Metode Kasus
Metode Kasus
Metode Kasus
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
a. Pengertian
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa small group discussion adalah Metode
pembelajaran yang membahas suatu topik yang dilakukan oleh kelompok kecil yang terdiri
dari 4-5 orang antara siswa dengan siswa.
b. Tujuan
5) Agar Peserta didik mempunyai keterampilan di dalam memecahkan masalah, baik terkait
pokok pada pembelajaran maupun persoalan yang di hadapi di dalam kehidupansehari-
hari.
6) Melatih siswa belajar dengan orang lain, karena belajar tidak harus dengan guru
2) Siswa mampu menyampaikan pendapat secara lisan. Sebab hal ini diperlukan untuk kehidupan yang
demokratis.
3) Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar kritis dan berpartisipasi dalam pembicaraan
untuk memecahkan suatu masalah secara bersama.
4) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan
membahas suatu masalah.
5) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai
suatu kasus masalah.
7) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dalam belajar.
8) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai atau
menghormati temannya, menghargai pendapat orang lain, yang mana mereka saling membantu
kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama (Roestiyah, 2001: 6).
1. Membangkitkan ide.
9. Menyelesaikan masalah.
10. Brainstroming.
1. Menggali ide
5. Membandingkan teori
2) Berikan soal studi kasus ( yang dipersiapkan oleh guru) sesuai dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
7) Instrusikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil
diskusinya dalam forum kelas
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model belajar small group discussion, dapat
berupa :
b. Materi yang disiapkan bisa berasal dari guru maupun siswa sendiri
2. Pelaksanaan
a. Mengatur waktu
a. Pengertian
b. Tujuan
d) Persiapan guru
e) RPP
f) Pelaksanaan Pembelajaran
• Materi pembelajaran
• Evaluasi
g) Perilaku siswa
12) Case study dilengkapi dengan RPP dan hasil kerja siswa
13) Narasi memuat semua hal yang dialami dan dirasakan guru
dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya perilaku siswa.
a. Pengertian
b. Tujuan
d) Memformulasikan penjelasan
e) kesimpulan
Penilaian (Assessment)
Metode Ceramah
1. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai
saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur.
Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru
ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas
manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak
melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka
akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi
pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang
berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru
berarti tidak belajar. Metode ceramah merupakan cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan.
Alasan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
a. Ceramah merupakan metode yang “murah” dan
“mudah” untuk dilakukan. Murah dalam hal ini
dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode yang lain seperti demonstrasi
atau peragaan. Sedangkan mudah, memang
ceramah hanya mengandalkan suaru guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran
yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-
pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok
materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru
dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana
yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol
keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan
ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang
beragam atau tidak memerlukan persiapan-
persiapan yang rumit. Asal siswa dapat
menempati tempat duduk untuk mendengarkan
guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah
juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil
dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Kelemahan ini memang
kelemahan yang paling dominan, sebab apa
yang diberikan guru adalah apa yang
dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa
pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan
dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat
mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh
karena itu, dalam proses penyajiannya guru
hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa
hanya mengandalkan kemampuan auditifnya.
Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk
dalam ketajaman menangkap materi
pembelajaran melalui pendengarannya.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur
yang baik, ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan. Sering terjadi,
walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas,
namun secara mental siswa sama sekali tidak
mengikuti jalannya proses pembelajaran;
pikirannya melayang kemana-mana atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak
menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui
apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang
dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada
seorang pun yang bertanya, semua itu tidak
menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
3. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan baik pada tahap persiapan maupun
pada tahap pelaksanaan.
1) Tahap Persiapan
Pengertian Metode
Pembelajaran Panel
Diskusi panel menurut merupakan forum pertukaran pikiran yang
dilakukan oleh sekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin
mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkannya.
Diskusi panel menurut (Tarigan) adalah suatu kelompok yang
terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk
mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai
suaru masalah.
