Laporan Akhir
Laporan Akhir
Laporan Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
2
LAPORAN AKHIR
rancangan Perencanaan Renovasi dan Penambahan Luas Kantor Balai TN Komodo yang
berkualitas dan mempunyai struktural yang sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
1) Studi Literatur
Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengambil dari bahan - bahan
pustaka yang ada, seperti perpustakaan umum, perpustakaan pribadi, dan
internet.
2) Studi Banding
Pendekatan yang dilakukan dengan cara membandingkan proyek dan tema
sejenis yang ada. Studi banding ini selain dilengkapi dengan gambar-
gambar juga berisikan poin "hal-hal yang dapat dipelajari".
I.d SASARAN
Sasaran dari pekerjaan Jasa Konsultansi ini adalah :
a. Adanya data-data Eksisting perencanaan rehabilitasi ulang lengkap
dan akurat sebagai hasil survey, identifikasi dan observasi yang
mendalam dan memenuhi syarat teknis.
b. Adanya kontribusi pemahaman dan hasil karya yang beranjak dari
perumusan dan pengkajian secara konsepsional berdasarkan data
dan kondisi yang faktual, serta mampu mengakomodir sebagai
kepentingan maupun keinginan pemilik serta pengguna bangunan
dalam hal ini Balai Taman Nasional Komodo.
c. Adanya hasil perencanaan Renovasi dan Penambahan Luas Kantor
Balai TN Komodo yang dapat digunakan secara optimal serta
memenuhi syarat fungsional, dengan tetap memperhatikan faktor
efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaannya.
3
LAPORAN AKHIR
c) Lingkup Pekerjaan
Dalam kegiatan jasa konsultansi Perencanaan diperlukan pendataan-
pendataan meliputi ;
Data Eksisting
4
LAPORAN AKHIR
d) Lingkup Analisa
Adapun lingkup kegiatan analisis meliputi ;
Analisa perilaku pemakai / pengguna
5
LAPORAN AKHIR
BAB II
GAMBARAN UMUM
6
LAPORAN AKHIR
7
LAPORAN AKHIR
8
LAPORAN AKHIR
BAB III
III.a UMUM
Bab tentang Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja “Renovasi dan
Penambahan Luas Kantor Balai TN Komodo (Konsultan Perencanaan)” , terdiri
atas 3 (tiga) bagian :
a) Pendekatan Teknis dan Metodologi.
Dalam bagian pendekatan teknis dan metodologi ini akan dijelaskan
pemahaman konsultan terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup serta jasa
konsultansi yang diperlukan, metodologi kerja dan uraian detil mengenai
keluaran, dimana konsultan akan mencermati permasalahan yang akan
dicarikan jalan keluar atau solusinya, dan menjelaskan pendekatan teknis yang
akan diadopsi untuk menyelesaikan permasalahan. Selanjutnya akan
memaparkan metodologi yang diusulkan dan kesesuaian metodologi tersebut
dengan pendekatan yang digunakan.
b) Program Kerja
Dalam bagian program kerja ini akan diusulkan kegiatan utama dari
pelaksanaan pekerjaan, substansinya dan jangka waktu, pentahapan dan
keterkaitannya, target dan sasaran, dan tanggal jatuh tempo penyerahan
laporan-laporan. Program kerja yang diusulkan diharapkan konsisten dengan
pendekatan teknis dan metodologi, dan menunjukkan pemahaman terhadap
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kemampuan untuk menerjemahkannya ke
dalam rencana kerja. Program kerja ini akan selalu konsisten dengan Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan.
9
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang berfungsi sebagai petunjuk bagi
Konsultan Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus
dipenuhi atau diperhatikan dan diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.
Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud.
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan
Kerja maka sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu
prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu
dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan diambil
dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan
kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan
akhir tidak tercapai.
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam Kerangka Acuan
Kerja maka sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu
prinsip-prinsip dasar dan penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu
dipastikan tujuan dan prinsip yang benar sehingga keputusan yang akan diambil
dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program yang dilaksanakan
kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya sehingga tujuan
akhir tidak tercapai.
