Makalah Tradisi Festival Meriam Karbit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA YANG ADA DI PROVINSI KALBAR

DALAM BENTUK TRADISI FESTIVAL MERIAM KARBIT PONTIANAK

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :

M. AWALUDDIN S.AP.,M.Si.

NIP 199205112019031017

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5 KELAS 1B

Alfiah Camelia Muna (NIM 4202213009)

Muhammad Emyr Kahfi (NIM 4202213111)

Rafiqah Rasya Maulidianti (NIM 4202213163)

Rian Aprian (NIM 4202213135)

Rifqi Arif Prasetio (NIM 4202213156)

DIV ADMINISTRASI NEGARA

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, dengan judul
“Sistem Sosial Budaya Indonesia Yang Ada Di Provinsi Kalimantan Barat Dalam Bentuk
Tradisi Meriam Karbit Pontianak”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Sosial Budaya yang diampu oleh Bapak M. Awaluddin, S.AP.,M.Si. Karena
telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
para anggota kelompok yang turut membantu dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Dalam makalah ini, Kami ingin memberikan informasi mengenai sejarah singkat
perkembangan tradisi meriam karbit dalam pemikiran manusia pada zaman dahulu sampai
dengan zaman modern. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini disusun dengan
mendapat bantuan dan sumber dari berbagai pihak serta artikel dari berbagai informasi. Penulis
telah berusaha semaksimal mungkin dalam kesempurnaan penulisan makalah ini. Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran, masukan dan kritik yang membangun dari teman-teman
dan dosen. Semoga makalah ini dapat berguna untuk memperluasan pengetahuan dan wawasan
bagi kita semua.

Pontianak, September 2022

Penyusun Makalah

Anggota Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB 1.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4


1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................5

BAB 2.............................................................................................................................7

PEMBAHASAN............................................................................................................7

A. Permasalahan dalam pelestarian budaya...............................................................6


B. Pembahasan masalah pelestarian budaya Meriam Karbit.....................................8
C. Cara atau Metode yang tepat untuk melestarikan Budaya Kalimantan Barat.......8

BAB 3.............................................................................................................................10

PENUTUPAN................................................................................................................10

A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyaknya pulau dan terdapat
berbagai macam adat istiadat, bahasa, suku dan seni yang sering kita sebut kebudayaan.
Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan akan budaya. Kebudayaan Indonesia sangat beragam,
mulai dari Sabang sampai Merauke. Maka dari itu, kebudayaan daerah merupakan faktor
utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, dan yang biasa kita sebut dengan
kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat
berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan
daerah dan kebudayaan lokal.

Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain ciri khas
dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah tersebut.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas dari suatu daerah. Maka pentingnya
pelestarian budaya untuk setiap individu yang harus melaksanakan kewajiban untuk menjaga,
memelihara, dan melestarikan budayanya. Adapun peran Pemerintah yang harus dilakukan
yaitu mendaftarkan budaya nasional ke UNESCO, membuat acara pergelaran kebudayaan,
dan memberikan hak paten terhadap setiap kebudayaan di daerahnya. Kebudayaan harus
dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak punah dan tidak dicuri oleh negara lain karena
kebudayaan daerah dapat menjadi identitas dan warisan tak ternilai dari sebuah kelompok
masyarakat atau negara.

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi yang memiliki ibu kota yaitu Kota Pontianak.
Kota Pontianak sendiri memiliki banyak kebudayaan, salah satu kebudayaan tradisi
masyarakatnya yaitu Tradisi Festival Meriam Karbit. Tradisi Festival Meriam Karbit
digunakan oleh masyarakat Kota Pontianak untuk menyambut hari-hari besar Islam seperti
menyambut malam bulan suci Ramadhan, dan menyambut hari raya Idulfitri. Meriam Karbit

2
dimainkan di sepanjang pinggiran aliran Sungai Kapuas. Biasanya Festival Meriam Karbit
diadakan di Jalan Tanjungpura Gang Kamboja, dan Jalan Imam Bonjol Gang Mendawai II.

