Asuhan Kebidanan PNC Fisologi Jurhana
Asuhan Kebidanan PNC Fisologi Jurhana
Asuhan Kebidanan PNC Fisologi Jurhana
Disusun Oleh:
JURHANA
NIM : 202006090022
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Jurhana
NIM : 202006090022
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta keluar sampai alat-alat
kandungan kembali normal seperti sebelum hamil.Selama masa pemulihan
berlangsung, ibu akanmengalami banyak perubahan fisik maupun
psikologis.Perubahan tersebut sebenarnya bersifat fisiologi, namun jika tidak ada
pendampingan melalui asuhan kebidanan, akanberubah menjadi patologis.
Sehingga sudah menjadi tujuan para tenaga kesehatan untuk melakukan
pendampingan secara berkesinambungan agar tidak terjadi berbagai masalah,
yang mungkin saja akan menjadi komplikasi masa nifas (Purwati,2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi
ibuselama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,
keadaansosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang
kehamilan,kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,
tersedianya danpenggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan
prenatal danobstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial
ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
prenatal dan obstetri yang rendah pula(Dinas Kesehatan Provinsi jawa
tengan,2012).
Masa nifas merupakan masa yang paling rawan bagi ibu, sekitar terjadi
60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 25% dari kematian ibu
pada masa nifasyang terjadi pada 24jam pertama setelah persalinan
(Saleha,2009).Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu faktor
penyebab langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu
di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia dan infeksi.
Sedangkan faktor yang tidak langsung penyebab kematian ibu adalah masih
banyaknya kasus 3 Terlambat 4 Terlalu. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia adalah perdarahan 28%, eklampsia24%, infeksi11%, partus lama 5%,
aborsi5%, dan lain-lain 27%, yang didalam terdapat penyulit pada kehamilan dan
penyulit pada masa persalinan (Departemen Kesehatan RI,2010).
7
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Penulis mampu menggambarkan asuhan kebidanan ibu hamil secara
komprehensif meliputi aspek biopsikososio spiritual pada ibu hamil
fisiologis.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
ibu hamil secara komprehensif.
b) Mampu menyusun diagnosa asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif
c) Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif
d) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
e) Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
Masa nifas adalah masa sesudah kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
Masa Nifas (puerperium) adalah masa nifas mulai setelah partus selesai
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dan
diberikan pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini
Pada fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,
tidak ada pendarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
10
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis.
rasanyaman.
ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
uterus.
b. Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masanifas.
c. Lochia Rubra (Cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selam dua hari
masapersalinan.
d. Lochia Sanguilenta: berwarna coklat, sedikit darah dan lender. Hari ketiga
e. Lochia Serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
1998,116).
2. Uterus
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari dibawah pusat dan beratnya
kira-kira 200 gram. Pada hari ke 5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7
cm diatas simfisis dan beratnya ± 500 gram dan setalah 12 hari uterus tidak
11
dapat diraba lagi di atas simfisis dan beratnya menjadi 300 gram, setelah 6
238).
3. Serviks
berwarna merah kehitaman. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk ke
rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 1 jari (Mochtar 1998, 116).
4. Vulva danvagina
besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6 – 8
minggu post partum. Penurunan hormon estrogen pada masa post partum
80)
5. Endometrium
degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal
desidua, dan selaput janin setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada
pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta (Saleha 2009, 56).
pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal. ini dan
bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat – obat anti sakit dan anti mules
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
berikut :
Setelah melahirkan ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi
bengkak terisi darah sehingga timbul rasa hangat, bengakak dan rasa sakit.
Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi
payudara ke duktus yang terdapat pada putting. Ketika ASI dialirkan karena
isapan bayi atau dengan pompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan
ASI lebih banyak. Reflex ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama
8. Perubahan tanda-tandavital
a. Tekanandarah
sementara tekanan darah sistolik dan diastolic yang kembali secara spontan ke
tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari. Bidan bertanggung jawab
b. Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama
c. Nadi
dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi
c. Pernapasan
Fungsi pernapasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
Biasanya ibu mengalami obtipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi),
kurang makan, haemorroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
14
dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan
pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain. (Wulandari
puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena
adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Kadang-kadan oedema
dari trigonium menimbulkan obtruksi dari uretra sehingga sering terjadi retensio urin.
Kandung kemih dalam puerperium sangat kurang sensitife dan kapasitasnya bertambah,
sehinga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urin residu
(normal ± 15 cc). Sisa urin dan trauma pada kandung kencing pada waktu persalinan
Ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan.
Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi rettrofleksi, karena ligament rotundum
persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang
berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak
dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan (Saleha 2009,
59).
a. Oksitosin
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap tiga persalinan, oksitosin
wanita yang memilih menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya
oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali kebentuk normal dan membantu
b. Prolaktin
pembesaran payudara untuk merangsang produksi ASI. Pada wanita yang menyusui
bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel
dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya, tingkat
c. Estrogen danprogesterone
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan memparuhi lamanya
laktasi sekitar 15% mempengaruhi menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12
minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65%
setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80%
menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran
melalui sectio caesaria kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari
haemokonsentrasi akan naik dan pada sectio caesaria haemokonsentrasi cenderung stabil
dan kembali normal setelah 4 – 6 minggu. Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan
tiba-tiba. Volume darah ibu relatife akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan
beban pada jantung dan dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitium
cordial. Untuk keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
Umumnya hal. ini terjadi pada hari ketiga sampai hari kelima post partum (Wulandari
14. Perubahanhematologi
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat meningkat mencapi 15000 selama
persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah
sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin,
hematokrit dan eritrosit akan sangat bervariasi pada awal-awal masa post partum sebagai
akibat dari volume darah, volume plasenta, dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-
kira selama kelahiran dan masa post partum terjadi kehilangan darah sekitar 200 – 500
ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diisolasikan dengan
17
peningkatan hematoktrit dan hemoglobin pada hari ke 3 – 7 post partum dan akan kembali
psikiatrik demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak
mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu
mengetahui tentang hal. yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami perubahan emosi
selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Pentingsekali
sebagai seorang bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal
sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus pada masa nifas
ini, suatu variasi atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi
Hal-hal yang membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut
menjadiorangtua.
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut:
a. Talking InPeriod
Terjadi 1 – 2 hari setelah persalinan, biasanya masih pasif dan sangat bergantung pada
orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat.
b. Talking HoldPeriod
18
dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini
ibu menjadi sangat sensitife, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat
c. Letting GoPeriod
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung
jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
1. Ambulasidini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk
berjalan.
selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan
memberi makan.
kemungkinan prolapsus. Early ambulation tentunya tidak dibenarkan pada ibu post
2. Nutrisi dancairan
Pada masa nifas masalah diit perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan
nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi
susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, begizi tinggi, cukup kalori, tinggi
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan agar gizi sebagai berikut :
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pascapersalinan.
e. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayi melaluiASI.
3. Personalhygiene
Pada masa nifas, seorang ibu sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Oleh
karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencagah terjadinya infeksi.
Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk menjaga
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih
Anjurkan ibu untuk membersihkan vulva setiap kali setelah BAB atauBAK.
c. Sarankan ibu untuk menggati pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali
20
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerahkelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
Hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
adalah:
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Saran ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
sendiri.
5. Aktivitasseksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu dua jarike dalam vagina tanpa rasa nyeri,
maka ibu aman untyuk memulai melakukan hubungan suami istri kapanpun ibu
siap.
b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
6. Eliminasi
a. BAK
Ibu diminta untuk buang air kecil (BAK) 6 jam post partum, jika dalam 8 jam post
partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka
dilakukan kateterasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak
b. BAB
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (BAB) setelah hari kedua post
partum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per
oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa
7. Perawatanpayudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering serta menggunakan BH yang menyokong
payudara, jika puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui dan tetap menyusukan pada putting susu yang
lecet, apabila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam dan untuk menghindari nyeri
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses
22
a. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai keadaan klien.
Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan
riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut
di atas harus memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan
b. Identifikasi diagnose/masalahactual.
diagnose dan masalah selalu digunakan namun keduanya mempunyai pengertian yang
berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang,
diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami
olehklien.
c. Antisipasi diagnosa/masalahpotensial
sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin
terjadi.
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam
perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data
yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera
Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya
23
dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan
terhadap klien, serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau
masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus
didiskusikan dengan klien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional
yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
secara teoritis.
sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan
pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien. (Wulandari, D dkk 2009
hal. 131).
BAB III
TINJAUAN KASUS
24
I. PENGKAJIAN
Tangal: 08 Maret 2021 Jam:16.30 wita oleh: Jurhana
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama klien :Ny”R” Nama suami :Tn”S”
Umur :18 thn Umur :19 th
Suku/bangsa :Mandar/Indonesia Suku/bangsa :Mandar/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMP Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Petani
Alamat :Dusun Tura Pasangkayu
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan post partum hari ke 1 dan tidak mempunyai keluhan.
3. Riwayat menstruasi
Sirklus menstruasi :28 hari Menarche :14 tahun
Lama :7 hari HPHT :20-7-2020
Warna :Merah TP :27-4-2021
Bau :Tidak berbau Disminorhe :Tidak
4. Riwayat pernikahan
Umur menikah : 17 tahun
Lama menikah : 1 tahun
5. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu
No Suami Uk Jns.pers Penolong BB/PB H/M P/L Meneteki Kb
ke
1 - - - - - - - - -
6. Riwayat Kb : -
7. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan bahwa ia tidak menderita penyakit menular,menahun dan menurun seperti
jantung ,hipertensi ,asma ,DM,ginajal ,hipertensi ,TBC dan gemelli.
a. Pola nutrisi
• Selama hamil :makan 3x sehari berupa nasi dan lauk pauk dengan porsi sedang
kadang-kadang ditambah buah dan minum 6-8 gelas/hari
• Selama nifas :makan 3x sehari berupa nasi dan lauk pauk dengan porsi sedang
kadang-kadang ditambah buah dan minum 8-9 gelas/hari
b. Pola eliminasi
• Selama hamil :BAB 1x/hari, BAK 7-8x/hari
• Selama nifas :BAB 1x/hari,BAK 5-6x/hari
c. Pola istirahat
• Selama hamil : tidur siang 2jam sehari, tidur malam 8 jam/hari
• Selama nifas : :tidur siang 1 jam sehari , tidur makam 6 jam/hari
d. Personal hygine
• Selama hamil :mandi 3xsehari
• Selama nifas :mandi 2x sehari
10. Data psikososial
a. Respon ibu terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran bayinya.
b. Recana menyusui bayi
Ibu mengatakan akan menyusui bayinya selama 2 tahun, dan setelah 6 bulan akan ditambakah
MP-ASI
c. Tingkat pengetahuan ibu
Ibu mengatakan sudah mengerti tentang manfaat ASI dan cara merawat payudara.
d. Rencana mengasuh bayi
Ibu mengatakan akan mengasuh bayinya dan akan dibantu oleh keluarganya.
e. Rencana KB
Ibu mengatakan akan merundingakn dengan suaminya.
f. Kebiasaan masyarakat sekitar
Ibu mengatakan tidak ada budaya dimasyarakatnya yang di taati.
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan
Kesadaran :Composmetis
KU :Baik
26
TB/BB :155cm/60 kg
TD :110/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,7ºC
RR :25x/menit
Perdarahan :20cc
Lochea :Sanguilenta (merah kecoklatan, berlendir)
b. Pemeriksaan fisik
Kepala :kulit kepala bersih,rambut hitam tidak rontok.
Wajah :tidak ada odema,konjungtiva merah muda,sclera putih
Mulut dan gigi :tidak ada stomatitis ,tidak ada caries gigi
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena jugularis.
Payudara :simetris,payudara ,membesar areola hyperpigmentasi,putting susu
menonjol,
Abdomen :tidak ada luka bekas SC,TFU bertambah kecil ,kontraksi baik
konsistensi keras.
Luchea :Sanguilenta ,jumlah ±10cc,bau anyir ,konsistensi cair,
Perineum :ada luka jahitan,bersih,tidak ada oedema,warna merah kehitaman,tidak
ada PUS
Anus :tidak hemoroid
Ekstermitas :tidak ada varises ,idak ada oedem
c. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium :Tidak dikaji
2. Hasil konsuktasi :Tidak dikaji
3. Data kehamilan dan persalinan sekarang
Umur kehamilan :37 minggu 4 hari
Penyulit :Tidak ada
Periksa kehamilan :5 kali
Proses Persalinan
• Kala I :8 jam
• Kala II :30 menit
• Kala III :5 menit
27
• Kala IV :2 jam
4. Keadaan bayi setelah lahir
Jenis kelamin :Laki-laki
BB/TB :3200 gram / 48cm
Kelainan kogenital :Tidak ada
VI. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Implementasi
8-4-2021/ 1) Jalin komunikasi terapeuitik agar klien lebih kooperatif
16.45 wita 2) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien bahwa klien dalam
keadaan baik.
3) Memberikan He agar meningkatkan pengetahuan klien.
a) Kebutuhan nutrisi ibu dan bayi: menganjurkan ibu untuk
makan yang banyak mengandung nutrisi untuk
mempercepat pulihan ibu dan pemebrian nutrisi bayi dengan
pemberian asi eksklusif 2 jam sekali atau sewaktu-waktu
bayi menagis.
b) Asi eksklusif: pemberian asi eksklusif selama 6 bulan dan
sebelum 6 bulan jangan di tambah makan lainya.
c) Perawatan BBL: tetap selalu menjaga kehangatan bayi dan
kasih topi bayi agar tidak menurun dan selalu mengganti
29
VII. EVALUASI
O : Kesadaran :Composmetis
KU :Baik
TD :110/80 mmHg
N :80x/menit
S : 36,7ºC
RR :25x/menit
TFU :Bertambah kecil
Kontraksi :Baik
Konsistensi :Keras
Perdarahan : ±10cc
Lochea :rubra
Terapi:
DAFTAR PUSTAKA
Cunnigham F, Gary, et al. 2005. “Masa Nifas “, Obstetri Williams, edisi 21, EGC,Jakarta, hal
447,459,467
Dinkes Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2010, online. Diakses tanggal 26 Februari 2011.
JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Ed.4 revisi. Jakarta:
Mochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Prawihardjo, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta
Saifuddin, A. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta :
Saleha S. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika. Jakarta. Salma, dkk.