Asuhan Kebidanan PNC Patologi Halida Mansur M

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI

PADA NY.’’ R” P1A0 UMUR 32 TAHUN DENGAN HIPERTENSI

DI UPT PMB JURHANA

Disusun Oleh:

HALIDA MANSUR M

NIM 202006090054

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI

PADA NY.’’ R” P1A0 UMUR 32 TAHUN DENGAN HIPERTENSI

DI PMB JURHANA

Atas nama mahasiswa :

NAMA : Halida Mansur M

NIM : 202006090054

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Huda Rohmawati, SST,M.Keb Nurjamila Mansyur M, S.ST


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status


kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu
(AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015, angka kematian ibu dari 359/100.000 kelahiran
hidup mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI,
2015). Di provinsi Jawa Tengah AKI juga mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup atau 711 kasus menjadi
111,16/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 619 kasus (Dinkes Jateng,
2015). Penyebab dari kematian maternal yang disebabkan oleh perdarahan
sebesar (21,14%), hipertensi (24,22%), infeksi (2,76%),gangguan
sistem perdarahan (8,52%), dan lain-lain (40,49%) (Dinkes Jateng, 2015).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta


sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas merupakan masa
yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan
hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam
pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh komplikasi masa
nifas (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Bidan memiliki peranan penting dalam pemberian asuhan
postpartum yaitu memberikan dukungan secaraberkesinambunganselama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangiketeganganfisik dan
psikologis selama masa nifas, mendeteksi komplikasidanperlunya
rujukan,memberikan konseling untuk ibu dan keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga giziyangbaik,
serta mempraktekkan kebersihan yang aman (Walyani danPurwoastuti,2015).
Komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas (postpartum) adalah hipertensi,
preeklamsi, infeksi masa nifas dan kelainan psikologis(Achyardan Rofiqoh,
2016). Hipertensi adalah suatu kondisi medisdimanaseseorang mengalami
peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140/90 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah danYulianti,
2010).
Gejala yang muncul pada hipertensi adalah nyeri kepala, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Sedangkan penyebab
kejadian hipetensi yaitu keturunan atau genetic, obesitas, stress, dan pola makan
yang salah (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Potensial yang akan terjadi apabila
penanganan ibu nifas dengan hipertensi tidak segera ditangani akan terjadi
preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).
B. PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.H P1A0 umur 34 tahun
dengan hipertensi di PMB Jurhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis
1. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulih kembali yang dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir pada ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil berlangsung kira-kira 6 minggu atau 40 hari (Heryani, 2012).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsungnya
selama 6 minggu atau 40 hari (Walyani dan Purwoastuti,2015).

b. Tujuan asuhan masanifas


Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), Tujuan dari pemberian asuhan
masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal mengasuh anak.
2. TujuanKhusus
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
b) Melaksanakan skrining yangkomprehensif.
c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu danbayinya.
d) Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan perawatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi, dan perawatan bayisehat.
e) Memberikan pelayanan keluargaberencana.

c. Tahapan masanifas
Menurut Marmi (2015), nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :
1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remotepuerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalamikomplikasi
d. Perubahan masanifas
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas meliputi:
1. Uterus
Secara berangsur-angsur uterus menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.Dari 1000 gr menjadi 50 gr (Walyani &
Purwoastuti,2015).
2. Lochea
Macam-macam lokhea menurut Maryunani (2016), dibedakan menjadi 4
jenis yaitu:
a) Lochea rubra
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai tigasetelah persalinan.
Terdiri dari darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernic
kaseosa, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lochea sanguinolenta
Lochea ini keluar pada hari 3-7 postpartum, terdiri dari darah bercampur
lender warna kecoklatan.
c) Lochea serosa
Lokhea ini keluar hari 7-14 postparum, berwarna kekuningan.
d) Lochea alba
Lochea ini keluar pada hari ke-14 selesai nifas, hanya merupakan
cairan putih.
3. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup (Walyani & Purwoastuti, 2015).

4. Vulva dan vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur
akanmuncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).

5. Perineum
Perubahan perineum pada saat post partum terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu (Heryani, 2012).
6. Sistem pencernaan
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan
menurut Marliandiani dan Ningrum (2015), antara lain:
a) Nafsu makan
Rasa lelah yang amat berat setelah proses persalinan dapat mempengaruhi nafsu
makan ibu.
b) Motilitas
Penurunan tonus dan motalitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir.
c) Pengosongan usus
Setelah melahirkan ibu sering mengalami konstipasi, hal ini disebabkan karena
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa nifas.

e. Kebutuhan dasar ibu nifas


Menurut Marmi (2015), kebutuhan dasar nifas meliputi:
1. Nutrisi dan cairan
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiaphari
b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kalimenyusui)
d) Pil zat besi harus diminum umtuk menambah zat gizi dan setidaknya
selama 40 hari pascapersalinan
e) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melaluiASInya.
2. Ambulasi pada masanifas

Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa ibu


disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat
menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik.
Ibu harus cukup beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8 jam
post partum untuk mencegah perdarahan postpartum.

3. Kebersihan diri atau perineum


Kebersihan vagina selama masa nifas harus dilakukan karena banyak
darah dan kotoran yang keluar dari vagina serta adanya luka di daerah
perineum yang bila terkena kotoran dapatterinfeksi.
4. Istirahat
Istirahat adalah hal yang sangat diidamkan oleh ibu nifas. Tidur lebih banyak
istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan bisa mencegah
depresi dan memulihkan tenaganya yang terkurashabis.

5. Seksual
Beberapa bulan pertama setelah melahirkan memang hormon pada wanita akan
diprogram ulang untuk menyusui dan mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan
tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk
berhubungan intim.
6. Eliminasi
a) Kesulitan BAK pada ibu nifas dapat disebabkan karena springter uretra
tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo springter ani
selama persalinan, atau dikarenakan oedema kandung kemih
selamapersalinan.
b) Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum.

