Heni (Lab.

Parasitologi FKUB) untuk bantuan, konsultasi dan nempil bahan

penelitian kepada Penulis.

viii
37. Istri: Sandra Lidya Lontoh, SH dan anak: Kezia Christie Homenta untuk

kasih sayang, perhatian, semangat, dorongan, dan doanya untuk Penulis

sehingga Disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik.

38. Papa Herman E. Homenta (Alm.) dan Ibu Ham Mei Je (Almh.), serta

keluarga dari Ci Herlin, Ci Heni, Ko Yadi, Ko Yantje, Ko Yanto, Ko

Yansen, Ko Yano, adik Herjelista untuk doa, perhatian, dukungan moral

dan material kepada Penulis.

39. Orang tua mantu: papa Amos Siwu dan mama Beatrix Mogot, SPd,

beserta adik ipar Jane siwu, SE, MSA; Petra Marpaung, ST; Dordia Siwu,

SE dan kemenakan Smart Marpaung yang telah memberikan perhatian,

dorongan, doa, dukungan moral dan material untuk Penulis.

40. Teman-teman mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FKUB

angkatan 2017: Dr. dr. Muh. S. Niam, MKes, SpB-KBD; Dr. dr. Herman

Wihastyoko, SpBP-RE(K); Dr. dr. Kurnia Penta Seputra, SpU(K); Dr. dr.

Nora Arianti, MKes, SpKK; Dr. dr. Sinta Murlistyarini, SpKK; Dr. dr. Ayling

Sanjaya, MKes, SpA; Dr. Khoirul Anam, SSi, M.Biomed.; Dr. Ika

Oktaviani, SSiT, MKeb.; Uswatun Hasanah, MKeb.; An Nisa Fithri,

AmdKeb., MKM; Ahmad Fahrudi Setiawan, SKom, MT; Achmad

Noercholis, ST, MT yang sudah banyak membantu dan kerjasama

selama kuliah dan penelitian.

41. Senior dan teman sejawat di Paguyuban Unsrat di Malang (PUDING)

yang telah memberikan perhatian, dorongan, dan doanya kepada Penulis.

42. Teman-teman mahasiswa Sulut di Guesthouse Mahasiswa Sulut dan

Formas di Malang yang telah memberikan perhatian, bantuan, dorongan,

dan doanya kepada Penulis.

ix
43. Alfian Ronal Lengkong, SP dan Detty Rattu, SH atas bantuan laptop dan

program/aplikasi di laptop kepada Penulis selama menyelesaikan studi

Doktoral.

44. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah

memberi doa, dukungan, dan bantuannya kepada Penulis.

Penulis telah berusaha memberikan yang terbaik dalam penulisan

Disertasi ini, namun Penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan,

sehingga Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tulisan

Disertasi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan untuk dunia kedokteran.

Malang, Oktober 2022

Penulis

x
RINGKASAN

Heriyannis Homenta, NIM.177070100111006. Program Doktor Ilmu Kedokteran Jurusan


Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Analisis Pola Genetik
Bakteri Acinetobacter baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem di RSUD
dr. Saiful Anwar Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Komisi Pembimbing
Ketua: Sanarto Santoso, Anggota : Noorhamdani AS, Dewi Santosaningsih, Hani
Susianti.

Infeksi nosokomial atau healthcare associated infections (HCAI) adalah infeksi


yang terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya,
tetapi pada saat pasien masuk rumah sakit tidak menderita infeksi tersebut. Salah satu
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial adalah bakteri Acinetobacter
baumannii-calcoaceticus complex (A. baumannii-calcoaceticus complex). Angka kejadian
infeksi yang disebabkan oleh bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex terus
meningkat setiap tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Selain itu,
telah terjadi resistansi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex terhadap antibiotik,
yaitu multidrug-resisten (MDR), extensively drug resistant (XDR), dan carbapenem
resistant A. baumannii-calcoaceticus complex. Sampai saat ini, belum ada penelitian
tentang produksi karbapenemase yang dikode oleh gen resistan, mekanisme resistansi,
sequence type (ST), clonal complex (CC), dan phylogenetic tree (PT) bakteri A.
baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pola resistansi, produksi
karbapenemase, gen resistan, dan gambaran ST, CC, dan PT bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.
Manfaat penelitian yaitu memberikan informasi tentang pola resistansi antibiotik
secara in vitro, produksi karbapenemase dan gen resistan karbapenem, serta
memberikan informasi tentang ST, CC, dan PT bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R.
D. Kandou, Manado.
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan metode
eksplorasi laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya/RSUD dr. Saiful Anwar, Malang; Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado;
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, dan
Laboratorium Eijkmen, Jakarta. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Penelitian tahap
pertama untuk isolasi dan identifikasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex, dan
dilakukan uji sensitivitas untuk mengetahui bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
yang resistan karbapenem menggunakan Vitek2 system. Penelitian tahap kedua untuk
mengetahui produksi karbapenemase dan identifikasi gen resistan bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex resistan karbapenem, yaitu blaKPC (K. pneumaniae
carbapenemase), blaNDM (New-Delhi metallo-b-lactamase), blaOXA-23 (Oxacillinase).
Penelitian tahap ketiga, yaitu clonality study bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
resistan karbapenem meliputi uji Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat
Analysis (MLVA), Multilocus sequence type (MLST), analisis clonal complex (CC)
menggunakan algoritma eBURST, dan phylogenetic tree menggunakan metode DMM
(Distance Matrix Method) dengan program MEGA X (Molecular Evolutionary Genetic
Analysis).
Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS (Statistical
Package for the social Science) versi 20 untuk mendapatkan persentasi sensitivitas dan
membandingkan angka sensitivitas antibiotik secara in vitro bakteri A. baumannii-

xi
calcoaceticus complex di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.
Kandou, Manado.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah isolat bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex sebanyak 473 isolat dengan prevalensi bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex resistan karbapenem sebanyak 43 isolat (9%) di RSUD dr. Saiful
Anwar, Malang, dan sebanyak 98 isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
dengan prevalensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem
sebanyak 30 isolat (30,6%) di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Bakteri A.
baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem paling banyak diisolasi dari
spesimen sputum. Uji produksi karbapenemase menggunakan mCIM didapatkan hasil
positif di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado sebanyak 29 sampel (96,7%) dan di
RSUD dr. Saiful Anwar, Malang sebanyak 42 sampel (97,7%). Hasil uji eCIM
menunjukkan metalo-β-laktamase dominan di dua rumah sakit tersebut. Prevalensi gen
resistan karbapenemase di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado diperoleh gen
blaOXA-23 pada 18 sampel (60%) dan gen blaNDM pada 1 sampel (3,3%); dan di RSUD
dr. Saiful Anwar, Malang ditemukan gen blaOXA-23 pada 39 sampel (90,7%) dan gen
blaNDM pada 2 sampel (4,6%). Gen resistan karbapenemase blaKPC tidak terdeteksi di
kedua rumah sakit tersebut. Uji MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
resistan karbapenem menunjukkan ada 3 MLVA type (MT) di RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang dan 5 MT di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. Secara umum, hasil ST yang
diperoleh adalah ST2, ST641, ST642, ST823, ST1276 dengan didominasi ST642
tergabung dalam CC1.
Kebaruan dari hasil penelitian ini adalah adanya kesamaan hasil di dua rumah
sakit yaitu isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem yang paling
banyak ditemukan dari spesimen sputum, produksi karbapenemase didominasi oleh
Metallo-β-lactamase yang dikode secara dominan oleh gen resistan blaNDM dan
blaOXA-23; MT yang diperoleh adalah MT2 dan MT3. Namun diperoleh juga perbedaan
hasil di dua rumah sakit yaitu prevelensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
resistan karbapenem 9% RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan 30,6% di RSUP Prof. dr. R.
D. Kandou, Manado; ST642 didominasi di Kota Malang, sedangkan di Kota Manado tidak
ada dominasi ST; CC1 dominan di Malang dan CC2 dominan ditemukan di Manado.
Kesimpulan: bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem
menunjukkan produksi karbapenemase yang dikode oleh gen resistan karbapenemase
blaOXA-23 tampak dominan di kedua rumah sakit tersier di Malang dan Manado. Hasil
MT2 dan MT3 dominan dan ST yang terbanyak adalah ST642 tergabung dalam CC1.
Hasil phylogenetic tree menunjukkan evolutionary relatedness adalah clade 1 di Kota
Malang dan clade 2 di Kota Manado.

xii
SUMMARY

Heriyannis Homenta, NIM.177070100111006. Doctoral Program of Medical Science for


Faculty Medicine Universitas Brawijaya. Analysis of Genetic Pattern of Carbapenem-
Resistant Acinetobacter baumannii-calcoaceticus complex Bacteria in dr. Saiful Anwar
Hospital, Malang and Prof. dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. Chairman: Sanarto
Santoso, Members: Noorhamdani AS, Dewi Santosaningsih, Hani Susianti.

Nosocomial infections or healthcare associated infections (HCAI) are infections


that occur in patients who are hospitalized or other health facilities, but when patients are
admitted to the hospital they do not suffer from the infection. One of the bacteria that can
cause nosocomial infections is the bacterium of Acinetobacter baumannii-calcoaceticus
complex (A. baumannii-calcoaceticus complex). The incidence of infection caused by A.
baumannii-calcoaceticus complex bacteria continues to increase every year, both in
developing and developed countries. In addition, there has been resistance of A.
baumannii-calcoaceticus complex bacteria to antibiotics, namely multidrug-resistant
(MDR), extensively drug resistant (XDR), and carbapenem resistant A. baumannii-
calcoaceticus complex. So far, there have been no reports of studies about pattern of
molecular resistance genes, resistance mechanism, sequence type (ST), Clonal complex
(CC), and phylogenetic tree (PT) genes of carbapenem resistant A. baumannii-
calcoaceticus complex in General hospital of dr. Saiful Anwar, Malang and General
hospital of Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.
This research objective that is to find out the pattern of resistance, carbapenemase
production, resistance genes, and the sequence type, clonal complex, phylogenetic tree
of carbapenem resistant A. baumannii-calcoaceticus complex in general hospital of dr.
Saiful Anwar, Malang, and general hospital of Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.
Benefits of research: Providing information about in vitro antibiotic resistance
patterns, carbapenem resistance genes, and molecular antibiotic resistance mechanism,
as well as providing information about sequence type, clonal complex, and phylogenetic
tree of carbapenem resistant A. baumannii-calcoaceticus complex and in general hospital
of dr. Saiful Anwar, Malang and general hospital of Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.
This study is cross-sectional study using laboratory exploratory research
methods. The study was conducted at the Laboratory of Microbiology, Faculty of
Medicine, University of Brawijaya/General hospital of dr. Saiful Anwar, Malang;
Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi/General
hospital of Prof. dr. R. D. Kandou, Manado; Laboratory of Biochemistry Faculty of
Medicine, University of Brawijaya, Malang; and Eijkman laboratory, Jakarta.
The design of this study divided into three steps. The first step of the study to
isolation and identification, and a sensitivity test was conducted to determine
carbapenem-resistant A. baumannii-calcoaceticus complex bacteria using vitek2 system.
The second step of the study to identify carbapenemase production and carbapenem
resistant gene of the A. baumannii-calcoaceticus complex bacterial, namely blaKPC (K.
pneumaniae carbapenemase), blaNDM (New-Delhi metallo-b-lactamase), blaOXA-23
(Oxacillinase). The third step study to identify the clonality study of carbapenem-resistant
A. baumannii-calcoaceticus complex bacteria involve Multiple-locus Variable-Number
Tandem-Repeat Analysis (MLVA) test, sequence type determination using Multilocus
sequence type (MLST), clonal complex analysis uses eBURST algorithm, and
phylogenetic tree was reconstructed using the Distance Matrix Method (DMM) with the
Molecular evolutionary genetic analysis (MEGA) program.

xiii
The research data obtained will be analyzed with SPSS (Statistical Package for
the social Science) version 20 to obtain the frequency in percent and compare number of
in vitro antibiotic resistance based on infection of A. baumannii-calcoaceticus complex
bacterial in General hospital of dr. Saiful Anwar, Malang and General hospital of Prof. dr.
R. D. Kandou, Manado.
The results showed that the number of isolates of bacteria A. baumannii-
calcoaceticus complex as many as 473 isolates with the prevalence of carbapenem-
resistant A. baumannii-calcoaceticus complex resistance as many as 43 isolates (9%) in
RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, and 98 isolates of A. baumannii-calcoaceticus complex
with a prevalence of 30 isolates of carbapenem-resistant A. baumannii-calcoaceticus
complex bacteria (30.6%). Carbapenem-resistant A. baumannii-calcoaceticus complex
bacteria the most collected from sputum specimen. Carbapenemase production test
using mCIM obtained positive results on 29 samples (96,7%) and 42 samples (97,7%) in
Manado and Malang, respectively. The eCIM showed metallo-β-lactamase was dominant
in two tertiary care hospital. The prevalence of carbapenemase resistance genes at
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado obtained blaOXA-23 gene in 18 samples (60%)
and blaNDM gene in 1 sample (3.3%); and in RSUD dr. Saiful Anwar, Malang found the
blaOXA-23 gene in 39 samples (90.7%) and the blaNDM gene in 2 samples (4.6%).
Carbapenemase resistance gene of blaKPC were not detected in the two tertiary care
hospital. The MLVA test for carbapenem-resistant A. baumannii-calcoaceticus complex
bacteria showed that there were 3 MLVA type (MT) of in general hospital of dr. Saiful
Anwar, Malang and 5 MT in general hospital of Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. The
sequence type results obtained are ST2, ST641, ST642, ST823, and ST1276. ST642
were assigned to the same clone with CC1.
The novelty of this research results was similar in both hospitals, namely the most
samples were from sputum specimen; carbapenemase production is dominated by
Metallo-β-lactamase which is coded predominantly by resistance genes found blaNDM
and blaOXA-23; MLVA type (MT) obtained by MT2 and MT3. The difference in results in
the two hospitals, namely the prevalence of carbapenem-resistant A. baumannii-
calcoaceticus complex was 9% and 30.6% in RSUD dr. Saiful Anwar, Malang and Prof.
Hospital. dr. R. D. Kandou, Manado, respectively; ST642 was dominated in Malang while
in the city of Manado there is no ST dominance; CC1 was dominant in Malang and
dominant CC2 was found in Manado.
Conclusions: Carbapenem-resistant A. baumannii-calcoaceticus complex samples
positive result of carbapenemase production coded by carbapenemase resistance genes
of oxa-23 seem to be dominant in two tertiary care hospital in Malang and Manado. The
highest of MT2 and MT3, sequence type results were ST642 CC1. The results of the
phylogenetic tree show that evolutionary relatedness is clade 1 in Malang city and clade 2
in Manado city.

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakteri Acinetobacter baumannii-calcoaceticus complex (A. baumannii-

calcoaceticus complex) merupakan bakteri patogen oportunistik, berbentuk

kokobasil, Gram negatif (Peleg et al., 2008; Tanguy et al., 2017). Bakteri dapat

bertahan di lingkungan rumah sakit, karena dapat membentuk biofilm di kateter,

alat ventilator, dan pada alat kesehatan yang lain, sehingga dapat

mengakibatkan infeksi pneumonia terkait ventilator [ventilator associated

pneumonia (VAP)], infeksi saluran kemih (ISK), infeksi kulit, dan meningitis (Pour

et al., 2011a; Soojhawon et al., 2017), serta dapat menyebabkan infeksi pada

mata, luka bakar, dan septikemia (Peleg et al., 2008). Bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex telah menjadi penyebab infeksi serius pada pasien yang

dirawat di rumah sakit, karena bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

merupakan penyebab infeksi nosokomial yang tergabung dalam singkatan

ESKAPE, yaitu Enterococcus faecium, Staphylococcus aureus, Klebsiella

pneumoniae, A. baumannii, Pseudomonas aeruginosa, dan Enterobacter spp.

(Sirijan & Nitaya, 2006; Tanguy et al., 2017; Tiwari et al., 2017).

Infeksi nosokomial yang sekarang disebut sebagai healthcare associated

infections (HCAI) menyebabkan peningkatan lama perawatan pasien, disabilitas

yang lama, resistansi antibiotik, peningkatan biaya perawatan, dan dapat terjadi

peningkatan angka kematian. Model transmisi dari infeksi tersebut dapat terjadi

melalui tangan tenaga kesehatan, maupun melalui peralatan medis yang bersifat

1
invasif, seperti kateter urine, kateter vena, dan ventilator (Khan et al., 2017;

Haque et al., 2018).

Angka kejadian infeksi yang disebabkan oleh bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex bervariasi, baik di negara berkembang maupun negara

maju sekitar 2-10% (Gaynes & Edwards, 2005; Peleg et al., 2008), dan sebesar

36,2% di ICU rumah sakit umum de Guadalajara, Meksiko (Morfín-Otero et al.,

2013). Centers for disease control and prevention (CDC) melaporkan infeksi

bakteri Acinetobacter sp. terkait infeksi nosokomial sekitar 8500 kasus, dan

sebanyak 700 kasus kematian berkaitan dengan resistan antibiotik (US CDC,

2019). Penelitian di RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta menunjukkan

bahwa 5 neonatus (17,8%) terinfeksi bakteri A. baumannii dari 28 neonatus

dengan diagnosis sepsis yang dipastikan dengan hasil kultur darah (Tjoa et al.,

2013a). Penelitian di RSUD dr. Sutomo, Surabaya menunjukkan insiden infeksi

A. baumannii sebesar 10,7% pada 700 spesimen urine yang diperiksa selama

bulan September 2015 sampai dengan April 2016 (Kuntaman et al., 2018).

Penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang ditemukan bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex pada sampel darah, urine dan sputum

sekitar 6 - 21,3% dengan tingkat resistansi secara in vitro adalah XDR dan telah

resistan terhadap karbapenem (Santoso et al., 2016).

Prevalensi infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex terus

meningkat, dan ditemukan juga resistan terhadap karbapenem (meropenem dan

imipenem) (Aliramezani et al., 2016). Bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem dapat disebabkan oleh faktor intrinsik yaitu

transfer horizontal dan vertikal seperti produksi β-laktamase, porin dan protein

membran luar, serta kemampuan memperoleh dan mempertahankan gen

2
resistan melalui elemen genetik seluler bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex (Maiden et al., 2014; Matuszewska et al., 2020). Selain itu, faktor

ekstrinsik yaitu penggunaan antibiotik karbapenem yang sering dan lama

sebagai antibiotik pilihan untuk terapi infeksi bakteri A. baumannii pada tiga

dekade terakhir ini (Papp-Wallace et al., 2011; Evans et al., 2013), sehingga

menyebabkan perawatan pasien yang lama di rumah sakit, pasien menjalani

tindakan medis yang bersifat invasif, dan bertambah biaya perawatan (Khan et

al., 2017). World Health Organization (WHO) telah menetapkan bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem sebagai prioritas

pertama (critical) untuk penelitian dan pengembangan antibiotik baru (Tacconelli

et al., 2018).

Resistansi antibiotik molekuler menunjukkan penyebaran gen resistan

yang berbeda di setiap tempat penelitian (Doi et al., 2016; El Bannah et al.,

2017). Penelitian yang dilakukan di Los Angeles, California, AS ditemukan

plasmid-mediated OXA-23 enzyme (57.1%), dan ISAba1 (76,2%) (El-Shazly et

al., 2015). Penelitian di Mesir ditemukan OXA-23, KPC, dan NDM (El Bannah et

al., 2017). Penelitian di Nepal ditemukan gen karbapenemase OXA-23, OXA-51,

OXA-58 dan NDM-1 (Shrestha et al., 2015). Penelitian di Asia Tenggara

ditemukan OXA-23 di Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina, sedangkan di

Vietnam ditemukan OXA-23, OXA-51, dan NDM-1 (L.-Y. Hsu et al., 2017).

Penelitian yang dilakukan di RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta ditemukan

gen resistan yaitu OXA-23, OXA-24, OXA-51, OXA-58, dan NDM (Saharman et

al., 2018), dan di RSUD dr. Soetomo, Surabaya ditemukan gen resistan yaitu

NDM (Kuntaman et al., 2018). Penelitian tentang resistansi karbapenem

terhadap bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang dilakukan di Malang

3
dan Manado masih secara fenotipik, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang

produksi karbapenemase yang dikode oleh gen resistan karbapenem bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex untuk mengetahui mekanisme resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

Penyebaran pola genetik bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dipengaruhi juga oleh transfer gen sesama bakteri (Maiden

et al., 2014; Matuszewska et al., 2020), serta mobilitas manusia antar negara

(MacPherson et al., 2009) sehingga memberikan gambaran yang berbeda-beda

tentang sequence type (ST), clonal complex (CC), dan phylogenetic tree (PT) di

setiap rumah sakit berdasarkan lokasi geografis. Penelitian di AS dan Eropa

ditemukan CC1 dan CC2 yang terbanyak (El-Shazly et al., 2015). Penelitian di

Nepal ditemukan ST1, ST2, dan ST149, serta CC1, CC2, dan CC149 (Shrestha

et al., 2015). Penelitian di negara-negara Asia ditemukan CC92 yang dominan

(Song et al., 2012; Kim et al., 2013). Peneltian di RSUP dr. Cipto

Mangunkusumo, Jakarta ditemukan ST bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex, yaitu ST195, ST208, ST218, ST624, dan ST baru (Saharman et al.,

2018), dan di RSUD dr. Soetomo ditemukan ST bakteri A. baumannii, yaitu

ST1000, ST1089, dan ST baru yang belum teridentifikasi (Kuntaman et al.,

2018). Kota Malang, Jawa Timur dan kota Manado, Sulawesi Utara merupakan

kota pendidikan dan kota pariwisata baik wisatawan domestik maupun

internasional, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang sequence type, clonal

complex dan phylogenetic tree serta gen resistan bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang,

dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

4
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Apakah terdapat perbedaan pola genetik bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang,

dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1. Apakah terdapat perbedaan prevalensi bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem secara in vitro di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

2. Apakah terdapat perbedaan produksi karbapenemase pada bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

3. Apakah terdapat perbedaan prevalensi gen resistan karbapenem dan

mekanisme molekuler resistansi dari gen resistan karbapenem yaitu

blaKPC, blaNDM, dan blaOXA-23 pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

4. Apakah terdapat perbedaan pola MLVA bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

5. Apakah terdapat perbedaan pola sequence type bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

5
6. Apakah terdapat perbedaan pola clonal complex bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

7. Apakah terdapat perbedaan gambaran phylogenetic tree bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Umum

Untuk menganalisis pola genetik bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus

1. Untuk menentukan prevalensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem secara fenotipik di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

2. Untuk menganalisis pola produksi karbapenemase pada bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

3. Untuk menentukan prevalensi gen resistan antibiotik karbapenem dan

menganalisis mekanisme molekuler resistansi dari gen resistan

karbapenem yaitu blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

6
4. Untuk menganalisis pola MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

5. Untuk menganalisis pola sequence type bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

6. Untuk menganalisis pola clonal complex bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

7. Untuk menganalisis phylogenetic tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

1. Memberikan data ilmiah tentang prevalensi resistansi antibiotik secara

fenotipik bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

2. Mendapatkan data ilmiah tentang produksi karbapenemase, gen resistan

karbapenem, dan mekanisme resistansi antibiotik secara molekuler

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado.

7
3. Mendapatkan data ilmiah tentang sequence type, clonal complex dan

phylogenetic tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

1.4.2 Praktis

1. Memberikan informasi kepada klinisi mengenai tingkat resistansi antibiotik

secara in vitro bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

2. Memberikan informasi kepada klinisi mengenai produksi karbapenemase

dan gen resistan karbapenem bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

3. Memberikan informasi kepada klinisi tentang MLVA, sequence type dan

clonal complex, sumber penyebaran dan evolusi bakteri bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

8
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1 Kerangka Konsep Penelitian


OM IM Sitoplasma
Terapi karbapenem
irasional dan lama

Penurunan
ekspresi: Mutasi pada
OMP-AB gen OMP
Karbapenem
CarO
OprD
33-36 kDa Karbapenemase:
Kelas A: KPC, GES
Kelas B: NDM,
Hidrolisis IMP, VIM, SIM
Karbapenem Kelas D: OXA-23,
OXA-24, OXA-51,
OXA-58

Pompa - RND: AdeABC,


efluks: AdeFGH, AdeIJK
RND Over-ekspresi - SMR: AbeS
RND
SMR - MFS: TetA, TetB,
MFS CmlA
MATE - MATE: AbeM
Mobilitas
manusia

Transfer horizontal: konjugal;


Bakteri A. transduksi (integron,
baumannii- transposon dan R-plasmid)
calcoaceticus
complex resistan Transfer Ventrikal: ancestors
karbapenem kepada decendents

Bakteri A. baumannii- AST;


calcoaceticus complex Produksi Karbapenemase;
resistan karbapenem Gen Karbapenemase: blaKPC,
yang baru blaNDM, blaOXA-23

Clonality dan evolution


Evolusi genom bakteri A.
relationship bakteri A.
baumannii-calcoaceticus complex
baumannii-calcoaceticus
resistan karbapenem
complex resistan
karbapenem

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


Keterangan: : Menginduksi
: Menghambat
Warna biru : variable penelitian
OM : Outer Membrane
IM : Inner Membrane

9
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex adalah bakteri Gram negatif,

berbentuk batang pendek dan bulat (kokobasil), berpasangan atau berkelompok,

aerobik, nonfermenter glukosa, katalase positif, oksidase negatif (Antunes et al.,

2014; Zarrilli et al., 2013). Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex sering

ditemukan di lingkungan rumah sakit, peralatan medis seperti ventilator, pompa

infus, tenaga kesehatan, makanan rumah sakit, dan tempat tidur pasien

(Manchanda et al., 2010). Infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

menyebabkan infeksi saluran kemih, bakteremia, meningitis sekunder, infeksi

luka operasi, pneumonia terkait ventilator terutama pada pasien yang dirawat di

ICU (Antunes et al., 2014; Mohammed et al., 2014), infeksi pada mata, infeksi

kulit, dan septikemia (Peleg et al., 2008; Antunes et al., 2014). Infeksi yang

disebabkan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex dapat juga

mengakibatkan terjadi resistansi antibiotik yang dipengaruhi oleh waktu

perawatan pasien yang lama, pasien dirawat di ICU, menggunakan peralatan

medis yang bersifat invasif, seperti ventilator, infus, pasien pasca operasi,

penggunaan antibiotik yang lama, dan penyakit penyerta yang berat (Falagas &

Kopterides, 2006; Manchanda et al., 2010).

Penggunaan antibiotik karbapenem yang umum dan menjadi antibiotik

pilihan untuk terapi infeksi bakteri A. baumannii pada tiga dekade terakhir ini oleh

tenaga kesehatan pada pasien yang menggunakan peralatan yang invasif atau

pasien yang dirawat di ICU untuk terapi infeksi bakteri A. baumannii secara luas

di beberapa tempat menyebabkan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan terhadap antibiotik karbapenem (Poirel & Nordmann, 2006; Papp-

Wallace et al., 2011; Evans et al., 2012; Hsu et al., 2017). Bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex memiliki kemampuan menyebabkan resistan antibiotik,

10
termasuk menyebabkan resistan terhadap karbapenem dengan cara transfer gen

resistan secara transfer horizontal dan transfer vertikal (Maiden et al., 2014;

Matuszewska et al., 2020). Faktor penting yang mengakibatkan resistansi

antibiotik pada Acinetobacter spp. adalah genetik seluler elemen genetik seluler

[Mobile Genetic Element (MGE)], yaitu: Plasmid R, transposon (TE), integron

(Int), dan genomic islands (GEIs). Integron adalah untaian sekuens gen DNA

konservasi yang mampu memperoleh dan membawa gen resistansi antibiotik

(Deng et al., 2015; Deylam Salehi et al., 2017). Bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dipengaruhi oleh iklim, lingkungan,

peralatan, sterilisasi, penyakit, dan penanganan yang irasional dan lama di

berbagai daerah menyebabkan perbedaan gambaran klinis, resistan antibiotik,

dan prognosis infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex (Doi et al.,

2015; El Bannah et al., 2017).

Mekanisme resistansi karbapenem pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex dapat terjadi melalui, yaitu (1) enzim menghidrolisis

antimikroba, (2) berkurangnya OMP (outer membrane protein), dan (3) terlalu

banyak ekspresi pompa efluks (Hsu et al., 2017). Karbapenemase menghidrolisis

antibiotik karbapenem, yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas A, kelas B (metallo-

β-lactamase), dan kelas D (oxacillinases) (Poirel & Nordmann, 2006).

Karbapenemase kelas A yang telah diketahui sepuluh gen blaKPC yang terdapat

pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex, sedangkan blaKPC-2,

blaKPC-3, blaKPC-4, dan blaKPC-10 ditemukan pada bakteri A. baumannii yang

dilakukan penelitian di Puerto Rico (Robledo et al., 2010). Selain itu, enzim

blaGES yang menghidrolisis karbapenem dinamakan blaGES-14 yang

ditemukan di Paris, Perancis. Gen blaGES-14 terdapat pada integrin kelas 1 di

11
plasmid, dan perbedaan blaGES-14 dari blaGES-1 karena adanya substitusi dua

asam amino yang menyebabkan resistan terhadap β-laktam, yaitu sefalosporin,

aztreonam, dan karbapenem (Bonnin et al., 2011). Karbapenemase kelas B yaitu

metallo-β-lactamase (MBL) merupakan karbapenemase yang sangat kuat.

Empat kelompok MBL yang terdapat pada bakteri A. baumannii, yaitu enzim

blaIMP, blaVIM, blaSIM-1 dan blaNDM (Poirel et al., 2011). Identifikasi secara

genetika dari gen yang mengkode MBL pada bakteri A. baumannii yaitu gen

blaIMP, blaVIM, dan blaSIM yang terdapat pada struktur integron kelas 1 melalui

penyatuan gen “cassette”. MBL terbaru diidentifikasi pada bakteri A. baumannii

adalah enzim blaNDM. Gen blaNDM dilaporkan sebagian besar terdapat pada

Enterobacteriaceae sp., tetapi ada laporan blaNDM-1 pada bakteri A. baumannii

ditemukan di India dan Jerman (Göttig et al., 2010; Karthikeyan et al., 2010). Gen

blaNDM-2 yang mengkode enzim NDM-2 yang telah diidentifikasi pada bakteri A.

baumannii di Mesir dan dikaitkan dengan ISAba125, yang terlibat dalam ekspresi

gen NDM-2. Secara keseluruhan, MBL yang terdapat pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex menyebabkan resistan karbapenem dan juga resistan

terhadap β-laktam yang lain kecuali aztreonam (Kaase et al., 2011; Poirel et al.,

2011). Carbapenem-hydrolyzing class D β-lactamases (CHDL) sering

menyebabkan resistan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex terhadap

karbapenem. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex memiliki kromosom

oxacillinase, yaitu blaOXA-51 dan variannya yang biasanya menunjukkan

ekspresi rendah, tetapi berpotensi menyebabkan resistan karbapenem apabila

diregulasi melalui penyisipan ISAba1 atau ISAba9 (Turton et al., 2006). CHDL

pertama yang diidentifikasi adalah blaOXA-23 (ARI-1) bersama dengan blaOXA-

27. Enzim blaOXA-23 merupakan CHDL yang paling luas yang terdapat pada

12
bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex dan telah diidentifikasi di seluruh

dunia. Gen blaOXA-23 telah diidentifikasi sebagai bagian dari struktur

transposon, yaitu Tn2006, Tn2007, dan Tn2008 (Mugnier et al., 2010). Kelompok

kedua CHDL diidentifikasi pada kromosom atau plasmid pada bakteri A.

baumannii terdiri dari blaOXA-40 (blaOXA-24), blaOXA-25, dan blaOXA-26. Gen

blaOXA-40 juga telah dilaporkan terdapat di seluruh dunia, namun ditemukan

secara khusus di Amerika Serikat, Spanyol, dan Portugal. Kelompok ketiga

CHDL terdiri dari blaOXA-58 dan blaOXA-97. Survei epidemiologi telah

mengidentifikasi gen oxa-58 pada bakteri A. baumannii tersebar di seluruh dunia.

Gen blaOXA-58 telah diidentifikasi yang dikode plasmid dan terkait dengan IS

tertentu (tapi bukan bagian dari transposon) yang meningkatkan ekspresi gen

yang mengkodekan enzim tersebut (Poirel et al., 2011).

Mekanisme resistansi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

terhadap karbapenem dapat terjadi karena jumlah protein membran luar yang

berkurang pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex sehingga

menyebabkan bakteri kurang permeabel terhadap antibiotik (Tang et al., 2014;

Hsu et al., 2017). Tiga OMP yang dikaitkan dengan terjadinya resistansi

karbapenem, yaitu protein 29 kDa (CarO), protein 33-36 kDa, dan protein 43 kDa

yang homolog dengan OprD pada P. aeruginosa (Poirel et al., 2011). Mekanisme

resistansi karbapenem yang lain pada bakteri A. baumannii dapat terjadi melalui

pompa efluks famili RND, yaitu AdeABC, AdeFGH, dan AdeIJK. Ekspresi pompa

efluks dapat bersinergi dengan aktivitas enzim karbapenemase untuk

menyebabkan resistansi antibiotik karbapenem, tetapi peran pompa efluks lebih

sulit diukur (Yoon et al., 2015).

13
Penelitian tentang resistansi karbapenem yang terjadi pada bakteri A.

baumannii di Mesir ditemukan gen karbapenemase, yaitu blaOXA-23, blaKPC,

blaNDM (El Bannah et al., 2017). Penelitian tentang gen resistansi bakteri A.

baumannii terhadap karbapenem secara molekuler di Asia Tenggara, yaitu di

Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina ditemukan blaOXA-23, sedangkan di

Vietnam ditemukan blaOXA-23, blaOXA-51, dan blaNDM-1 (L.-Y. Hsu et al.,

2017). Penelitian yang dilakukan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta ditemukan sequence

type, yaitu ST195, ST208, ST218, ST624, dan ST baru, serta gen resistansi

karbapenem yaitu blaOXA-23, blaOXA-24, blaOXA-51, blaOXA-58, dan blaNDM

(Saharman et al., 2018).

Gambaran clonality (ST & CC) dan evolution relationship (PT) bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dipengaruhi oleh transfer

horizontal (konjugasi, transduksi dan transformasi) dan transfer vertikal

(ancestors to decendents) sesama bakteri (Maiden et al., 2014; Matuszewska et

al., 2020). Transfer DNA dapat terjadi melalui fragmen multigen besar, gen atau

elemen genetik yang berbeda, atau fragmen gen yang menyatu dalam

kromosom dengan cara rekombinasi homolog dan menghasilkan gen mosaik

yang akan menyebabkan evolusi yang berbeda. Selain itu, penyebaran strain

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem juga

dipengaruhi mobilitas manusia antar negara, yaitu imigran, turis atau traveler,

sehingga perlu dilakukan karakterisasi gen primer housekeeping bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex untuk mengetahui sequence type dan clonal

complex di setiap daerah (MacPherson et al., 2009). Sequence type bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan antibiotik karbapenem adalah suatu

14
gambaran yang menunjukkan strain secara genetik bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan antibiotik karbapenem melalui sekuens tujuh gen

primer “housekeeping” yang terdapat pada Pasteur MLST menggunakan analisis

Multilocus sequence type (MLST). Sequence type bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan antibiotik karbapenem menunjukkan data yang

berbeda-beda pada setiap rumah sakit menurut lokasi geografis (El-Shazly et al.,

2015). Multilocus sequence type menganalisis fragmen internal dari tujuh gen

“housekeeping”, yaitu cpn60 (60-kDa chaperonin), fusA (elongation factor EF-G),

gltA (citrate synthase), pyrG (CTP synthase), recA (homologous recombination

factor), rplB (50S ribosomal protein L2), and rpoB (RNA polymerase subunit B)

(El-Shazly et al., 2015). Tujuh gen “housekeeping” ini mewakili tujuh lokus

berbeda yang terdapat pada kromosom bakteri A. baumannii (Diancourt et al.,

2010).

Clonal complex adalah strain/klon bakteri yang dikelompokkan menjadi

satu kelompok karena memiliki hubungan erat berdasarkan sequencing type dari

bakteri (Feil et al., 2004). Sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex yang diperoleh, selanjutnya dianalisis menggunakan MLST dengan

membandingkan data sequence type yang ada di Pasteur MLST, dan clonal

complex dari bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex menggunakan

algoritma eBURST dari sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex (Zarrilli et al., 2013). Algoritma eBURST untuk menampilkan hubungan

antara spesies bakteri atau populasi yang terkait erat. Algoritma eBURST

mengidentifikasi genotip leluhur atau pendiri (ancestral or founding) masing-

masing kelompok, kemudian memprediksi genotip turunan dari genotip leluhur

pada genotip yang lain dalam kelompok tersebut, dengan menampilkan hasil

15
sebagai diagram radial (http://eburst.mlst.net). Selanjutnya sequence type

dianalisis dengan metode DMM (Distance Matrix Method) dengan program

MEGA (Molecular Evolutionary Genetic Analysis) untuk rekontruksi phylogenetic

tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem.

Penelitian yang dilakukan El-Shazly di Los Angeles, California, AS

menemukan clonal complex bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex memiliki

ST1 yang dikelompokkan ke CC1 dan 16 isolat (76,2%) memiliki ST2

dikelompokkan ke CC2 (El-Shazly et al., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh

Shrestha di Nepal menemukan CC1 dan CC2, serta ST yang baru yaitu ST149

kemudian dikelompokkan pada CC149, sedangkan di Eropa biasanya MDR A.

baumannii masuk ke dalam CC1 dan CC2 (Shrestha et al., 2015). Penelitian

tentang clonal complex bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang

dilakukan di Asia, yaitu di Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan Filipina

ditemukan CC92, di India dan Singapura ditemukan CC92 dan CC108, di

Thailand ditemukan CC92, CC119, dan CC254, di Malaysia ditemukan CC92,

CC108, dan CC254 (Kim et al., 2013).

Mobilitas manusia antar negara dan terjadinya transfer horizontal dan

vertikal sesama bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex dapat

mempengaruhi gambaran gen pengkode resistan, clonality dan evolution

relationship bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem,

sehingga menyebabkan gambaran yang berbeda-beda di setiap rumah sakit

menurut lokasi geografis (MacPherson et al., 2009; Maiden et al., 2014;

Matuszewska et al., 2020). Turis dan pelajar dari berbagai negara-negara Asia

tenggara yang berkunjung dan belajar di Malang, sedangkan di Manado

didominasi turis yang berasal dari Cina, Taiwan, Amerika dan Eropa, sehingga

16
dapat mempengaruhi perbedaan gambaran MLVA, sequence type dan clonal

complex, serta gen resistan bakteri A. baumannii resistan karbapenem antara

Malang dan Manado.

1.2 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan pola genetik bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur

dengan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara.

1.2.1 Sub Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perbedaan pola resistansi dan prevalensi bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem secara fenotipik di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang dengan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

2. Terdapat perbedaan produksi karbapenemase pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

3. Terdapat perbedaan pola gen resistan antibiotik karbapenem mekanisme

molekuler resistansi dari gen resistan karbapenem yaitu blaKPC, blaNDM,

dan blaOXA-23 pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado?

4. Terdapat perbedaan gambaran MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dengan di

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

17
5. Terdapat perbedaan pola sequence type bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dengan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

6. Terdapat perbedaan pola clonal complex bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dengan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

7. Terdapat perbedaan clade bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dengan di RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

18
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan metode

penelitian observasional laboratorium yang dibagi menjadi tiga tahap penelitian.

Tahap pertama untuk mengidentifikasi fenotipik bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem. Tahap kedua untuk mengetahui

produksi karbapenemase bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dan menganalisis genotipik dengan mengidentifikasi gen pengkode

resistan karbapenem meliputi gen blaKPC, blaNDM, dan blaOXA-23. Tahap tiga

untuk menganalisis clonality menggunakan metode MLVA, sequence type dan

clonal complex serta phylogenetic tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem.

4.2 Tempat Penelitian

4.2.1 Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya/RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.

4.2.2 Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado,

Sulawesi Utara.

4.2.3 Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia FKUB, Malang.

4.2.4 Penelitian dilakukan di Laboratorium Eijkman, Jakarta.

19
4.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai dengan

Desember 2021.

4.4 Alat dan Bahan

4.4.1 Alat yang digunakan untuk identifikasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem dan identifikasi produksi karbapenemase

adalah cawan petri, sengkelit 10 uL, gelas objek, eppendorf, inkubator,

dan alat vitek.

Alat untuk deteksi gen pengkode resistan karbapenem, dan uji MLVA,

yaitu alat PCR, sentrifus, pipet titer mikro, pipet titer makro, eppendorf,

alat elektroforesis horizontal dan alat Geldoc.

Alat untuk uji sequence type dan clonal complex bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex yaitu PCR, sentrifus, pipet titer mikro, pipet titer

makro, eppendorf, alat elektroforesis horizontal alat Geldoc, dan alat

sequencer.

4.4.2 Bahan yang diperlukan untuk identifikasi bakteri adalah media Mac

Conkey dan menggunakan alat Vitek dengan antibiotik, yaitu ampicillin,

ampicillin/sulbactam, piperacillin/tazobactam, cefazolin, ceftazidime,

ceftriaxone, cefepime, aztreonam, ertapenem, meropenem, amikasin,

gentamicin, ciprofloxacin, tigecycline, nitrofurantoin,

trimethoprim/sulfamethoxazole (Magiorakos et al., 2012; Clinical and

Laboratory Standards Institute, 2019). Media Muller-Hinton (biphasic

media) untuk uji sensitivitas bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

20
dengan metode Kirby-Bauer menggunakan antibiotik, yaitu antibiotik

imipenem.

Bahan untuk pewarnaan Gram, yaitu larutan gentian violet, larutan lugol,

larutan alkohol 96%, dan larutan safranin.

Bahan yang diperlukan pada uji MLVA (Multiple locus variable number

tandem repeat analysis) untuk menentukan hubungan epidemiologis

antara isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

berdasarkan Pourcel et al., dan Primer (marker) nomor variabel tandem

yang diulang [variable number tandem repeat (VNTR)] yang digunakan

adalah L-repeats VNTR terdiri dari Abaum-3406, Abaum-3530, Abaum-

3002, Abaum-2240, dan S-repeats VNTR terdiri dari Abaum-0826,

Abaum-2396, Abaum-3468 dan Abaum-0845.

Bahan yang diperlukan untuk mengetahui gen pengkode resistan

antibiotik karbapenem secara molekuler adalah gen primer resistensi

molekuler antibiotik terdiri dari blaKPC (K. pneumonia carbapenemase):

Forward 5’-CGTCTAGTTCTGCTGTCTTG-3’; Reverse 5’-

CTTGTCATCCTTGTTAGGCG-3’; blaNDM (New-Delhi metallo-b-

lactamase): Forward 5’-GGTTTGGCGATCTGGTTTTC-3’; Reverse 5’-

CGGAATGGCTCATCACGATC-3’, blaOXA-23: Forward 5’-

GATCGGATTGGAGAACCAGA-3’; Reverse 5’-

ATTCTGACCGCATTTCCAT-3’.

Untuk mengetahui sequence type menggunakan tujuh gen primer, yaitu

cpn60 (60-kDa chaperonin), fusA (elongation factor EF-G), gltA (citrate

synthase), pyrG (CTP synthase), recA (homologous recombination

factor), rplB (50S ribosomal protein L2), and rpoB (RNA polymerase

21
subunit B) (El-Shazly et al., 2015), yang akan dibandingkan dengan data

ST bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex di PasteurMLST. Untuk

menentukan clonal complex bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem menggunakan algoritma eBURST

(http://eburst.mlst.net).

4.5 Jumlah Sampel

Jumlah sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang

diperoleh sesuai dengan waktu isolasi dan identifikasi bakteri dari bulan

Maret 2019 sampai dengan Agustus 2019 di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado dari bulan Juni

2019 sampai dengan November 2019 (Wang et al., 2017b).

Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang dikoleksi sebagai

stok bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang diperiksa di

Laboratorium Mikrobiologi yang berasal dari sampel urine, sputum, pus

dan darah dari pasien yang dirawat inap di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

Isolasi dan identifikasi sampel dilakukan sesuai prosedur standar

operasional [Standard Operating Procedure (SOP)] di Laboratorium

Mikrobiologi RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

22
4.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.6.1 Kriteria Inklusi

1. Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex sebagai stok di

Laboratorium Mikrobiologi yang berasal dari sampel urine, sputum,

pus dan darah dari pasien rawat inap di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

2. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex sebagai penyebab

tunggal pada setiap sampel pertama yang diperiksa.

3. Hasil uji sensitivitas bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

menunjukkan resistan terhadap antibiotik meropenem dan imipenem.

4.6.2 Kriteria Eksklusi

1. Data identitas spesimen yang dikirim ke laboratorium mikrobiologi

tidak lengkap.

2. Tidak ada pertumbuhan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

pada media isolasi.

3. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex pada identifikasi kedua

yang berasal dari pasien yang sama.

4.7 Definisi Operasional:

4.7.1 Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex adalah isolat bakteri A.

baumannii dan A. calcoaceticus yang diidentifikasi secara fenotipik

menggunakan Vitek2 system dengan interpretasi menggunakan CLSI

tahun 2020 (Clinical and Laboratory Standards Institute, 2019). Bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex terdiri dari empat Acinetobacter spp.,


23
yaitu Acinetobacter baumannii, Acinetobacter genomic species 3,

Acinetobacter genomic species 13TU dan Acinetobacter calcoaceticus

yang sulit dibedakan secara fenotipik sehingga harus dilakukan

identifikasi gen gyrB, blaOXA-51, dan 16S rRNA sebagai konfirmasi

bakteri Acinetobacter baumannii (O’Shea, 2012; Shrestha et al., 2015).

Hasil dari alat Vitek2 system menyebutkan bakteri A. baumannii, tetapi

karena bakteri A. baumannii sulit dibedakan secara fenotipik dengan

bakteri A. calcoaceticus, maka peneliti selanjutnya menyebutkan sebagai

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex.

4.7.2 Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan isolat pertama yang berasal dari spesimen

darah, urine, pus atau sputum dari pasien yang dirawat inap di RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

4.7.3 Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem adalah

bakteri A. baumannii-calcoaceticus kompleks yang resistan terhadap

antibiotik imipenem dan meropenem (Aliramezani et al., 2016), dan

menunjukkan hasil uji konfirmasi positif memproduksi karbapenemase

menggunakan metode modified Carbapenem Inactivation Method (mCIM)

dan EDTA-Carbapenem Inactivation Method (eCIM) (Clinical and

Laboratory Standards Institute, 2019).

4.7.4 Resistansi antibiotik karbapenem secara molekuler adalah suatu

gambaran penyebaran genetik yang menyebabkan resistansi antibiotik

karbapenem secara molekuler dari bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex (El-Shazly et al., 2015). Gen pengkode resistan antibiotik

karbapenem yang dinilai yaitu blaKPC (K. pneumonia carbapenemase),

24
blaNDM (New-Delhi metallo-b-lactamase), blaOXA-23. Identifikasi gen

resistan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex menggunakan PCR

(El-Shazly et al., 2015; Shrestha et al., 2015).

4.7.5 Uji Produksi Karbapenemase adalah uji produksi karbapenemase yang

dimodifikasi untuk menilai adanya produksi karbapenemase pada bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem sesuai dengan

rekomendasi Clinical and laboratory Standards Institute (Clinical and

Laboratory Standards Institute, 2019). Uji produksi karbapenemase terdiri

dari modified Carbapenem Inactivation Method (mCIM) dan EDTA-

Carbapenem Inactivation Method (eCIM). Uji mCIM yang menunjukkan

hasil positif produksi karbapenemase apabila diameter zona 6 – 15 mm

atau adanya pertumbuhan koloni pinpoint pada zona 16 – 18 mm,

dilanjutkan dengan uji eCIM untuk mengetahui adanya produksi metallo-

β-lactamase atau produksi serine carbapenemase (Clinical and

Laboratory Standards Institute, 2019).

4.7.6 Pola Genetik adalah gambaran hasil MLVA type (MT), ST, CC, dan

phylogenetic tree dari isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang diperoleh menggunakan uji MLVA, MLST,

eBURST, MEGA X (Pourcel et al., 2011; El-Shazly et al., 2015; El

Bannah et al., 2017).

4.7.7 MLVA (Multiple locus variable number tandem repeat analysis) adalah tes

yang digunakan untuk menentukan hubungan epidemiologis antara isolat

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem berdasarkan

Pourcel et al., dan marker nomor variabel tandem yang diulang [variable

number tandem repeat (VNTR)] yang digunakan adalah L-repeats VNTR

25
terdiri dari Abaum-3406, Abaum-3530, Abaum-3002, Abaum-2240, dan

S- repeats VNTR terdiri dari Abaum-0826, Abaum-2396, Abaum-3468

dan Abaum-0845. Untuk menentukan MLVA bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex menggunakan PCR untuk setiap lokus VNTR, dan

penentuan indeks polimorfisme dari lokus tunggal atau gabungan VNTR

dan interval kepercayaan (CI) dihitung berdasarkan indeks

keanekaragaman Hunter-Gaston [Hunter-Gaston diversity index (HGDI)]

menggunakan perangkat bioinformatik hpa. Panjang pengulangan, jumlah

pengulangan dan ukuran yang disimpulkan dari flanking regions. Jumlah

pengulangan alel VNTR diperoleh dengan cara ukuran amplikon dari

isolat dikurangi dengan ukuran region yang mengapit, kemudian dibagi

dengan Panjang unit berulang. Sebutan "gagal (failed)" adalah tidak ada

amplifikasi atau pola amplikon ambigu yang diamati berulang kali pada

lokus tertentu, dan alel tersebut ditunjukkan dengan simbol "-" (Pourcel et

al., 2011). Hasil analisis MLVA dinyatakan dalam Tipe MLVA (MT).

4.7.8 Sequence type adalah suatu metode sekuens menggunakan PCR untuk

mengetahui jenis sekuens bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

berdasarkan tujuh gen primer “housekeeping” yang terdapat di Pasteur

MLST. Pasteur MLST adalah suatu metode standar baku dengan menilai

polimorfisme multi lokus dari sekuens gen bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex berdasarkan tujuh gen primer (Zarrilli et al., 2013;

El-Shazly et al., 2015). Gen primer terdiri dari cpn60 (60-kDa chaperonin),

fusA (elongation factor EF-G), gltA (citrate synthase), pyrG (CTP

synthase), recA (homologous recombination factor), rplB (50S ribosomal

protein L2), and rpoB (RNA polymerase subunit B) (El-Shazly et al.,

26
2015), kemudian dibandingkan dengan data ST bakteri A. baumannii di

Pasteur MLST (pubmlst.org/abaumannii;

http://www.pasteur.fr/recherche/genopole/PF8/mlst/references_Abauman

nii.html). Penentuan sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem menggunakan MLST (Kuntaman et al.,

2018; Saharman et al., 2018).

4.7.9 Clonal complex adalah kelompok strain/klon bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex berdasarkan hasil sequence type yang

dibandingkan dengan sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex yang ada di Pasteur MLST, untuk mengetahui primary founder,

subgroup founder dan desent dalam clonal complex menggunakan aturan

yang ketat, yaitu memiliki alel yang sama ≥ 6 pada 7 lokus. Algoritma

eBURST adalah suatu metode untuk menilai hubungan antara isolat

spesies bakteri atau populasi yang terkait erat melalui identifikasi

genotipe leluhur atau pendiri (ancestral or founding) masing-masing

kelompok, kemudian memprediksi genotip turunan dari genotip leluhur

pada genotip yang lain dalam kelompok tersebut, dengan menampilkan

hasil sebagai diagram radial. Penentuan clonal complex menggunakan

algoritma eBURST (http://eburst.mlst.net).

4.7.10 Phylogenetic tree adalah pohon evolusi bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem yang mengandung simpul

(nodes) untuk menjelaskan hubungan antara leluhur dan keturunan.

Analisis phylogenetic tree Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem menggunakan MEGA X dengan metode neighbor-

joining (Diancourt et al., 2010; El Bannah et al., 2017).


27
1.8 Tahap I: Penelitian untuk Mengetahui Resistan Antibiotik
secara Fenotipik Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

1.8.1 Isolasi dan Identifikasi Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

Isolasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex dari pasien

rawat inap yang sesuai dengan kriteria sampel dari pasien rawat inap di

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado. Kemudian bakteri dikultur pada media MacConkey selama 24

jam. Selanjutnya, bakteri dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan

pewarnaan Gram, dan identifikasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex dilakukan dengan alat Vitek2 system (Kuntaman et al., 2018;

Saharman et al., 2018).

1.8.2 Uji Sensitivitas Antibiotik

4.8.2.1 Uji Sensitivitas Antibiotik Menggunakan Vitek2 System

Uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex menggunakan metode mikrodilution (Vitek2

system) (Vitek AMS; BioMerieux Vitek Systems Inc., USA). Antibiotik

yang digunakan pada uji sensitivitas, yaitu ampicillin/sulbactam,

piperacillin/tazobactam, cefazolin, ceftazidime, ceftriaxone, cefepime,

meropenem, imipenem, amikasin, gentamicin, ciprofloxacin, tigecycline,

trimethoprim/sulfamethoxazole. Hasil uji sensitivitas dianalisis dan

diinterpretasi berdasarkan Pedoman Clinical and Laboratory Standards

Institute (Clinical and Laboratory Standards Institute, 2019). Bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dimasukkan ke

28
dalam tabung eppendorf yang mengandung TSB (Trypticase soy broth)

dan glycerol 10%, kemudian disimpan pada suhu -80 °C (Kuntaman et

al., 2018; Saharman et al., 2018).

4.8.2.2 Uji Sensitivitas Antibiotik Imipenem (Clinical and Laboratory Standards


Institute, 2019)

1. Pembuatan suspensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

menggunakan metode Kirby Bauer, yaitu diambil satu ujung ose

koloni bakteri dari media subkultur, disuspensi dengan cairan NaCl

0,9% sampai kekeruhannya sama dengan standar Mc Farland 0,5.

2. Penanaman suspensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

pada media agar Muller-Hinton menggunakan lidi kapas steril yang

dicelupkan ke dalam tabung suspensi bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex, lidi kapas diangkat dan diperas dengan

menekan pada dinding tabung bagian dalam sambil diputar-putar.

Selanjutnya, lidi kapas tadi digoreskan pada permukaan media agar

Muller-Hinton sampai seluruh permukaan tertutup rapat dengan

goresan lidi kapas. Kemudian, biarkan media agar Muller-Hinton di

atas meja selama 5-15 menit supaya suspensi bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex meresap ke dalam agar Muller-Hinton.

3. Penempelan obat disk Imipenem 10 µg menggunakan pinset dan

ditekan sedemikian rupa supaya terjadi kontak yang baik antara obat

disk imipenem dengan agar Muller-Hinton.

4. Inkubasi pada suhu 35-37 ºC selama 18-24 jam.

29
5. Pembacaan dan pengukuran menggunakan mistar atau dial caliper.

Hasil uji sensitivitas dianalisis dan diinterpretasi berdasarkan

pedoman Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI, 2019),

yaitu resistan dengan nilai diameter zona hambat ≤ 13 mm;

intermediate dengan nilai diameter zona hambat 14-15 mm; dan

sensitif dengan nilai diameter zona hambat ≥ 16 mm.

30
Isolasi A. baumannii-
calcoaceticus complex

Medium Agar MacConkey, Inkubasi


pada suhu 37 oC selama 24 jam

Mikroskopis, Pewarnaan Gram

Identifikasi menggunakan alat


Vitek2 system

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex

Uji sensitivitas dengan imipenem


menggunakan metode Kirby-Bauer

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex


resistan karbapenem

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex


resistan karbapenem disimpan pada media
TSB + Glycerol 10% dalam 4 tabung eppendorf
pada suhu -80 oC sebagai stok

Gambar 4.1 Penelitian Tahap I: Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas


Antibiotik secara in vitro Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex
31
Keterangan :

Isolasi sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex dari pasien

yang dirawat inap di rumah sakit yang sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya

bakteri dikultur di medium agar MacConkey. Tahap selanjutnya dilakukan

pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Gram untuk menentukan bentuk

dan jenis bakteri. Identifikasi menggunakan Vitek2 system dan dilanjutkan uji

sensitivitas dengan antibiotik imipenem untuk memastikan bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex yang resistan karbapenem. Bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dikultur pada media cair TSB dan

glycerol 10%, dan disimpan dalam tabung eppendorf pada suhu -80°C sebagai

stok bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem.

32
4.9 Penelitian Tahap II: Penelitian Uji Produksi Karbapenemase
dan Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex Resistan Karbapenem

4.9.1 Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex

Penanaman bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem pada blood agar plate dan diinkubasi overnight. Kemudian

diambil sebanyak 10 µL loopful dimasukkan ke dalam 400 µL TSB pada 2

mL tabung ependorf, dan divortex selama 10 – 15 detik, selanjutnya disk

meropenem 10 µg dimasukkan ke dalam tabung ependorf, lakukan vortex

selama 10 – 30 detik dan diinkubasi pada suhu 35 ± 2°C selama 4 jam ±

15 menit. Kontrol negatif, yaitu memasukkan disk meropenem 10 µg

dimasukkan ke dalam 400 µL TSB tanpa bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem pada 2 µL tabung ependorf.

Pembuatan suspensi bakteri Escherichia coli ATCC 25922 dalam larutan

salin sesuai dengan McFarland 0,5. Kemudian, suspensi tadi dilakukan

streaking pada media agar Muller-Hinton dan dibiarkan selama 3 – 10

menit sebelum ditempelkan disk meropenem. Pengambilan disk

meropenem 10 µg dari dalam tabung ependorf tadi dan ditempelkan ke

media agar Muller-Hinton yang telah distreaking dengan bakteri

Escherichia coli ATCC 25922 dengan kapasitas 4 disk meropenem pada

100 mm atau 8 disk meropenem pada 150 mm media agar Muller-Hinton.

Selanjutnya diinkubasi pada suhu 35 ± 2°C selama 18 – 24 jam.

Interpretasi hasil sebagai berikut karbapenemase positif apabila diameter

zona 6 – 15 mm atau adanya pertumbuhan koloni pinpoint pada zona 16


33
– 18 mm, karbapenemase indeterminat apabila diameter zona 16 – 18

mm atau adanya pertumbuhan koloni pinpoint pada zona ≥ 19 mm, dan

karbapenemase negatif apabila diameter zona ≥ 19 mm (clear zone)

(McMullen et al., 2017; Simner et al., 2018; Clinical and Laboratory

Standards Institute, 2019).

Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem yang positif memproduksi karbapenemase, dilanjutkan

pengujian untuk mengetahui adanya produksi metallo-β-lactamase

dengan menambahkan 50 µL 0,5 M EDTA ke dalam 400 µL TSB pada 2

mL tabung ependorf dan selanjutnya sesuai dengan prosedur seperti di

atas. Interpretasi hasil sebagai berikut metallo-β-lactamase positif apabila

terdapat perbedaan ukuran diameter zona ≥ 5 mm disk meropenem untuk

isolat yang diinkubasi EDTA dibandingkan dengan tanpa EDTA, contoh:

isolat dengan EDTA = 15 mm, dan isolat tanpa EDTA = 6 mm, dan

metallo-β-lactamase negatif apabila terdapat perbedaan ukuran diameter

zona ≤ 4 mm disk meropenem untuk isolat yang diinkubasi EDTA

dibandingkan dengan tanpa EDTA, contoh: isolat dengan EDTA = 8 mm,

dan isolat tanpa EDTA = 6 mm (McMullen et al., 2017; Simner et al.,

2018; Clinical and Laboratory Standards Institute, 2019).

4.9.2 Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex

Untuk mengetahui adanya gen resistan menggunakan PCR

(Polimerase Chain Reaction) yaitu GoTaq Green Master Mix (Promega,

USA). PCR dilakukan dalam sistem GeneAmp 9700 (Perkin-Elmer, IL,

34
USA) menggunakan kondisi yang ditentukan untuk setiap primer sesuai

dengan sumber referensi. PCR dilakukan untuk gen resistan antibiotik

karbapenem yaitu blaKPC (K. pneumonia carbapenemase), blaNDM

(New-Delhi metallo-b-lactamase), blaOXA-23 (Oxacillinase).

Tabel 4.1 Gen Primer yang Digunakan untuk Amplifikasi PCR Gen Resistan
Antibiotik pada Isolat Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex (El-Shazly et al., 2015)

Gene Ukuran Tm ºC Sekuens primer


amplicon
blaKPC 798 bp 58 CGTCTAGTTCTGCTGTCTTG (Forward)
CTTGTCATCCTTGTTAGGCG (Reverse)
blaNDM 621 bp 65 GGTTTGGCGATCTGGTTTTC (Forward)
CGGAATGGCTCATCACGATC (Reverse)
blaOXA- 501 bp 52 GATCGGATTGGAGAACCAGA (Forward)
23 ATTCTGACCGCATTTCCAT (Reverse)

Produk PCR dimurnikan menggunakan kit pemurni Qiagen

(Qiagen, AS) sesuai instruksi pabrik, dan kedua strand diurutkan dengan

sekuenser DNA ABI 3100 otomatis (Applied Biosystems). Program

BLAST Pusat Nasional Informasi Bioteknologi

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov) digunakan untuk mencari dan

membandingkan dengan database untuk urutan asam nukleotida yang

sama.

35
Prosedur kerja:

A. Melisiskan sel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex (Ibarz

Pavón & Maiden, 2009):

1. Diambil 500 µL kultur bakteri di BHI broth

2. Dilakukan sentrifus dengan kecepatan 10.000 g selama 1 menit

1. Supernatan dibuang

2. Ditambahkan sebanyak 300 µL Lysis buffer dan 2 µL RNase A

pada pellet

3. Dilakukan vortex selama 30-60 detik

4. Ditambahkan sebanyak 6 µL proteinase K dan lakukan pipetting

5. Inkubasi pada suhu 60 °C selama 10 menit dan dinginkan

selama 5 menit

6. Ditambahkan sebanyak 300 µL binaing buffer dan dilakukan

vortex secara singkat

7. Dimasukkan ke dalam es selama 5 menit

8. Dilakukan sentifus dengan kecepatan 10.000 g selama 5 menit

B. Amplifikasi PCR untuk menilai ketiga gen resistensi karbapenem:

blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 (El-Shazly et al., 2015; Shoja et al.,

2017):

1. Inisialisasi: sampel dipanaskan sampai pada suhu 94 °C

selama 1 menit untuk denaturasi protein.

2. Langkah-langkah berikut diulangi sebanyak 30 siklus:

a. Denaturasi pada suhu 94 °C selama 30 detik.

36
b. Aneling primer pada suhu 50-60 °C selama 30 detik: primer

menempel pada template DNA.

c. Ekstension pada suhu 72 °C selama 1 menit: Taq

polymerase menggunakan dNTP untuk mensintesis

untaian DNA baru melengkapi template DNA.

3. Elongasi akhir pada suhu 72 °C selama 5 menit untuk

memastikan semua fragmen diperpanjang secara sempurna.

4. Reaksi harus dilakukan pada suhu 4 °C sampai dikeluarkan

dari thermocycler.

C. Gel elektroforesis (El-Shazly et al., 2015):

1. Timbang dan larutkan 0,25 gr powder agarosa dengan 25 ml

TAE buffer.

2. Dipanaskan agarosa sampai larut sempurna dalam TAE buffer.

3. Larutan agarosa didinginkan hingga mencapai suhu ± 50 °C.

4. Ditambahkan sebanyak 2 µL ethidum bromide (EtBr), kemudian

digoyang perlahan sampai EtBr terlarut sempurna.

5. Larutan agarosa dituang pada cetakan dan masukkan sisir gel,

tunggu sampai gel agarosa mengeras.

6. Pindahkan gel dengan cetakannya ke dalam DNA elektroforesis

chamber.

7. Tuangkan larutan TAE buffer sampai gel terendam sempurna.

8. Masukkan ke masing-masing well, total volume 5 µL (3 µL

sampel + 2 µL loading dye).

9. Masukkan DNA ladder (tanpa penambahan loading dye) ke

dalam well dengan volume 3 µL.

37
10. Running elektroforesis pada tegangan 80 volt selama 40 menit.

11. Visualisasi DNA dengan menggunakan program GelDoc.

Sampel dari pasien

Uji sensitivitas secara


in vitro dengan Vitek dan
metode Kirby-Bauer

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex resistan karbapenem

Uji produksi karbapenemase dan


identifikasi gen pengkode resistan
karbapenem
kpc, ndm, oxa-23

Produksi karbapenemase dan


gen resistansi antibiotik
karbapenem yang terdeteksi

Gambar 4.2 Rancangan Penelitian Tahap II: Uji Produksi Karbapenemase


dan Identifikasi Gen Resistan Antibiotik Karbapenem pada
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan
karbapenem

38
Keterangan :

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex yang resistan karbapenem

dilakukan uji produksi karbapenemase dan identifikasi gen resistan karbapenem

yaitu blaKPC (K. pneumonia carbapenase), blaNDM (New-Delhi metallo-b-

lactamase), blaOXA-23 (Oxacillinase). Identifikasi gen resistan karbapenem

menggunakan PCR GoTaq Green Master Mix (Promega, USA) untuk

mengetahui gen resistan karbapenem bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem.

39
4.10 Penelitian Tahap III: Penelitian untuk Mengetahui MLVA, Sequence
Type, Clonal Complex, dan Phylogenetic tree Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex Resistan Karbapenem

4.10.1 Uji MLVA Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan

Karbapenem

Uji MLVA (Multiple locus variable number tandem repeat analysis)

digunakan untuk menentukan hubungan epidemiologis antara isolat A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem berdasarkan

Pourcel et al., dan marker nomor variabel tandem yang diulang [variable

number tandem repeat (VNTR)] yang digunakan adalah L-repeats VNTR

terdiri dari Abaum-3530, Abaum-3002, Abaum-2240, Abaum-1988 dan S-

repeats VNTR terdiri dari Abaum-0826, Abaum-2396, Abaum-3468 dan

Abaum-0845.

