Makalah Kemampuan Dasar Mengajar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, dan DISKUSI KELAS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Mengajar


Yang dibina oleh
Drs. Triastono Imam Prasetyo, M.Pd

Oleh :
Kelompok 12/Offering B-BB
Hanifah Margasari

(140341606446)

Joddy Oki Ibrahim

(140341606446)

Mifroatin Nurjannah (140341600253)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon seorang guru, hendaknya mahasiswa perlu menyiapkan
mental yang kuat sebelum praktik pembelajaran disekolah. Persiapan mental
berkenaan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
baik persiapan, pelaksanaan, evaluasi, maupun tindak lanjut kegiatan belajar
mengajar. Agar calon guru memperoleh kesiapan mental yang memadai serta
membentuk pribadi calon guru yang semakin baik, maka perlu dilaksanakan
pengajaran mikro secara kontinyu. Oleh karena itu pengajaran mikro harus dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai keadaan kelas yang sesungguhnya.
Dalam setiap kegiatan pembelajaran pasti membutuhkan metode tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan. Dalam kegiatan
pembelajaran pastinya tidak terlepas dari interaksi antar siswa dengan siswa
maupun siswa dengan pendidik. Dalam suatu interaksi pastinya dibutuhkan suatu
komunikasi yang baik dalam pembelajaran. Banyak cara yang dilakukan dalam
kegiatan meningkatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif dan lugas bagi
peserta didik salah satunya dengan berdiskusi.
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pernyataan-pernyataan probematis, pemunculan ideide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh
pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran (Sagala, 2013). Diskusi
kelompok terdiri dari diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas. Dalam diskusi
kelompok,

siswa

dapat

mengemukakan

pendapatnya,

mengemukaan

pengetahuannya dan saling melengkapi satu sama lain antar siswa dalam
kelompok yang bersangkutan. peserta didik yang kurang biasa menyampaikan
pendapat dalam kelompok belajar dibantu untuk berbicara dalam kelompok kecil,
menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain,
dan mungkin akan menyenangkan, dapat menghimpun berbagai pendapat tentang
bagian-bagian masalah dalam waktu singkat, dapat digunakan bersama teknik lain

sehingga penggunaan teknik ini bervariasi (Sudjana, 2005). Untuk lebih


mendalami materi dan prinsi diskusi kelompok maupun kelas, penulis membuat
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

Apa yang dimaksud dengan kegiatan diskusi?


Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam kegiatan diskusi?
Bagaimana kegiatan dalam diskusi kelompok?
Bagaimana kegiatan dalam diskusi kelas?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini sebagai berikut.

Untuk mengetahui definisi dari kegiatan diskusi.


Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam kegiatan diskusi.
Untuk mengetahui kegiatan dalam diskusi kelompok.
Untuk mengetahui kegiatan dalam diskusi kelas.

BAB II

ISI
2.1

Definisi Diskusi
Kata diskusi menurut Armai Arief berasal dari bahasa latin, yaitu,

discussus yang berarti to examine. Discussus terdiri dari akar kata dis
dan cuture. Dis artinya terpisah, sementara, cuture artinya menggoncang
atau memukul. Secara etimologi, discuture berarti suatu pukulan yang
memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi jelas
dengan cara memecahkan atau menguraikannya (to clear away by breaking up or
cuturing). Secara umum pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan
dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling
tekar informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self
maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving). Jadi
pengertian metode diskusi menurut Armai Arief adalah salah satu alternative
metode/cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat
memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat siswa (Arief, 2002).
Diskusi adalah pembicaraan oleh sekelompok orang yang anggotanya
terdiri dari dua orang atau lebih, di dalam diskusi terjadi tukar-menukar pikiran,
yang dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Diskusi
bukan suatu metode pengajaran yang berdiri sendiri dalam proses pembelajaran,
melainkan merupakan metode yang melengkapi atau mengiringi metode yang
lain.
2.2

Prinsip-prinsip dalam Diskusi


Menurut Yurmaini (1980), Prinsip Dasar Diskusi yaitu aturan atau prinsip-

prinsip dasar di dalamnya, prinsip-prinsip tersebut antara lain :

Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan pendapat

yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.


Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh

argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.


Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapatpendapatnya.

Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan pendapatnya, teman

yang lain menyelanya.


Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi
adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai
pendapat yang ada.

2.2.2

Keterampilan Membimbing Diskusi


Diskusi siswa akan menjadi baik kalau mendapat bimbingan dari guru.

Keterampilan yang diperlukan untuk membimbing diskusi antara lain sebagai


berikut.
1. Memusatkan perhatian. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan:
Memberitahukan tujuan, mengenalkan topik dan mengajukan masalah

umum yang akan dipecahkan.


Mengajukan masalah-masalah khusus yang disampaikan selama diskusi

berlangsung.
Mencatat pernyataan-pernyataan yang menyimpang dari masalah dan

mengembalikan pembicaraan ke masalah semula.


Mencatat hasil diskusi pada periode-periode tertentu, sebelum diskusi

berlanjut ke masalah berikutnya.


2. Memperjelas masalah dan memberikan urunan, bila ada gagasan yang kurang
jelas penyampaiannya, agar semua anggota memperoleh persepsi yang sama.
3. Menganalisis pandangan siswa, yang berbeda pendapatnya; analisis ini dapat
digunakan untuk membimbing siswa ke arah berpikir kritis dan kreatif,
misalnya dengan meminta siswa mengajukan argumen atas pendapatnya.
4. Meningkatkan urunan siswa, dengan:
Pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.
Memberi dukungan pada pendapat siswa, dengan mendengar dengan
penuh perhatian, memberi komentar positif, dan sikap akrab.
Memberi waktu cukup untuk berpikir.
5. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi, dengan:
Memotivasi siswa yang enggan atau malu untuk memberikan pendapat.
Mencegah terjadinya pengeluaran pendapat yang serentak.
Menghambat secara bijaksana siswa yang memonopoli diskusi.
Mencari alternatif jika ada jalan buntu karena perbedaan pendapat.
6. Menutup diskusi, dengan:
Membuat rangkuman.
Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi.
Mengajak siswa untuk menilai proses hasil diskusi (Susanto, 2002).

2.3

Kegiatan Diskusi Kelompok


Menurut Susanto (2006) diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan

yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah. Pendapat yang lain dikemukakan
oleh Hasibuan (2001) diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman dan informasi, pengambilan kesimpulan/pemecahan
masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil
adalah suatu proses yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka secara informal untuk berbagi informasi dan pengalaman
serta mengambil kesimpulan atau pemecahan masalah.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut
harus dipenuhi:
1 Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2 Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota
kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta beromunikasi secara
bebas dan langsung.
3 Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja
sama untuk mencapainya.
4 Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelopok.
2.3.1

Tujuan Diskusi Kelompok


Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa dalam

Hasibuan (2001) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan


sebagai berikut:
1 Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
2

gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.


Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan

3
4
5
6

komunikasi.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Siswa memupuk sikap toleransi.
Mendorong siswa dapat melakukan pembelajaran secara aktif.
Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa.

Dengan kegiatan diskusi setiap orang diharapkan mempunyai pendirian


dan arah yang jelas tentang persoalan yang didiskusikan. Hal ini berguna ketika
terjun di masyarakat, banyak persoalan yang harus segera ditangani dengan
pemikiran yang rasional, runtut dan mudah dipahami dan diterima masyarakat.
2.3.2 MANFAAT DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA
Menurut Mulyasa dalam Hasibuan (2001) diskusi kelopok kecil bermanfaat

bagi siswa untuk:


1

Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah

Meningkatkan pemahaman atas masalah penting

Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi

Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan


bertanggungjawab.

2.3.3

PRINSIP-PRINSIP DISKUSI KELOMPOK


Hasibuan (2001) mengemukakan ada dua prinsip yang digunakan dalam

membimbing diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut:


a. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan
hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic
diskusi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk
dikenal dan dihargai dapat merasa merasa aman dan bebas mengemukakan
pendapat.
b. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:
a

Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban


tunggal.

Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut agar


para siswa memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama.

Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator


sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaanpertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

2.3.4

KOMPONEN DISKUSI KELOMPOK


Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan

pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan


dengan optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai
pemimpin diskusi adalah (Hasibuan, 2001):
a. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk di
kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang ditarik
membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan selingan
omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota kelompok.
Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus segera
mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi
dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan
guru, antara lain dengan:
a

Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya.


Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu
dengan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan.
Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa untuk tahu banyak hal
tentang topik tersebut,

Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat


melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut,

Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan


supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati,

Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun


pendapat-pendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan
siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil
diskusi kelompok.

b. Memperjelas masalah dan memberikan urunan

Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota.


Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut.
Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda bagus
untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa. Tapi apabila menurut
guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka guru
harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar.
Memperjelas ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
a

Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa


tersebut sehingga menjadi jelas.

Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang membantu siswa memperjelas ide yang dimaksud dan
mengembangkannya.

Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan informasi,


atau contoh-contoh yang tepat, sehingga semua anggota kelompok
memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep yang sedang dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas

memperperjelas

yang

dilakukan

guru

akan

meningkatkan efektivitas waktu, memperjelas masalah, dan memotivasi siswa


untuk menggali lebih dalam materi ajar tersebut. Motivasi tersebut akan terbawa
pada saat siswa merdiskusi untuk sub atau topik berikutnya.
c. Menganalisis pandangan siswa
Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam
mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di
dalam kelompoknya. Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.
Perdebatan menandakan iklim interaksi sudah berkembang. Namun sebagai
control, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak
menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus
menganalisis pendapat siswa, apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi
oleh argumentasi yang kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali
memperjelas hal-hal yang sudah disepakati sebelum diskusi.
d. Meningkatkan urunan siswa
Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu pendapat
itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk saling melengkapi

dan saling mengkoreksi satu sama lain. Sehingga gagasan yang bagus dari siswa
terjaring pada diskusi kelompok dan bermanfaat bagi siswa lain di dalam
kelompoknya, dengan kata lain meningkatkan sumbangan terhadap kelompok.
Untuk meningkatkan urunan pendapat siswa guru sebagai pembimbing dapat
melakukan hal-hal berikut:
a

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk


berpikir, sehingga memunculkan ide baru,

Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang
tepat. Contoh non verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau
narasi.

Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat

Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaanpertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat,

Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa
diganggu oleh komentar-komentar guru,

Memberi

dukungan

nyata

terhadap

pendapat

siswa

dengan

cara

mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan komentar positif,


menampilkan mimik senang dan bangga terhadap mereka, serta menampilkan
sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru tersebut memberii dampak
psikologis yang mendorong siswa menemukan gagasan baru.
e. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai secara
bersama-sama. Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau jalannya
diskusi. Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok, karena tidak
diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak punya keberanian untuk
mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalisis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi
terhadap kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas
menyampaikan pendapat. Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok
tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi tidak
tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.

Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota


kelompok. Memfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok.
Upaya yang dapat dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
a

Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa.


Bahwa dia pasti punya gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi
teman-temannya di kelompok.

Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara
bersamaan). Memberi kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat
pada siswa yang pendiam.

Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.

Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga


suasana diskusi menjadi hidup.

Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa


yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah satu
pendapat, dan meyakinkan siswa dengan berbagai alasan bahwa pendapat
inilah yang paling tepat.

f. Menutup diskusi
Agar diskusi memberikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah
tujuan diskusi tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup
diskusi. Aktivitas penutupan diskusi adalah:
a

Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan


menghimpun pendapat siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan
guru dengan menunjuk satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi mereka. Guru berperan sebagai narasumber yang menarik
benang merah dari apa yang disampaikan oleh siswa. Sehingga semua siswa
di kelas mendapatkan konsep yang benar.

Memberikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi


berikutnya.

Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah


berlangsung, untuk mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka
terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi masukan berharga bagi

guru untuk merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai dengan kebutuhan


siswa.
2.3.5 Hal-Hal Yang Harus Dihindari Selama Diskusi Kelompok
Dalam melaksanakan diskusi kelompok pada peserta didik, ada beberapa
hal yang harus dihindari oleh guru selama keberlangsungan diskusi kelompok, hal
tersebut antara lain (Maimudin, 1980):
a

Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.

Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.

Membiarkan

terjadinya

penyimpangan

dari

tujuan

diskusi

dengan

pembicaraan yang tidak relevan.


d

Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.

Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa.

Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

2.3.6 Kelemahan Dan Kelebihan Diskusi Kelompok


a. Kelebihan metode diskusi kelompok (Hasibuan, 2001):
a

Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.

Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada


masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.

Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.

Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap


demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.

Siswa dapat belajar bermusyawarah.

Termotivasi oleh kehadiran teman.

Mengurangi sifat pemalu.

Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.

Meningkatkan pemahaman diri anak.

Melatih sisa untuk berfikir kritis.

b. Kelemahan metode diskusi kelompok (Hasibuan, 2001):


a

Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.

Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab.

Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.

Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.

Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).

Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.

Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.

Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap


mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.4

Kegiatan Diskusi Kelas


Diskusi kelas (classroom discussion) berarti diskusi yang diselenggarakan

dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang menjadi peserta diskusi.
Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang menentukan tujuan diskusi
kemudian melibatkan siswa dalam tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk
mengungkapkan pikiran mengenai pokok pembicaraan tertentu. Selanjutnya siswa
dan guru bersama-sama merumuskan dan menyimpulkan informasi (Hasibuan,
2001).
Menurut Suryobroto dalam Trianto (2012) mengatakan bahwa tujuan
diskusi kelas yaitu :
a

Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada oleh siswa

Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan


kemampuannya masing-masing

Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah tercapai

Membantu para siswa berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata
pelajaran dan kegiatan sekolah

Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman-temannya

Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai


masalah

g
2.4.1

Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.


LangkahLangkah Pembelajaran Diskusi Kelas
Langkahlangkah penyelenggaraan diskusi yakni sebagai berikut.

Langkah-Langkah

Kegiatan Guru

Penyelenggaraan Diskusi Tahapan


Tahap 1

Guru

Menyampaikan

tujuan

menyampaikan

tujuan

dan pembelajaran khusus dan menyiapkan

mengatur setting
Tahap 2

siswa untuk berpartisipasi


Guru mengarahkan fokus

Mengarahkan diskusi

dengan

menguraikan

aturanaturan

dasar,

mengajukan

pertanyaan

diskusi

pertanyaan awal, menyajikan situasi


yang

tidak

dapat

dengan

segera

dijelaskan, atau menyampaikan isu


Tahap 3

diskusi
Guru

Menyelenggarakan diskusi

mengajukan

memonitor

aksi,

pertanyaan,

mendengarkan
menanggapi

antar

gagasan
gagasan,

siswa,

melaksanan

aturan dasar, membuat catatan diskusi,


Tahap 4

menyampaikan gagasan sendiri


Guru
menutup
diskusi
dengan

Mengakhiri diskusi

merangkum
makna

Tahap 5

atau
diskusi

mengungkapkan
yang

telah

diselenggarakan kepada siswa


Guru menyuruh para siswa untuk

Melakukan tanya jawab singkat memeriksa proses diskusi dan berpikir


tentang proses diskusi
siswa
Sumber : Tjokrodihardjo dalam Trianto (2012)

Proses diskusi ini akan berlangsung dalam pembelajaran dan guru


memegang peranan penting dalam proses ini dan peneliti akan bertindak sebagai
guru. Tahapan ini menjadi langkah yang akan digunakan peneliti dalam
pembelajaran. Guru akan bertindak sebagai moderator dan akan mengatur
jalannya diskusi dalam kelas. Guru akan mengarahkan diskusi dan akan
menyajikan pertanyaan-pertanyaan pembuka untuk memacu siswa dalam
melakukan diskusi. Guru juga mengarahkan siswa untuk mengungkapakan
pendapatnya dalam diskusi. Diakhir tahap ini guru akan menyimpulakan diskusi
yang telah berlangsung dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk
memahami proses diskusi yang mereka lalui.
2.4.2