Tutorial adalah salah satu cara pembelajaran kelompok kecil yang paling
lazim dilaksanakan. Kelompok belajar adalah sejumlah orang (peserta)
yang berinteraksi secara berhadap-hadapan.
Dalam tutorial, peserta dapat belajar lebih aktif yaitu dengan mengikuti
diskusi sehingga mengembangkan kemampuannya berpikir kritis, inovatif
dan mandiri.
Metode itu dianggap metode belajar yang ideal, karena satu orang Tutor
berhadapan dengan satu orang siswa. Metode itu memiliki metode
lainnya, terutama dalam hal pengembangan keterampilan dan pengetahuan
konseptual. Pada kenyataannya, metode itu jarang dilaksanakan sebab
banyaknya tujuan menyebabkan perlunya kehadiran siswa-siswa lainnya
dan interaksi di antara mereka.
Pada dasarnya tutorial berdasarkan pada hubungan antara satu orang guru
dengan satu orang siswa. Namun dewasa ini sudah mulai umum
dilaksanakan tutorial kelompok, dimana satu orang guru membimbing
sekelompok siswa yang terdiri dari lima atau tujuh orang siswa sekaligus
pada waktu yang sama. Dengan teknik itu, sebenarnya tidak banyak
berbeda dengan pengajaran kelas. Pendekatan tutorial kelompok lebih
menitikberatkan pada kegiatan bimbingan individu – individu dalam
kelompok.
Terdapat beberapa hal yang menjadi identitas dari tutorial yaitu sebagai
berikut :
1. Pengenalan
2. Penyajian informasi
3. Pertanyaan dan respons
4. Penilaian respons
5. Pemberian feedback tentang respons
6. Pembetulan
7. Segmen pengaturan pengajaran
8. Penutup
1. Langkah Perencanaan
2. Mempelajari modul dan mengidentifikasi bagian-bagian yang
sulit
3. Menyusun strategi bimbingan
4. Langkah Persiapan
5. Menyiapkan bahan ajar tambahan
6. Menyiapkan soal-soal sederhana sebagai jembatan untuk
menyelesaikan soal-soal yang sulit
3. Langkah Pelaksanaan
4. Mengidentifikasi siswa yang menghadapi kesulitan dalam
memahami modul yang telah diberikan berikut bagian-bagian
yang sulit dipahami
5. Laksanakan tutorial dengan menggunakan langkah-langkah
yang telah dipersiapkan lebih dahulu
6. Langkah Evaluasi dan Penutup
7. Melakukan tanya jawab ntuk meyakinkan bahwa siswa yang
bersangkutan telah dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan
memahami materi pembelajaran yang dipelajari
8. Memberikan tugas mandiri, termasuk mempelajari tugas
tambahan dengan tujuan memantaapkan dan memperluas
pemahaman siswa yang bersangkutan tentang materi yang
dipelajari.
9. Peran Tutor Dalam Pembelajaran Tutorial
Evaluasi peserta tutorial dilaksanakan oleh tutor dan peserta tutorial (peer
evaluation = evaluasi oleh sesama mahasiswa atau evaluasi sejawat).
Tidak ada usaha dan tidak ada hasil dari pembelajaran mandiri.
Hasil pendalaman materi yang ditugaskan kurang lengkap,
pemahaman kurang dan tidak bisa memaparkan kepada
kelompok.
Hasil pendalaman materi yang ditugaskan lengkap, namun
pemahaman kurang baik dan tidak bisa memaparkan kepada
kelompok.
Hasil pendalaman materi yang ditugaskan lengkap,
pemahaman baik dan tidak bisa memaparkan kepada
kelompok dengan jelas.
Hasil pendalaman materi yang ditugaskan lengkap,
pemahaman baik dan bisa memaparkan kepada kelompok
dengan jelas.
Hasil pendalaman materi yang ditugaskan sangat lengkap,
dilengkapi dengan pengujian, pemahaman sangat baik dan bisa
memaparkan kepada kelompok dengan jelas.
Daftar pustaka