7. Latihan atau senam nifas


Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh
ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis. Setelah persalinan,
otot-otot akan mengendur. Sehingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk
dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas yang teratur
di samping anjuran-anjuran lainnya.
b. Komplikasi Yang Sering Terjadi Pada Masa Nifas
1. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih dari
140/90 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah dan
Yulianti,2010).
2. Preeklamsi
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Hipertensi biasanya
timbul lebih dahulu dari tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosa preeklamsi kenaikan tekanan darah sistolik
harus 30 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik lebih dapat
dipercaya apabila tekanan diastolik meningkat 15 mmHg atau lebih
atau menjadi 90 mmHg atau lebih (Marmi dkk, 2015).
3. Infeksi Masa Nifas
Infeksi Nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan
alat-alat genetalia dalam masa nifas. Macam-macam infeksi masa
nifas yaitu infeksi pada vulva, vagina, dan serviks, endometritis,
septikemia dan pyemia, peritonis, parametritis (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
4. KelainanPsikologis
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan
variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada
minggu ke-12 setelah melahirkan (Heryani, 2012).
2. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik
140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolic 90 menunjukan fase darah yang kembali ke
jantung(Triyanto,2014)
Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih
dari 140/90 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
b. Macam-macam
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), macam-macam hipertensi yaitu:
1. Hipertensi tanpa proteinuri atuo edema
2. Preeklamsi dengan atau tanpa poteinuri danoedema
3. Hipertensikronis
4. Hipertensisementara
c. Klasifikasi
Menurut Triyanto (2014), klasifikasi hipertensi yaitu:
1. Stadium 1
140/90 mmHg sampai 159/99 mmHg.
2. Stadium 2
160/100 mmHg sampai 179/109 mmHg.
3. Stadium 3
180/110 mmHg sampai 209/119 mmHg.
4. Stadium 4
210/120 mmHg atau lebih.
d. Tanda danGejala

Gejala ini bisa dialami ibu semenjak dari hamil ibu mengeluh nyeri kepala
saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur, bisa
juga terjadi pembengkakan di wajah atau ekstremitas (Rukiyah dan Yulianti,
2010).
e. Penyebab
Menurut Rukiyah dan Yuliantin (2010), penyebab hipertensi yaitu:
1. Keturunan ataugenetic
2. Obesitas
3. Stress
4. Pola makan yangsalah
Menurut Triyanto (2014), penyebab hipertensi dibagi menjadi dua
yaitu:

1) Hipertensi Esensial(Primer)
Penyebab pasti dari hipertensi ini masih belum dapat diketahui.
2) HipertensiSekunder
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
f. Penatalaksanaan
Menurut Robson dan Waugh (2011), penatalaksanaan hipertensi
pascapartum yaitu:
1. Nifedipin dan labetanol sesuai untuk masa menyusui dan dapat
dilanjutkan di masapostnatal.
2. Saran tentang kontrasepsi dapat bergantung pada pengontrolan
tekanandarah.
3. Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis
untuk memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan
pra-kehamilan jikaperlu.
4. Motivasi penggunaan obat antihipertensiberkelanjutan.
5. Dukung pemberianASI
6. Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan
untuk masamendatang.

Menurut Prawirohardjo (2011), penatalaksanaan hipertensi pasca


persalinan yaitu :

1) Monitoring balancecairan.
2) Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam
secukupnya, dan roboransia prenatal.
3) Diet garam, bila mengkonsumsi garam hendak dibatasi, diimbangi
dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu atau airbuah.
4) Terapi obat antihipertensi yaitu:
a) Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram perhari.
b) Nefedipin 30-90 mg perhari.

g. Pencegahan
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum dapat dihindari
dengan mengubah kearah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran,
mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, kolesterol dan lemak
jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi
alcohol dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing, juice apel
dan seledri di pagi hari (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