Dulunya Meriam merupakan senjata penghancur yang dipakai armada perang


terdahulu. Senjata ini merupakan perangkat keras yang bersifat menjelajah dan dapat
menjangkau musuh yang lokasinya tidak terjangkau secara fisik. Akan tetapi, Meriam Karbit
digunakan oleh sultan Abdurrahman sebagai pengusir gangguan makhluk kuntilanak ketika
sultan akan mendirikan Kota Pontianak. Disisi lain, Meriam Karbit juga dijadikan sebagai
alat untuk menyampaikan komunikasi yang paling efektif. Dan dikarenakan zaman dahulu
belum berkembangnya teknologi penunjuk waktu seperti sekarang ini, maka meriam menjadi
sebuah salah satu alat komunikasi dimana pihak kerajaan Pontianak mendentumkan Meriam
pada saat sahur, imsyak, berbuka puasa, dan juga dentuman meriam juga menjadi pertanda
atau isyarat kedatangan sultan di wilayah pertigaan sungai Kapuas dan sungai Landak.
Namun seiring berjalannya waktu, meriam karbit menjadi peninggalan sejarah kebudayaan
Kota Pontianak. Dan meriam karbit menjadi aset kesenian dan budaya yang bernilai tinggi.
Para warga Pontianak yang tinggal disekitar Sungai Kapuas terutama warga Muslim turut
rutin menggelar Festival Meriam Karbit setiap tahun menjelang lebaran. Para warga juga
melakukan perang Meriam Karbit yang sudah menjadi tradisi mereka sejak zaman dahulu.

Walaupun Meriam karbit sudah menjadi aset kesenian dan budaya yang bernilai tinggi,
permainan ini kebanyakan masih dikenal oleh lingkungan Kalimantan Barat saja sehingga
diperlukan suatu promosi secara luas tentang Meriam Karbit agar permainan meriam karbit
dapat dikenal secara Nasional maupun Internasional. Belum lagi pada tahun 2021,
Pemerintah Kota Pontianak resmi meniadakan Festival Meriam Karbit agar tidak terjadinya
kerumunan di masa pandemi Covid-19. Namun, Pemerintah Kota Pontianak mengizinkan
untuk para warga di tepian sungai kapuas untuk memainkan meriam karbit tapi tidak dengan
menggelar Festival Meriam Karbit dengan syarat harus tetap menjaga protokol kesehatan.
Dan di tengah derasnya pengaruh budaya asing, seperti yang disaksikan di berbagai media
baik cetak maupun elektronik. Seakan mengikis daya tarik budaya Tradisi tradisional. Dan
kita tidak tahu apakah anak-anak muda generasi sekarang dan generasi masa depan masih
bisa mengikuti perkembangan budaya tersebut. Untuk menjaga kelestarian budaya tidak bisa
dilakukan hanya satu pihak. Menjaga kelestarian harus dilakukan secara bersama dan juga

3
harus mendapat dukungan dari Pemerintah, yang mana baik masyarakat maupun pemerintah
harus berkesinambungan untuk membangun dan menjaga budaya leluhur.

Selain permasalahan-permasalahan tersebut, terdapat suatu masalah yakni kebisingan


yang dihasilkan dari suara Meriam Karbit tersebut. Kebisingan yang dihasilkan meriam
tersebut dapat mengganggu para warga di sekitar Pontianak. Bunyi yang dihasilkan dari
meriam sangat besar, sehingga warga yang tinggal di wilayah Pontianak terutama para warga
tepian Sungai Kapuas dapat mendengar bunyi dari Meriam Karbit. Apalagi untuk warga yang
tinggal di tepian Sungai Kapuas mempunyai anak kecil (bayi) pasti takut bila anaknya
terkejut mendengar bunyi dari meriam. Belum lagi biasanya bunyi dari meriam karbit
terdengar sampai tengah malam hingga menjelang pagi. Hal tersebut dapat mengganggu
kenyamanan para warga pontianak yang sedang beristirahat di rumah masing-masing.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan masalah dalam pelestarian budaya Tradisi Meriam Karbit di Pontianak
2. Menjelaskan cara melestarikan budaya atau metode yang tepat supaya dapat memajukan
kebudayaan Kalimantan Barat.
3. Ingin mengetahui bagaimana model pelestarian dan sejarah dari kebudayaan Tradisi
Meriam Karbit di Pontianak.

1.4 Rumusan Masalah


1. Apa saja masalah dalam pelestarian budaya tersebut?
2. Bagaimana cara melestarikan budaya atau metode pelestarian budaya yang tepat sehingga
mampu memajukan kebudayaan yang ada di provinsi Kal-Bar?

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Permasalahan dalam Pelestarian Budaya Tradisi Festival Meriam Karbit


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari Meriam adalah senjata berat
yang larasnya besar dan panjang, pelurunya besar, sering diberi roda untuk memudahkan
pengangkutannya. Sedangkan arti dari Karbit adalah gas yang terjadi karena kerja air dan
kalsium karbit. Jadi, definisi umum dari Meriam Karbit adalah salah satu alat tradisional
yang ada di daerah Kalimantan Barat (Pontianak) yang terbuat dari bahan kayu gelondongan
dan biasanya di mainkan dengan menggunakan zat karbit dengan menyulutkan api di bagian
lubang yang terdapat pada meriam karbit oleh para warga Kota Pontianak.

Berdasarkan peneliti sejarah yaitu Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat
menjelaskan bahwa Meriam Karbit memiliki hubungan yang erat dengan berdirinya Kota
Pontianak. Kota Pontianak sendiri berdiri pada tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan
tanggal 14 Radjab 1185 yang didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie dan kemudian
ialah yang menjadi Sultan Kerajaan Pontianak. Alkisah pada zaman dahulu, ketika Sultan
Syarif Abdurrahman Alkadrie menyusuri aliran sungai kapuas untuk menyebarkan agama
Islam dan membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak, Sultan diganggu oleh
keberadaan makhluk halus. Sultan kemudian memerintahkan pasukannya untuk mengusir
makhluk halus itu dengan menembakkan meriam ke arah daratan yang menjadi tempat
sarang mereka. Bunyi meriam yang membahana dan bersahutan itu akhirnya berhasil
mengusir para makhluk halus. Setelah daratan telah ditinggalkan oleh para makhluk halus,
daratan yang ditinggalkan pun dijadikan daerah tempat tinggalnya Sultan dan para
pengikutnya. Untuk mengenang peristiwa yang bersejarah itu, warga masyarakat Kota
Pontianak, khususnya yang bermukim di tepian Sungai Kapuas kemudian membuat meriam-
meriam dari berbahan batang kayu.

5
Meriam Karbit adalah sebuah permainan masyarakat Kota Pontianak yang selalu
menjadi tradisi di setiap bulan Ramadhan dan malam Idulfitri. Meriam tersebut terbuat dari
kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50-70 centimenter dan panjang
kisaran 5-6 meter. Untuk membunyikannya butuh bahan bakar berupa karbit. Kemudian
terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan
bunyi yang menggelegar. Bagian lubang meriam tersebut diisi karbit dan air, lalu bagian
lubang untuk menyulut meriam harus ditutup dengan kertas koran. Untuk menghasilkan
suara yang maksimal, meriam karbit perlu didiamkan selama 7-8 menit. Sesekali meriam
karbit harus dilakukan pengecekan untuk memastikan meriam siap disulut. Fungsi dari
Meriam Karbit dulunya digunakan sebagai alat strategis pada masa perang melawan
penjajahan dan juga untuk mengusir para makhluk halus yang menempati Kota Pontianak.
Karena bunyi meriam yang sangat nyaring dan keras membuat pihak musuh mengira bahwa
rakyat Pontianak memiliki persenjataan yang sangat hebat. Namun, sekarang meriam karbit
hanya digunakan untuk memeriahkan suasana malam takbiran di kota Pontianak. Pemerintah
Kota Pontianak menetapkan permainan karbit sebagai salah satu agenda pariwisata unggulan
dan kebudayaan yang bernilai tinggi yang ada di kota Pontianak.

 Pelaksanaan Festival Meriam Karbit


Sebelum menjelang pelaksanaan Festival Meriam Karbit, diperlukan persiapan,
perlengkapan, tenaga pelaksanaan, dan lain-lain. Pada pelaksanaan Festival Meriam Karbit
pada umumnya kayu yang sering digunakan untuk membuat Meriam Karbit yaitu kayu
Meranti, kayu Mabang, Kayu Mengkirai, Kayu Tekam, Kayu Ramin, Kayu Jelutong, dan
Kayu Penyaok. Meriam Karbit dibuat terbagi menjadi dua jenis, yaitu Meriam Karbit
dengan ukuran kecil dan Meriam Karbit dengan ukuran besar. Untuk Meriam Karbit dengan
ukuran kecil memiliki panjang 6 – 7 meter dengan diameter 40 sentimeter dan kemiringan
35 derajat. Sedangkan untuk Meriam Karbit yang berukuran besar memiliki ukuran panjang
8 – 10 meter dengan diameter 90 sentimeter dan memiliki kemiringan 30 derajat.

Mengutip dari artikel Alfitrah Iqbal Tawakkal (2018) yang berjudul Potensi Tradisi
Permainan Meriam Karbit pada Etnis Melayu Pontianak Untuk Pembelajaran Matematika
Sekolah, Pemberian air dan karbit harus berdasarkan dengan ukuran Meriam Karbit. Untuk
Meriam Karbit yang berukuran kecil memerlukan volume air sebanyak 1 kaleng cat
berukuran 5 kg atau sekitar 5 liter air dengan berat karbit yang digunakan yaitu 3 ons.

6
Sedangkan untuk Meriam Karbit berukuran besar memerlukan volume air sebanyak 2
kaleng cat berukuran 5 kg atau setara dengan 10 liter air dengan karbit yang digunakan
seberat 5 ons. Waktu yang diperlukan agar air dan karbit bereaksi untuk Meriam Karbit
berukuran kecil yaitu 10 menit, sedangkan waktu yang diperlukan untuk Meriam Karbit
berukuran besar yaitu 15 menit.

 Langkah-langkah dalam memainkan Meriam Karbit


Dalam memainkan Meriam Karbit, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
agar Meriam Karbit menghasilkan bunyi yang menggelegar dan bunyi yang maksimal.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan ketika memainkan Meriam Karbit adalah
sebagai berikut:
1) Masukkan air dan karbit dengan ukuran Meriam Karbit yang akan dimainkan,
2) Masukkan air dan Karbit sesuai dengan ukuran Meriam Karbit yang dimainkan
3) Tutuplah lubang sulut dan lubang kakap yang terdapat pada Meriam Karbit dengan
menggunakan koran basah yang telah dilumuri oleh lem tradisional yang terbuat dari
tepung kanji
4) Tunggu selama beberapa menit agar air dan karbit tersebut mulai bereaksi
5) Siapkan obor yang akan digunakan untuk menyulut Meriam Karbit
6) Bukalah koran basah yang berada pada lubang sulut
7) Sulutlah Meriam Karbit tersebut dengan cara menghempaskan obor tersebut pada
lubang sulut.

Meriam Karbit bukan hanya sekedar tradisi permainan biasa bagi masyarakat Pontianak.
Tradisi unik ini juga memiliki makna tersendiri, baik dari kajian historis, keagamaan, dan
kebudayaan. Para masyarakat Pontianak menjadikan tradisi Meriam Karbit sebagai
momentum untuk mengingat dan agar selalu bersyukur atas pembangunan berdirinya kota
Pontianak yang dahulunya hanya berisi hutan lebat yang dihuni oleh para makhluk halus.
Dan sekarang telah menjadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat yang telah maju, aman,
tentram, dan sejahtera. Selain itu, meriam karbit juga menjadi salah satu tradisi ketika hari
Idulfitri di Pontianak. Momentum awal masuknya islam ke Kalimantan Barat menjadi awal
mula persebaran agama islam di Pontianak. Bunyi keras meriam juga sering digunakan
pada masa itu sebagai penanda waktu adzan bagi Sultan dan pengikutnya yang beragama
muslim. Kejadian ini lah yang mengaitkan agama Islam dengan Meriam Karbit.

7
Hingga sekarang, Meriam Karbit menjadi budaya dan kebiasaan yang tidak bisa
dilepaskan oleh masyarakat Kota Pontianak. Meriam Karbit yang awalnya hanya digunakan
untuk memperingati momentum awal mula kota dan masuknya islam menjadi budaya yang
sangat unik dan bernilai tinggi. Disamping itu juga kini menjadi tempat bagi masyarakat
untuk berkumpul dan bersilaturahmi sembari menyambut Hari Raya Idul Fitri. Keunikan
Budaya tersebut kemudian dibungkus sedemikian rupa dan menjadi objek unggulan kota
Pontianak. Tradisi Festival Meriam Karbit biasanya dilaksanakan di Jalan Tanjungpura Gang
Kamboja, dan di Jalan Imam Bonjol Gang Mendawai II.

Namun ketika pelaksanaan tradisi Festival Meriam Karbit, terdapat suatu permasalahan
utama yakni terjadinya kegaduhan dan kebisingan pada saat Festival Meriam Karbit. Pasti
tidak semua warga khususnya di Pontianak yang kurang menyukai Meriam Karbit. Ada yang
tidak menyukai kebisingan Meriam Karbit bahkan merasa terganggu oleh bunyi dari Meriam
tersebut. Dimana bunyi dari Meriam Karbit sangat besar. Sehingga biasanya dapat membuat
gendang telinga kita sakit jika berada didekat dengan Meriam Karbit yang sedang dimainkan.
Dan belum lagi biasanya festival ini dilakukan pada saat malam hari dan sampai menjelang
pagi hari yang dimana bunyi dari meriam karbit serta kegaduhan para peserta yang bermain
Meriam Karbit tersebut dapat mengganggu waktu istirahat para warga Pontianak terutama
untuk para warga yang berada di tepian sungai kapuas.

Maka dari itu, peran Pemerintah Pontianak juga dibutuhkan dalam mengatasi
kebisingan dari Festival Meriam Karbit. Peran Pemerintah Pontianak yaitu Pemerintah wajib
menghimbau bagi masyarakat yang melakukan atau melaksanakan tradisi Festival Meriam
Karbit untuk tidak melaksanakannya terlalu malam agar tidak dapat mengganggu waktu
istirahat para warga sekitar. Pemerintah harus membuat jadwal yang dimana isinya terdapat
waktu pelaksanaan Festival Meriam Karbit yang telah dibatasi. Ataupun pemerintah juga
harus menghimbau para warga nya untuk langsung menyaksikan kemeriahan dari Festival
Meriam Karbit sekaligus untuk menambah pengalaman serta wawasan kebudayaan kepada
para warga Pontianak atau yang dari luar kota. Untuk para warga yang tidak menyukai bunyi
dari Meriam Karbit dihimbau untuk membuat dinding kedap suara jika tidak ingin merasa
terganggu dengan pelaksanaan Festival Meriam Karbit.

8
B. Pembahasan masalah pelestarian budaya Tradisi Festival Meriam Karbit
 Munculnya pengaruh budaya asing masuk ke Indonesia yang menyebabkan rendahnya
minat dan daya tarik masyarakat terhadap budaya yang ada diseluruh Indonesia
terutama budaya yang ada di Kota Pontianak salah satunya Tradisi Festival Meriam
Karbit. Banyak masyarakat yang telah meninggalkan tradisi budaya ini dan lebih
memilih dengan budaya asing yang mereka minati. Maka dari itu, akan sulit untuk
mempertahankan tradisi ini dimasa yang akan datang.
 Kurangnya pengenalan dan promosi tentang Tradisi Meriam Karbit pada masyarakat
seluruh Indonesia. Sehingga Tradisi Festival Meriam Karbit kebanyakan hanya dikenal
oleh para warga Kalimantan Barat.
 Belum lama ini terjadinya kasus wabah pandemi COVID-19 , yang dimana Pemerintah
Kota Pontianak resmi meniadakan Festival Meriam Karbit yang selalu rutin diadakan
setiap tahunnya. Pemerintah melalukan hal tersebut agar tidak terjadinya kerumunan
yang dapat mengakibatkan bertambahnya kasus COVID-19 di Kota Pontianak.
 Persyaratan yang menjadi penghalang bagi para masyarakat yang ingin ikut
berpatisipasi untuk ikut turun tangan memeriahkan tradisi Festival Meriam Karbit.
Mereka terkendala biaya pembuatan Meriam Karbit yang dibilang cukup mahal, dan
mereka juga terkendala bahan material balok kayu yang sulit didapatkan. Maka dari itu,
masih banyaknya masyarakat yang tak bisa berpartisipasi dalam memeriahkan Festival
Meriam Karbit.
 Permasalahan suara kebisingan dari Meriam Karbit dan kegaduhan pada saat Festival
Meriam Karbit yang terdengar sampai tengah malam ataupun sampai menjelang pagi,
dan hal tersebut dapat mengganggu waktu istirahat warga sekitar Pontianak terutama
untuk para warga yang tinggal di tepian Sungai kapuas.

