Etika Akademik Kel 4
Etika Akademik Kel 4
Etika Akademik Kel 4
2.
yang hadir. Ia harus memuliakan dan lemah lembut kepada
seluruh yang hadir. Ilmuwan tidak dilarang berdiri dengan
kehadiran pembesar Islam, dalam rangka menghormati
ketiga, jika mengajarkan beberapa disiplin ilmu
5.
kelim, ilmuwan harus bersikap adil dalam
memberikan pelajaran. Bila murid tidak mampu
bertanya dengan kalimat baik.
5 kode etik bergaul
dengan murid
1 2 3
Kedua, ilmuwan tidak Ketiga, ilmuwan
Pertama, dalam mengajar,
ilmuwan bertujuan mencapai boleh berhenti
mengajar murid
mendorong murid
keridaan Allah, menyebar
ilmu pengetahuan, walaupun tujuan murid mencintai ilmu
mengharapkan pahala Allah tidak benar. Sebab, pengetahuan dan
melalui orang yang dengan belajar niatnya
memperoleh ilmu darinya
belajar setiap waktu
diharapkan dapat
dan mengamalkannya. demi kemajuan.
berubah lurus,
4 5
Keempat, ilmuwan Kelima, dalam
mencintai murid memberi pelajaran,
sebagaimana mencintai
ilmuwan hendaknya
diri sendiri. Al-Ghazali
berpendapat, guru justru menggunakan
lebih dekat dan lebih penyampaian yang
berhak atas anak paling mudah dicerna
ketimbang orang tuanya
dan dipahami murid.
sendiri.
Perspektif
syekh zurnuji
Syekh Zarnuji menggunakan terminologi penuntut
ilmu atau murid dan pada sisi lain juga digunakan kata
orang yang berilmu. Paling tidak bisa dipahami, ketika
kata orang yang berilmu yang digunakan maka
maknanya bisa saja guru. Menurut Syekh Zarnuji,
orang yang berilmu hendaklah bersikap simpatik,
menjauhkan diri sifat iri hati dan cemburu serta orang
yang berilmu tidak terlibat dalam permusuhan.
Perspektif Imam
Nawawi
Imam Nawawi membahas khusus dalam sub
judul, Etika Guru (Al-Mu’allim). Agaknya
persis seperti Ibn Jama’ah kajian tentang
etika Muallim ini terdiri dari Etika Personal
Guru, Etika Guru dalam Belajar dan Mengajar
serta tentang ujian dan kerelaan mengajar.
ada 3 etika guru dalam
belajar dan mengajar
Etika Personal Guru
Etika Belajar
Etika Mengajar
Perspektif Al-Ghazali