B. Teori Manajemen AsuhanKebidanan


1. Pengertian
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Maryunani, 2016).
2. Proses ManajemenKebidanan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan
manajemen kebidanan pada ibu nifas dengan menurut 7 langkah Varney
karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalahterhadap
klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu:
a. Langkah I: Pengkajian
Pengkajian data merupakan langkah mengumpulakan semua data
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien secara keseluruhan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
1. Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa
(Walyani dan Purwoastuti, 2015). Data subyektif yang meliputi:
a) Identitas
Identitas menurut Maryunani (2016), meliputi:
(1) Nama Klien
Digunakan untuk membedakan dengan pasien yang lain.
(2) Umur
Untuk mengantisipasi diagnose masalah kesehatan dan
tindakan yang dilakukan.
(3) Suku/Bangsa
Untuk mengetahui identitas suatu bangsa.
(4) Agama
Dapat berpengaruh terhadap kehidupan terutama masalah
kesehatan dalam mengetahui agama klien akan lebih mudah
mengatasi masalahnya.
(5) Pendidikan
Menurut hasil penelitian kesehatan ibu dan anak akan lebih
terjamin pada tingkat pendidikan lebih tinggi.
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan dan permasalahan
kesehatan sertabiaya.
(7) Alamat
Memberi petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal.
b) Keluhan utama untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu
setelah melahirkan (Marmi, 2015). Pada kasus hipertensi ibu
mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan
muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti,2010).
c) Riwayat Penyakit
(1) Riwayat Penyakit Sekarang
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit yang diderita pada saat ini yang
ada hubungannya dengan nifas dan bayinya (Ambarwati,
2010).
(2) Riwayat Penyakit Sistemik
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung,
ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi yang
dapat mempengaruhi pada masa nifas (Ambarwati, 2010).
(a) Jantung
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala sakit
dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saatberaktivitas
atau tidak.
(b) Ginjal
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala nyeri
pinggang sebelah kanan dan kiri atau tidak.
(c) Asma
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala sesak
nafas atau tidak.
(d) TBC
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu atau tidak.
(e) Hepatitis
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala kuning
pada kuku, kulit, mata atau tidak.
(f) DM
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala
seringhaus, lapar, dan BAK pada malam hari atau tidak.
(g) Hipertensi
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejalatensinya
lebih dari 140/90 mmHg atau tidak.
(h) Epilepsi
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala kejang
sampai mengeluarkan busa atau tidak.
(i) Lain-lain
Untuk mengetahui ibu pernah menderita penyakit
apapun seperti HIV/AIDS.
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah klien memiliki penyakit menular
dan penyakit menurun dari genetik atau tidak (Walyani,
2015).
(4) Riwayat Keturunan Kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam
keluarganya maupun keluarga suami.
(5) Riwayat Operasi
Untuk mengetahui riwayat yang lalu atau operasi bekas luka
SC, operasi laparatomi maupun operasi lainnya
(Rukiyah,2012).
d) Riwayat Menstruasi
Menurut Walyani (2015), riwayat menstruasi meliputi:
(1) Menarche
Untuk mengetahui usia pertama haid antara 12-16 tahun.
(2) Siklus
Untuk mengetahui siklus haid terhitung mulai dari hari
pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya.
Perluditanyakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami
kelainan siklus haid atau tidak.
(3) Lamanya
Untuk mengatahui lama haid. Normalnya lama haid adalah
7hari.
(4) Banyaknya
Untuk mengatahui banyaknya darah yang keluar.Dapat
dilihat dari berapa kali ibu ganti pemabalut. Normalnya yaitu
2 kali ganti pembalut dalam sehari.
(5) Teratur atau tidak
Untuk mengatahui ibu mengalami menstruasi secara teratur
atau tidak. Ibu mengalami menstruasi setiap bulan atau tidak.
(6) Sifat darah
Untuk mengetahui sifat darah dari menstruasi apakah
darahnya encer atau kental.
(7) Dismenorhoe
Untuk mengetahui apakah saat menstruasi ibu mengalami
nyeri haid atau tidak.
e) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah klien pernah ikut KB dengan jenis
kontrasepsi apa, berapa lama ibu menggunakan kontrasepsi
tersebut, apakah ibu mengalami keluhan dan masalah dalam
penggunaan kontrasepsi tersebut dan setelah masa nifas ini akan
memakai kontrasepsi apa (Walyani & Purwoastuti,2015).
f) Riwayat Perkawinan
Untuk mengkaji tentang menikah sejak umur berapa, lama
perkawinan, berapa kali menikah, status perkawinan (Walyani
dan Purwoastuti, 2015).
g) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, penolong persalinan,
dimana ibu melahirkan, cara persalinan, jumlah anak, apakah
pernah abortus, keadaan nifas yang lalu (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
h) Riwayat Kehamilan Ini
Menurut Walyani (2015), riwayat kehamilan ini meliputi:
(1) HPHT ( Hari Pertama HaidTerakhir)
(2) TP (Tafsiran Persalinan/PerkiraanKelahiran)
(3) Keluhan-keluhan
(4) ANC (Antenatal Care/AsuhanKehamilan)
(5) Penyuluhan yang pernahdidapat
(6) ImunisasiTT
(7) Penggunaan Obat-obatan
i) Riwayat Persalinan Ini
Riwayat persalinan ini meliputi tanggal persalinan, jenis
persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB,
penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui
apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang
bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
j) Kebiasaan Selama Nifas
(1) Nutrisi dan Cairan
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Ambarwati
dan Wulandari,2010).
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, warna, serta kebiasaan buang air
kecil meliputi frekuensi, warna, dan bau (Walyani, 2015).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur. Istirahat sangat
penting bagi ibu nifas karena dengan istirahat yang cukup
dapat mempercepat penyembuhan (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
(4) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena
pada masa nifas masih mengeluarkan lochea (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
(5) Keadaan Psikologis
Untuk mengetahui respons ibu dan keluarga terhadap
bayinya (Walyani & Purwoastuti, 2015).
(6) Riwayat Sosial Budaya
Untuk mengetahui klien dan keluarga yang menganut adat
istiadat tertentu dengan budaya yang akan menguntungkan
atau merugikan ibu dalam masa nifas (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
(7) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola
ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya
(Ambarwati dan Wulandari,2010).
2. Data Objektif
Dalam menghadapi klien dalam masa nifas ini, bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan apakah klien dalam keadaan
normal atau tidak (Walyani dan Purwoastuti,2015).
Yang termasuk dalam komponen data obyektif adalah:
a) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
Untuk mengamati keadaan pasien secara keseluruhan apakah
baik atau lemah (Sulistyawati, 2015). Pada ibu nifas dengan
hipertensi keadaan umum ibu adalah baik.
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien
dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2015). Pada ibu dengan hipertensi kesadaran
adalah composmentis.
(3) Vital Sign
Menurut Walyani & Purwoastuti (2015), Vital sign sebagai
berikut:
(a) TekananDarah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu dalam batas
normal atau tidak.Tekanan darah normal yaitu110/70-
120/80 mmHg. Pada ibu nifas dengan hipertensi tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti,
2010).
(b) Suhu
Untuk mengetahui suhu tubuh ibu normal atau tidak .
Suhu tubuh normal yaitu 36,5-37 .
(c) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak.Nadi
normal pada ibu nifas adalah 60-100 x/menit.
(d) Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak.
Pernafasan normal yaitu 16-20 x/menit.
(4) Berat Badan
Untuk mengetahui berat badan klien, karena berat badan
adalah salah satu parameter pertumbuhan untuk mengetahui
status nutrisi (Matondang dkk, 2013).
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
(a) Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut meliputikebersihan,
mudah rontok atau tidak (Sulistyawati, 2015).
(b) Muka
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, pucat atau
tidak (Heryani,2012).
(c) Mata
Untuk melakukan pemeriksaan konjungtiva, sclera,
kebersihan, kelainan, gangguan penglihatan (rabun
jauh/dekat) (Sulistyawati, 2015).
(d) Hidung
Untuk melakukan kebersihan hidung, polip, dan alergi
debu (Sulistyawati, 2015).
(e) Telinga
Untuk melakukan kebersihan telinga dan gangguan
pendengaran (Sulistyawati, 2015).
(f) Mulut, gigi,gusi
Untuk mengetahui kebersihan mulut, bau mulut atau
tidak, ada gangguan pada mulut atau tidak, kebersihan
gigi, adanya karies gigi, keadaan gusi, gusi sering
berdarah atau tidak (Walyani, 2015).
(2) Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
thyroid, parotitis (Sulistyawati,2015).
(3) Dada dan Axilla
(a) Mammae

Untuk mengetahui ada pembengkakan atau tidak, ada


benjolan atau tidak, simetris atau tidak, keadaan areola,
puting susu, kolostrum/ASI sudah keluar atau belum
(Sulistyawati, 2015).
(b) Axilla

Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak, nyeri atau


tidak (Sulistyawati, 2015).
(4) Ekstremitas
Untuk memeriksa adanya edema, kemerahan, varices,
reflek patella positif atau negatif (Marmi,2015).
c) Pemeriksaan khusus obstetric

(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Untuk mengetahui pembesaran perut dan luka bekas
operasi (Walyani, 2015).
(b) Palpasi
Pada ibu nifas palpasi yang diperiksa meliputikontraksi,
TFU dan kandung kencing (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
(2) Anogenital
(a) VulvaVagina
Ada varices atau tidak, oedema atau tidak, ada
kemerahan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak, lochea
warnanya bagaimana, berbau/tidak (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
(b) Perineum
Untuk mengetahui apakah perineum ada luka bekas
jahitan atau tidak, perineumnya bersih atau tidak (Marmi,
2015).
(c) Anus
Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak dan
kebersihan anus (Sulistyawati, 2015).
(d) Inspekulo
Vagina ada kemerahan atau tidak serta infeksi atau tidak.
d) Pemeriksaan Penunjang
Data yang mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui
dengan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan laboratorium
berupa kadar Hb, haematokrit, kadar leukosit, golongan darah
(Sulistyawati, 2015). Pada ibu nifas dengan hipertensi perlu
dilakukan pemeriksaan proteinuri untuk menunjang
pemeriksaan.
b. Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan indentifikasi terhadap diagnose
masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan(Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar tata nama (Walyani &
Purwoastuti, 2015).
Diagnosa pada ibu nifas dengan hipertensi sebagai berikut:
Ny. X umur X tahun dengan hipertensi.
Data Dasar:
a) Data Subyektif
Ibu mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan
muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
b) Data Obyektif
(1) Keadaanumum : Baik
(2) Kesadaran :Composmentis
(3) Tekanandarah
Pada ibu nifas dengan hipertensi tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
(4) Abdomen
Untuk mengetahui kontraksi uterus pada ibu nifas dalam
batas normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Fundus
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri pada masa nifas dalam
batas normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(6) Lochea
Untuk mengahui perdarahan yang keluar berubah secara
normal sesuai fase dan lama setelah melahirkan (Walyani
dan Purwoastuti, 2015).
(7) Perineum
Untuk mengetahui apakah perineum ada luka bekas jahitan
atau tidak, perineumnya bersih atau tidak (Marmi, 2015).
c) Masalah
Masalah adalah kesenjangan yang terjadi pada respons ibu
terhadap masa nifas (Walyani & Purwoastuti, 2015). Masalah
yang muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu
mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan
muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
d) Kebutuhan
Kebutuhan yaitu berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan
fisik ibu biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut (Marmi,
2011). Kebutuhan pada ibu nifas dengan hipertensi adalah
informasi, dukungan dan support mental (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam
melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi
paermasalah yang akan timbul dari kondisi yang ada (Walyani dan
Purwoastuti, 2015). Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan hipertensi
adalah terjadi preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).
d. Langkah IV : Tindakan Segera
Setelah merumuskan tidakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya,
bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang harus
dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien (Walyani dan
Purwoastuti, 2015). Antisipasi yang dilakukan adalah monitoring
balance cairan, diet yang tepat, pemberian obat anti hipertensi yaitu
metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari dan Nefedipin 30-
90 mg per hari (Prawiroharjo, 2011).
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Langkah ini merupakan kelanjutan pelaksanaan terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang
sifatnya segera atau rutin (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
hipertensi menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011),
sebagai berikut:
1. Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis
untuk memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan
pra-kehamilan jikaperlu.
2. Motivasi penggunaan obat antihipertensiberkelanjutan.
3. Dukung pemberianASI.
4. Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan
untuk masamendatang.
5. Monitoring balancecairan.
6. Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam
secukupnya, dan roboransia prenatal.
7. Terapi obat antihipertensi yaitu:
a. Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram perhari.
Nefedipin 30-90 mg perhari.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Kaji ulang
apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
hipertensi menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011)
telah dilaksanakan pada ibu nifas Ny. X dengan hipertensi.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang telah diberikan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan,
bidanmempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan
kebidanan, efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil
asuhan kebidanan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Evaluasi ibu nifas dengan hipertensi yaitu:
a) Keadaan umumbaik
b) Tekanan darahnormal
c) Ibu sudah tidak nyeri kepala, tidak mual maupun muntah dan
penglihatan sudahnormal.
d) Ibu sudah merasa nyaman dan tidakcemas.
h. DataPerkembangan
Menurut Walyani (2015), pendokumentasian asuhan kebidanan
dengan menggunakan SOAP sebagai berikut:
1. S(Subyektif)
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klienmelalui
anamnesa.
2. O(Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam
data focus untuk mendukung assessment.
3. A(Assesment)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subyektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
4. P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1464/Menkes /Per/X/2010Pasal 10
ayat (1) bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan (Depkes RI, 2010).
Sedangkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007
mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap
perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, social budaya,
spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonom penuh
dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Menkes
RI, 2007).
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 April 2021 Pukul : 07.00 wita
A. IDENTITAS PASIEN: IDENTITAS SUAMI :
1. Nama :Ny.R Nama : Tn.R
2. Umur :32 Tahun Umur : 34Tahun
3. Agama : Islam Agama :Islam
4. SukuBangsa :Mandar/Indonesia Suku bangsa:Mandar/Indonesia
5. Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
7. Alamat : Dusun Ako Desa Pasangkayu
47

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF):

1. Alasan utama pada waktumasuk


Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 19 April
2021 pukul 06.40 wita.
2. Keluhan
Ibu mengatakan kepala kadang pusing dan perutnya mulas sejak
sesudah bersalin.
3. RiwayatPenyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Ibu mengatakan mulai umur kehamilan 7 bulan tekanan
darah tinggi 140/100 mmHg sampai dengan ingin bersalin.
2) Ibu mengatakan sekarang tekanan darahnya tinggi 150/100
mmHg.
b. Riwayat Penyakit Sistematik
1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeridada
bagian kiri, tidak berdebar-debar,
tidakcepat lelah saat aktifitas.
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeripada
pinggang kiri dan kanan.
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesaknafas.
4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
5) Hepatitis : Ibu mengatakan muka, kuku dan kuli
48

tidak pernah kuning.