Amplifikasi PCR untuk setiap lokus VNTR dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut: denaturasi awal selama lima menit pada 94

°C, diikuti 30 siklus (denaturasi pada 94 °C selama 30 detik, aneling

selama 30 detik, dan ekstensi pada 72 °C selama 60 detik) dilanjutkan

dengan ekstensi akhir 7 menit pada 72 °C. Sekuens primer dan suhu

aniling masing-masing primer VNTR ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Kemudian, produk PCR di gel agarose 1,5% dimuat di 0,5 Buffer tris-

borate-EDTA dan elektroforesis dilakukan selama 3 jam (Pourcel et al.,

2011; Azimi et al., 2016).

40
Tabel 4.2 Gen Primer Lokus VNTR Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex Resistan Karbapenem (Pourcel et al., 2011)
Marker Desain Primer Sekuens primer (5’ → 3’) Temperatur Ukuran Ukuran
VNTR aneling (°C) Pengulangan Regio
Flanking
Abaum-1988 Abaum-1988-L GGCAAGGCATGCTCAAGGGCC 55 26 77
Abaum-1988-R CAGTAGACTGCTGGTTAATGAG 55
Abaum-3530 Abaum-3530-L TGCAACCGGTATTCTAGGAAC 55 60 121
Abaum-3530-R CCTTGAACAACATCGATTACTGGA 55
Abaum-3002 Abaum-3002-L GACTGAAGCAAGACTAAAACGT 55 57 121
Abaum-3002-R TCTGGGCAGCTTCTTCTTGAGC 55
Abaum-2240 Abaum-2240-L CCCGCAGTACATCATGGTTC 55 99 494
Abaum-2240-R AGAACATGTATACGCAACTG 55
Abaum-0826 Abaum-0826-L TGACTACTGAAACAGTTTTTG 50 9 208
Abaum-0826-R ATGATTGTACCGAGTAAAAGA 50
Abaum-2396 Abaum-2396-L CAAGTCCAATCAACTCATGATG 55 6 105
Abaum-2396-R CTCCTGTAAGTGCTGTTCAGCC 55
Abaum-3468 Abaum-3468-L CAGAAGTCACTGCATCTGCAAC 55 6 147
Abaum-3468-R CGGTTGAAATTTTTTATAATGAAG 55
Abaum-0845 Abaum-0845-L AATTTTAATTCCAAATTGCTCC 50 7 105
Abaum-0845-R ACTTAAAATCGCATTTTTATCA 50

Indeks polimorfisme dari lokus tunggal atau gabungan VNTR dan

interval kepercayaan (CI) dihitung berdasarkan indeks keanekaragaman

Hunter-Gaston [Hunter-Gaston diversity index (HGDI)] menggunakan

perangkat bioinformatik hpa (Grundmann et al., 2001). Jumlah

pengulangan alel VNTR diperoleh dengan cara ukuran amplikon dari

isolat dikurangi dengan ukuran region yang mengapit, kemudian dibagi

dengan Panjang unit berulang. Sebutan "gagal (failed)" adalah tidak ada

amplifikasi atau pola amplikon ambigu yang diamati berulang kali pada

41
lokus tertentu, dan alel tersebut ditunjukkan dengan simbol "-" (Pourcel et

al., 2011).

4.10.2 Multi-locus Sequence Type (MLST)

Analisis MLST berdasarkan pada analisis sekuens fragmen

internal dari tujuh gen housekeeping, yaitu cpn60 (60-kDa chaperonin),

fusA (elongation factor EF-G), gltA (citrate synthase), pyrG (CTP

synthase), recA (homologous recombination factor), rplB (50S ribosomal

protein L2), and rpoB (RNA polymerase subunit B) (El-Shazly et al.,

2015). Skema MLST termasuk amplifikasi dan sekuens primer, sekuens

alel, dan sequence typing (ST) yang tersedia di PubMLST

(pubmlst.org/abaumannii). Gen housekeeping untuk skema MLST dipilih

atas dasar ketersediaan sekuens di Gen Bank dan penelitian sebelumnya

hubungan filogenetik untuk genus Acinetobacter pada skema MLST.

Primer PCR dipilih dari penelitian sebelumnya atau dirancang untuk

amplifikasi dari tujuh gen yang dipilih pada Tabel 4.3.

DNA bakteri A. baumannii diekstraksi menggunakan QIAquick

PCR Purification Kit (Qiagen, USA). Primer gen yang digunakan untuk

amplikasi PCR menggunakan tujuh gen “housekeeping” bakteri A.

baumannii-calcoaceticus kompleks seperti pada Tabel 4.3.

42
Tabel 4.3 Gen Primer yang Digunakan untuk Mendeteksi Gen
Housekeeping dengan PCR pada Gen Isolat Klinis A.
baumannii-calcoaceticus complex

Gene Sekuens primer Ukuran


amplicon
cpn60-F ACTGTACTTGCTCAAGC 405 bp
cpn60-R TTCAGCGATGATAAGAAGTGG
fusA-F ATCGGTATTTCTGCKCACATYGAT 633 bp
fusA-R CCAACATACKYTGWACACCTTTGTT
gltA-F AATTTACAGTGGCACATTAGGTCCC 483 bp
gltA-R GCAGAGATACCAGCAGAGATACACG
pyrG-F GGTGTTGTTTCATCACTAGGWAAAGG 297 bp
pyrG-R ATAAATGGTAAAGAYTCGATRTCACCMA
recA-F CCTGAATCTTCYGGTAAAAC 372 bp
recA-R GTTTCTGGGCTGCCAAACATTAC
rplB-F GTAGAGCGTATTGAATACGATCCTAACC 330 bp
rplB-R CACCACCACCRTGYGGGTGATC
rpoB-F GGTCCTGGTGGTTTAACACG 456 bp
rpoB-R CGAATAACGATACGAGAAGCA

Semua amplifikasi PCR dilakukan dengan menggunakan GoTaq

Green Master Mix (Promega, USA) dengan ketentuan sebagai berikut: 35

siklus (denaturasi pada 94 °C selama 30 detik, aniling pada suhu 50 °C

selama 30 detik, dan ekstensi pada 72 °C selama 30 detik) dilanjutkan

dengan denaturasi 2 menit pada 94 °C dan diikuti dengan ekstensi 5

menit pada 72 °C. Produk PCR langsung dimurnikan dari campuran

reaksi dengan Kit Pemurnian PCR QIAquick (Qiagen GmbH, Hilden,

Jerman) menurut rekomendasi pabrik. Sekuensing fragmen DNA internal

dari 297 bp sampai dengan 633 bp menggunakan sekuenser ABI Prism

43
377, yaitu ABI Prism BigDye Terminator Cycle Sequencing Ready

Reaction Kit v.3.1 (PE Applied Biosystems, Foster City, CA) menurut

rekomendasi pabrik. Analisis penyejajaran data sekuens menggunakan

ClustalW (http://www.ebi.ac.uk/Tools/msa/clustalw2/).

Prosedur kerja:

A. Melisiskan sel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex (Ibarz

Pavón & Maiden, 2009):

1. Diambil 500 µL bakteri yang dikultur di BHI broth

2. Sentrifus dengan kecepatan 10.000 g selama 1 menit

3. Supernatan dibuang

4. Ditambahkan 300 µL Lysis buffer dan 2 µL RNase A pada pellet

5. Dilakukan vortex selama 30-60 detik

6. Ditambahkan 6 µL proteinase K dan lakukan pipetting

7. Inkubasi pada suhu 60 °C selama 10 menit dan dinginkan selama

5 menit

8. Ditambahkan 300 µL binaing buffer dan vortex secara singkat

9. Dimasukkan ke dalam es selama 5 menit

10. Sentifus dengan kecepatan 10.000 g selama 5 menit

B. Amplifikasi PCR untuk menilai ketujuh gen primer housekeeping:

cpn60, fusA, gltA, pyrG, recA, rplB, dan rpoB (El-Shazly et al., 2015):

1. Inisialisasi: sampel dipanaskan sampai pada suhu 94 °C selama 1

menit untuk denaturasi protein.

2. Langkah-langkah berikut diulangi sebanyak 25-30 siklus:

a. Denaturasi pada suhu 94 °C selama 30 detik.

44
b. Aneling primer pada suhu 50-60 °C selama 30 detik: primer

menempel pada template DNA.

c. Ekstension pada suhu 72 °C selama 1-2 menit: Taq

polymerase menggunakan dNTP untuk mensintesis untaian

DNA baru melengkapi template DNA.

3. Elongasi selesai pada suhu 72 °C selama 5-10 menit untuk

memastikan semua fragmen diperpanjang secara sempurna.

4. Reaksi harus dilakukan pada suhu 4 °C sampai dikeluarkan dari

thermocycler.

C. Gel elektroforesis (El-Shazly et al., 2015):

1. Disiapkan gel agarose 1% (w / v) dengan menambahkan 1 g

agarose ke 100 mL buffer TBE.

2. Dipanaskan dalam microwave sampai mendidih.

3. Didinginkan larutan agarosa sampai mencapi suhu ± 50 °C.

4. Ditambahkan 5 μL etidium bromide.

5. Ditempatkan sisir pada gel dan tunggu sampai gel mengeras.

6. Pindahkan gel ke dalam DNA electrophoresis chamber dan sisir

dikeluarkan.

7. Tuangkan larutan TBE buffer sampai gel terendam sempurna.

8. Masukkan sampel ke masing-masing well sebanyak 5 μL (3 μL

sampel ditambah 2 μL loading dye).

9. Hubungkan ke sumber listrik dengan tegangan 140 V selama 15-

20 menit.

10. Visualisasikan gel menggunakan transilluminator UV.

45
D. Pemurnian Amplifon (El-Shazly et al., 2015):

1. Dipindahkan isi setiap pita PCR ke dalam tabung Eppendorf 1,5

mL yang berlabel.

2. Ditambahkan 60 μL 20% (w / v) PEG 8000, 2,5 M natrium klorida

ke setiap tabung dan campurkan. Inkubasi selama 30 menit pada

suhu kamar.

3. Pellet produk PCR dilakukan sentrifus dengan kecepatan 2750 g

selama 15 menit.

4. Supernatan dibuang dan pelet DNA dicuci dengan menambahkan

0,5 mL etanol 70% dan sentrifus dengan kecepatan 2750 g

selama 5 menit.

5. Supernatan dibuang dan pellet dikeringkan dengan pengering

vakum.

E. Reaksi Ekstensi sekuens Nukleotida (El-Shazly et al., 2015):

1. Dicampurkan dengan primer, template, dan reagen sekuens

dalam proporsi yang optimal.

2. Dilakukan reaksi ekstensi dalam thermocycler, pertama lakukan

denaturasi pada suhu 96 °C selama 1 menit.

3. Diulangi selama 25 siklus: 96 °C selama 10 detik, 50 °C selama

5 detik, 60 °C selama 40 menit.

4. Dipertahankan reaksi pada suhu 4 °C sampai dikeluarkan dari

thermocycler.

F. Pemurnian Produk Sekuensing (c):

1. Dipindahkan isi setiap tabung PCR ke dalam tabung Eppendorf

1,5 mL yang berlabel.

46
2. Ditambahkan 2 μL 3 M sodium asetat dan 50 μL etanol 95% ke

setiap tabung dan campurkan. Inkubasi selama 45 menit pada

suhu kamar.

3. Pellet produk PCR disentrifus dengan kecepatan 2750 g selama

15 menit.

4. Supernatan dibuang dan pelet DNA dicuci dengan

menambahkan 0,5 mL etanol 70% dan sentrifus dengan

kecepatan 2750 g selama 5 menit.

5. Supernatan dibuang dan pellet dikeringkan dengan pengering

vakum.

4.10.3 Clonal Complex berdasarkan Algoritma eBURST

Sequence type (ST) yang digunakan untuk menentukan clonal

complex (CC) berdasarkan hubungan genetik kelompok berdasarkan alel

pada ≥ 6 dari 7 lokus menggunakan algoritma eBURST versi 3

(http://eburst.mlst.net/). Clonal complex terdiri dari leluhur sebagai pendiri

ST, dan beberapa ST lainnya yang terkait erat sebagai ST turunan

(Shrestha et al., 2015; El Bannah et al., 2017).

4.10.4 Analisis Phylogenetic tree

Analisis phylogenetic tree Bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem menggunakan MEGA X dengan metode

neighbor-joining (El-Shazly et al., 2015); El Bannah et al., 2017).

47
Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex

Uji sensitivitas secara in vitro dengan


Vitek dan metode Kirby-Bauer

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex resistan karbapenem

Uji MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex resistan karbapenem

Sequence type gen primer ”housekeeping”:


cpn60, fusA, gltA, pyrG, recA, rplB, rpoB

PasteurMLST

Sequence type Sequence type baru

Clonal complex Clonal complex


yang baru

Phylogenetic tree

Gambar 4.3 Rancangan Penelitian Tahap III: Identifikasi MLVA, Sequence


Type, Clonal Complex, dan Phylogenetic tree Bakteri A.
baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem.

48
Keterangan :

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

dilakukan uji MLVA untuk mengetahui tipe MLVA bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dari dua rumah sakit. Penentuan

sequence type (ST) bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem menggunakan analisis MLST, melalui perbandingan hasil sekuens

gen primer dengan ST yang terdapat di Pasteur MLST. Kemudian hasil ST yang

diperoleh dianalisis menggunakan algoritma eBURST untuk menentukan clonal

complex (CC) bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem.

Analisis phylogenetic tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem menggunakan MEGA X dengan metode neighbor-joining.

49
Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex

Uji sensitivitas secara in


vitro dengan Vitek2
system dan metode
Kirby-Bauer

Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex
resistan karbapenem Uji Produksi
Karbapenemase

Uji MLVA
Identifikasi gen
resistansi
karbapenem
Sequence tujuh gen
”housekeeping”

blaKPC, blaNDM,
blaOXA-23
PasteurMLST

Sequence type
yang baru Gen resistansi
Sequence type antibiotik karbapenem
yang terdeteksi
Clonal complex
Clonal complex yang baru

Phylogenetic tree

Gambar 4.4 Bagan Alur Penelitian Uji Produksi Karbapenemase, Gen


Resistansi dan Epidemiologi Molekuler Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex Resistan Karbapenem.
50
4.11 Analisis Data

Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS

(Statistical Package for the Social Science) versi 20. Analisis sensitivitas

antibiotik ditampilkan dalam bentuk persentase di RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado menggunakan Chi square

atau Fisher’s exact. Nilai signifikan secara statistik apabila nilai p (p-value)

kurang dari 0,05 (El Bannah et al., 2017; Saharman et al., 2018).

51
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Identifikasi dan Prevalensi Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

Isolasi sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex berasal dari

darah, urine, pus, dan sputum dari pasien yang dirawat inap. Identifikasi dan uji

sensitivitas bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

menggunakan alat Vitek2 system yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. Alat

Vitek2 system memberikan hasil bakteri A. baumannii, tetapi karena sulit

dibedakan dengan bakteri A. calcoaceticus secara fenotipik, maka peneliti

menyebutkan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex.

Hasil penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar selama bulan Maret 2019

sampai dengan bulan Agustus 2019 diperoleh jumlah isolat bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex sebanyak 473 isolat dengan prevalensi bakteri A.

baumannii-calcoaceticus kompleks resistan karbapenem sebanyak 43 isolat

(9%). Penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado dari

bulan Juni 2019 sampai dengan bulan November 2019 diperoleh jumlah infeksi

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex sebanyak 98 isolat dengan

prevalensi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

sebanyak 30 isolat (30,6%).

Gambaran sumber sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang berasal dari darah, urine, pus, dan sputum dari pasien

52
yang dirawat inap di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado dapat dilihat pada Tabel 5.1 yang menunjukkan sampel

terbanyak berasal dari sputum pasien rawat inap di kedua rumah sakit tersebut.

Tabel 5.1 Isolat Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan


Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof.
dr. R. D. Kandou, Manado

RSUD dr. Saiful Anwar, RSUP Prof. dr. R. D.


Malang Kandou, Manado

Sampel Bakteri A. Persentase Bakteri A. Persentase Total


baumannii- (%) baumannii- (%) Sampel
calcoaceticus calcoaceticus
complex complex
resistan resistan
karbapenem karbapenem
Darah 9 20,9 2 6,6 11
Urine 5 11,6 3 10 8
Sputum 28 65,2 14 46,7 42
Pus 1 2,3 11 36,7 12
Total 43 100 30 100 73
Keterangan: Isolasi sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan
karbapenem sebagai infeksi tunggal terbanyak ditemukan pada sputum
pasien rawat inap di kedua rumah sakit.

Hasil uji sensitivitas isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dapat dilihat pada Tabel 5.2 menunjukkan sampel bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem menjelaskan terjadi

perbedaan bermakna pada antibiotik tigesiklin di kedua rumah sakit, dan

ditemukan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado terdapat 2 isolat (6,7%)

bakteri A. baumannii-calcoaceticus kompleks resistan karbapenem yang masih

sensitif terhadap antibiotik Ciprofloxacin. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus

53
complex resistan karbapenem telah menunjukkan XDR karena telah terjadi

resistan terhadap antibiotik yang lain di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

Tabel 5.2 Hasil Antibiogram di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

RSUD dr. Saiful Anwar, RSUP Prof. dr. R. D.


Antibiotik Malang Kandou, Manado p-value

Sensitif (%) Sensitif (%)


A/S 0 0 ND
P/T 0 0 ND
CFZ 0 0 ND
CAZ 0 0 ND
CRO 0 0 ND
CPM 0 0 ND
MEM 0 0 ND
AMK 37,2 53,3 0.172
GEN 0 3,3 0.228
CIP 0 6,7 0.086
TGC 62,8 96,7 0.001
SXT 34,9 43,3 0.465
IPM 0 0 ND
Keterangan: ND, not determined.
Antibiotik: A/S, Ampicillin/Sulbactam; P/T, Piperacillin/Tazobactam; CFZ, Cefazolin;
CAZ, Ceftazidime; CRO, Ceftriaxone; CPM, Cefepime; MEM, Meropenem; AMK,
Amikasin; GEN, Gentamicin; CIP, Ciprofloxacin; TGC, Tigecycline; SXT,
Trimethoprim/Sulfamethoxazole; IPM, Imipenem.

54
5.2 Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

5.2.1 Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Hasil uji produksi enzim karbapenemase pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

tampak juga pada Tabel. 5.3 dan pada Gambar 5.1 yaitu uji modified

Carbapenem Inactivation Method (mCIM) dan EDTA-Carbapenem Inhibitor

Method (eCIM).

Gambar 5.1 Hasil Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-


calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.
Keterangan: Gambar A. Hasil uji produksi karbapenemase menggunakan modified
Carbapenem Inactivation Method; Gambar B. Hasil identifikasi produksi metallo-β-
lactamase menggunakan EDTA-Carbapenem Inactivation Method.

Hasil uji produksi karbapenemase menggunakan mCIM pada 43 sampel

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang menunjukkan hasil positif pada 41 sampel (95,3%) bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem, 1 sampel dengan

55
hasil indeterminate dan 1 sampel memperlihatkan hasil negatif atau tidak ada

produksi karbapenemase. Kemudian, dilanjutkan dengan uji eCIM memberikan

hasil 39 sampel menunjukkan hasil positif metallo-β-lactamase, dan 2 sampel

memperlihatkan hasil positif serine carbapenemase pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem RSUD dr. Saiful Anwar, Malang.

5.2.2 Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado

Hasil uji produksi enzim karbapenemase pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado pada Tabel. 5.3. dan dapat dilihat juga pada Gambar 5.2 yaitu uji

modified Carbapenem Inhibitor Method (mCIM) dan EDTA- Carbapenem Inhibitor

Method (eCIM).

Gambar 5.2 Hasil Uji Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-


calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,
Manado.
Keterangan: Gambar A. Hasil uji produksi karbapenemase menggunakan modified
Carbapenem Inactivation Method; Gambar B. Hasil identifikasi produksi metallo-β-
lactamase menggunakan EDTA-Carbapenem Inactivation Method.
56
Uji produksi karbapenemase pada 30 sampel bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado menggunakan mCIM diperoleh hasil positif pada 28 sampel (93,3%)

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem, juga diperoleh

hasil 1 sampel dengan hasil indeterminate dan 1 sampel menunjukkan hasil

negatif atau tidak ada produksi karbapenemase. Selanjutnya, dilanjutkan dengan

uji eCIM memberikan hasil 28 sampel (93,3%) menunjukkan hasil positif metallo-

β-lactamase, dan 2 sampel (6,7%) memperlihatkan hasil positif serine

carbapenemase pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

5.3 Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

5.3.1 Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Pada penelitian tahap kedua, yaitu untuk mengetahui adanya produksi

enzim karbapenemase dan gen resistan blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 pada

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari pasien

rawat inap di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang. Identifikasi gen resistan pada

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang dapat dilihat pada Tabel. 5.3 memperlihatkan gen resistan

yaitu blaNDM yang tampak pada Gambar 5.3 dan blaOXA-23 yang dilihat pada

Gambar 5.4, serta gen resistan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang terbanyak adalah blaOXA-23.

57
Gambar 5.3 Hasil PCR Simplex Gen Resistan blaNDM pada Sampel Bakteri
A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUD dr. Saiful
Anwar Malang.
Keterangan: Jalur 1: Marker, Jalur 2: Kontrol negatif (Aquades), Jalur 3: Kontrol positif
blaNDM, Jalur 4, 6-20: Sampel MLG-15, MLG-17 sampai dengan MLG-31 dengan hasil
negatif blaNDM, Jalur 5: Sampel MLG-16 dengan hasil positif blaNDM.

Hasil identifikasi gen resistan blaNDM menggunakan metode PCR

simplex diperoleh hasil positif pada dua sampel (4,6%) bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem yaitu sampel MLG-13 dan MLG-16

dan juga sesuai dengan hasil positif pada uji mCIM dan eCIM pada bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful

Anwar, Malang.

58
Gambar 5.4 Hasil PCR Simplex Gen Resistan blaOXA-23 pada Sampel
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUD
dr. Saiful Anwar Malang.
Keterangan: Jalur 1: Marker, Jalur 2: Kontrol negatif (Aquades), Jalur 3: Kontrol positif
blaOXA-23, Jalur 4-20: Sampel MLG-15 sampai dengan MLG-31 dengan hasil positif
blaOXA-23.

Hasil identifikasi gen resistan blaOXA-23 menggunakan metode PCR

simplex diperoleh hasil positif pada 39 sampel (90,7%) bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dan juga sesuai dengan hasil positif

pada uji mCIM dan eCIM pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang. Selain itu, ditemukan

4 sampel (9,3%) tidak memiliki gen resistan karbapenemase blaKPC, blaNDM,

blaOXA-23 bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang.

59
5.3.2 Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-calcoaceticus
complex Resistan Karbapenem di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado

Penelitian tahap kedua, yaitu untuk mengetahui adanya produksi enzim

karbapenemase dan gen resistan blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 pada bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari pasien rawat inap di

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado yang ditunjukkan pada Tabel. 5.3

memperlihatkan bahwa gen resistan terdeteksi yaitu blaNDM dapat dilihat pada

Gambar 5.5, dan blaOXA-23 dapat dilihat pada Gambar 5.6, dengan dominan

gen resistan karbapenem adalah gen blaOXA-23.

Gambar 5.5 Hasil PCR Simplex Gen Resistan blaNDM pada Sampel Bakteri
A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUP Prof. dr.
R. D. Kandou, Manado.
Keterangan: Jalur 1: Marker, Jalur 2: Kontrol negatif (Aquades), Jalur 3: Kontrol positif
blaNDM, Jalur 4, 6-20: Sampel MDO-1, MDO-3 sampai dengan MDO-17 dengan hasil
negatif blaNDM, Jalur 5: Sampel MDO-2 dengan hasil positif blaNDM.

Hasil identifikasi gen resistan blaNDM menggunakan metode PCR

simplex diperoleh hasil positif pada satu sampel (3,3%) bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem yaitu sampel MDO-2, dan juga


60
menunjukkan hasil positif pada uji mCIM dan eCIM pada bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado.

Gambar 5.6 Hasil PCR Simplex Gen Resistan blaOXA-23 pada Sampel
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou, Manado
Keterangan: Jalur 1: Marker, Jalur 2: Kontrol negatif (Aquades), Jalur 3: Kontrol positif
blaOXA-23, Jalur 4, 6, 10, 11, 14, 16, 19, 20: Sampel MDO-1, MDO-3, MDO-7, MDO-8,
MDO-11, MDO-13, MDO-16, MDO-17 dengan hasil positif blaOXA-23, Jalur 5, 7, 8, 9, 12,
13, 15, 17, 18: Sampel MDO-2, MDO-4, MDO-5, MDO-6, MDO-9, MDO-10, MDO-12,
MDO-14, MDO-15 dengan hasil negatif blaOXA-23.

Hasil identifikasi gen resistan blaOXA-23 menggunakan metode PCR

simplex diperoleh hasil positif pada 18 sampel (60%) bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dan juga sesuai dengan hasil positif

pada uji mCIM dan eCIM pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dari RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. Selain itu,

ditemukan 11 sampel (36,7%) tidak memiliki gen resistan karbapenemase

blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dari RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.


61
Tabel 5.3 Distribusi Gen Resistan Karbapenemase dan Produksi Karbapenemase Pada Isolat bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

Rumah Sakit Sampel Total Gen Resistansi Karbapenem mCIM eCIM


Sampel
blaKPC blaNDM blaOXA-23 Positif Negatif Metallo-β- Serine-β-
lactamase lactamase
RSUD Darah 9 0 0 7 (77.8%)a 9 (100%) - 9 (100%) -
dr. Saiful Urine 5 0 0 5 (100%) 5 (100%) - 4 (80%) -
Anwar,
Sputum 28 0 2 (7.1%) 26 (92.9%) 27 (96.4%) 1 (3.6%) 25 (89.3%) 2 (7.1%)
Malang
Pus 1 0 0 1 (100%) 1 (100%) - 1 (100%) -
RSUP Prof. Darah 2 0 0 2 (100%) 2 (100%) - 2 (100%) -
dr. R. D. Urine 3 0 0 2 (66.7%)b 3 (100%) - 3 (100%) -
Kandou,
Sputum 14 0 0 8 (57.1%)c 13 (92.9%) 1 (7.1%) 14 (100%) -
Manado
d
Pus 11 0 1 (9%) 6 (54.5%) 11 (100%) - 9 (81.8%) 2 (18.2%)
Keterangan: Gen Resistansi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem terbanyak ditemukan pada Gen blaOXA-23.
blaKPC: K. pneumonia carbapenemase, blaNDM: New Delhi metallo-β-lactamase, blaOXA-23: Oxacillinase-23, mCIM: modified Carbapenem
Inactivation Method, eCIM: EDTA-Carbapenem Inhibitor Method.
a
dua isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari sampel darah di RSUD dr. Saiful Anwar hospital Malang tidak
terdeteksi ketiga gen resistan karbapenem.
b
satu isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari sampel urine di RSUP Prof. dr. RD. Kandou Manado tidak terdeteksi
ketiga gen resistan karbapenem.
c
enam isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari sampel sputum di RSUP Prof. dr. RD. Kandou hospital Manado
tidak terdeteksi ketiga gen resistan karbapenem.
d
empat isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari sampel pus di RSUP Prof. dr. RD. Kandou hospital Manado tidak
terdeteksi ketiga gen resistan karbapenem.
62
5.4 Uji Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat Analysis (MLVA)
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem
di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. RD. Kandou,
Manado

5.4.1 Uji Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat Analysis (MLVA)


Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem
di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

Uji Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat Analysis (MLVA)

menggunakan delapan gen primer yaitu Abaum-1988, Abaum-3530, Abaum-

3002, Abaum-2240, Abaum-0826, Abaum-2396, Abaum-3468, Abaum-0845.

Penentuan angka jumlah pengulangan alel VNTR yang dihitung berdasarkan

angka ukuran amplikon dari isolat yang diuji dikurangi dengan ukuran region

yang mengapit, dan nilai yang diperoleh dibagi dengan panjang unit berulang.

Pada uji MLVA jika tidak ada amplifikasi atau pola amplikon ambigu yang diamati

berulang kali pada lokus tertentu, dan alel tersebut, maka disebut sebagai "gagal

(failed)" yang ditunjukkan dengan simbol "-" (Pourcel et al., 2011).

Hasil penelitian uji MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dapat dilihat pada

Gambar 5.7 dan Tabel 5.4.

63
Gambar 5.7 Hasil Uji MLVA Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang
Keterangan: Hasil uji MLVA diperoleh MT2 dan MT3 dominan di RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang

Hasil uji MLVA dari bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang diperoleh 3 MLVA type (MT),

yaitu MT1 terdiri dari sampel MLG-14, 16, 42, 43; MT2 terdiri dari sampel MLG-4,

6, 10,12, 13 17, 18, 21, 24, 25, 30, 33, 35, 36, 38 – 4; MT3 terdiri dari sampel

MLG-1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 15, 19, 20, 22, 23, 26 – 29, 31, 32, 34, 37.

64
5.4.2 Uji Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat Analysis (MLVA)
Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan Karbapenem
di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

Pada penelitian Multiple-locus Variable-Number Tandem-Repeat Analysis

(MLVA) bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado dapat dilihat pada Gambar 5.8 dan Tabel

5.4.

Gambar 5.8 Hasil Uji MLVA Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex


Resistan Karbapenem di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
Keterangan: Hasil uji MLVA diperoleh MT2 dominan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou.

65
Hasil uji MLVA pada bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou diperoleh grup MLVA sebanyak

lima grup dari, yaitu MT2 terdiri dari sampel MDO-3, 7, 10-12, 16-19, 21, 22, 24-

29; MT3 terdiri dari sampel MDO-1, 8, 23, 30; MT4 terdiri dari sampel MDO-5, 6,

13, 14, 15; MT5 terdiri dari sampel MDO-4 dan MDO-2; MT6 terdiri dari sampel

MDO-9 dan MDO-20.

Hasil uji MLVA yang diperoleh dari kedua rumah sakit penelitian

menunjukkan didominasi MT2 yang berasal dari spesimen lower respiratory tract

(24/35 [68.5%]), darah (5/35 [14.3%]), pus (3/35 [8.6%]), dan urine (3/35 [8.6%]).

MT 2 diperoleh sebanyak 18 isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan sebanyak 17 isolat

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

Selain itu, kedua terbanyak MT3 yang berasal dari spesimen lower

respiratory tract (12/25 [48%]), darah (6/25 [24%]), pus (4/25 [16%]), dan urine

(3/25 [12%]) ditemukan sebanyak 21 isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan sebanyak

4 isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado.

66
Tabel 5.4 Hasil Uji MLVA Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex
Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

No. MLVA RSUD dr. RSUP Prof.

Abaum-1988

Abaum-3530

Abaum-3002

Abaum-2240

Abaum-0826

Abaum-2396

Abaum-3468

Abaum-0845
Type Saiful Anwar dr. R. D.
(MT) Malang Kandou
Manado

1. MT1 5 6 7 3 15 17 12 20 4 (9,3%)

2. MT2 9 7 7 4 17 12 12 20 18 (41,9%) 17 (56,6%)

3. MT3 5 6 8 3 17 22 12 22 21 (48,8%) 4 (13,3%)

4. MT4 5 1 7 3 17 12 12 22 5 (16,7%)

5. MT5 8 6 8 3 - 17 13 20 2 (6,7%)

6. MT6 9 1 - - - 17 9 20 2 (6,7%)

Keterangan: Hasil MLVA diperoleh MT2 dan MT3 dominan di RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang, dan MT2 dominan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou.

Pemilihan sebelas isolat bakteri A. baumannii--calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang ditentukan berdasarkan jumlah isolat pada keenam

MT dan secara random dengan rincian sebagai berikut satu isolat dari MT1,

empat isolat dari MT2, tiga isolat dari MT3, dan masing-masing satu isolat dari

MT4, MT5, MT6. Kesebelas strain A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem mewakili dari enam MT dilanjutkan untuk analisis sequence type,

clonal complex, dan phylogenetic tree.

67
5.5 Identifikasi Gen “housekeeping” dan MLST bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem

Hasil sebelas isolat bakteri A. baumannii--calcoaceticus complex resistan

karbapenem yang dilakukan uji MLST diperoleh hasil ST2 sebanyak 3 isolat,

ST641 sebanyak 1 isolat, ST642 sebanyak 5 isolat, ST823 sebanyak 1 isolat,

ST1276 sebanyak 1 isolat. ST642 ditemukan terbanyak di RSUD dr. Saiful Anwar

Malang, sedangkan hasil MLST bervariasi di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado, dan hasil MLST dapat dilihat di Tabel 5.5.

5.6 Uji Clonal Complex bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem

Hasil uji clonal complex dari sebelas isolat bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem menggunakan uji algoritma

eBURST versi 3 (http://eburst.mlst.net/) diperoleh hasil CC1 mendominasi di

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, sedangkan CC2 terbanyak di RSUP Prof. dr. R.

D. Kandou, Manado, dan hasil clonal complex dapat dilihat di Tabel 5.5.

5.7 Phylogenetic tree bakteri A. baumanni-calcoaceticus complex

resistan karbapenem

Hasil uji sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

iresistan karbapenem menggunakan PCR, dilanjutkan pengujian untuk

memperoleh hasil Phylogenetic tree bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem menggunakan MEGA X dengan metode Neighbor-joining.

Analisis filogenetik menunjukkan hubungan yang erat antara empat isolat

dari Malang, yaitu MLG-8, MLG-31, MLG-32, dan MLG-42 (clade 1). Selain itu,

68
MLG-30 dari Malang berkerabat dekat dengan MDO-9 dan MDO-26 dari Manado

(clade 2) dari RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado dapat dilihat pada Gambar 5.9.

Gambar 5.9 Phylogenetic Tree Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex


Resistan Karbapenem Menggunakan Metode Neighbor-Joining

Keterangan: Hasil Phylogenetic relatednes diperoleh 2 clade yaitu CC1 dominan di


RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan CC2 dominan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou.

69
Tabel 5.5 Hasil Uji Sequencing Type dan Clonal Complex Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan
Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

No. MLVA Sampel Locus sequence and allele number Sequencing Clonal

Type (MT) cpn60 fusA gltA pyrG recA rpiB rpoB Type (ST) Complex (CC)

1. MT 1 MLG-42 1 1 1 1 9 1 1 642 1
2. MT 2 MLG-30 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3. MLG-41 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4. MDO-18 2 125 2 2 2 2 2 823 2
5. MDO-26 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6. MT 3 MLG-8 1 1 1 1 9 1 1 642 1
7. MLG-31 1 1 1 1 9 1 1 642 1
8. MLG-32 1 1 1 1 9 1 1 642 1
9. MT 4 MDO-6 382 267 14 188 9 17 1 642 1
10. MT 5 MDO-2 192 26 91 14 192 16 47 1276 singleton
11. MT 6 MDO-9 2 1 1 2 68 2 201 641 2

Keterangan: Hasil ST diperoleh ST642 dan CC1 dominan di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan ST bervariasi dan CC2 dominan di RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou.

70
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pola dan Prevalensi Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex


Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

Penelitian ini merupakan penelitian pertama untuk eksplorasi dan

mengetahui epidemiologi molekuler bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang dilakukan di dua rumah sakit rujukan, yaitu RSUD dr.

Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado,

Sulawesi Utara.

Penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang diisolasi dan

diidentifikasi bakteri A. baumannii--calcoaceticus complex resistan karbapenem

berasal dari sampel darah sebanyak 9 (20,9%), sputum sebanyak 28 (65,2%),

urine sebanyak 5 (11,6%), dan pus sebanyak 1 (2,3%). Angka kejadian infeksi

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem pada

penelitian saat ini terjadi peningkatan jika dibandingkan angka kejadian pada

tahun 2016 (Santoso et al., 2016). Penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. dr. R.

D. Kandou, Manado diperoleh hasil isolasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem berasal dari sampel darah sebanyak 2 (6,6%),

sputum sebanyak 14 (46,7%), urine sebanyak 3 (10%), dan pus sebanyak 11

(36,7%). Hasil isolasi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dari urine di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado sebanding

penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Soetomo, Surabaya dengan angka

71
kejadian infeksi bakteri A. baumannii resistan karbapenem dari urine sebesar

10,7% (Kuntaman et al., 2018).

Hasil penelitian uji sensitivitas antibiotik bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado menunjukkan kategori resistansi

antibiotik extensively drug resistant (XDR), hasil ini berbeda dengan hasil

penelitian yang masih multidrug resistant (MDR) di Jakarta dan Surabaya

(Kuntaman et al., 2018; Saharman et al., 2018) dan juga di Mesir (El Bannah et

al., 2017; Kashef, 2017), Taiwan (C. Y. Lin et al., 2016), Nepal (Shrestha et al.,

2015), dan Los Angeles (El-Shazly et al., 2015). Hal ini menunjukkan bahwa

telah terjadi peningkatan insiden resistan antibiotik dan penyebaran yang luas

gen resistan karbapenemase dari bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem secara luas, termasuk di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang,

Jawa Timur, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara,

sehingga menjadi peringatan kepada semua tenaga medis di setiap rumah sakit

di Indonesia untuk waspada dan bijak dalam penggunaan antibiotik yang

digunakan kepada pasien rawat inap di rumah sakit.

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem telah

menunjukkan tingkat resistan antibiotik XDR di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado, tetapi masih ada beberapa antibiotik

yang memberikan hasil uji sensitivitas yang masih sensitif terhadap bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem, yaitu di RSUD dr. Saiful

Anwar, Malang masih ada sebanyak 14 sampel (32,5%) yang sensitif terhadap

antibiotik trimethoprim-sulfamethoxazole, sebanyak 15 sampel (34,9%) yang

sensitif terhadap antibiotik amikasin, dan sebanyak 24 sampel (55,8%) yang

72
sensitif terhadap antibiotik tigesiklin, sedangkan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado masih ada sebanyak 13 sampel (43,3%) yang sensitif terhadap antibiotik

trimethoprim-sulfamethoxazole, sebanyak 16 sampel (53,3%) yang sensitif

terhadap antibiotik amikasin, dan sebanyak 29 sampel (96,7%) yang sensitif

terhadap antibiotik tigesiklin. Hal ini memberikan alternatif dan terapi yang

relevan baik secara terapi tunggal atau terapi kombinasi antibiotik terhadap

infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dan

juga perlu penelitian lebih lanjut terhadap ketiga antibiotik tersebut, sehingga

diperoleh kejelasan tentang mekanisme kerja obat dan dapat dilakukan penelitian

senyawa ekstrak yang memiliki mekanisme kerja seperti ketiga obat tersebut.

Hasil penelitian ini sama juga yang ditemukan di RSUD dr. Soetomo, Surabaya

(Kuntaman et al., 2018), Nepal (Shrestha et al., 2015), dan Los Angeles (El-

Shazly et al., 2015).

6.2 Identifikasi Isolat Produksi Karbapenemase Bakteri A. baumannii-


calcoaceticus complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful
Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

dilakukan uji produksi karbapenemase menggunakan modified carbapenem

inactivation method (mCIM), dan apabila hasil uji produksi karbapenemase positif

maka akan dilanjutkan dengan EDTA-carbapenem inactivation method (eCIM)

untuk mengetahui isolat bakteri Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem menghasilkan metallo-β-lactamase atau serine

73
carbapenemase (McMullen et al., 2017; Simner et al., 2018; Clinical and

Laboratory Standards Institute, 2019).

Isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang diperoleh 42 sampel positif memproduksi

karbapenemase dengan 1 sampel (sampel MLG-17) negatif produksi

karbapenemase tetapi ditemukan adanya gen resistan karbapenemase OXA-23.

Hal ini perlu penelitian lebih lanjut tentang gen resistan karbapenemase yang lain

dan juga meneliti mekanisme resistansi antibiotik dari mekanisme yang lain

seperti identifikasi porin dan pompa efluks pada isolat bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang. Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan

di Washington dan Maryland, USA (McMullen et al., 2017; Simner et al., 2018).

Penelitian uji produksi karbapenemase di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado diperoleh 29 sampel memproduksi karbapenemase, dan 1 sampel

(MDO-14) negatif produksi karbapenemase dan tidak terdeteksi gen resistan

karbapenem. Hasil penelitian sesuai penelitian yang dilakukan di Washington

dan RSUD dr. Soetomo, Surabaya (McMullen et al., 2017; Kuntaman et al.,

2018).

Produksi karbapenemase negatif disebabkan oleh bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex memiliki derajat rendah permeabilitas OMP (Sun et al.,

2017) dan OXA (blaOXA-23) merupakan jenis karbapenemase paling umum

yang diproduksi oleh bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex, tetapi tidak

efisien dan karbapenemase tereduksi, berbeda dengan serin kelas A (blaKPC)

dan kelas B metallo-β-laktamase (blaNDM) lainnya. Bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem juga dapat disebabkan oleh


74
mekanisme resistansi lain, seperti mutasi porin atau pompa efluks (Potron et al.,

2015). Hasil eCIM menunjukkan metallo-β-laktamase dominan di dua rumah

sakit di Manado dan Malang.

6.3 Identifikasi Gen Resistan Bakteri A. baumannii-calcoaceticus


complex Resistan Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang
dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado

Identifikasi gen resistan karbapenemase merupakan penelitian pertama

kali dilakukan untuk mengidentifikasi gen resistan blaKPC, blaNDM, blaOXA-23

menggunakan metode simplex PCR pada bakteri bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di dua rumah sakit rujukan, yaitu

RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado, Sulawesi Utara.

Hasil identifikasi gen resistan blaKPC, blaNDM, blaOXA-23 pada sampel

yang diisolasi dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang ditemukan 2 sampel (4,6%)

positif gen resistan karbapenemase blaNDM dan blaOXA-23 yaitu sampel MLG-

13 dan sampel MLG-16. Ditemukan 39 sampel (90,7%) positif gen resistan

karbapenemase blaOXA-23, dan 4 sampel (9,3%) tidak ditemukan gen resistan

karbapenem yaitu sampel MLG-3, MLG-5, MLG-12, MLG-14. Penelitian gen

resistan karbapenemase di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado diperoleh hasil

identifikas 1 sampel (3,3%) positif gen resistan karbapenemase blaNDM, dan 18

sampel (60%) positif gen resistan karbapenemase blaOXA-23 serta 11 sampel

(36,7%) tidak terdeteksi gen resistan karbapenem. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian di Jakarta diperoleh gen resistan karbapenemase blaNDM dan

blaOXA-23 (1,3%) dan blaOXA-23 (91,8%) (Saharman et al., 2018), Japan


75
diperoleh gen resistan karbapenemase blaOXA-23 (85%) (Kubo et al., 2015),

Mesir diperoleh gen resistan karbapenemase blaNDM dan blaOXA-23 (2%) dan

blaOXA-23 (72%) (El Bannah et al., 2017), Los Angeles, California, USA

ditemukan gen resistan karbapenemase blaOXA-23 (57,1%) (El-Shazly et al.,

2015). Hal ini menunjukkan gen resistan karbapenemase OXA-23 sudah tersebar

luas di dunia, termasuk di Asia tenggara (Hsu et al., 2017). Hasil penelitian

berbeda dengan hasil penelitian di RSUD dr. Soetomo, Surabaya yang

menunjukkan gen resistan yang dominan adalah blaNDM (Kuntaman et al.,

2018), dan perbedaan ini dapat disebabkan karena perbedaan tempat penelitian

dan juga mobilitas manusia yang akan mempengaruhi penyebaran strain bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem (MacPherson et al.,

2009).

Penelitian ini ditemukan gen resistan karbapenem blaNDM menunjukkan

resistansi terhadap antibiotik golongan penisilin, sefalosporin, sulfonamid,

fluorokuinolon, karbapenem dan sebagian aminoglikosida, tetapi masih sensitif

terhadap antibiotik amikasin dan tigesiklin. Gen resistan karbapenem blaOXA-23

menunjukkan resistansi terhadap antibiotik golongan penisilin, sefalosporin,

fluorokuinolon, karbapenem dan sebagian aminoglikosida, tetapi masih sensitif

terhadap antibiotik amikasin, tigesiklin dan trimethoprim-sulfametoxazol. Hal ini

terjadi karena blaOXA-23 dapat menghidrolisis antibiotik golongan penisilin,

sefalosporin, fluorokuinolon dan karbapenem (Nowak & Paluchowska, 2016), dan

sesuai penelitian di Vietnam menunjukkan sensitif hanya antibitik trimethoprim-

sulfametoxazol (Quoc et al., 2019). Menariknya, dua sampel yang teridentikasi

gen resistan karbapenem blaNDM dan blaOXA-23 cuma sensitif terhadap

trimethoprim-sulfametoxazol, sedangkan satu sampel yang lain masih sensitif

76
terhadap antibiotik amikasin dan tigesiklin, tetapi untuk zona hambat

menunjukkan hasil yang sama. Peneliti menduga pada sampel yang

teridentifikasi satu gen resistan karbapenem bisa terdapat gen resistan yang lain

yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, dan RSUP

Prof. dr. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara ditemukan produksi

karbapenemase positif, tetapi tidak ditemukan gen resistan karbapenemase

blaKPC, blaNDM, blaOXA-23. Oleh sebab itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang

gen resistan metallo-β-lactamase yang lain, seperti blaIMP, blaVIM, dan blaSIM

atau gen resistan serine carbapenemase dari kelas A dan D, dan juga meneliti

mekanisme resistansi antibiotik dari mekanisme yang lain seperti identifikasi

porin dan pompa efluks (Bonomo & Szabo, 2006; Vila et al., 2007; Manchanda et

al., 2010) pada isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dari RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou, Manado.