C. Cara atau Metode yang tepat untuk melestarikan budaya Kalimantan Barat
Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih
modern. Akibatnya, masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai
lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan
budaya lokal dilupakan pada masa sekarang adalah kurangnya generasi penerus yang

9
memiliki minat serta daya tarik untuk belajar dan mewarisi kebudayaan sendiri. Maka dari
sinilah dapat kita pelajari bahwa kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk
mempertahankannya, yaitu generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi
budaya lokal dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri, walaupun
terus ditimpa arus globalisasi. Cara melestarikan budaya bangsa Indonesia ada dua cara
yaitu culture experiecnce dan culture knowledge.
 Culture experiene merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun
langsung ke dalam pengalaman kultural.
Contohnya dalam budaya Kota Pontianak yaitu Tradisi Festival Meriam Karbit,
Masyarakat dianjurkan untuk belajar, menyaksikan secara langsung, mempelajari tata
cara pelaksanaan tradisi Festival Meriam Karbit dan mempelajari pembuatan Meriam
Karbit sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari kebudayaan tersebut
dan secara tidak langsung dapat melestarikan kebudayaan Daerah Kalimantan Barat
agar tetap dapat terjaga kelestariannya.
 Culture Knowledge merupakan pelestarian kebudayaan yang dilakukan dengan cara
membuat suatu pusat informasi mengenai kebuadayaan yang dapat difungsionalkan ke
dalam banyak bentuk seperti buku, website, dll. Tujuannya adalah untuk edukasi atau
untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan
daerah. Dengan demikian, para generasi muda dapat memperkaya pengetahuannya
sendiri. Selain dilestarikan ke dalam dua bentuk tersebut, Kebudayaan Daerah juga
dapat dilestarikan dengan cara mengenal budaya itu sendiri.

Adapun peran Pemerintah yang dibutuhkan dalam pelestarian budaya yakni sebagai
berikut:

 Pemerintah harus mendaftarkan kebudayaan nasional ke UNESCO agar warisan budaya


Indonesia menjadi warisan dunia yang dapat diakui oleh seluruh dunia.
 Membuat acara pergelaran budaya daerah agar seluruh masyarakat Indonesia dapat
mengetahui budaya tradisi dari setiap masing-masing daerah tersebut.
 Memberikan hak paten untuk setiap kebudayaan daerah agar tidak dicuri oleh daerah
lain ataupun negara lain yang berada diluar sana.
 Pemerintah perlu memperhatikan bantuan yang diperlukan untuk melaksanakan tradisi
budaya dalam daerah tersebut.

10
Berikut ini kami tambahkan argumen / pendapat dari kelompok kami perihal penyelesaian
permasalahan tradisi Festival Meriam Karbit serta metode pelestarian yang tepat untuk
pelestarian budaya tersebut

 Jika kita belum memahami budaya daerah kita sendiri, hal yang harus kita lakukan
adalah mencari tahu terlebih dahulu dari berbagai macam informasi yang akurat
berkaitan dengan budaya daerah setempat. Contohnya, kita bisa mendapatkan sumber
informasi dari buku, surat kabar, internet dengan website yang resmi dan terpercaya,
atau sumber informan yang terpercaya (tetua yang melaksanakan tradisi upacara).
Namun dengan perkembangan teknologi yang makin pesat saat ini karena pengaruh
globalisasi, tentu saja kita semakin mudah mendapatkan informasi yang lengkap
tentang budaya setempat.
 Untuk bisa mengenal lebih dalan budaya daerah kita sendiri, kita harus turut serta dalam
melestarikan budaya tersebut. Maka setelah kita mempelajari dan memahami tentang
budaya itu langkah yang tepat adalah dapat melihat dan mengikuti kegiatan budaya
tersebut secara langsung. Apabila kita dapat terlibat secara langsung dalam sebuah
tradisi, maka tentu saja akan lebih cinta dan merasa bangga pada budaya masing-
masing. Berbeda hal nya apabila kita hanya sebagai penonton saja, maka tidak akan
mendapatkan pengalaman yang mengesankan dan menyenangkan dalam hidup kita.
 Peran Pemerintah Pontianak juga dibutuhkan dalam mengatasi kebisingan dari Festival
Meriam Karbit yaitu Pemerintah wajib menghimbau bagi masyarakat yang melakukan
atau melaksanakan tradisi Festival Meriam Karbit untuk tidak melaksanakannya terlalu
malam agar tidak dapat mengganggu waktu istirahat para warga sekitar. Pemerintah
harus membuat jadwal yang dimana isinya terdapat waktu pelaksanaan Festival Meriam
Karbit yang telah dibatasi waktu pelaksanaan dari Festival Meriam Karbit. Dan Untuk
para warga yang tidak menyukai bunyi dari Meriam Karbit dihimbau untuk membuat
dinding kedap suara jika tidak ingin merasa terganggu dengan pelaksanaan Festival
Meriam Karbit.