6) DM : Ibu mengatakan tidak seringlapar,
haus dan sering BAK pada malam hari.
7) Hipertensi : Ibu mengatakan tensinya tinggisejak
umur kehamilan 7 bulan, sering pusing,
tekuk kenceng, pandangan mata kadang
kabur.
8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernahkejang
sampai mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak penyakit lainseperti
HIV/AIDS.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak
ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM,
Jantung, Hipertensi dan penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis,HIV/AIDS.
d. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak
ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belumn pernah melakukan operasi dan tindakan
bedah lainnya.
49

4. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan usia pertama kali haid
berumur 13tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haid lalu dengan
sekarang± 28hari.
c) Lamanya : Ibu mengatakan lamanya menstruasi ±6
hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan sehari ganti pembalut3
kali.
e) Teratur/Tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifatdarah : Ibu mengatakan sifat darahnyaencer.
g) Disminore : Ibu mengatakan tidak pernah nyeriperut
sampai menggangu aktivitas saat
menstruasi.
5. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
6. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah, menikah 1kali.
b. Kawin / Menikah : Umur 32 tahun, dengan Suami Umur32
tahun, lamanya menikah 1 tahun.
50

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu


Ibu mengatakan ini nifas yangpertama.
8. Riwayat Hamil ini
a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal
21-7- 2020
b. HPL : Ibu mengatakan Hari Perkiraan Lahir 28 April 2021
c. Gerakan janin yang dirasakan: Ibu mengatakan merasa gerakan
janin saat umur kehamilan 4 bulan.
d. Vitamin/jamu yang dikomsumsi: Ibu mengatakan tidak ada
vitamin/obat yang dikomsumsi kecuali dari bidan.
e. ANC
1) Trimester I
UK 10 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan mual muntah, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg.
2) Trimester II
UK 15 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan tidak ada, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg.
51

UK 16 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,


keluhan tidak ada, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg.
UK 20 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan tidak ada, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg.
UK 22 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan tidak ada, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg.
UK 28 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan sering pusing, tekuk kenceng,
mata kadang kabur, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD
140/90mg.
3) Trimester III
UK 32 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan,
keluhan sering pusing, tekuk kenceng,
mata kadang kabur, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
52

Kalk 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD


160/100 mg dan bidan menganjurkan
untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya
dengan Dokter SpOG.
UK 35 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di RS Ako
pasangkayu dengan Dokter SpOG.
Keluhan sering pusing, tekuk kenceng,
mata kadang kabur, terapi yang didapat
tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60
mg, Kalk 1 x 500 mg, Nifedipin 1 x 500
mg. Hasil pemeriksaan TD 140/90 mg
UK 37 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di RS Ako
Pasangkayu dengan Dokter SpOG. Keluhan
sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang
kabur, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60
mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg,
Nifedipin 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan
TD 140/90mg
f. Imunisasi TT

1) TT1 : Ibu mengatakan mendapatkanimunisasi


TT sebelum menikah.
2) TT2 : Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi
53

TT 9-10 2020
3) TT3 : Ibu mengatakan mendapatkanimunisasi
TT tanggal 10 April 2021
g. PergerakanJanin : Ibu mengatakan merasakanpergerakan
janin saat umur kehamilan 6 minggu.
9. Riwayat Persalinan Ini
a. Tempat Persalinan : PMB Jurhana
Penolong :Bidan.
b. Tanggal / Jam Persalinan : 19 April 2021 jam 06.40
Umur Kehamilan :39 minggu
c. JenisPersalinan : Spontan
d. Tindakan Lain : Tidak ada
1) Komplikasi / Kelainan dalamPersalinan
Ibu mengatakan sejak umur kehamilan 7 bulan tensinya
tinggi, sering pusing
e. Perineum
1) Ruptur / tidak : Derajat2
2) Dijahit/ tidak : Sudah dijahit
10. Kebiasaan Selama Hamil
a. Nutrisi
1) Selama hamil : Ibu mengatakan sehari makan 3kali
54

meliputi nasi, sayur, lauk dengan porsi


setengah piring dan minum air putih 7-8
gelas, tidak ada pantangan makanan.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan makan 1 kalisetelah
persalinan pukul 10.00 WIB porsi sedang
satu piring nasi, sayur sop 1 mangkuk, lauk
telur rebus, tempe goring, buah jeruk dan
minum air putih 1gelas.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1xsehari
konsistensi lembek berwarna kuning dan
BAK 5-6x sehari konsistensi kuning jernih
bau khasurin.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum BAB dansudah
BAK 1x konsistensi kuning jernih bau khas
urin tidak adakeluhan.
c. Istirahat /tidur
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ±2 jam dan
tidur malam ±8jam.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum bisa tidur sejak
semalam.
d. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi, sikat gigi,ganti
55

pakaian 2x sehari.

2) Selamanifas : Ibu mengatakan belum mandi tetapisudah


ganti pakaian dan disibin sejak selesai
persalinan.
e. Keadaan Psikologis: Ibu mengatakan senang atas kelahiran
anaknya dan ibu mengatakan khawatir
dengan tekanan darah tingginya.
f. Riwayat Sosial Budaya
1) DukunganKeluarga
Ibu mengatakan semua keluarga senang dengan kelahiran
anaknya.
2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal dengan suami.
3) PantanganMakanan
Ibu mengatakan tidak pantang makanan.
4) Kebiasaan AdatIstiadat
Ibu mengatakan ari-ari anaknya akan dikubur dan ada acara
selametan untuk anaknya.
g. Pengunaan obat-obatan/Merokok
Ibu mengatakan hanya mengkomsumsi vitamin dari bidan, baik ibu
maupun suami tidak ada yang merokok.
56

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATAOBJEKTIF)

1. Statusm Generalis
a. KeadaaanUmum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV TD : 150/70mmHg R : 22 x/menit
N : 80 x/menit S: C
d. TinggiBadan : 155 cm
e. BB Sebelum Hamil: 50Kg
f. BBSekarang : 65 Kg
g. Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, bersih dan tidak adak etombe.
2) Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada
cloasma gravidarum.
3) Mata
a) Oedema : Tidak Oedema
b) Conjungtiva: Warna merah muda
c) Sklera : Warna putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
secret.
5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen.