10
LAPORAN AKHIR
1) Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam perancangan ini.
Pada proses pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan antara lain,
diagram rancangan kebutuhan ruang, satuan keperluan ruang sehingga
didapatkan luas bangunan yang dibutuhkan, dan penggunaan ruang.
2) Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku
maupun karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan pekerjaan
perenceanaan ini. Beberapa referensi yang dibutuhkan untuk perancangan
ini antara luasan kebutuhan yang dibutuhkan setiap orang yang dibutuhkan
untuk melakukan aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya.
Studi literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari literature
mengenai contoh bangunan kantor yang baiks dan mampu diterapkan di
Indonesia dan tentu saja menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
3) Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama pemberi
tugas yang merupakan pengguna gedung kantor merupakan sumber data
dan masukan sebagai penyesuaian desain dengan keinginan pengguna
bangunan.
11
LAPORAN AKHIR
- Nasional
Laju pertumbuhan pemakaian energi di Indonesia dalam kurun
waktu 1985-2000 mencapai rata rata 7%/tahun (bandingkan dengan
pemakaian energi di dunia rata rata 1,2%/tahun, negara negara
APEC 2,6%/tahun) yang diakibatkan beberapa faktor yaitu jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kehidupan
masyarakat.
- Global
Proses pembakaran energi fosil menjadi listrik menimbulkan gas
buang CO2 dalam jumlah besar yang dilepaskan ke atmosfer secara
konstan dan terus menerus yang pada akhirnya menimbulkan efek
rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global (global
warming).
Saat ini Jakarta merupakan kota dengan kualitas udara yang berada pada
urutan ketiga terburuk dunia setelah Meksiko dan Panama, dan
peningkatan polusi udara tersebut mengakibatkan penurunan produkifitas
dan peningkatan pembiayaan kesehatan yang berarti terjadinya
pemborosan anggaran keuangan negara.
b. Sustainable Design
Sustainable design (desain berkelanjutan) merupakan reaksi dari krisis
lingkungan global. Sustainable design (juga mengarah pada green design, eco
design, atau design for environment) adalah seni mendesain objek fisik dan
lingkungan sekitarnya untuk keseimbangan prinsip berkelanjutan dengan
aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.
12
LAPORAN AKHIR
13
LAPORAN AKHIR
2) SUISTAINABLE DESIGN
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam suistainable desain adalah:
a. Site
Site merupakan faktor besar dalam penentuan sebuah desain. Berbagai
faktor berpengaruh tergantung pada site.
- Landform/Microclimate
Sumber panas utama bagi permukaan bumi adalah matahari
(Jacobson, 2002). Setelah melewati atmosphere bumi sinar matahari
diurai menjadi komponen- komponen antara lain sinar inframerah
yang menyebabkan naiknya suhu dipermukaan bumi. Semua bagian
setting yang menghambat sinar matahari baik dalam bentuk
gelombang panjang maupun energi thermal dianggap dapat
mengurangi suhu di permukaan bumi. Oleh karena itu dapat
dihipotesakan bahwa suhu di suatu lingkungan akan dipengaruhi oleh
bayangan yang ditimbulkan oleh bangunan dan vegetasi.
- Topography
Dengan mengetahui topografi lahan akan memudahkan penentuan
solusi desain bangunan. Perataan lahan akan mempermudah desain
bangunan yang sama tinggi. Namun disisi lain dengan adanya
perbedaan ketinggian tanah, akan memberi kesan yang menarik dan
berfariasi pada lingkungan. Pada tapak yang memiliki perbedaan
ketinggian atau topografi miring, pengelompokan bangunan
cenderung ditempatkan secara informal sesuai dengan kondisi
konturnya. Dalam pemecahan perancangan secara tradisional
(konvensional) pada puncak bukit, efek dari bentuk bangunan terlihat
14
LAPORAN AKHIR
- Light-colored surfacing
Penggunaan warna dinding diberi warna muda karena mampu
menyerap sebagian radiasi matahari dengan baik daripada warna
gelap. Bahan pelapis dengan warna terang dapat mengurangi cooling
load hingga 40 %. Untuk permukaan gedung dapat dipilih material
yang cenderung memantulkan panas daripada menyerapnya.
Atau material yang mempunyai kemampuan insulasi yang tinggi
sehingga panas tidak masuk ke dalam interior bangunan.
- Vegetative cooling
Membuat hijau di sekitar gedung/bangunan dengan memberi banyak
lahan tanaman, hal in dapat dilakukan dengan memberikan
pepohonan di halaman depan, belakang atau tengah gedung/bangunan
(bila sudah terlanjur tidak ada halaman tanahnya, dapat diberikan
tanaman dalam pot) agar terjadi penyaringan udara yang masuk ke
gedung tersebut, sehingga terdapat udara yang lebih segar. Dapat juga
dengan memberikan unsur tanaman/pepohonan pada atap
gedung/bangunan, hal ini sudah mulai banyak dilakukan. Sehingga
berguna agar sinar matahari tidak dipantulkan tapi dapat diserap oleh
tumbuhan tersebut dan udara di bawah atap juga tidak terlalu panas.
- Wind buffering/channeling
Dalam perencanaan orientasi tidak hanya perlu memperhatikan sinar
matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin
yang memberi kesejukan. Udara yang bergerak atau angin mampu
menurunkan suhu dan mempercepat proses penguapan sehingga
memberikan efek penyegaran. Kecepatan angin yang nikmat yaitu
yang memiliki batas kecepatan 0,1- 0,15m/secon.
15
LAPORAN AKHIR
- Evaporative cooling
Kecepatan aliran udara yang lebih rendah menghasilkan penurunan
temperatur dan efektifitas lebih tinggi serta memerlukan laju
penguapan air lebih rendah. Semakin tinggi temperatur dan semakin
rendah RH, udara masuk semakin besar penurunan temperatur dan
efektifitas evaporative cooler; temperatur air yang rendah membuat
laju penguapan air berkurang. Evaporative cooler dan Air
Conditioner dapat dikolaborasikan untuk membuat pendingin
ruangan yang ramah lingkungan dan hemat energi serta udara yang
dihasilkan karena kaya Oksigen sangat baik dipakai terutama di
rumah sakit.
16
LAPORAN AKHIR
3) Site Design
- Solar orientation
Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan
menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak gedung berarah
dari timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Dari
hasil penelitian Ken Yeang didapatkan bahwa untuk iklim tropis, bangunan
17
LAPORAN AKHIR
Gambar 7. Pedestrian
Sumber: unionco.org
18
LAPORAN AKHIR
19
LAPORAN AKHIR
4) Infrastructure Efficiency
- Water supply and use
Sumber air pada umunya berasal dari PDAM dan juga sumur air. Sumber air
dimanfaatkan se-efisien mungkin sehingga dapat mengurangi pemakaian
air yang tidak perlu. Sumber air baik dari PDAM maupun dari sumur
setempat merupakan air tanah. Pemanfaatan dengan efisien akan
mengurangi dampak pengurangan air tanah secara berlebihan.
Sumber air yang berasal dari air olahan limbah selain mengurangi biaya
pembelian di PDAM juga mengurangi pemakaian yang berlebihan.
- Wastewater collection
Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black
water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air
kota. Sistem pengolahan limbah ini berdiri sendiri dan memiliki sistem
pengolahan limbah mandiri. Limbah- limbah yang sudah terolah akan
20
LAPORAN AKHIR
21
LAPORAN AKHIR
5) Energy Conservation
Terdapat enam prinsip dalam konstruksi yang berkelanjutan (Kibert, 1994),
yaitu:
1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatan kembali (re-use) sumber daya
3. Menggunakan sumber daya yang terbarukan (renewable) dan
didaur ulang (recycleable)
4. Melestarikan lingkungan alam
5. Menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak berbahaya
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun
22
LAPORAN AKHIR
23