11
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meski zaman sekarang sudah berubah, namun tidak sepenuhnya masyarakat Kota
Pontianak dan sekitarnya melupakan tradisi mereka yaitu Festival Meriam Karbit. Hingga
saat ini banyak dari sebagian mereka yang turut untuk melaksanakan atau sekedar melihat
langsung bagaimana pelaksanaan Festival Meriam Karbit tersebut sehingga menjadi bukti
bahwa peninggalan para leluhur mereka masih melekat dalam kehidupan masyarakat
Kota Pontianak. “Kami dapat membuat kesimpulan bahwa, tidak seluruh masyarakat
Melayu melupakan tradisi mereka begitu saja. Meski memang ada sebagian dari mereka
yang telah melupakan atau meninggalkan tradisi ini karena pengaruh globalisasi dan
kendala dalam persyaratan pelaksanaannya yang dimana masyarakatnya jadi sulit untuk
ikut terlibat secara langsung pelaksanaan Festival Meriam Karbit, sehingga memunculkan
keraguan dan konsep pemikiran yang berbeda dari setiap individu”

B. Saran

Para Generasi muda terutama generasi penerus Kota Pontianak, perlu


mempertahankan, menjaga dan melestarikan budaya serta kesenian yang telah diwariskan
oleh leluhur. Karena Tradisi Festival Meriam Karbit merupakan suatu budaya masyarakat
yang diwariskan oleh nenek moyang untuk mengenang peristiwa sejarahnya Kota
Pontianak. Adanya tradisi Festival Meriam ini dapat sebagai wadah atau bentuk rasa
syukur kita terhadap Allah Swt dengan menunjukkan rasa kebanggaan terhadap budaya
daerah masing-masing. Yang bertujuan untuk saling menjalin hubungan silaturahmi
terhadap sesama.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ruangnegeri.com/perang-meriam-karbit-di-sungai-kapuas-jadi-pertanda-datangnya-1-
syawal/

https://regional.kompas.com/read/2022/04/18/111134378/pemkot-pontianak-kembali-
tiadakan-festival-meriam-karbit-masyarakat-boleh

https://pontianakkota.go.id/tentang/sejarah#:~:text=Kota%20Pontianak%20didirikan%20oleh
%20Syarif,SYARIF%20ABDURRAHMAN%20ALKADRIE%20dinobatkan%20menjadi

https://www.kompas.tv/article/170197/mengenal-festival-meriam-karbit-yang-resmi-
ditiadakan-pemkot-pontianak-tahun-ini

https://kumparan.com/hipontianak/tradisi-meriam-karbit-cara-warga-pontianak-sambut-
idulfitri-1rDCOczAr69

https://www.tribunnews.com/regional/2018/06/17/ini-kendala-dalam-mengikuti-festival-
meriam-karbit-di-pontianak

https://www.pontianakkota.go.id/pontianak-hari-ini/berita/Dentuman-Meriam-Karbit,-Tradisi-
Warga-Sambut-Lebaran

https://travel.okezone.com/read/2021/10/01/408/2479850/asal-usul-kota-pontianak-dan-
mitos-sultan-usir-kuntilanak-pakai-meriam

https://kbbi.web.id/meriam

https://kbbi.web.id/gas

13

Anda mungkin juga menyukai