6) Mulut/gigi/gusi: Mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak ada


57

caries, gusi tidak berdarah.

b. Leher
1) KelenjarGondok : Tidak ada pembesaran.
2) Benjolan : Tidak ada benjolan.
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran.
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan.
b) Benjolan : Tidak ada benjolan.
c) Simetris : Simetris kanan kiri.
d) Aerola :Hiperpigmentasi.
e) Putingsusu : Menonjol.
f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar sedikit.
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
d. Ekstremitas
1) Tangan : Terpasang Infus RL 20tpm
a. Oedema : Tidak oedema
b. Kuku : Merah muda
c. Simetris : Simetris kanan dankiri
2) Kaki
a. Oedema : Tidak oedema
58

b. Varices : Tidak ada varices


c. Kuku : Merah muda
d. Reflek : Positif kanan dan kiri
e. Betis merah/ lembek/ keras: Betis tidak merah,tidak
lembek, tidak keras.

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri(Lokalis)


a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Tidak ada pembesaran,normal.
b) Linea alba/nigra : Linea alba.
c) Striae Albican/Livide : Linea livide.
d) Bekasluka : Tidak ada.
2) Palpasi
a) Kontraksi :Keras.
b) TFU : 2 jari dibawah pusat.
c) KandungK emih : Kosong.
b. Anogenital
1) VulvaVagina
a) Varices : Tidak ada varices.
b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan.
c) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d) Lochea : Lochea rubra.
59

2) Perinium

a) Keadaan Luka : Masih basah, terdapat jahitan


derajat 2, perdarahan normal, tidak
berbau.
b) Bengkak / kemerahan: Tidak bengkak, tidak kemerahan.
3) Anus
a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid.
b) Lain-lain : Tidak ada.
4) Inspekulo
a) Vagina : Tidak dilakukan
b) Portio : Tidak dilakukan
5) Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal: 20 juni 2021 Pukul : 09. 30 wita
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12,2 gram/dl
b. Pemeriksaan Penunjang Lain
Protein Urine Negatif

II. INTERPRETASIDATA
Tanggal : 20 juni 2021 Pukul : 07.20 wita
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. H Umur 32 Tahun P1A0 Hari I post partum dengan Hipertensi
60

Data Dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. M umur 42 tahun.
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 19 juni
2021 pukul 06.40 wita
3. Ibu mengataka kadang pusing dan perutnya mulas sejak sesudah
bersalin.
4. Ibu mengatakan sejak umur kehamilan 7 bulan tensinya tinggi, sering
pusing.
5. Ibu mengatakan saat umur kehamilan 35 minggu dan 37+6 minggu ibu
memeriksakan kehamilannya di RS Ako Pasangkayu dengan Dokter
SpOG, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, VitC
1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg, Nifedipin 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan
TD 140/90 mg.

DO :

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV :TD : 150/100 mmHg
N : 80 x/menit
S :36,5oC
R : 22 x/menit
4. Mammae : Kolostrum sudah keluar sedikit
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
61

6. Kontraksi :Keras
7. Lochea : Lochea rubra
8. Perineum : Luka masih basah, terdapat jahitan derajat
2, perdarahan normal, tidak berbau.
9. Ekstremitas
a. Tangan : Tidak oedema, simetris kanan dan kiri, kuku
merah muda, terpasang infus RL 20 tpm di tangan
kiri.
b. Kaki : Tidak oedema, tidak varices, betis tidak merah.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : 12,2gram/dl
b. Golongan darah : A+
c. Protein Urine Negatif
d.
B. MASALAH
Ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya
mulas.
C. KEBUTUHAN
Memberi informasi tentang penyebab perutnya mulas, nyeri kepala, dan
menganjurkan banyak istirahat.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal : 20 April 2021 Pukul : 07.00 wita


Preeklamsia Masa Nifas
62

IV. TINDAKAN SEGERA


Tanggal : 20 April 2021 Pukul : 08.00 wita
Kolaborasi dengan Dokter puskesmas untuk pemberian terapi
1. Memberikan obat oral

a. Nifedipin 3 x 10 mg 10 Tablet

b. Vitamin A 2 x 200.000 IU 10 Tablet

c. Amoxillin 3 x 500 mg 10 Tablet

d. Asam mefenamat 3 x 500 mg 10 Tablet

2. Monitoring balance cairan.


3. Diet yang tepat cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
secukupnya.

V. RENCANATINDAKAN

Tanggal : 20 April 2021 Pukul 08.15 wita

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.


2. Observasi TTV, lochea, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri (TFU) ibu
dan monitoring balance cairan setiap 4jam.
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
5. Jelaskan pada ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah normal.
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygine terutama
daerah genetalia dan bekas luka jahitan agar tetap bersih dan kering.
63

7. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini.


8. Beri terapi oral hasil kolaborasi dengan Dokter puskesmas meliputi:
a) Nifedipin 3 x 10mg
b) VitaminA 2 x 200.000IU
c) Amoxillin 3 x 500mg
d) Asammefenamat 3 x 500mg
9. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi terapi yang sudah diberikan.

VI. IMPLEMENTASI /PELAKSANAAN

Tanggal : 20 April 2021


1. Pukul 08.20 wita Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu
mengalami hipertensi atau tekanan darahtinggi.
2. Pukul 08.30 wita Melakukan observasi TTV, lochea, kontraksi uterus,
tinggi fundus uteri (TFU) ibu dan monitoring balance cairan setiap 4
jam.
3. Pukul 08.35 wita Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan
cara saat bayi tidur ibu juga ikuttidur.
4. Pukul 08.40 wita Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang diberikan oleh pihak rumah yang sudah mengandung cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak dan garamsecukupnya.
5. Pukul 08.45 wita Menjelaskan pada ibu bahwa mulas yang dirasakan
adalah normal. Disebabkan oleh kontraksi rahim atau rahim kembali ke
bentuk semula seperti sebelum hamil atau disebut involusiuteri.
64

6. Pukul 08.50 wita Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal


hygine terutama daerah genetalia dan bekas luka jahitan agar tetap
bersih dan kering, dengan cara setelah BAK dikeringkan dengan tisu
dari arah depankebelakang.
7. Pukul 08.55 wita Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi
dini dengan cara miring kanan atau miring kiri agar ibu cepatpulih.
8. Pukul 09.00.wita Memberikan terapi oral hasil kolaborasi dengan
Dokter Puskesmas:
a. Nifedipin 1 x 10mg
b. VitaminA 1 x 200.000IU
c. Amoxillin 1 x 500mg
d. Asammefenamat 1 x 500mg
9. Pukul 09.10 wita Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi terapi yang
sudah diberikan kecuali vitamin A 1 x 200.000 IU.