6.4 Uji MLVA Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan


Karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R.
D. Kandou, Manado

Uji MLVA yang dilakukan pada sampel bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado, maka diperoleh hasil tipe MLVA

sebanyak tiga tipe MLVA di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan sebanyak lima

tipe MLVA dari bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou. Ada dua tipe MLVA yang dominan di RSUD dr.

77
Saiful Anwar Malang, yaitu MT2 dan MT3, sedangkan di RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou Manado diperoleh MT2 yang dominan. Hal ini menunjukkan bahwa

adanya mobilisasi manusia baik secara domestik maupun internasional ke kedua

kota Malang dan Manado, karena kedua kota tersebut merupakan kota

pariwisata baik nasional maupun internasional. Selain itu, terdapat perbedaan

tipe MLVA di Malang dan Manado yang dapat dipengaruhi oleh iklim,

penggunaan antibiotik, geografis dan mobilisasi manusia (MacPherson et al.,

2009). Hasil MLVA yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan di

Maryland USA (Johnson et al., 2016), Perancis (Pourcel et al., 2011), Cina (Hu et

al., 2013), Iran (Azimi et al., 2016), Italia dan Malaysia (http://mlva.u-

psud.fr/MLVAnet/). Peneliti berpendapat bahwa telah terjadi penyebaran strain

atau grup dari satu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh transfer konjugal

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dan adanya

mobilitas manusia antar negara atau benua (MacPherson et al., 2009).

Hasil uji MLVA bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dilanjutkan uji MLST berdasarkan persentasi masing-masing tipe

MLVA dengan pemilihan sampel menggunakan proporsional random. Hasil uji

MLVA bisa digunakan sebagai data awal (baseline data) di dua rumah sakit,

sehingga apabila terjadi outbreak infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem bisa menggunakan uji MLVA untuk menentukan

clonality relatedness atau evolution relationship di dua rumah sakit tersebut.

78
6.5 Uji MLST Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex Resistan

Karbapenem

Hasil MLST yang diperoleh dari perwakilan hasil tipe MLVA bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr. Saiful

Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado adalah ST2, ST641,

ST642, ST823, ST1276.

Hasil sequence type bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem yang diperoleh ada yang sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan di Jakarta (Saharman et al., 2018) yaitu ST642. Hasil sequence type

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem sama dengan

penelitian yang dilakukan di Nepal (Shrestha et al., 2015) dan Los Angeles (El-

Shazly et al., 2015) yaitu ST2. Hal ini dapat diduga telah terjadi penyebaran

strain atau grup dari satu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh transfer

konjugal bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dan

adanya mobilitas manusia antar negara atau benua (MacPherson et al., 2009),

lebih khusus ST642 yang dominan ditemukan di Malang, dan menunjukkan

kesamaan hasil dengan Jakarta karena Jakarta dan Malang berada dalam satu

pulau yaitu pulau Jawa. Selain itu, ST642 juga ditemukan di Pakistan (Khurshid

et al., 2020), hal ini dapat diduga telah terjadi penyebaran ST642 di Asia.

Penemuan bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dengan ST642 yang dominan di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

menunjukkan telah terjadi transmisi bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, sehingga harus lebih

lagi diperketat monitoring dan supervisi tentang pemutusan transmisi infeksi

79
nosokomial dan penggunaan antibiotik karbapenem oleh tim pencegahan dan

pengendalian infeksi di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang.

Hasil ST2 kedua terbanyak yang ditemukan sebanyak dua isolat bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful

Anwar, Malang dan satu isolat bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. Hasil penelitian

ST2 ditemukan juga di Nepal (Shrestha et al., 2015) dan Los Angeles (El-Shazly

et al., 2015).

Pada penelitian ini, ditemukan juga hasil sekuensing yang lain, yaitu

ST641, ST823, dan ST1276. Hasil ST641 ditemukan di Kolombia (Correa et al.,

2018), ST823 sama ditemukan di Cina (Bi et al., 2019), dan ST1276 ditemukan di

Taiwan [PubMLST database (http://pubmlst.org/abaumannii/)]. Peneliti menduga

telah terjadi penyebaran ketiga ST di atas, karena adanya kesepakatan kerja

sama di bidang pariwisata Pemerintah Daerah Sulawesi Utara dengan

Pemerintah Cina dan Taiwan dengan telah dibuka penerbangan langsung antara

Manado dengan Cina dan Taiwan.

Pada penelitian ini juga ditemukan hasil sequence type yang baru bakteri

A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem di kedua rumah sakit

tersebut adalah ST823 dan ST1276 di Malang dan Manado.

6.6 Uji Clonal Complex Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

Resistan Karbapenem

Hasil clonal complex yang diperoleh dari perwakilan hasil tipe MLVA

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem dari RSUD dr.

80
Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado adalah CC1

dan CC2.

Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex pada CC1 resistan terhadap

antibiotik yaitu kelas aminoglikosida yaitu gentamisin, amikasin, tobramisin, dan

kelas fluorokuinolon, yaitu ofloxacin, sedangkan CC2 menunjukkan resistan

terhadap antibiotik ampisilin-sulbaktam, imipenem, gentamisin, amikasin,

tobramisin, ofloxacin, tetrasiklin, dan sulfametoksasol-trimetoprim (Diancourt et

al., 2010).

Hasil clonal complex bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem yang diperoleh ada yang sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan di Nepal (Shrestha et al., 2015) dan Los Angeles (El-Shazly et al.,

2015) yaitu CC1 dan CC2. Hasil penelitian ini menunjukkan telah terjadi

penyebaran strain atau grup dari satu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi

oleh transfer konjugal bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem dan adanya mobilitas manusia antar negara atau benua

(MacPherson et al., 2009).

6.7 Phylogenetic Tree Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

Resistan Karbapenem

Isolat MDO-2 yang memiliki ST1276 berdiri sendiri, diduga karena telah

terjadi mutasi dibandingkan dengan isolat lain dalam CC1 dan CC2 dan masih

singleton. Isolat MDO-6 masih berkerabat dekat dengan ancestor (root of the

tree), sehingga dapat diasumsikan tidak banyak mengalami mutasi, dan

termasuk dalam CC1.

81
Phylogenetic Tree menunjukkan dua klon utama isolat bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem yaitu CC1 dan CC2. CC1

ditemukan dominan di isolat Malang, sedangkan CC2 lebih dominan

prevalensinya di Manado (Si-Tuan et al., 2017). Peneliti menduga dinamika

populasi antara Malang dan Manado rendah.

6.8 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak menampilkan data klinis

dari pasien; tidak mengidentifikasi gen resistansi yang lain dari Kelas A (GES,

PER, TEM, VEB), kelas B (IMP, VIM, SIM) dan kelas D (OXA-24, OXA-25, OXA-

40, OXA-51, OXA-58), dan mekanisme resistansi karbapenem yang lain seperti

porin, OMP dan pompa efluks; tidak melakukan sequensing semua sampel

bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem.

6.9 Kebaruan (Novelty) Penelitian

Kebaruan hasil penelitian ini berdasarkan hasil epidemiologi molekular

isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem ditemukan

ST642 CC1 didominasi di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, dan ditemukan juga di

RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, serta di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou,

Manado. Berdasarkan publikasi sebelumnya ST642 belum tercatat di dalam

international biobank sebagai bagian dari CC1. Oleh karena itu, ST642 CC1

pada penelitian ini akan diregistrasikan sebagai ST baru anggota dari CC1 ke

pubMLST. Clonal complex 1 memiliki pola resistansi antibiotik yang khas, yaitu

resistan terhadap kelas aminoglikosida yaitu gentamisin, amikasin, tobramisin,

dan kelas fluorokuinolon yaitu ofloxacin. Dominasi CC1 pada penelitian ini diduga

82
terkait dengan penggunaan secara intensif antibiotik kelas aminoglikosida dan

fluorokuinolon di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, namun perlu penelitian lebih

lanjut tentang hal ini.

Berbeda dengan RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, hasil penelitian

epidemiologi molekular isolat A. baumannii-calcoaceticus complex resistan

karbapenem menunjukkan bervariasi di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado,

tetapi menariknya ditemukan singleton ST1276 yang dapat disebabkan oleh

mutasi gen pada bakteri. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau disebabkan

oleh paparan agen yang dapat menginduksi mutasi seperti antibiotik, lingkungan

dan iklim. Hasil ST1276 yang ditemukan pada penelitian dikelompokkan pada

new clone karena belum ada di pubMLST.

Clone utama
Transmisi silang
ST642 CC1

Bakteri A. baumannii-
calcoaceticus complex
resistan karbapenem

Antibiotik
Mutasi
Mutasi Lingkungan
spontan
Iklim

Clone baru
Singleton ST1276

Gambar 6.1 Kebaruan (Novelty) Konsep Ilmiah Bakteri A. baumannii-


calcoaceticus complex Resistan Karbapenem

83
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Kesimpulan Umum

Terdapat perbedaan pola genetik bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex antara RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dengan RSUP Prof. dr. R. D.

Kandou Manado. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex ditemukan

dominan pada spesimen sputum; produksi karbapenemase didominasi oleh

Metallo-β-lactamase yang dikode secara dominan oleh gen blaOXA-23; MT

didominasi MT2 dan MT3 di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan di RSUP Prof.

dr. R. D. Kandou Manado.

7.1.2 Kesimpulan Khusus

1. Terdapat perbedaan prevalensi infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado,

2. Bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem

memproduksi karbapenemase dan didominasi oleh metallo-β-lactamase

di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado.

3. Ditemukan gen resistansi karbapenemase bakteri A. baumannii-

calcoaceticus complex resistan karbapenem, yaitu blaNDM dan blaOXA-

84
23 di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang dan RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado, dan ditemukan gen blaOXA-23 terbanyak di kedua rumah sakit.

4. Hasil uji MLVA sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem ditemukan didominasi MT2 dan MT3 di RSUD dr.

Saiful Anwar Malang, dan MT2 terbanyak di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado.

5. Hasil uji MLST sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem ditemukan ST2, ST641, ST642, ST823, dan

ST1276. ST642 mendominasi di RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

6. Hasil uji clonal complex sampel bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem didominasi CC1 di RSUD dr. Saiful Anwar

Malang dan CC2 di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado.

7. Phylogenetic tree menunjukkan dua klon utama isolat bakteri A.

baumannii-calcoaceticus complex resistan karbapenem yaitu CC1 di

RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan CC2 di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado.

7.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan data klinis dari setiap

sampel dari pasien yang terlibat dalam penelitian.

2. Penelitian yang berikut harus ditambah dengan gen resistan

karbapenemase yang lain.

3. Penelitian berikut sebaiknya dilakukan investigasi juga terhadap

mekanisme resistan yang lain, seperti porin dan pompa efluks.

85
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan rumah sakit di setiap provinsi

sehingga diperoleh data bakteri A. baumannii-calcoaceticus complex

resistan karbapenem yang komprehensif di tingkat nasional.

5. Pencegahan dan pengendalian infeksi lebih diperhatikan untuk

mengantisipasi penularan infeksi bakteri A. baumannii-calcoaceticus

complex resistan karbapenem terutama yang memiliki kombinasi gen

resistan NDM dan OXA-23, serta monitoring ketat penggunaan antibiotik

karbapenem di dua rumah sakit.

86
DAFTAR PUSTAKA

Aliramezani, A., Douraghi, M., Hajihasani, A., Mohammadzadeh, M., Rahbar, M.


2016. Clonal relatedness and biofilm formation of OXA-23-producing
carbapenem resistant Acinetobacter baumannii isolates from hospital
environment. Microbial Pathogenesis, 99: 204–208.
https://doi.org/10.1016/j.micpath.2016.08.034
Amaral, L., Martins, A., Spengler, G., Molnar, J. 2014. Efflux pumps of Gram-
negative bacteria: What they do, how they do it, with what and how to deal
with them. Frontiers in Pharmacology, 4: 1–11.
https://doi.org/10.3389/fphar.2013.00168
Antunes, L. C. S., Visca, P., Towner, K. J. 2014. Acinetobacter baumannii:
Evolution of a global pathogen. Pathogens and Disease, 71(3): 292–301.
https://doi.org/10.1111/2049-632X.12125
Azimi, L., Talebi, M., Khodaei, F., Najafi, M., Lari, A. R. 2016. Comparison of
multiple-locus variable-number tandem-repeat analysis with pulsed-field gel
electrophoresis typing of carbapenemases producing Acinetobacter
baumannii isolated from burn patients. Burns, 42(2): 441–445.
https://doi.org/10.1016/j.burns.2015.08.024
Bartual, S. G., Seifert, H., Hippler, C., Luzon, M. A. D., Wisplinghoff, H.,
Rodríguez-Valera, F. 2005. Development of a multilocus sequence typing
scheme for characterization of clinical isolates of Acinetobacter baumannii.
Journal of Clinical Microbiology, 43(9): 4382–4390.
https://doi.org/10.1128/JCM.43.9.4382-4390.2005
Bassetti, M., Nicolini, L., Esposito, S., Righi, E., Viscoli, C. 2009. Current Status
of Newer Carbapenems. Current Medicinal Chemistry.
https://doi.org/10.2174/092986709787458498
Beceiro, A., Moreno, A., Fernández, N., Vallejo, J. A., Aranda, J., Adler, B., et al.
2014. Biological cost of different mechanisms of colistin resistance and their
impact on virulence in Acinetobacter baumannii. Antimicrobial Agents and
Chemotherapy, 58(1): 518–526. https://doi.org/10.1128/AAC.01597-13
Bergogne-Bé, E., Zin, R. É., Towner, K. J. 1996. Acinetobacter spp. as
nosocomial Pathogens: Clinical Microbiology Reviews, 9(2): 148–165.
87
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC172888/pdf/090148.pdf
Bi, D., Xie, R., Zheng, J., Yang, H., Zhu, X., Ou, H.-Y., et al. 2019. Large-Scale
Identification of AbaR-Type Genomic Islands in Acinetobacter baumannii
Reveals Diverse Insertion Sites and Clonal Lineage-Specific Antimicrobial
Resistance Gene Profiles Dexi. Antimicrob Agents Chemother, 63(4): 1–9.
https://doi.org/https://doi.org/10.1128/AAC .02526-18.
Blanco, P., Hernando-Amado, S., Reales-Calderon, J., Corona, F., Lira, F.,
Alcalde-Rico, M., et al. 2016. Bacterial Multidrug Efflux Pumps: Much More
Than Antibiotic Resistance Determinants. Microorganisms, 4(1): 14.
https://doi.org/10.3390/microorganisms4010014
Bonnin, R. A., Nordmann, P., Potron, A., Lecuyer, H., Zahar, J. R., Poirel, L.
2011. Carbapenem-hydrolyzing GES-type extended-spectrum β-lactamase
in Acinetobacter baumannii. Antimicrobial Agents and Chemotherapy.
https://doi.org/10.1128/AAC.00773-10
Bonomo, R. A., Szabo, D. 2006. Mechanisms of multidrug resistance in
Acinetobacter species and Pseudomonas aeruginosa. Clinical Infectious
Diseases. https://doi.org/10.1086/504477
Braun, G., Vidotto, M. C. 2004. Evaluation of adherence, hemagglutination, and
presence of genes codifying for virulence factors of Acinetobacter baumannii
causing urinary tract infection. Memorias Do Instituto Oswaldo Cruz.
https://doi.org/10.1590/S0074-02762004000800010
Brown, S., Amyes, S. 2006. OXA β-lactamases in Acinetobacter: The story so
far. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 57(1): 1–3.
https://doi.org/10.1093/jac/dki425
Canduela, M. J., Gallego, L., Sevillano, E., Valderrey, C., Calvo, F., Pérez, J.
2006. Evolution of multidrug-resistant Acinetobacter baumannii isolates
obtained from elderly patients with respiratory tract infections. Journal of
Antimicrobial Chemotherapy. https://doi.org/10.1093/jac/dkl129
Choi, C. H., Lee, E. Y., Lee, Y. C., Park, T. I., Kim, H. J., Hyun, S. H., et al. 2005.
Outer membrane protein 38 of Acinetobacter baumannii localizes to the
mitochondria and induces apoptosis of epithelial cells. Cellular Microbiology.
https://doi.org/10.1111/j.1462-5822.2005.00538.x
Choi, C. H., Lee, J. S., Lee, Y. C., Park, T. I., Lee, J. C. 2008. Acinetobacter

88
baumannii invades epithelial cells and outer membrane protein A mediates
interactions with epithelial cells. BMC Microbiology, 8: 1–11.
https://doi.org/10.1186/1471-2180-8-216
Clinical and Laboratory Standards Institute. (2019). https://doi.org/10.1007/978-3-
662-48986-4_300416
Coelho, J. M., Turton, J. F., Kaufmann, M. E., Glover, J., Woodford, N., Warner,
M., et al. 2006. Occurrence of carbapenem-resistant Acinetobacter
baumannii clones at multiple hospitals in London and Southeast England.
Journal of Clinical Microbiology, 44(10): 3623–3627.
https://doi.org/10.1128/JCM.00699-06
Correa, A., Del Campo, R., Escandón-Vargas, K., Perenguez, M., Rodríguez-
Banõs, M., Hernández-Gómez, C., et al. 2018. Distinct Genetic Diversity of
Carbapenem-Resistant Acinetobacter baumannii from Colombian Hospitals.
Microbial Drug Resistance, 24(1): 48–54.
https://doi.org/10.1089/mdr.2016.0190
Davies, J. 1994. Inactivation of antibiotics and the disseminaton of resistance
genes . Science, 264: 375–382.
Deng, Y., Bao, X., Ji, L., Chen, L., Liu, J., Miao, J., et al. 2015. Resistance
integrons: Class 1, 2 and 3 integrons. Annals of Clinical Microbiology and
Antimicrobials, 14(1): 1–11. https://doi.org/10.1186/s12941-015-0100-6
Desper, R., Gascuel, O. 2002. Fast and accurate phylogeny reconstruction
algorithms based on the Minimum-Evolution principle. Journal of
Computational Biology. https://doi.org/10.1089/106652702761034136
Deylam Salehi, M., Ferdosi-Shahandashti, E., Yahyapour, Y., Khafri, S.,
Pournajaf, A., Rajabnia, R. 2017. Integron-Mediated Antibiotic Resistance in
Acinetobacter baumannii Isolated from Intensive Care Unit Patients, Babol,
North of Iran. BioMed Research International.
https://doi.org/10.1155/2017/7157923
Diancourt, L., Passet, V., Nemec, A., Dijkshoorn, L., Brisse, S. 2010. The
population structure of Acinetobacter baumannii: Expanding multiresistant
clones from an ancestral susceptible genetic pool. PLoS ONE, 5(4).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0010034
Dijkshoorn, L., Aucken, H., Gerner-Smidt, P., Janssen, P., Kaufmann, M. E.,

89
Garaizar, J., et al. 1996. Comparison of outbreak and nonoutbreak
Acinetobacter baumannii strains by genotypic and phenotypic methods.
Journal of Clinical Microbiology. https://doi.org/10.1128/jcm.34.6.1519-
1525.1996
Doi, Y., Murray, G. L., Peleg, A. Y. 2015. Acinetobacter baumannii: Evolution of
antimicrobial resistance-treatment options. Seminars in Respiratory and
Critical Care Medicine. https://doi.org/10.1055/s-0034-1398388
Doi, Y., Murray, G. L., Peleg, A. Y., Hospital, A. 2016. HHS Public Access. 36(1):
85–98. https://doi.org/10.1055/s-0034-1398388.Acinetobacter
El-Shazly, S., Dashti, A., Vali, L., Bolaris, M., Ibrahim, A. S. 2015. Molecular
epidemiology and characterization of multiple drug-resistant (MDR) clinical
isolates of Acinetobacter baumannii. International Journal of Infectious
Diseases, 41: 42–49. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2015.10.016
El Bannah, A. M. S., Nawar, N. N., Hassan, R. M. M., Salem, S. T. B. 2017.
Molecular Epidemiology of Carbapenem-Resistant Acinetobacter baumannii
in a Tertiary Care Hospital in Egypt: Clonal Spread of bla OXA-23. Microbial
Drug Resistance, 00(00), mdr.2017.0057.
https://doi.org/10.1089/mdr.2017.0057
Evans, B., Hamouda, A., G.B. Amyes, S. 2012. The Rise of Carbapenem-
Resistant Acinetobacter baumannii. Current Pharmaceutical Design.
https://doi.org/10.2174/13816128130204
Eveillard, M., Kempf, M., Belmonte, O., Pailhoriès, H., Joly-Guillou, M. L. 2013.
Reservoirs of Acinetobacter baumannii outside the hospital and potential
involvement in emerging human community-acquired infections.
International Journal of Infectious Diseases, 17(10): 4–7.
https://doi.org/10.1016/j.ijid.2013.03.021
Falagas, M. E., Kopterides, P. 2006. Risk factors for the isolation of multi-drug-
resistant Acinetobacter baumannii and Pseudomonas aeruginosa: a
systematic review of the literature. In Journal of Hospital Infection.
https://doi.org/10.1016/j.jhin.2006.04.015
Feil, E. J., Li, B. C., Aanensen, D. M., Hanage, W. P., Spratt, B. G. 2004.
eBURST: Inferring Patterns of Evolutionary Descent among Clusters of
Related Bacterial Genotypes from Multilocus Sequence Typing Data.

90
Journal of Bacteriology, 186(5): 1518–1530.
https://doi.org/10.1128/JB.186.5.1518-1530.2004
Fernández, L., Hancock, R. E. W. 2012. Adaptive and mutational resistance:
Role of porins and efflux pumps in drug resistance. Clinical Microbiology
Reviews, 25(4): 661–681. https://doi.org/10.1128/CMR.00043-12
Gascuel, O., Steel, M. 2006. Neighbor-joining revealed. In Molecular Biology and
Evolution. https://doi.org/10.1093/molbev/msl072
Gaynes, R., Edwards, J. R. 2005. Overview of nosocomial infections caused by
Gram-negative bacilli. Clinical Infectious Diseases, 41(6): 848–854.
https://doi.org/10.1086/432803
Ghaith, D. M., Zafer, M. M., Al-Agamy, M. H., Alyamani, E. J., Booq, R. Y.,
Almoazzamy, O. 2017. The emergence of a novel sequence type of MDR
Acinetobacter baumannii from the intensive care unit of an Egyptian tertiary
care hospital. Annals of Clinical Microbiology and Antimicrobials, 16(1): 1–8.
https://doi.org/10.1186/s12941-017-0208-y
Giamarellou, H., Antoniadou, A., Kanellakopoulou, K. 2008. Acinetobacter
baumannii: a universal threat to public health? In International Journal of
Antimicrobial Agents. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2008.02.013
Gohl, O., Friedrich, A., Hoppert, M., Averhoff, B. 2006. The thin pili of
Acinetobacter sp. strain BD413 mediate adhesion to biotic and abiotic
surfaces. Applied and Environmental Microbiology, 72(2): 1394–1401.
https://doi.org/10.1128/AEM.72.2.1394-1401.2006
Gordon, N. C., Wareham, D. W. 2010. Multidrug-resistant Acinetobacter
baumannii: mechanisms of virulence and resistance. International Journal of
Antimicrobial Agents, 35(3): 219–226.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2009.10.024
Göttig, S., Pfeifer, Y., Wichelhaus, T. A., Zacharowski, K., Bingold, T., Averhoff,
B., et al. 2010. Global spread of New Delhi metallo-β-lactamase 1. In The
Lancet Infectious Diseases. https://doi.org/10.1016/S1473-3099(10)70275-9
Grundmann, H., Hori, S., Tanner, G. 2001. Determining confidence intervals
when measuring genetic diversity and the Discriminatory Abilities of Typing
Methods for Microorganisms. J. Clin Microbiol., 39(11): 4190–4192.
https://doi.org/10.1128/JCM.39.11.4190

91
Haque, M., Sartelli, M., McKimm, J., Bakar, M. A. 2018. Health care-associated
infections – An overview. In Infection and Drug Resistance.
https://doi.org/10.2147/IDR.S177247
Helmy, O. M., Kashef, M. T. 2017. Different phenotypic and molecular
mechanisms associated with multidrug resistance in Gram-negative clinical
isolates from Egypt. Infection and Drug Resistance, 10: 479–498.
Héritier, C., Poirel, L., Nordmann, P. 2006. Cephalosporinase over-expression
resulting from insertion of ISAba1 in Acinetobacter baumannii. Clinical
Microbiology and Infection. https://doi.org/10.1111/j.1469-
0691.2005.01320.x
Homenta, H., Prawiro, S. R., Sardjono, T. W., Noorhamdani, A.S. 2014. The 38.8
kDa Pili Subunit Hemaglutinin Protein of Acinetobacter baumannii is an
Adhesin Protein that can activate s-IgA Production. IOSR Journal of
Pharmacy and Biological Sciences. https://doi.org/10.9790/3008-09142633
Hsu, L.-Y., Apisarnthanarak, A., Khan, E., Suwantarat, N., Ghafur, A., Tambyah,
P. A. 2017. Carbapenem-resistant Acinetobacter baumannii and
Enterobacteriaceae in south and southeast Asia. Clinical Microbiology
Reviews, 30(1): 1–22. https://doi.org/10.1128/CMR.00042-16
Hu, Y., Li, B., Jin, D., Cui, Z., Tao, X., Zhang, B., et al. 2013. Comparison of
multiple-locus variable-number tandem-repeat analysis with pulsed-field gel
electrophoresis typing of Acinetobacter baumannii in China. Journal of
Clinical Microbiology, 51(4): 1263–1268. https://doi.org/10.1128/JCM.03108-
12
Huang, H., Dong, Y., Yang, Z. L., Luo, H., Zhang, X., Gao, F. 2014. Complete
Sequence of pABTJ2, A Plasmid from Acinetobacter baumannii MDR-TJ,
Carrying Many Phage-like Elements. Genomics, Proteomics and
Bioinformatics, 12(4): 172–177. https://doi.org/10.1016/j.gpb.2014.05.001
Huelsenbeck, J. P., Ronquist, F. 2001. MRBAYES: Bayesian inference of
phylogenetic trees. Bioinformatics, 17(8): 754–755.
https://doi.org/10.1093/bioinformatics/17.8.754
Hugonnet, J. E., Tremblay, L. W., Boshoff, H. I., Barry, C. E., Blanchard, J. S.
2009. Meropenem-clavulanate is effective against extensively drug-resistant
Mycobacterium tuberculosis. Science.

92
https://doi.org/10.1126/science.1167498
Hujer, K. M., Hamza, N. S., Hujer, A. M., Perez, F., Helfand, M. S., Bethel, C. R.,
et al. 2005. Identification of a new allelic variant of the Acinetobacter
baumannii cephalosporinase, ADC-7 β-lactamase: Defining a unique family
of class C enzymes. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 49(7): 2941–
2948. https://doi.org/10.1128/AAC.49.7.2941-2948.2005
Ibarz Pavón, A. B., Maiden, M. C. J. 2009. Multilocus sequence typing. Methods
in Molecular Biology (Clifton, N.J.). https://doi.org/10.1007/978-1-60327-999-
4_11
Jenkins, D. R. 2017. Nosocomial infections and infection control. Medicine
(United Kingdom), 45(10): 629–633.
https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2017.07.005
Jin, J. S., Kwon, S. O., Moon, D. C., Gurung, M., Lee, J. H., Kim, S. Il, et al. 2011.
Acinetobacter baumannii secretes cytotoxic outer membrane protein a via
outer membrane vesicles. PLoS ONE.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0017027
Johnson, E. N., Burns, T. C., Hayda, R. A., Hospenthal, D. R., Murray, C. K.
2007. Infectious complications of open type III tibial fractures among combat
casualties. Clinical Infectious Diseases. https://doi.org/10.1086/520029
Johnson, J. K., Robinson, G. L., Zhao, L. C., Harris, A. D., Stine, O. C., Thom, K.
A. 2016. Comparison of molecular typing methods for the analyses of
Acinetobacter baumannii from ICU patients. Diagnostic Microbiology and
Infectious Disease. https://doi.org/10.1016/j.diagmicrobio.2016.08.024
Kaase, M., Nordmann, P., Wichelhaus, T. A., Gatermann, S. G., Bonnin, R. A.,
Poirel, L. 2011. NDM-2 carbapenemase in Acinetobacter baumannii from
Egypt. Journal of Antimicrobial Chemotherapy.
https://doi.org/10.1093/jac/dkr135
Karthikeyan, K., Thirunarayan, M. A., Krishnan, P. 2010. Coexistence of blaOXA-
23 with blaNDM-1 and armA in clinical isolates of Acinetobacter baumannii
from India. In Journal of Antimicrobial Chemotherapy.
https://doi.org/10.1093/jac/dkq273
Kattan, J. N., Villegas, M. V., Quinn, J. P. 2008. New developments in
carbapenems. In Clinical Microbiology and Infection.

93
https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.2008.02101.x
Khan, H. A., Baig, F. K., Mehboob, R. 2017. Nosocomial infections:
Epidemiology, prevention, control and surveillance. Asian Pacific Journal of
Tropical Biomedicine, 7(5): 478–482.
https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2017.01.019
Khurshid, M., Rasool, M. H., Ashfaq, U. A., Aslam, B., Waseem, M., Xu, Q., et al.
2020. Dissemination of blaOXA-23-harbouring carbapenem-resistant
Acinetobacter baumannii clones in Pakistan. Journal of Global Antimicrobial
Resistance, 21: 357–362. https://doi.org/10.1016/j.jgar.2020.01.001
Kim, D. H., Choi, J. Y., Kim, H. W., Kim, S. H., Chung, D. R., Peck, K. R., et al.
2013. Spread of carbapenem-resistant Acinetobacter baumannii global
clone 2 in Asia and AbaR-type resistance islands. Antimicrobial Agents and
Chemotherapy. https://doi.org/10.1128/AAC.00633-13
Kobayashi, Y. 2005. Study of the synergism between carbapenems and
vancomycin or teicoplanin against MRSA, focusing on S-4661, a
carbapenem newly developed in Japan. Journal of Infection and
Chemotherapy. https://doi.org/10.1007/s10156-005-0402-2
Kubo, Y., Komatsu, M., Tanimoto, E., Sugimoto, K., Tanaka, S., Migita, S., et al.
2015. Spread of OXA-23-producing Acinetobacter baumannii ST2 and
ST246 in a hospital in Japan. Journal of Medical Microbiology, 64(7): 739–
744. https://doi.org/10.1099/jmm.0.000077
Kuehn, M. J., Kesty, N. C. 2005. Bacterial outer membrane vesicles and the host-
pathogen interaction. In Genes and Development.
https://doi.org/10.1101/gad.1299905
Kuntaman, K., Shigemura, K., Osawa, K., Kitagawa, K., Sato, K., Yamada, N., et
al. 2018. Occurrence and characterization of carbapenem-resistant Gram-
negative bacilli: A collaborative study of antibiotic-resistant bacteria between
Indonesia and Japan. International Journal of Urology, 25(11): 966–972.
https://doi.org/10.1111/iju.13787
Kurioka, T., Yunou, Y., Kita, E. 1998. Enhancement of Susceptibility to Shiga
Toxin-Producing Escherichia coli O157:H7 by Protein Calorie Malnutrition in
Mice. Infection and Immunity. https://doi.org/10.1128/iai.66.4.1726-
1734.1998

94
Ladavac, R., Bedenić, B., Vranić-Ladavac, M., Barišić, N., Karčić, N., Pompe, K.,
et al. 2017. Emergence of different Acinetobacter baumannii clones in a
Croatian hospital and correlation with antibiotic susceptibility. Journal of
Global Antimicrobial Resistance, 10: 213–218.
https://doi.org/10.1016/j.jgar.2017.07.001
Lean, S. S., Yeo, C. C., Suhaili, Z., Thong, K. L. 2015. Whole-genome analysis of
an extensively drug-resistant clinical isolate of Acinetobacter baumannii
AC12: Insights into the mechanisms of resistance of an ST195 clone from
Malaysia. International Journal of Antimicrobial Agents, 45(2): 178–182.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2014.10.015
Lee, J. S., Lee, J. C., Lee, C. M., Jung, I. D., Jeong, Y. Il, Seong, E. Y., et al.
2007. Outer membrane protein A of Acinetobacter baumannii induces
differentiation of CD4+ T cells toward a Th1 polarizing phenotype through
the activation of dendritic cells. Biochemical Pharmacology.
https://doi.org/10.1016/j.bcp.2007.02.012
Lee, N.-Y., Lee, H.-C., Ko, N.-Y., Chang, C.-M., Shih, H.-I., Wu, C.-J., et al. 2007.
Clinical and Economic Impact of Multidrug Resistance in Nosocomial
Acinetobacter baumannii Bacteremia . Infection Control & Hospital
Epidemiology. https://doi.org/10.1086/517954
Lepelletier, D., Cady, A., Caroff, N., Marraillac, J., Reynaud, A., Lucet, J. C., et al.
2010. Imipenem-resistant Pseudomonas aeruginosa gastrointestinal
carriage among hospitalized patients: risk factors and resistance
mechanisms. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease.
https://doi.org/10.1016/j.diagmicrobio.2009.08.014
Li, J., Nation, R. L., Milne, R. W., Turnidge, J. D., Coulthard, K. 2005. Evaluation
of colistin as an agent against multi-resistant Gram-negative bacteria. In
International Journal of Antimicrobial Agents.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2004.10.001
Li, Y. jun, Pan, C. zhi, Fang, C. quan, Zhao, Z. xiang, Chen, H. ling, Guo, P. hao,
et al. 2017. Pneumonia caused by extensive drug-resistant Acinetobacter
baumannii among hospitalized patients: Genetic relationships, risk factors
and mortality. BMC Infectious Diseases, 17(1): 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12879-017-2471-0

95
Limansky, A. S., Mussi, M. A., Viale, A. M. 2002. Loss of a 29-kilodalton outer
membrane protein in Acinetobacter baumannii is associated with imipenem
resistance. Journal of Clinical Microbiology.
https://doi.org/10.1128/JCM.40.12.4776-4778.2002
Lin, C. Y., Chen, Y. M., Lin, M. C., Chang, Y. P., Chao, T. Y., Wang, C. C., et al.
(2016). Risk factors of multidrug-resistant Acinetobacter baumannii
recurrence after successful eradication in ventilated patients. Biomedical
Journal, 39(2): 130–138. https://doi.org/10.1016/j.bj.2015.07.001
Lin, H. C., Lin, S. M., Kuo, C. H., Chung, F. T., Yu, C. T., Liu, C. Y., et al. 2011.
Incidence and outcome of healthcare-associated Acinetobacter baumannii in
chronically ventilated patients in a tertiary care hospital in Taiwan. American
Journal of the Medical Sciences.
https://doi.org/10.1097/MAJ.0b013e318206eb7e
Livermore, D. M., Woodford, N. 2006. The β-lactamase threat in
Enterobacteriaceae, Pseudomonas and Acinetobacter. In Trends in
Microbiology. https://doi.org/10.1016/j.tim.2006.07.008
Luo, G., Lin, L., Ibrahim, A. S., Baquir, B., Pantapalangkoor, P., Bonomo, R. A.,
et al. 2012. Active and passive immunization protects against lethal,
extreme drug resistant-Acinetobacter baumannii infection. PLoS ONE.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0029446
MacPherson, D. W., Gushulak, B. D., Baine, W. B., Bala, S., Gubbins, P. O.,
Holtom, P., et al. 2009. Population mobility, globalization, and antimicrobial
drug resistance. Emerging Infectious Diseases, 15(11): 1727–1732.
https://doi.org/10.3201/eid1511.090419
Magiorakos, A. P., Srinivasan, A., Carey, R. B., Carmeli, Y., Falagas, M. E.,
Giske, C. G., et al. 2012. Multidrug-resistant, extensively drug-resistant and
pandrug-resistant bacteria: An international expert proposal for interim
standard definitions for acquired resistance. Clinical Microbiology and
Infection, 18(3): 268–281. https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.2011.03570.x
Maiden, M. C. J., Rensburg, M. J. J. Van, Bray, J. E., Earle, S. G., Ford, S. A,
Jolley, K. A, et al. 2014. Europe PMC Funders Group Europe PMC Funders
Author Manuscripts MLST revisited : the gene-by-gene approach to bacterial
genomics. Nat Rev Microbiol, 11(10), 728–736.

96
https://doi.org/10.1038/nrmicro3093.MLST
Malhotra S, Sharma S, Hans C. 2014. Prevalence of Hospital Acquired Infections
in a tertiary care hospital in India. In International Invention Journal of
Medicine and Medical Sciences.
Manchanda, V., Sinha, S., Singh, N. 2010. Multidrug resistant Acinetobacter.
Journal of Global Infectious Diseases. https://doi.org/10.4103/0974-
777x.68538
Mandell, L. 2009. Doripenem: A new carbapenem in the treatment of nosocomial
infection. In Clinical Infectious Diseases. https://doi.org/10.1086/599809
Manikal, V. M., Landman, D., Saurina, G., Oydna, E., Lal, H., Quale, J. 2000.
Endemic carbapenem-resistant Acinetobacter species in Brooklyn, New
York: Citywide prevalence, interinstitutional spread, and relation to antibiotic
usage. Clinical Infectious Diseases. https://doi.org/10.1086/313902
Maragakis, L. L., Perl, T. M. 2008. Antimicrobial Resistance: Acinetobacter
baumannii: Epidemiology, Antimicrobial Resistance, and Treatment Options.
Clinical Infectious Diseases, 46(8): 1254–1263.
https://doi.org/10.1086/529198
Marti, S., Chabane, Y. N., Alexandre, S., Coquet, L., Vila, J., Jouenne, T., et al.
2011. Growth of Acinetobacter baumannii in pellicle enhanced the
expression of potential virulence factors. PLoS ONE.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0026030
Martínez-Martínez, L. 2008. Extended-spectrum β-lactamases and the
permeability barrier. In Clinical Microbiology and Infection.
https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.2007.01860.x
Matuszewska, M., Murray, G. G. R., Harrison, E. M., Holmes, M. A., Weinert, L.
A. 2020. The Evolutionary Genomics of Host Specificity in Staphylococcus
aureus. Trends in Microbiology, 28(6): 465–477.
https://doi.org/10.1016/j.tim.2019.12.007
McMullen, A. R., Yarbrough, M. L., Wallace, M. A., Shupe, A., Burnham, C. A. D.
2017. Evaluation of genotypic and phenotypic methods to detect
carbapenemase production in gram-negative bacilli. Clinical Chemistry,
63(3): 723–730. https://doi.org/10.1373/clinchem.2016.264804
Meroueh, S. O., Bencze, K. Z., Hesek, D., Lee, M., Fisher, J. F., Stemmler, T. L.,

97
et al. 2006. Three-dimensional structure of the bacterial cell wall
peptidoglycan. Proceedings of the National Academy of Sciences of the
United States of America. https://doi.org/10.1073/pnas.0510182103
Metan, G., Alp, E., Aygen, B., Sumerkan, B. 2007. Acinetobacter baumannii
meningitis in post-neurosurgical patients: Clinical outcome and impact of
carbapenem resistance. In Journal of Antimicrobial Chemotherapy.
https://doi.org/10.1093/jac/dkm181
Moehario, L.H., Tjoa, E., Kiranasari, A., Ningsih, I., Rosana, Y., Karuniawati, A.
2009. Trends in antimicrobial susceptibility of Gram-negative bacteria
isolated from blood in Jakarta from 2002 to 2008. Journal of Infection in
Developing Countries., 3(11): 843-8. doi: 10.3855/jidc.85
Mohajeri, P., Farahani, A., Mehrabzadeh, R. S. 2017. Molecular characterization
of multidrug resistant strains of Acinetobacter baumannii isolated from
intensive care units in west of Iran. Journal of Clinical and Diagnostic
Research, 11(2): DC20–DC22.
https://doi.org/10.7860/JCDR/2017/21156.9397
Mohammed, M., Mohammed, A. H., Mirza, M. A. B., Ghori, A. 2014. Nosocomial
Infections: an Overview. International Research Journal of Pharmacy, 4(1):
7–12. https://doi.org/10.7897/2230-8407.050102
Moitra, K., Silverton, L., Limpert, K., Im, K., Dean, M. 2011. Moving out: From
sterol transport to drug resistance - The ABCG subfamily of efflux pumps. In
Drug Metabolism and Drug Interactions.
https://doi.org/10.1515/DMDI.2011.015
Montefour, K., Frieden, J., Hurst, S., Helmich, C., Headley, D., Martin, M., et al.
2008. Acinetobacter baumannii: An emerging multidrug-resistant pathogen
in critical care. Critical Care Nurse. https://doi.org/10.4037/ccn2008.28.1.15
Morfín-Otero, R., Alcántar-Curiel, M. D., Rocha, M. J., Alpuche-Aranda, C. M.,
Santos-Preciado, J. I., Gayosso-Vázquez, C., et al. 2013. Acinetobacter
baumannii infections in a tertiary care hospital in Mexico over the past 13
years. Chemotherapy, 59(1): 57–65.
Mugnier, P. D., Poirel, L., Naas, T., Nordmann, P. 2010. Worldwide dissemination
of the blaOXA-23 Carbapenemase gene of Acinetobacter baumannii.
Emerging Infectious Diseases. https://doi.org/10.3201/eid1601.090852

98
Munoz-Price, L. S., Weinstein, R. A. 2008. Acinetobacter Infection. New England
Journal of Medicine, 358(12): 1271–1281.
https://doi.org/10.1056/NEJMra070741
Nejad, S. B., Allegranzi, B., Syed, S., Ellis, B., Pittet, D. 2011. Health-care-
associated infection in Africa: a systematic review. Bulletin of the World
Health Organization. https://doi.org/10.2471/blt.11.088179
Nemec, A., Maixnerová, M., van der Reijden, T. J. K., van den Broek, P. J.,
Dijkshoorn, L. 2007. Relationship between the AdeABC efflux system gene
content, netilmicin susceptibility and multidrug resistance in a genotypically
diverse collection of Acinetobacter baumannii strains. Journal of
Antimicrobial Chemotherapy. https://doi.org/10.1093/jac/dkm231
Nikaido, H. 2010. Structure and mechanism of RND-type multidrug efflux pumps.
Advances in Enzymology and Related Areas of Molecular Biology.
https://doi.org/10.1002/9780470920541.ch1
Nowak, P., Paluchowska, P. 2016. Acinetobacter baumannii: Biology and drug
resistance — role of carbapenemases. Folia Histochemica et Cytobiologica,
54(2): 61–74. https://doi.org/10.5603/FHC.a2016.0009
O’Shea, M. K. 2012. Acinetobacter in modern warfare. International Journal of
Antimicrobial Agents, 39(5): 363–375.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2012.01.018
Olaitan, A. O., Morand, S., Rolain, J. M. 2014. Mechanisms of polymyxin
resistance: Acquired and intrinsic resistance in bacteria. Frontiers in
Microbiology, 5: 1–18. https://doi.org/10.3389/fmicb.2014.00643
Oteo, J., Delgado-Iribarren, A., Vega, D., Bautista, V., Rodríguez, M. C., Velasco,
M., et al. 2008. Emergence of imipenem resistance in clinical Escherichia
coli during therapy. International Journal of Antimicrobial Agents.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2008.06.012
Pages, J.-M., Amaral, L., Fanning, S. 2011. An Original Deal for New Molecule:
Reversal of Efflux Pump Activity, A Rational Strategy to Combat Gram-
Negative Resistant Bacteria. Current Medicinal Chemistry.
https://doi.org/10.2174/092986711796150469
Pankuch, G. A., Lin, G., Seifert, H., Appelbaum, P. C. 2008. Activity of
meropenem with and without ciprofloxacin and colistin against

99
Pseudomonas aeruginosa and Acinetobacter baumannii. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy. https://doi.org/10.1128/AAC.00689-07
Papp-Wallace, K. M., Endimiani, A., Taracila, M. A., Bonomo, R. A. 2011.
Carbapenems: Past, present, and future. Antimicrobial Agents and
Chemotherapy, 55(11): 4943–4960. https://doi.org/10.1128/AAC.00296-11
Peleg, A. Y., Seifert, H., Paterson, D. L. 2008. Acinetobacter baumannii:
Emergence of a successful pathogen. In Clinical Microbiology Reviews.
https://doi.org/10.1128/CMR.00058-07
Poirel, L., Bonnin, R. A., Nordmann, P. 2011. Genetic basis of antibiotic
resistance in pathogenic Acinetobacter species. IUBMB Life, 63(12): 1061–
1067. https://doi.org/10.1002/iub.532
Poirel, L., Cabanne, L., Vahaboglu, H., Nordmann, P. 2005. Genetic environment
and expression of the extended-spectrum β-lactamase blaPER-1 gene in
Gram-negative bacteria. Antimicrobial Agents and Chemotherapy.
https://doi.org/10.1128/AAC.49.5.1708-1713.2005
Poirel, L., Nordmann, P. 2006. Carbapenem resistance in Acinetobacter
baumannii: Mechanisms and epidemiology. In Clinical Microbiology and
Infection (pp. 1–200). https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.2006.01456.x
Potron, A., Poirel, L., Nordmann, P. 2015. Emerging broad-spectrum resistance
in Pseudomonas aeruginosa and Acinetobacter baumannii: Mechanisms
and epidemiology. International Journal of Antimicrobial Agents, 45(6): 568–
585. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2015.03.001
Pour, N. K., Dusane, D. H., Dhakephalkar, P. K., Zamin, F. R., Zinjarde, S. S.,
Chopade, B. A. 2011. Biofilm formation by Acinetobacter baumannii strains
isolated from urinary tract infection and urinary catheters. FEMS
Immunology and Medical Microbiology, 62(3): 328–338.
https://doi.org/10.1111/j.1574-695X.2011.00818.x
Pourcel, C., Minandri, F., Hauck, Y., D’Arezzo, S., Imperi, F., Vergnaud, G., et al.
2011. Identification of Variable-Number Tandem-Repeat (VNTR) sequences
in Acinetobacter baumannii and interlaboratory validation of an optimized
multiple-locus VNTR analysis typing scheme. Journal of Clinical
Microbiology, 49(2): 539–548. https://doi.org/10.1128/JCM.02003-10
Queenan, A. M., Shang, W., Flamm, R., Bush, K. 2010. Hydrolysis and inhibition

100
profiles of β-lactamases from molecular classes A to D with doripenem,
imipenem, and meropenem. Antimicrobial Agents and Chemotherapy.
https://doi.org/10.1128/AAC.01004-09
Quoc, C. H., Phuong, T. N. T., Duc, H. N., Le, T. T., Hang, H. T. T. T., Tuan, S.
N., et al. 2019. Carbapenemase genes and multidrug resistance of
Acinetobacter baumannii: A cross sectional study of patients with
Pneumonia in southern Vietnam. Antibiotics, 8(3).
https://doi.org/10.3390/antibiotics8030148
Raro, O. H. F., Gallo, S. W., Ferreira, C. A. S., de Oliveira, S. D. 2017.
Carbapenem-resistant Acinetobacter baumannii contamination in an
intensive care unit. Revista Da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical,
50(2): 167–172. https://doi.org/10.1590/0037-8682-0329-2016
Rice, L. B. 2006. Challenges in identifying new antimicrobial agents effective for
treating infections with Acinetobacter baumannii and Pseudomonas
aeruginosa. Clinical Infectious Diseases. https://doi.org/10.1086/504487
Robledo, I. E., Aquino, E. E., Santé, M. I., Santana, J. L., Otero, D. M., León, C.
F., et al. 2010. Detection of KPC in Acinetobacter spp. in Puerto Rico.
Antimicrobial Agents and Chemotherapy.
https://doi.org/10.1128/AAC.00899-09
Rodloff, A. C., Goldstein, E. J. C., Torres, A. 2006. Two decades of imipenem
therapy. In Journal of Antimicrobial Chemotherapy.
https://doi.org/10.1093/jac/dkl354
Rolain, J. M., Loucif, L., Al-Maslamani, M., Elmagboul, E., Al-Ansari, N., Taj-
Aldeen, S., et al. 2016. Emergence of multidrug-resistant Acinetobacter
baumannii producing OXA-23 Carbapenemase in Qatar. New Microbes and
New Infections, 11: 47–51. https://doi.org/10.1016/j.nmni.2016.02.006
Ruiz, M., Marti, S., Fernandez-Cuenca, F., Pascual, A., Vila, J. 2007. Prevalence
of ISAba1 in epidemiologically unrelated Acinetobacter baumannii clinical
isolates. FEMS Microbiology Letters. https://doi.org/10.1111/j.1574-
6968.2007.00828.x
Saharman, Y. R., Karuniawati, A., Sedono, R., Aditianingsih, D., Sudarmono, P.,
Goessens, W. H. F., et al. 2018. Endemic carbapenem-nonsusceptible
Acinetobacter baumannii-calcoaceticus complex in intensive care units of

101
the national referral hospital in Jakarta, Indonesia. Antimicrobial Resistance
and Infection Control, 7(1). https://doi.org/10.1186/s13756-017-0296-7
Santos, S. R., Ochman, H. 2004. Identification and phylogenetic sorting of
bacterial lineages with universally conserved genes and proteins.
Environmental Microbiology. https://doi.org/10.1111/j.1462-
2920.2004.00617.x
Santoso, S., AS, N., Prawiro, S. R., Winarsih, S., Santosaningsih, D., Hidayati, D.
Y. N., Erikawati, D., et al. 2016. Pola Kuman dan Antibiogram RSUD dr.
Saiful Anwar, Malang.
Shoja, S., Moosavian, M., Rostami, S., Farahani, A., Peymani, A., Ahmadi, K., et
al. 2017. Dissemination of carbapenem-resistant Acinetobacter baumannii in
patients with burn injuries. Journal of the Chinese Medical Association,
80(4): 245–252. https://doi.org/10.1016/j.jcma.2016.10.013
Shrestha, S., Tada, T., Miyoshi-Akiyama, T., Ohara, H., Shimada, K., Satou, K.,
et al. 2015. Molecular epidemiology of multidrug-resistant Acinetobacter
baumannii isolates in a university hospital in Nepal reveals the emergence
of a novel epidemic clonal lineage. International Journal of Antimicrobial
Agents, 46(5): 526–531. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2015.07.012
Si-Tuan, N., Ngoc, H. M., Hang, P. T. T., Nguyen, C., Van, P. H., Huong, N. T.
2017. New eight genes identified at the clinical multidrug-resistant
Acinetobacter baumannii DMS06669 strain in a Vietnam hospital. Annals of
Clinical Microbiology and Antimicrobials, 16(1): 1–7.
https://doi.org/10.1186/s12941-017-0250-9
Simner, P. J., Kristie Johnson, J., Brasso, W. B., Anderson, K., Lonsway, D. R.,
Pierce, V. M., et al. 2018. Multicenter evaluation of the modified
carbapenem inactivation method and the carba NP for detection of
carbapenemase-producing Pseudomonas aeruginosa and Acinetobacter
baumannii. Journal of Clinical Microbiology, 56(1): 1–10.
https://doi.org/10.1128/JCM.01369-17
Sirijan, S., Nitaya, I. 2006. Mechanisms of antimicrobial resistance in bacteria in
ESKAPE pahogens. BioMed Research International, 2016: 1–8.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2006.05.219
Smith, M. G., Gianoulis, T. A., Pukatzki, S., Mekalanos, J. J., Ornston, L. N.,

102
Gerstein, M., et al. 2007. New insights into Acinetobacter baumannii
pathogenesis revealed by high-density pyrosequencing and transposon
mutagenesis. Genes and Development.
https://doi.org/10.1101/gad.1510307
Song, J. H., Lee, W. C., Park, J. S., Kim, S. Il, Lee, J. C., Cheong, C., et al. 2012.
Cloning, purification and preliminary X-ray crystallographic analysis of the
OmpA-like domain of peptidoglycan-associated lipoprotein from
Acinetobacter baumannii. Acta Crystallographica Section F: Structural
Biology and Crystallization Communications, 68(11): 1351–1353.
https://doi.org/10.1107/S1744309112038924
Soojhawon, I., Pattabiraman, N., Tsang, A., Roth, A. L., Kang, E., Noble, S. M.
2017. Discovery of novel inhibitors of multidrug-resistant Acinetobacter
baumannii. Bioorganic and Medicinal Chemistry, 25(20): 5477–5482.
https://doi.org/10.1016/j.bmc.2017.08.014
Spengler, G., Rodrigues, L., Martins, A., Martins, M., McCusker, M., Cerca, P., et
al. 2012. Genetic response of Salmonella enterica serotype Enteritidis to
thioridazine rendering the organism resistant to the agent. International
Journal of Antimicrobial Agents.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2011.08.013
Suárez, C. J., Lolans, K., Villegas, M. V., Quinn, J. P. 2005. Mechanisms of
resistance to β-lactams in some common Gram-negative bacteria causing
nosocomial infections. In Expert Review of Anti-Infective Therapy.
https://doi.org/10.1586/14787210.3.6.915
Sun, K., Xu, X., Yan, J., Zhang, L. 2017. Evaluation of six phenotypic methods for
the detection of carbapenemases in Gram-negative bacteria with
characterized resistance mechanisms. Annals of Laboratory Medicine,
37(4), 305–312. https://doi.org/10.3343/alm.2017.37.4.305
Sydnor, E. R. M., Perl, T. M. 2011. Hospital epidemiology and infection control in
acute-care settings. Clinical Microbiology Reviews, 24(1): 141–173.
https://doi.org/10.1128/CMR.00027-10
Tacconelli, E., Carrara, E., Savoldi, A., Harbarth, S., Mendelson, M., Monnet, D.
L., et al. 2018. Discovery, research, and development of new antibiotics: the
WHO priority list of antibiotic-resistant bacteria and tuberculosis. The Lancet

103
Infectious Diseases, 18(3): 318–327. https://doi.org/10.1016/S1473-
3099(17)30753-3
Tang, S. S., Apisarnthanarak, A., Hsu, L. Y. 2014. Mechanisms of β-lactam
antimicrobial resistance and epidemiology of major community- and
healthcare-associated multidrug-resistant bacteria. In Advanced Drug
Delivery Reviews. https://doi.org/10.1016/j.addr.2014.08.003
Tanguy, M., Kouatchet, A., Tanguy, B., Pichard, É., Fanello, S., Joly-Guillou, M.-
L. 2017. Management of an Acinetobacter baumannii outbreak in an
intensive care unit. Medecine et Maladies Infectieuses, 47(6): 409–414.
Tawfik, D. M., Ahmad, T. A., Sheweita, S. A., Haroun, M., El-Sayed, L. H. 2017.
The detection of antigenic determinants of Acinetobacter baumannii.
Immunology Letters, 186: 59–67. https://doi.org/10.1016/j.imlet.2017.04.004
Tiwari, V., Tiwari, M., Solanki, V. 2017. Polyvinylpyrrolidone-capped silver
nanoparticle inhibits infection of carbapenem-resistant strain of
Acinetobacter baumannii in the human pulmonary epithelial cell. Frontiers in
Immunology, 8: 973.
Tjoa, E., Moehario, L. H., Rukmana, A., Rohsiswatmo, R. 2013a. Acinetobacter
baumannii: Role in blood stream infection in Neonatal Unit, Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia. International Journal of
Microbiology. https://doi.org/10.1155/2013/180763
Tjoa, E., Moehario, L. H., Rukmana, A., Rohsiswatmo, R. 2013b. Acinetobacter
baumannii: Role in blood stream infection in Neonatal Unit, Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia. International Journal of
Microbiology. https://doi.org/10.1155/2013/180763
Tsai, H. T., Wang, J. T., Chen, C. J., Chang, S. C. 2008. Association between
antibiotic usage and subsequent colonization or infection of extensive drug-
resistant Acinetobacter baumannii: a matched case-control study in
intensive care units. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease.
https://doi.org/10.1016/j.diagmicrobio.2008.06.017
Turton, J. F., Ward, M. E., Woodford, N., Kaufmann, M. E., Pike, R., Livermore,
D. M., et al. 2006. The role of ISAba1 in expression of OXA carbapenemase
genes in Acinetobacter baumannii. FEMS Microbiology Letters.
https://doi.org/10.1111/j.1574-6968.2006.00195.x

104
US CDC. 2019. Antibiotic resistance threats in the United States, 2019. In
Centers for Disease Control and Prevention.
https://doi.org/10.15620/cdc:82532
van Dam, V., Olrichs, N., Breukink, E. 2009. Specific labeling of peptidoglycan
precursors as a tool for bacterial cell wall studies. In ChemBioChem.
https://doi.org/10.1002/cbic.200800678
Vasconcellos, F. M. de, Tiba-Casas, M. R., Tavares, L. C. B., Souza, W. V. de,
Garcia, D. de O., Camargo, C. H. 2017. Evaluation of a new trilocus
sequence-based multiplex-PCR to detect major Acinetobacter baumannii
clonal complexes circulating in Brazil. Infection, Genetics and Evolution, 54:
4–6. https://doi.org/10.1016/j.meegid.2017.06.009
Vila, J., Martí, S., Sánchez-Céspedes, J. 2007. Porins, efflux pumps and
multidrug resistance in Acinetobacter baumannii. Journal of Antimicrobial
Chemotherapy, 59(6): 1210–1215. https://doi.org/10.1093/jac/dkl509
Wang, C. H., Li, J. F., Huang, L. Y., Lin, F. M., Yang, Y. S., Siu, L. K., et al.
2017a. Outbreak of imipenem-resistant Acinetobacter baumannii in different
wards at a regional hospital related to untrained bedside caregivers.
American Journal of Infection Control, 45(10): 1086–1090.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2017.04.016
Wang, C. H., Li, J. F., Huang, L. Y., Lin, F. M., Yang, Y. S., Siu, L. K., et al.
2017b. Outbreak of imipenem-resistant Acinetobacter baumannii in different
wards at a regional hospital related to untrained bedside caregivers.
American Journal of Infection Control.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2017.04.016
Weinstein, R. A., Gaynes, R., Edwards, J. R., System, N. N. I. S. 2005. Overview
of nosocomial infections caused by gram-negative bacilli. Clinical Infectious
Diseases, 41(6): 848–854.
WHO. 2017. Prevention of hospital-acquired infections A Practical Guide 2nd
edition. WHO.
Yang, Z., Rannala, B. 2012. Molecular phylogenetics: Principles and practice. In
Nature Reviews Genetics. https://doi.org/10.1038/nrg3186
Yoon, E. J., Chabane, Y. N., Goussard, S., Snesrud, E., Courvalin, P., Dé, E.,
Grillot-Courvalin, C. 2015. Contribution of resistance-nodulation-cell division

105
efflux systems to antibiotic resistance and biofilm formation in Acinetobacter
baumannii. MBio. https://doi.org/10.1128/mBio.00309-15
Zarrilli, R., Pournaras, S., Giannouli, M., Tsakris, A. 2013. Global evolution of
multidrug-resistant Acinetobacter baumannii clonal lineages. International
Journal of Antimicrobial Agents, 41(1): 11–19.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2012.09.008
Zhanel, G. G., Wiebe, R., Dilay, L., Thomson, K., Rubinstein, E., Hoban, D. J., et
al. 2007. Comparative review of the carbapenems. In Drugs.
https://doi.org/10.2165/00003495-200767070-00006

106
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : dr. Heriyannis Homenta, M.Biomed.


NIK : 7102132201810002
NIP : 198101222009121001
NIDN : 0022018103
Google scholar ID : d1hIeVgAAAAJ
Publons ID : researcher-4669495
Web of Science ID : ABK-2064-2022
Sinta ID : 6001949
Orcid ID : 0000000192641945
Scopus ID : 57540483300
No. HP : 0852 4051 2020
No. Sertifikat Dosen : 14100101205521
Tempat Lahir : Kupa-Kupa
Tgl. Lahir : 22 Januari 1981
Alamat Rumah : Perum Wen win Permai Blok E2 No.09, Desa Sea
Tumpengan Jaga IV, Kec. Pineleng, Kab.
Minahasa, Prov. Sulut
Kode Pos : 95361
Instansi : FK Unsrat Manado
Bidang Ilmu : Mikrobiologi Klinik
TMT CPNS : 01 Desember 2009
Pangkat/Gol Terakhir : Penata III/C
Jabatan Fungsional terakhir : Lektor
Email : [email protected];
[email protected]
Nama Isteri : Sandra Lidya Lontoh, SH
Nama Anak : Kezia Christie Homenta
Nama Orang Tua : Herman E. Homenta (Alm.)
Ham Mei Je (Almh.)
Nama Mertua : Amos Emor Siwu
Beatrix Mogot, SPd.
107
RIWAYAT PENDIDIKAN

Jenjang Pendidikan Institusi

Sekolah Dasar SD GMIH Kupa-Kupa, Kec. Tobelo Selatan,


Kab. Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara
Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Tobelo, Kec. Tobelo, Kab.
Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara
Sekolah Menengah Atas SMU Negeri 1 Manado, Kec. Wanea, Kota
Manado, Prov. Sulawesi Utara
Pendidikan Sarjana (S.Ked.) Fakultas Kedokteran Unsrat Manado, Kec.
Bahu, Kota Manado, Prov. Sulawesi Utara
Pendidikan Profesi (dr.) Fakultas Kedokteran Unsrat Manado, Kec.
Bahu, Kota Manado, Prov. Sulawesi Utara
Pendidikan Program Magister Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
(M.Biomed.) Malang, Kota Malang, Prov. Jawa Timur

RIWAYAT PEKERJAAN

Tahun Tempat

2007-2009 Dokter umum di RSU Dian Harapan,


Waena, Jayapura, Papua
2009-sekarang Praktik Pribadi Dokter Umum
2009-2011 Dokter umum di RSAL dr. Wahyu Slamet,
Bitung, Sulut
2009 - sekarang Dosen Fakultas Kedokteran Unsrat Manado
2022 - sekarang Dokter umum dan penanggungjawab
Laboratorium di RSIA Kirana Manado

108
PUBLIKASI ILMIAH

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/No/Tahun


1. The 38.8 kDa Pili Subunit IOSR-JPBS. 2014; 9(1): 26-33.
Hemaglutinin Protein of https://doi.org/10.9790/
Acinetobacter baumannii is 3008-09142633.
an Adhesin Protein that can
activate s-IgA Production
2. Uji Konsentrasi Hambat e-GiGi FK 2018; 6(1): 1-6.
Minimum Ekstrak Daun Unsrat https://doi.org/10.35790
Gedi (Abelmoschus manihot Manado /eg.6.1.2018.19729.
L.) terhadap Pertumbuhan .
Bakteri Streptococcus
Mutans
3. Molecular mechanism of First International 2019; 30-7.
carbapenem-resistant Conference ISBN: 978-602-70396-
Acinetobacter baumannii Faculty of 4-3.
Medicine, Sam
Ratulangi
University
4. Molecular characterization Res J Pharm 2022; 15(7): 2917–
of clinical carbapenem- Technol. 2922.
resistant Acinetobacter . https://doi.org/10.52711
baumannii isolates from two /0974-360X.2022.00486
tertiary care hospitals in
Indonesia.
5. Distribution of Antibiotics. 2022; 11(3): 366: 1-13.
Carbapenemase Genes https://doi.org/10.3390/
among Carbapenem-Non- antibiotics11030366
Susceptible Acinetobacter
baumanii Blood Isolates in
Indonesia: A Multicenter
Study.

109
6. Molecular Epidemiology of Trop. Med. Infect. 2022, 7 (277): 1-13.
Clinical Carbapenem- Dis. https://doi.org/10.3390/t
Resistant Acinetobacter ropicalmed7100277.
baumannii-calcoaceticus
complex Isolates in Tertiary
Care Hospitals in Java and
Sulawesi Islands, Indonesia.

KOMUNIKASI ILMIAH DALAM SEMINAR

No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat


Ilmiah/ Seminar
1. First International Molecular mechanism of 24-25th May 2019
Conference Faculty carbapenem-resistant In Mercure Hotel
of Medicine, Sam Acinetobacter baumannii Manado
Ratulangi University
2. Seminar Formas Diagnosis dan Penanganan 2 Juni 2020
Malang
Covid-19

REVIEWER

No Nama Jurnal Jumlah Artikel ID Reviewer


1. Open access 42 Artikel Publons ID:
Macedonian Journal of researcher-4669495
Medical Sciences

Web of Science ID:


ABK-2064-2022

110
SEMINAR DAN WORKSHOP

No Waktu Topik Kegiatan


1. Agustus 2014 Pelatihan Pemeriksaan Laboratorium Semiloka
di Lab. Mikrobiologi FK UB, Malang
2. 10-13 Oktober Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Semiloka
2020 dan Sitasi Menggunakan Mendeley
3. Agustus 2017 Teknik Dasar Kloning Semiloka
4. 2 Juni 2020 Diagnosis dan Penanganan Covid- Webinar
19
5. 6 November Langkah Praktis Membuat Review Webinar
2021 Sistematik dan Meta Analisis
6. 30 Juni-1 Juli Standar Akreditasi Rumah Sakit Semiloka
2022 Indonesia
7. 28 Mei 2022 Enhance Collaboration to Tackle Webinar
Silent Pandemic
8. 11 Juni 2022 Update on Hepatitis: From Basic to Webinar
Clinic
9. 30 Juni 2022 Acute Hepatitis of Unknown Etiology Webinar
10. 30 Juli 2022 Monkeypox: Virological, Webinar
Immunological, and Diagnostic
Approaches
11. 1 Oktober 2022 PPRA di Rumah Sakit Webinar
12. 17 November Recent Updates of H. pylori infection Webinar
2022 Diagnostic and Management

111

Anda mungkin juga menyukai