Makalah Ibu Leny
Makalah Ibu Leny
Makalah Ibu Leny
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Keperawatan berfikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berfikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berfikir.Berfikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesinalisme dan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan.Berfikir kritis juga merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh,
asumsi, prinsip, argument, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Menurut Wilkinson (1992), karakterristik berpikir kritis dalam keperawatan pada
prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir kritis dalam keperawatan pada
prinsipnya merupakan suaru kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan
melakukan (doing). Meningat profesi perawat merupakan profesi yang langsung
berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat
menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara konhperenshif dan
bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan
dari berbagai subjekdan lingkungannya, menangani perubahan yang berasala dari stesor
lingkungan, dan membuat keputusan penting.
Terminology kesehatan merupakan bahsa profesi kesehatan yang digunakan sebagai
sarana komunikasi abtara mereka yang berkecimpung langsung/tidak langsung di bidang
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, terminology kesehatan harus dipahami dan
dimengerti oleh setiap profesi kesehatan agar dapat terjalin komunikasi yang baik. Ilmu
terminology kesehatan ini sangat kompleks dan meliputi Riwayat istilah, sumber kata,
singkatan medis, anatomi dan system tubuh, serta penyakit dan prosedur Tindakan medis.
Dalam bidang anatomi kesehatan selain harus memehami terminology kesehatan penting
juga untuk dapat memehami istilah dan singkatan yang terdapat dalam resep dokter,
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi, penulisan, maupun informasi yang harus
disampaikan kepada pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan serta berkeseimbanga mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Pikian atau memori menyimpan segala
sesuatu dan hanya mengingat apa yang diperlukan dan apa yang berarti dalam kehidupan.
Dengan demikian seorang mampu menganalisis informasi yang di dapat dan
mengembangkan kreativitas serta lebih berhasil dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
Berpikir kritis diartikan pula menimbang-nimbang dalam ingatan dengan
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang
dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan
masalah, dan menghasilakn sesuatu yang baru. Dalam arti lain berpikir kritis dapat
menghasilkan suatu kreativitas.
Kataoka Yahiro dan Sylor (1994) telah mengembangkan sebuah model berpikir kritis
bagi penilaian keperawatan. Model ini mendefinisikan hasil dari berfikir kritis sebagai
penilaian keperawatan yang relevan atau sesuai dengan masalah-masalah keperawatan di
tingkat pelayanan, pengelola, dan Pendidikan efektif.
Tingkat berpikir kritis Kataoka Yahiro Sylor (1994) mengidentifikasi 3 komponen
berpikir kritis dalam keperawatan,yaitu:
a. Tingkat dasar
Pada tingkat dasar seorang mempunyai kewenangan untuk menjawab setiap
masalah dengan benar. Pemikiran ini harus berdasarkan keyakinan yang terjadi
dengan berpegang pada berbagai aturan atau prinsip yang berlaku. Misalnya
Ketika seorang perawat yang belim berpengalaman dalam pelayanan, berpikir
kritisnya dalam meberikan asuhan keperawatan sangat terbatas,oleh karena itu
perawat tersebut harus mau belajar dari perawat lain dan menerima berbagai
pendapat dari orang lain.
b. Tingkat kompleks
Pada tingakt ini seorang akan lebih mengakui banyaknya perbedaan pandangan
dan persepsi. Pengalaman dapat membantu seseorang menambah kemampuannya
dan melepaskan ego/kekuasaannya untuk menerima pendapat orang lain.
Kemudian menganalisis dan menguji alternative secara mendiri dan sistematis.
Misalnya untuk melihat Tindakan keperawatan yang dapat memberi keuntungan
bagi klien, maka perawat dapat mencoba berbagai laternatif yang ada 10 adegan
dengan berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk jenis penyakit yang sama
dalam memecahkan masalah yang ditemukan.
c. Tingkat komitmen
Perawat sudah memilih Tindakan apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
identifikasi berbagai altenatif pada tingkat kompleks. Perawat dapat
mengantisipasi kebuthan klien utnuk membuat pilihan-pilihan kritis sesudah
analisis berbagai manfaat dari alternatif yang ada. Kematangan seorang perawat
akan tampak dalam memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif, dan lebih
tepat guna bagi perawatan klien.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan agar pembaca dan penulis dapat lebih
mengetahui tentang terminology kesehatan dalam keperawatan, pembaca juga dapat
memperdalam pemahaman mengenai terminology agar dapat bekerja sama dengan baik.
Apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat makalah ini dapat
menghubungi penyusun, dan apabia ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca
dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.