VII. EVALUASI
Tangga: 20 April 2021
1. Pukul 09.15 wita Ibu sudah mengatahui keadaannya.
2. Pukul 09.25 Sudah dilakukan observasi pada ibu dan hasil observasi
TTV, kontraksi, lochea, TFU dan monitoring balance cairan terlampir.
3. Pukul 09.30 wita Ibu bersedia untuk banyak istirahat.
65

4. Pukul 09.35 wita Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang


bergizi.
5. Pukul 09.40 wita Ibu sudah mengetahui bahwa mulas yang dirasakan
adalah normal.
6. Pukul 09.45 wita Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan personal
hygine terutama daerah genetalia dan bekas luka jahitan.
7. Pukul 09.50 wita Ibu bersedia untuk melakukan mobilisasi dini dengan
miring kanan atau kiri.
8. Pukul 09.55 wita ibu telah meminum terapi oral yang diberikan
meliputi: Nifedipin 1 x 10 mg, Vitamin A 1 x 200.000 IU, Amoxillin 1
x 500 mg, Asam mefenamat 1 x 500mg.
9. Pukul 10.00 wita Ibu bersedia untuk mengkonsumsi terapi yang
diberikan.
66

B. PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan studi kasus pada Ny. R P1A0 dengan hipertensi
dan pengelolaannya dengan menerapkan menejemen kebidanan serta
mengaitkan dengan teori-teori sebagai landasan dalam melaksanakan
menejemen kebidanan 7 langkah Varney yang meliputi:
1. Pengkajian Data
Pengkajian pada ibu nifas dengan hipertensi dilakukan dengan
pengumpulan data subyektif dan obyektif. Menurut Rukiyah dan Yulianti
(2010), gejala hipertensi yaitu tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, nyeri
kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Pada
kasus ibu nifas Ny. R P1A0 umur 32 tahun dengan hipertensididapatkan
data subyektif ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan
perutnya mulas. Sedangkan data obyektif diperoleh keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 180/100 mmHg, suhu 36,5oC, nadi
80 x/menit, pernapasan 22 x/menit, Jadi pada langkah
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan.
2. Interpretasi Data
Diagnosa Kebidanan Ny. R P1A0 umur 32 tahun dengan hipertensi.
Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu
mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Kebutuhan pada ibu nifas
dengan hipertensi adalah informasi, dukungan dan support mental (Rukiyah
dan Yulianti, 2010).
67

Diagnosa kebidanan pada kasus ibu nifas yaitu Ny.R P1A0 umur 33
tahun dengan hipertensi. Masalah yang muncul pada Ny.R P1A0 adalah Ibu
mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas.
Kebutuhan yang diberikan pada Ny. R adalah memberi informasi tentang
penyebab perutnya mulas, nyeri kepala, dan menganjurkan banyak istirahat.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasusdilapangan.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi
preeklamsi (Prawirohardjo, 2011). Pada kasus ibu nifas Ny. R P1A0 umur
32 tahun dengan hipertensi adalah preeklamsia masa nifas, tetapi tidak
terjadi diagnosa potensial karena ibu sudah mendapatkan antisipasi dan
penanganan secara tepat. Jadi pada langkah diagnosa potensial ini tidak
terdapat adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan.
4. Tindakan Segera
Tindakan segera pada ibu nifas hipertensi adalah monitoring balance
cairan, diet yang tepat, pemberian obat anti hipertensi yaitu metildopa 500
mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari dan Nefedipin 30-90 mg per hari
(Prawiroharjo, 2011). Pada kasus ibu nifas Ny. R P1A0 umur 33 tahun
dengan hipertensi ini adalah melakukan kolaborasi dengan dokter SpOg
dalam pemberian obat Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU,
Amoxillin 3 x 500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg,monitoring
68

balance cairan, diet yang tepat cukup protein, rendah karbohidrat, lemak
dan garam secukupnya.
Pada langkah tindakan segera ini terdapat adanya kesenjangan antara
teori dan praktek dilapangan yaitu Metildopa tidak diberikan tetapi di
berikan Nifedipin 3 x 10 mg sesuai dengan anjuran dari dokter SpOg
diberikan untuk dosis awal, Vitamin A 2 x 200.000 IU untuk meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu Ibu), bayi lebih kebal dan jarang
kena penyakit infeksi, kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan,
Amoxillin 3 x 500 mg untuk antibiotik agar tidak terjadi infeksi, Asam
mefenamat 3 x 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi
menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011) yaitu : Periksa
tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis untuk
memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan pra-
kehamilan jika perlu, Motivasi penggunaan obat antihipertensi
berkelanjutan, Dukung pemberian ASI, Berikan saran mengenai kontrasepsi
dan konseling pra-kehamilan untuk masa mendatang, Monitoring balance
cairan, Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam
secukupnya, dan roboransia prenatal, Terapi obat antihipertensi yaitu :
Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari, Nefedipin 30-90 mg per
hari.
69

Sedangkan rencana asuhan pada Ny. R P1A0 umur 32 tahun dengan


hipertensi yaitu Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, lochea,
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri (TFU) ibu dan monitoring balance
cairan setiap 4 jam, Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand, Berikan KIE tentang KB, Berikan KIE tentang nutrisi ibu nifas.
Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam secukupnya. Bila mengkonsumsi garam
hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa
susu atau air buah, Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOg dalam
pemberian terapi oral: Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU,
Amoxillin 3 x 500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg, Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi terapi yang sudahdiberikan.
Pada langkah rencana tindakan ini terdapat adanya kesenjangan
antara teori dan praktek dilapangan yaitu Metildopa tidak diberikan tetapi
di berikan Nifedipin 3 x 10 mg sesuai dengan anjuran dari dokter SpOg dari
pihak rumah sakit karena diberikan untuk dosis awal, Vitamin A 2 x
200.000 IU untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu
Ibu), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi, kesehatan ibu lebih
cepat pulih setelah melahirkan, Amoxillin 3 x 500 mg untuk antibiotik agar
tidak terjadi infeksi, Asam mefenamat 3 x 500 mg untuk mengurangi rasa
nyeri pada luka jahitan.
70