Strategi Questioning dan Answering dalam Diskusi Kelas


Strategi-strategi questioning dan answering sangat penting digunakan

dalam diskusi kelas. Dalam menjawab pertanyaan selama pembelajaran guru


harus merencanakan pertanyaan (questions) yang akan diajukan kepada siswa.
Untuk

membantu

guru

dalam

mengingatnya

dapat

dilakukan

dengan

menuliskannya sehingga dapat ditanyakan kepada siswa dalam proses


pembelajaran. Menurut Barry and King (1998) dalam membuat pertanyaan guru
harusnya:
1

Guru menanyakan pertanyaan yang mendorong siswa

Pertanyaan langsung

Pertanyaan tidak langsung

Membagi-bagi pertanyaan

Tunggu, sebelum meminta jawaban pada siswa

Menanyakan satu pertanyaan dalam satu waktu

Hindari pertanyaan retorik


Menurut Kellough dalam Jacobsen,dkk (2009) dalam mempersiapkan dan

menerapkan pertanyaan-pertanyaan, perhatikan hal berikut:


a

Rencanakan dengan penuh pertimbangan pertanyaan-pertanyaan yang


disususn dan masukkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam rencana
pelajaran Anda.

Sesuaikan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan-tujuan tertarget yang


diinginkan.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan baik sebelum memanggil


atau meminta siswa untuk menjawab.

Hindari menghujani siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang terlalu


panjang.

Setalah mengajukan satu pertanyaan, berikan siswa waktu yang cukup untuk
menjawab.
Menurut Barry and King (1998) dalam merespon jawaban siswa yang

dilakukan :
1. Tidak merespon siswa yang menjawab secara acak
2. Merespon secara positif setiap jawaban
3. Mengembangkan jawaban
4. Memberi gambaran dan petunjuk-petunjuk
5. Memperbaiki jawaban yang salah
2.4.3

Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Diskusi Kelas


Adapun keuntungan dan kelemahan diskusi kelas menurut Trianto (2012)

adalah :
a. Keuntungan model diskusi kelas adalah :
1

Diskusi dapat menunjang usahausaha pengembangan sikap sosial dan sikap


demokratis para siswa.

Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.

Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaaan bahan


pelajaran masingmasing.

Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap


ilmiah.

Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi


diharapkan para siswa akan memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri
sendiri.

b. Kelemahan model diskusi kelas adalah :


1

Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan memengaruhi


kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai hasilnya sebab


tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggotaanggotanya.

Suatu diskusi memerlukan keterampilanketerampilan tertentu yang belum


pernah dipelajari sebelumnya.

Jalannya diskusi dapat dikuasai oleh beberapa siswa yang menonjol.

Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetepi hanya halhal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah
pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Diskusi adalah pembicaraan oleh sekelompok orang yang anggotanya terdiri


dari dua orang atau lebih, di dalam diskusi terjadi tukar-menukar pikiran,

yang dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.


Prinsip-prinsip diskusi antara lain menghindari terjadinya debat kusir, peserta
harus aktif, tidak kata pemenang dalam diskusi, dan dalam menyanggah atau
menolak pendapat orang lain harus didasari oleh argumentasi-argumentasi

yang kuat dan meyakinkan.


Diskusi kelompok merupakan suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan
terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan

atau memecahkan suatu masalah.


Diskusi kelas (classroom discussion)

merupakan

diskusi

yang

diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang
menjadi peserta diskusi.

3.2 Saran
Dalam penerepannya, hendaknya metode diskusi dapat diterapkan dengan
baik dan maksimal agar tujuan pembelajaran dapat dengan muadah tercapai dan
terjadi kefektifan dalam kegiatan pembelajaran.

Daftar Rujukan
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Barry, K & King, L. 1998. Beginning Teaching Wentworth. NSW Australia:
Social Science Press.
Hasibuan, JJ. 2001. Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jacobsen, dkk. 2009. Metods for Teaching: Metode-metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Siawa TK-SMA Edisi 8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maimudin, Yurmaini. 1980. Metode Diskusi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Susanto,

Pudyo.

2002.

Keterampilan

Dasar

Mengajar

Konstruktivisme. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM.

IPA

Berbasis

Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program


Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi
Malang: Universitas Negeri Malang.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai