Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran
KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Metode Pembelajaran Small Group Discussion
(SGD)
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode dalam bahasa Yunani berasal dari
kata methodos yang berarti cara atau Jalan.
Metode secara harfiah berarti “cara”. Menurut
Zuriati, metode merupakan tata cara untuk
melaksanakan suatu aktifitas, sehingga
aktifitas tersebut berjalan sesuai dengan
tahapan yang ditentukan, yang pada akhirnya
tujuan dapat tercapai.1Pembelajaran berasal
dari kata belajar dengan imbuhan “pem” dan
“an”. Dalam bahasa Yunani disebut dengan
“instructus” yang berarti penyampaian
pikiran.2 Menurut Citriadin, belajar adalah
perubahan dari hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam mencukupi kebutuhan
hidup.3
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode pembelajaran adalah seluruh
cara-cara yang dilakukan oleh pendidik dalam
menyajikan materi pelajaran agar terjadi proses
belajar pada peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran.
1
Zuriati, “Penerapan Metode Small Group Discussion Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Dampak Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA,” Jurnal
Sosiohumaniora 4, No. 1 (2018): 74.
2
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model
Pembelajaran: Inovatif, Kreatif, Dan Prestatif Dalam Memahami
Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 362.
3
Yudin Citriadin, Belajar Dan Pembelajaran, (Mataram:
Erlangga, 2012), 2.
9
b. Metode Pembelajaran Small Group Discussion
(SGD)
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin
yaitu discussus yang berati bertukar pendapat.
Metode Pembelajaran Small Group Discussion
menurut Ismail adalah proses pembelajaran
dengan cara berdiskusi dalam kelompok kecil
supaya siswa dapat memecahkan suatu
permasalahan tertentu.4 Menurut Abdul,
metode pembelajaran Small Group Discussion
dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa
yang biasanya terdiri dari 3-5 siswa kemudian
guru memberikan suatu permasalahan dan
dibagikan ke siswa tersebut untuk dipecahkan.
Setelah selesai siswa mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.5
Sutikno berpendapat bahwa, tujuan dari
berdiskusi secara kelompok yaitu untuk
mengembangkan kesamaan pendapat atau
kesepakatan dalam suatu permasalahan.6
Selain itu juga untuk saling bertukar
pengalaman dan pikiran untuk mencapai
kesepakatan pokok pikiran. Diharapkan
dengan metode Small Group Discussion, siswa
akan terbiasa untuk berpendapat dan saling
bekerjasama dalam mengembangkan
keterampilan sosial.
Metode Small Group Discussion seperti
halnya pembelajaran berkelompok mempunyai
beberapa unsur yng saling berkaitan, yaitu
saling ketergantungan positif, akuntabilitas
4
SM. Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan
Menyenangkan. (Semarang, Rasail Media Group: 2008), 88.
5
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya: 2013). 201-202.
6
Sobry Sutikno, Metode & Model-Model Pembelajaran:
Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif,
Efektif Dan Menyenangkan, (Lombok: Holistica, 2014), 35.
10
individual, tatap muka, keterampilan sosial,
proses kelompok.7
Adapun prinsip daari pelaksanaan metode
Small Group Discussion menurut Usman,
antara lain:
1) Siswa dilibatkan secara aktifdalam proses
diskusi.
2) Memerlukan tata terbib dalam diskusi
yang dipimpin oleh seorang moderator.
3) Menyesuaikan permasalahan diskusi
sesuai kemampuan siswa.
4) Siswa yang kurang aktif berusaha untuk
diarahkan oleh guru untuk berani
berpendapat.
5) Membiasakan siswa untuk menghormati
pendapat orang lain.
6) Peraturan diskusi seharusnya dijelaskan
detail kepada siswa agar dikusi dipahami
dan berjalan lancar.8
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran
Small Group Discussion merupakan suatu
kelompok diskusi kecil yang melibatkan 3-5
orang dalam satu kelompok dimana setiap
kelompok dihadapkan pada suatu masalah
yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang
bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama sehingga meningkatkan
pemahaman baru terhadap hal-hal yang
bermanfaat dari diskusi kemudian
dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan
kelompok.
7
M. Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 2003), 26.
8
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama
Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 36- 40.
11
c. Langkah-Langkah Metode Small Group
Discussion (SGD)
Sintak model pembelajaran Small Group
Discussion terdiri dari 6 tahapan, yaitu: (1)
guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok kecil antara 4 sampai 6 orang, (2)
guru memberikan bacaan atau permasalahan
untuk masing-masing kelompok, (3) mintalah
siswa untuk mendiskusikan bacaan atau
permasalahan tersebut dan menuangkan poin-
poin hasil diskusinya pada selembar kertas
pleno, (4) dari tiap-tiap kelompok, mintalah
mereka menunjuk juru bicara untuk
mempersentasikan kesimpulan hasil diskusi
kelompoknya, dan batasilah waktu agar semua
kelompok dapat bagian secara merata, (5)
mintalah kelompok lain untuk memberi
komentar atau tanggapan atau pertanyaan, (6)
guru memberikan rangkuman atau penguatan
materi.9
Khuriyah berpendapat, bahwa langkah-
langkah metode Small Group Discussion
adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi maksimal lima orang terdiri
dari ketua dan anggota.
2) Guru menyesuaikan Kompetensi Dasar
(KD) dkemudian memberikan sebuah
masalah atau kasus.
3) Memberikan tugas atau intruksi unktuk
menjawab setiap permasalahan.
4) Memastikan bahwa setiap peserta didik
aktif dalam berpendapat.
9
Didik Supriyanto, “Penerapan Model Pembelajaran Small
Group Discussion Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada
Materi Dunia Tumbuhan Dan Dunia Hewan” Presentasi Pada
Seminar Nasional Pendidikan, Palembang, Universitas
Muhammadiyyah, 16 September 2017, 300.
12
5) Menginstruksikan setiap kelompok untuk
mempresentasikannya.10
d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Small
Group Discussion (SGD)
Menurut Dadahri dalam Didik Supriyanto,
kelebihan metode pembelajaran small group
discussion antara lain:
1) Siswa akan lebih berperan aktif.
2) Siswa lebih menghargai pendapat orang
lain dan saling bekerja sama.
3) Mampu melatih sifat sosial siswa dan
demokrasi.
4) Mampu Meningkatkan keterampilan
berkomunikasi bagi siswa.
5) Meningkatkan partisipasi siswa dalam
belajar.
6) Memperluas pengetahuan siswa dengan
saling bertukar pendapat.
Kelebihan metode Small Group Discussion
menurut Hamdayana, yaitu sebagai berikut.
1) Menyadarkan peserta didik bahwa
masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan bukan dari satu jalan (satu
jawaban saja).
2) Menyadarkan peserta didik bahwa dengan
berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktid sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih
baik.
3) Membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain,
sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri dan membiasakan bersikap
toleran.
4) Membiasakan peserta didik untuk berpikir
kritis dan mau mengumpulkan ide-ide
kritisnya.11
10
Khuriyah, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Sukoharjo: Fataba Press, 2014), 23.
13
Sedangkan kekurangan model
pembelajaran Small Group Discussion antara
lain:
1) Dengan berdiskusi biasanya tidak efisien
waktu atau boros waktu.
2) Menimbulkan rasa ketergantungan dan
mengandalkanterhadap kelompoknya atau
teman lainnya.
3) Akan membuat perbedaan dominasi
kelompok yang aktif dan yang pasif
dalam berpatisipasi berpendapat.12
Metode diskusi dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surah An-Nahl ayat [16]: 125 yang
berbunyi:
11
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran
Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), 134.
12
Didik Supriyanto, “Penerapan Model Pembelajaran Small
Group Discussion Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada
Materi Dunia Tumbuhan Dan Dunia Hewan” Presentasi Pada
Seminar Nasional Pendidikan, Palembang, Universitas
Muhammadiyyah, 16 September 2017, 300.
14
orang-orang yang mendapat
petunjuk.”13
13
Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 125, Al-Qur’an Al-Karim
Dan Terjemah Bahasa Indonesia. (Kudus: Menara Kudus, 2005),
281.
14
M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya. (Jakarta:
Lentera Hati. 2010). 10.
15
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
776.
15
keduanya guna mengingat tujuan dari jidal
itu.16
Selain Surah An-Nahl ayat [16]: 125,
metode diskusi juga terdapat di dalam Hadits,
yaitu:
صلَّى ُهللا َعلَعْن ِض ِض
َع ْن َعَع ْن َع َع ُهللا َعْنْن ُهللا َع َعل َع َعل َع ُهللا ْن ُهللال ُهللا َع
َع َع لَّ َع ُهللاْن ُهللا ْن َع َع َعا َع اِض ً َع َعمظْنلُهللا ْن ًم َع َع َعل َع ُهللاج ٌ َع
َع ُهللا ْن َعل ِض َعْن ُهللا ُهللاُهللا اِضذَعا َع َعا َعمظْنلُهللا ْن ًم َع َع َعَعْن َع اِضذَعا َع َعا
َع اِض ً َع ْن َع َعْن ُهللا ُهللاُهللا َع َعل ْن ُهللا ُهللا ُهللا َعْن ْن َع ُهللا ُهللا ِضم َع ااظُّظْنل ِض َعِض َّا
(َعذ ِضلَعا َع ْن ُهللا ( ا اابخ ي
Artinya: “Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata,
Rasulullah SAWbersabda: tolonglah
saudaramu yang dzalim maupun
yangdidzolimi, mereka bertanya
”Wahai Rasulullah bagaimanajika
menolong orang dzalim? Rasulullah
menjawab tahanlah (hentikan) dia
dari kedzaliman, karena
sesungguhnya itu pertolongan
kepadanya (HR. ImamBukhari(”.17
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
777.
17
Ibnu Bathol, Syarah Shohih Bukhari, Kitabul Madhlum
Wal Qhodhobi, Al Maktabah Al-Syamilah, 526.
16
dan bijaksana dalam menyelesaikan suatu
permasalahan sebab diskusi bukanlah debat.
Debat adalah adu pendapat dan argumentasi
sedangkan diskusi adalah tukar pendapat untuk
bisa dipahami bersama-sama. Dengan metode
diskusi, mampu melatih ketajaman berpikir
dan berbicara dalam menyampaikan
pendapatnya di depan teman-temannya.
18
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model
Pembelajaran: Inovatif, Kreatif, Dan Prestatif Dalam Memahami
Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 130.
19
Nizwardi Jalinus Dan Ambiyar, Media & Sumber
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2016), 12
17
rangsangan bagi siswa agar terjadi proses
belajar mengajar.20
Berdasarkan beberapa pengertian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran menurut penulis adalah adalah
segala bentuk dan saluran penyampai
pesan/informasi dari sumber pesan ke
penerima yang dapat merangsang pikiran,
membangkitkan semangat, perhatian dan
kemauan, sehingga siswa mampu memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap yang
sesuai dengan tujuan informasi yang
disampaikan.
b. Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen
instruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Ahli seperti Gagne membuat
taksonomi media dengan pertimbangan yang
lebih berfokus pada proses interaksi dalam
belajar ketimbang sifat medianya sendiri.
Gagne menglompokkan media berdasarkan
tingkatan hierarki belajar yang dikembangkan.
Menurut Gagne ada tujuh jenis kelompok
media seperti benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film bersuara, dan mesin
belajar. 21
Jadi, dapat disimpulkan menurut penulis
macam-macam media yaitu antara lain media
audio, visual, audio visual, model, realita, dan
media multimedia.
20
Nunuk Suryani, Dkk. Media Pembelajaran Inovatif Dan
Pengembangannya, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya: 2018), 4.
21
Nizwardi Jalinus Dan Ambiyar, Media & Sumber
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2016), 12
18
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran menurut Priansa
adalah sebagai berikut.
1) Kemampua fiksatif, yaitu kemampuan
media untuk menangkap, menyimpan dan
menampilkan kembali objek atau kejadian
sehingga pada saat dibutuhkan dapat
digunakan kembali.
2) Kemampuan manipulatif, yaitu
kemampuan media untuk dimanipulasi
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
pembelajaran.
3) Kemampuan distributif, yaitu media dapat
menjangkau target audiens (peserta didik)
yang besar jumlahnya dalam satu kali
penggunaan.22
Daryanto menyatakan, secara umum fungsi
media antara lain:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga, dan daya indera.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.23
22
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model
Pembelajaran: Inovatif, Kreatif, Dan Prestatif Dalam Memahami
Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 131.
23
Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat
Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Gava Media, 2016), 5-6.
19
Jadi, dapat disimpulkan fungsi media
pembelajaran menurut penulis antara lain
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga,
dan daya indera, menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar, dan memungkinkan anak
belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
d. Media Pembelajaran Audio Visual (Video)
Media audio visual merupakan kombinasi
dari media audio dan media visual atau biasa
disebut media pandang-dengar. Istilah Video
berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata vidi
atau vishum yang artinya melihat atau
mempunyai daya penglihatan. Video adalah
teknologi penangkapan, perekaman,
pengolahan, penyimpanan, pemidahan dan
perekonstruksian urutan gambar diam dengan
menyajikan adegan-adegan gerak elektronik.24
Maka, media video adalah merupkan media
pembelajaran yang menggabungkan antara
audio (suara.) dan viisual (gambar) yang
bertujuan untuk menyampaikan informasi.
Media audio visual dapat membantu proses
belajar mengajar apabila digunakan dengan
tepat. Adapun cara menggunakan media audio
visual adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Langkah awal penggunaan media
audio visual adalah membuat persiapan
sebaik-baiknya yang dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a) Mempelajari petunjuk penggunaan
media terutama bila dibutuhkan
perangkat keras seperti berbagai jenis
pesawat proyektor (media
elektronik).
24
Munir, Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), 289.
20
b) Mempersiapkan segala peralatan
yang dibutuhkan terlebih dahulu.
2. Pelaksanaan
Sebaiknya saat menggunakan
multimedia seperti LCD proyektor
diusahakan datang lebih awal dari peserta
didik, supaya saat pembelajaran sudah
dapat dioperasikan tanpa ada hambatan
teknis.
3. Evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau belum
maka diperluka evaluasi. Evaluasi dapat
dijadikan patokan ketika pembelajatan
belum berjalan baik maka guru dapat
mengulangi program pembelajaran yang
telah dilaksanakan.25
Dalam al-Qur’an Surat An-Naml ayat [27]:
44, dijelaskan bahwa:
25
HM. Musfiqon, Pengembangan Media Dan Sumber
Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), 182-
184.
21
Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya
aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman kepada Allah, Tuhan
semesta alam”.26
22
dalam prosesnya. Oleh karena itu, media audio
visual (video) dirasa cocok digunakan dalam
pembelajaran SKI karena sesuai dengan
manfaat dan fungsi media audio visual dalam
pembelajaran.
29
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam Dari
Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta: Lesfi, 2002), 4.
30
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam Dari
Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta: Lesfi, 2002), 4.
23
b. Pembelajaran SKI Materi Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
Pada kurikulum 2013, mata pelajaran SKI
dipahami sebagai sejarah tentang Agama Islam
dan Kebudayaan. Kurikulum Sejarah
Kebudayaan Islam dirancang secara sistematis
berdasarkan peristiwa dan periode sejarah.
Ruang lingkup pembelajaran SKI kelas IV di
MI NU Nahdlotul Wathon meliputi:
1) Dakwah Nabi Muhammad SAW.
2) Kepribadian Nabi Muhammad SAW ke
Habsah
3) Hijrah Nabi Muhammad SAW ke kota
Thaif.
4) Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
5) Masyarakat Yatsrib sebelum Nabi
Muhammad SAW.
6) Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib.
Adapun materi mata pelajaran SKI yang
akan penulis teliti adalah pokok bahasan Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Dengan belajar
SKI siswa akan dapat meneladani sifat-sifat
yang baik dari para tokoh-tokoh Islam zaman
dulu sesuai dengan yang sudah dijelaskan
dalam Al-Qur’an.
Allah menerangkan dalam Al-Qur’an Surat
QS. Hud ayat [11]: 120, yang berbunyi:
Artinya: “Dan kami kisahkan kepadamu dari
berita-berita pentingpara Rasul apa
yang dengannya kami teguhkan
hatimu;dan telah atang kepadamu
disini kebenaran sertapengajaran dan
24
peringatan bagi orang-orang
mukmin”.31
31
Al-Qur’an Surat Hud Ayat 120, Al-Qur’an Al-Karim Dan
Terjemah Bahasa Indonesia. (Kudus: Menara Kudus, 2005), 235.
32
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
790-792.
33
Zahra Ainun, Dkk.” Nilai-Nilai Pendidikan Dari Qur’an
Surat Hud Ayat 120 Tentang Tujuan Kisah Dalam Al-Qur’an”
(Prosiding Pendidikan Agama Islam, Bandung, Universitas Islam
Bandung, 2017-2018), 70.
25
Hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an Surat
Yusuf ayat [12]: 111, yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapatpengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai
akal.Al Qur’an itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akantetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnyadan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjukdan
rahmat bagi kaum yang beriman”.34
34
Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 111, Al-Qur’an Al-Karim Dan
Terjemah Bahasa Indonesia. (Kudus: Menara Kudus, 2005), 284 .
26
mereka, dan disamping itu ia juga sebagai
petunjuk bagi kaum yang ingin beriman.35
Oleh karena itu dapat penulis simpulkan
bahwa pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) menurut pandangan Islam adalah salah
satu sekumpulan kejadian atau peristiwa
penting dari Nabi-nabi dan tokoh muslim yang
wajib dipelajari karena sudah jelas kebenaran
kisahnya seperti yang dijelaskan di dalam Al-
Qur’an. Dengan mempelajari Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik dapat
memperoleh pelajaran yang berharga dari
perjalanan dari seorang tokoh atau generasi
zaman dulu. Peserta didik juga dapat
meneladani sifat-sifat yang baik dari para
tokoh-tokoh Islam zaman dulu sesuai dengan
yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
35
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
194.
36
Selpiyanti Nasia, Dkk., “Meningkatkan Kerjasama Siswa
Pada Pembelajaran Pkn Melalui Value Clarification Technique
(VCT) Di Kelas IV GKLB Sabang” Jurnal Kreatif Tadulako
Online 2, No. 3, (2014): 65.
27
yang berinteraksi secara dinamis untuk
mencapai suatu tujuan bersama.37
Soekanto menjelaskan, kerjasama
merupakan suatu usaha bersama antara
beberapa prangatau kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu. Pendapat tersebut sudah jelas
mengatakan bahwa kerjasama merupakan
bentuk hubungan antara beberapa pihak yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama.38 Miftahul Huda menjelaskan bahwa,
Kerjasama dalam konteks pembelajaran yang
melibatkan siswa ketika bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka
memberikan dorongan, anjuran, dan informasi
pada teman sekelompoknya yang
membutuhkan bantuan.39
Jadi, dapat disimpulkan pengertian kerja
sama siswa menurut penulis adalah sebagai
sebuah hubungan yang dinamis yaitu,
hubungan yang saling menghargai, saling
peduli, saling membantu, dan saling
memberikan dorongan antara siswa dengan
siswa dan siswa dengan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang meliputi perubahan
tingkah laku, penambahan pemahaman, dan
penyerapan ilmu pengetahuan.
b. Indikator Kerja Sama Siswa
Pembelajaran yang menekankan pada
prinsip kerjasama siswa harus memiliki
keterampilan-keetrampilan khusus yang
disebut dengan ketrampilan kooperatif.
Keterampilan kooperatif berfungsi untuk
37
S. Pamudji, Kerjasama Antar Daerah Dalam Rangka
Pembinaan Wilayah. (Jakarta,Bumi Aksara), 12-13.
38
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006), 66
39
Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik,
Struktur Dan Model Terapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),
264-265.
28
memperlancar hubungan tugas dan kerja (kerja
sama siswa dalam kelompok). Keetrampilan-
keterampilan kooperatif tersebut dikemukakan
oleh Lungdren dalam Isjoni sebagai berikut:
1) Saling berbagi tugas dan bergiliran.
2) Berusaha utuk menselaraskan pendapat
demi tujuan bersama.
3) Berada dalam kelompok selama kegiatan
kelompok berlangsung.
4) Menghormati dan menghargai kontribusi
anggota kelompok
5) Menghargai perbedaan individu.
6) Mengajak siswa lain untuk aktif
berpartisipasi dalam tugas.
7) Menyelesaikan tugas tepat waktu.40
Dalam kerja sama kita harus mengetahui
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
mewujudkan kerjasama yang dapat mencapai
tujuan. Ada 3 aspek dalam pencapaian tujuan
adalah :
1) Saling ketergantungan untuk memperkuat
kebersamaan tim dan dapat
mempertanggung jawabkan masalah yang
dibahas.
2) Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar.
Maka diperlukan kemampuan menerima
pendapat dari orang lain dan
menyampaikan ketidak setujuan tanpa
harus menyakitinya.
3) Setiap anggota kelompok tidak beriskap
individualisme supaya tercapai tujuannya.
Dengan demikian cara untuk
meningkatkan kerjasama siswa menurut
penulis sesuai dengan prinsip metode Small
Group Discussion. Adapun indikator
kerjasama dalam penelitian ini adalah
40
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan
Kecerdasan Antar Peserta Didik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), 65-66.
29
menyelesaikan tugas kelompok secara
bersama-sama, mengoreksi jawaban bersama
antara guru dan siswa yang melibatkan seluruh
anggota kelompok untuk ikut bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas.
Kerjasama dalam pandangan Islam
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah
ayat [5]: 2, yang berbunyi:
30
kamu dari Masjidil haram,
mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya”.41
41
Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 2, Al-Qur’an Al-Karim
Dan Terjemah Bahasa Indonesia. (Kudus: Menara Kudus, 2005),
106.
42
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 13.
31
merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerja
sama dengan siapapun selama tujuannya
adalah kebajikan dan ketakwaan.43
Jadi dapat disimpulkan kerja sama menurut
pandangan Al-Qur’an yaitu sikap untuk saling
peduli, menolong, tidak merugikan orang lain
dan mengerjakan yang baik secara bersama
untuk memperoleh kebaikan bersama pula.
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang ada
relevansinya dengan penelitian yang penulis lakukan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
1. Mohammad Zakkil Widdad, Pelaksanaan pembelajaran Fikih
“Penggunaan Media Audio dengan penggunaan media audio
Visual Pada Materi Menghafal visual memiliki dampak positif
Bacaan Dan Gerakan Sholat terhadap peningkatan hasil
Fardlu Mata Pelajaran Fikih belajar siswa. Hal ini terlhat dari
Dalam Meningkatkan Hasil antusiasme siswa selama
Belajar Siswa Kelas II B MIN kegiatan berlangsung. Siswa
Druju Sumbermanjing Wetan lebih konsenteraasi dan selallu
Malang”, Skripsi, UIN Maulana aktif bertanya, siswa mampu
Malik Ibrahim, 2015. menjelaskan dan
mempreatekkan lagi materi yang
telah dipeljari pada pertemuan
sebelumnya dan siswa mampu
menerapkan materi yang
diperoleh ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Muhammad Zakkil Widdad skripsi Muhammad Zakkil
dengan penelitian skripsi penulis Widdad untuk meningkatkan
adalaah sama-samaa meneliiti kemampuan berpikir kritis,
pengunaan media audio visual . sementara penelitian skripsi
penulis untuk meningkatkan
43
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an,Volume 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 17.
32
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
kerja sama siswa.
33
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
dengan penelitian skripsi penulis membahas tentang peningkatan
adalah sama meneliti pengunaan hasil belajar siswa pada mata
media audio visual. pelajaran Bahasa Indonesia,
sedangkan dalam penelitian
skripsi penulis untuk
meningkatkan kerja sama siswa
pada mata pelajaran SKI.
4 Diah Nurul Febriyanti, Berdasarkan hasil t-test,
“Efektivitas Metode Small dihasilkan bahwa hitung t =
Group Discussion Dalam 9,277 dan tabel t = 1,67 dengan
Meningkatkan Hasil Belajar taraf nyata 5% karena hitung t >
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA table t maka data tersebut
Materi Pokok Kenampakan signifikan. Dengan demikian
Permukaan Bumi Dan Benda hipotesis kerja (Ha) yang
Langit Peserta Didik Kelas IV berbunyi: “metode small group
Semester 2 di MI Miftahul Huda discussion efektif dalam
Tayu pada tahun ajaran meningkatkan hasil belajar IPA
2011/2012”, Skripsi IAIN materi pokok perubahan
Walisongo, 2012. kenampakan permukaan bumi
dan benda langit peserta didik
kelas IV MI Miftahul Huda
Tayu Pati Tahun Ajaran
2011/2012” diterima
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Diah Nurul Febriyanti dengan Diah Nurul Febriyanti Pada
penelitian skripsi penulis adalah Mata Pelajaran IPA, sedangkan
sama-sama meneliti metode dalam penelitian skripsi penulis
Small Group Discussion. untuk meningkatkan kerja sama
siswa pada mata pelajaran SKI.
5 Kaspin, “Penerapan Metode Peningkatan hasil belajar mata
Small Grup Discussion Pada peljaran fiqih setelah
Mata Pelajaran Fiqih Materi menggunakan metode Small
Pokok Infak Dan Sedekah Group Discusion Dapat diilihat
Untuk Meningkatkan Hasil dari hasil belajar per siklus yang
Belajar Siswa Di Kelas IV MI mana ketuntsannya 9 siswa atau
Sultan Agung 01 Sukolilo Pati 41% naik pada siklus I menjaadi
Tahun Pelajaran 2011/2012”, 17 siswa atau 77%, di akhir
Skripsi IAIN Walisongo, 2011. siklus II sudah mencapaii 91%.
34
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
Dari hasil ini ketuntasan belajar
sudah mencapai indikator yaitu
80% ke atas.
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Kaspin dengan penelitian skripsi Kaspin membahas peningkatan
penulis adalah sama-sama Hasil Belajar Siswa Pada Mata
meneliti metode Small Group Pelajaran Fiqih, sedangkan
Discussion pada kelas IV MI. penulis untuk mata pelajaran
SKI.
6 Dwiken Aulia Sugesti, Hasil penelitiaan yaitu
“Peningkatan Kemampuan meningkaynya kerjasama antar
Kerjasama Menggunakan siswa. Pembelajaran
Metode Group Resume Pada menggunakan metode group
Mata Pelajaran Pkn Kelas V Di resume baik dignakan untuk
SD N Jaranan Tahun Ajaran perbaikan kemaampuan
2015/2016”, Skripsi, UNY kerjasama karena berpusat pada
Yogyakarta 2016 peserta didik agar dapat
berkomuniikasi dengan baik,
menjaga hubungan antara
teman, memberiikan motivasi.
dengan teman, bertindak secara
adil, dan saliing menghargai
pendapat.
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Dwiken Aulia Sugesti dengan Dwiken Aulia Sugesti
penelitian skripsi penulis adalah membahas metode Group
sama-sama meneliti kemampuan Resume Pada Mata Pelajaran
kerja sama siswa. PKn Kelas V, sedangkan dalam
penelitian skripsi penulis
membahas metode Small Group
Discusion Pada Mata Pelajaran
SKI di Kelas IV.
7 Della Triwidiastuti, Kesimpulan penelitian ini yaitu,
“Peningkatan Hasil Belajar IPS penerapan media audio visual
Dengan Penerapan Media Audio dapat meningkatkann hasil
Visual Pada Siswa Kelas IV Di belajar IPS siswa kelas IV di
35
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
MIN Bintaro”, Skripsi, MIN 15 Bintaro.
Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Della Triwidiastuti dengan Della Triwidiastuti Pada Mata
penelitian skripsi penulis adlah Pelajaran IPS, sedangkan dalam
sama-same meneliti penggunaan penelitian skripsi penulis
media visual. membahas peningkatan kerja
sama siswa pada mata pelajaran
SKI.
36
No. Penulis, Judul, Instansi, Tahun Hasil dan Kesimpulan
Aktivitas Belajar Pada Discussion dari 58,80 % pada
Kompetensi Dasar Jurnal siklus I menjadi 85,22 % pada
Penyesuaian Siswa Kelas X siklus II.
Akuntansi Smk Muhammadiyah
Kretek Tahun Ajaran
2017/2018”, Skripsi, UNY
Yogyakarta 2018.
Persamaan Perbedaan
Persamaan penelitian skripsi Perbedaannya, dalam penelitian
Niken Fathia Saraswati dengan Niken Fathia Saraswati
penelitian skripsi penulis adalah membahas aktivitas belajar
sama-sama meneliti metode siswa , sedangkan dalam
Small Group Discussion. penelitian skripsi penulis
membahas kerja sama siswa.
37
tentang implementasi metode pembelajaran Small Group
Discussion untuk meningkatkan aktivitas belajar.
Adapun penelitian yang penulis lakukan fokus
membahas implementasi metode Small Group
Discussion dengan bantuan media audio visual dalam
meningkatkan kerja sama siswa kelas IV pada mata
pelajaran SKI di MI NU Nahdlotul Wathon Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus tahun 2019/2020.
C. Kerangka Berpikir
Pada pembahasan ini, kerangka berpikir yang
penulis akan cantumkan dari judul berdasarkan teori.
Untuk itu perlu diketahui landasan teori yang berkaitan
dengan judul “Implementasi Metode Small Group
Discussion (SGD) Dalam Meningkatkan Kerja Sama
Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran SKI Di MI NU
Nahdlotul Wathon Piji Dawe Kudus Tahun 2019/2020”
adalah:
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Madrasah Ibtidaiyah. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
adalah sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dari
tokoh muslim. Dengan mempelajari Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik dapat
memperoleh pelajaran yang berharga dari perjalanan
dari seorang tokoh atau generasi zaman dulu dan dapat
meneladani sifat-sifat yang baik dari para tokoh-tokoh
Islam zaman dulu.
Kerja sama siswa dalam proses pembelajaran SKI
di MI NU Nahdlotul Wathon masih rendah, terlihat dari
sikap siswa yang banyak apatis dan pasif dalam
pembelajaran. Kerja sama siswa adalah sebagai sebuah
hubungan yang dinamis yaitu, hubungan yang saling
menghargai, saling peduli, saling membantu, antara
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang meliputi perubahan
tingkah laku, penambahan pemahaman, dan penyerapan
ilmu pengetahuan.
Melihat permasalahan tersebut guru SKI mencari
pemecahan masalah melalui penerapan metode
38
pembelajaran yang mampu meningkatkan kerjasama
siswa yaitu melalui penerapan Metode Small Group
Discussion (SGD) dengan bantuan Media Audio Visual
(video). Metode Pembelajaran Small Group Discussion
merupakan suatu kelompok diskusi kecil yang
melibatkan 3-5 orang dalam satu kelompok dimana
setiap kelompok dihadapkan pada suatu masalah yang
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dipecahkan bersama kemudian
dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan
kelompok. Dengan diterapkannya metode tersebut akan
melibatkan seluruh anggota kelompok untuk
melaksanakan tugas sehingga diharapkan mampu
meningkatkan kerja sama siswa dalam berdiskusi dan
memecahkan masalah.
Oleh karenanya Guru SKI hampir selalu
menggunakan metode pembelajaran Small Group
Discussion dan media yang digunakan adalah Audio
Visual berupa video. Media video adalah media
pembelajaran yang memiliki kemampuan menampilkan
unsur suara dan gambar secara simultan berupa gambar
bergerak atau moving images. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat penulis gambarkan alur pemikirannya
sebagai berikut:
39
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran SKI
Meningkatkan Kerja
Sama Siswa
40
4. Apa saja faktor pendukung, penghambat dan solusi
implementasi metode Small Group Discussion
(SGD) dengan bantuan media Audio Visual dalam
meningkatkan kerja sama siswa kelas IV Pada Mata
Pelajaran SKI Di MI NU Nahdlotul Wathon tahun
2019/2020?
41