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi
sesuai menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011).
Sedangkan asuhan yang diberikan pada Ny. R P1A0 umur 32 tahun dengan
hipetensi sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan.
Pada pelaksanaan terdapat adanya kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan yaitu Metildopa tidak diberikan tetapi di berikan
Nifedipin 3 x 10 mg sesuai dengan anjuran dari dokter SpOg karena
diberikan untuk dosis awal, Vitamin A dosis yang kedua diberikan saat nifas
hari ketiga 1x 200.000 IU untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam
ASI (Air Susu Ibu), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi,
kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan, sedangkan menurut
Marmi (2015) Vitamin A dosis yang kedua diberikan 24 jam setelah minum
dosis yang pertama, Amoxillin 3 x 500 mg untuk antibiotik agar tidak terjadi
infeksi, Asam mefenamat 3 x 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri pada
lukajahitan.
7. Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dari proses asuhan kebidanan dari
pengkajian sampai implementasi data. Setelah dilakukan asuhan kebidanan
pada Ny.R P1A0 umur 33 tahun dengan hipetensi selama 3 hari di rumah
sakit diperoleh hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,6oC, nadi 80 x/menit, pernapasan 20
x/menit. Kemudian dilakukan kunjungan ulang setelah 7 hari dirumah
71

sakit didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis,


tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,3oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20
x/menit, ekstremitas tidak oedema, ibu sudah tidak ada keluhan sehingga
pada evaluasi ini sudah sesuai dengan perencanaan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan observasi dengan memberikan menejemen Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas Ny. “R” P1A0 umur 32 tahun dengan Hipertensi di
PMB Jurhana dengan menggunakan pendekatan tujuh langkah varney, dapat
diambil kesimpulan :
1. Dari pengkajian pada Ny. R di dapatkan data subyektif yang didapatkan dari
keluhan ibu yaitu ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan
peruutnya mulas. Sedangkan data obyektif keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 140/100 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 80
x/menit, pernapasan 22x/menit.
2. Dari interpretasi data pada kasus Ny. R P1A0 umur 32 tahun dengan
hipertensi masalah yang muncul ibu mengatakan pandangan mata kabur,
nyeri kepala dan perutnya mulas. Kebutuhan yang diberikan pada Ny. R
adalah memberi informasi tentang penyebab perutnya mulas, nyeri kepala,
dan menganjurkan banyak istirahat.
3. Diagnosa potensial pada Ny. “R” P1A0 umur 32 tahun dengan hipertensi
adalah potensi terjadi preeklamsia masanifas.
4. Antisipasi Ny. “R” P1A0 umur 32 tahun dengan hipertensi yaitu kolaborasi
dengan dokter Puskesmas dalam pemberian terapi yaitu : melakukan
kolaborasi
dengan dokter Sp.Og dalam pemberian obat Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin
A 2 x 200.000 IU, Amoxillin 3 x 500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg,
monitoring balance cairan, diet yang tepat cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam secukupnya..
5. Rencana asuhan kebidanan Ny. “R” P1A0 umur 32 tahun dengan hipertensi
dilakukan secara menyeluruh yaitu Observasi keadaan umum, tanda-tanda
vital, lochea, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri (TFU) ibu dan monitoring
balance cairan setiap 4 jam, Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya
secara on demand, Berikan KIE tentang KB, Berikan KIE tentang nutrisi
ibu nifas, Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam secukupnya. Bila mengkonsumsi garam
hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa
susu atau air buah, Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOg dalam
pemberian terapi oral: Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU,
Amoxillin 3 x 500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg, Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi terapi yang sudahdiberikan.
6. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan pada Ny. “R” umur
32 tahun dengan hipertensi.
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “R” P1A0 umur 32 tahun
dengan hipetensi selama 3 hari di rumah sakit diperoleh hasil yaitu keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu
36,6oC, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit. Kemudian dilakukan
kunjungan ulang setelah 7 hari dirumahsakit didapatkan hasil
yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, suhu 36,3oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, ibu sudah
tidak ada keluhan.
8. Dari hasil asuhan kebidanan terdapat kesenjangan terletak di antisipasi,
perencanaan dan pelaksanaan yaitu pemberian terapi obat metildopa tidak
diberikan dan Vitamin A dosis yang kedua diberikan saat nifas hariketiga.
DAFTAR PUSTAKA

Achyar, Khamidah, Rofiqoh Isnaeni. 2016. Jurnal Kesehatan. Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Ambarwati, R.E, Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Angraini.2014. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. H P3A0 Umur 23 tahun
dengan hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Surakrta: STIKES Kusuma Husada.

Annisa Nurul Ihsani. 2014. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. S P2A0 dengan
hipertensi di Pandan Arang Boyolali.Karya Tulis Ilmiah. Surakrta: STIKES
Kusuma Husada.Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kemetrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Dinkes Jateng. 2015. Buku Saku Kesehatan 2015. Jateng: Dinkes Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah.

Hidayat, A.A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba.

Heryani, Reni. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan - Ibu Nifas& Menyusui.
Jakarta : TIM.

Marliandiani, Y, Ningrum, N.P. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Marmi, et al. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Maryunani, Anik. 2016. Menejemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta: TIM.
Matondang, et al. 2013. Diagnosa Fisis Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto.
Notoatmodjo, Soekoidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rukiyah, Y.A. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: TIM.

Rukiyah, Y.A, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: TIM.

Robson, E, Waugh, J. 2011. Patologi Pada Kehamilan : manajemen & asuhan


kebidanan. Jakarta: EGC.

Saifuddin, A.B, et al. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sujarweni, V.W. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sulistyawati, Ari. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: CV. Andi.

Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:


PT. Pustaka Baru.

Walyani, E.S, Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai