Stratigrafi Pegunungan Selatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

STRATIGRAFI PEGUNUNGAN SELATAN

Secara stratigrafi, urutan satuan batuan menpunyai ketebalan sekitar 120 meter
dari tua ke muda menurut penamaan (Bronto dan Hartono, 2001).
litostratigrafi menurut Wartono dan Surono
dengan perubahan (1994) adalah : Di bagian bawah, Formasi Wungkal-Gamping
mengandung fosil foraminifera besar, yaitu
1. Formasi Wungkal-Gamping Assilina sp., Nummulites javanus VERBEEK,
Nummulites bagelensis VERBEEK dan
Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Wungkal Discocyclina javana VERBEEK. Kelompok
dan G. Gamping, keduanya di Perbukitan fosil tersebut menunjukkan umur Eosen
Jiwo. Satuan batuan Tersier tertua di daerah Tengah bagian bawah sampai tengah.
Pegunungan Selatan ini di bagian bawah Sementara itu bagian atas formasi ini
terdiri dari perselingan antara batupasir dan mengandung asosiasi fosil foraminifera kecil
batulanau serta lensa batugamping. Pada yang menunjukkan umur Eosen Akhir. Jadi
bagian atas, satuan batuan ini berupa napal umur Formasi Wungkal-Gamping ini adalah
pasiran dan lensa batugamping. Formasi ini Eosen Tengah sampai dengan Eosen Akhir
tersebar di Perbukitan Jiwo, antara lain di G. (Sumarso dan Ismoyowati, 1975).
Wungkal, Desa Sekarbolo, Jiwo Barat,
Sebagian dari satuan batuan ini semula Semilir. Ketebalan dari formasi ini lebih dari
merupakan endapan laut dangkal yang kaya 650 meter.
akan fosil. Karena pengaruh gaya berat di
lereng bawah laut, formasi ini kemudian 3. Formasi Semilir
meluncur ke bawah dan diendapkan kembali di
laut dalam sehingga merupakan exotic faunal Formasi ini berlokasi tipe di G. Semilir,
assemblage (Rahardjo, 1980). Formasi ini sebelah selatan Klaten. Litologi penyusunnya
tersebar luas di Perbukitan Jiwo dan K. Oyo di terdiri dari tuf, tuf lapili, lapili batuapung,
utara G. Gede, menindih secara tidak selaras breksi batuapung dan serpih. Komposisi tuf
batuan metamorf serta diterobos oleh Diorit dan batuapung tersebut bervariasi dari andesit
Pendul dan di atasnya, secara tidak selaras, hingga dasit. Di bagian bawah satuan batuan
ditutupi oleh batuan sedimen klastika ini, yaitu di K. Opak, Dusun Watuadeg, Desa
gunungapi (volcaniclastic sediments) yang Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, terdapat
dikelompokkan ke dalam Formasi Kebo- andesit basal sebagai aliran lava bantal (Bronto
Butak, Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Hartono, 2001). Penyebaran lateral
dan Formasi Sambipitu. Formasi Semilir ini memanjang dari ujung
barat Pegunungan Selatan, yaitu di daerah
2. Formasi Kebo-Butak Pleret-Imogiri, di sebelah barat G. Sudimoro,
Piyungan-Prambanan, di bagian tengah pada
Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Kebo dan G. Baturagung dan sekitarnya, hingga ujung
G. Butak yang terletak di lereng dan kaki utara timur pada tinggian G. Gajahmungkur,
gawir Baturagung. Litologi penyusun formasi Wonogiri. Ketebalan formasi ini diperkirakan
ini di bagian bawah berupa batupasir berlapis lebih dari 460 meter.
baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan
aglomerat. Bagian atasnya berupa perselingan Pada umumnya, formasi ini miskin akan fosil.
batupasir dan batulempung dengan sisipan Namun, Sumarso dan Ismoyowati (1975)
tipis tuf asam. Setempat di bagian tengahnya menemukan fosil Globigerina tripartita
dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di KOCH pada bagian bawah formasi dan
bagian atasnya dijumpai breksi andesit. Orbulina pada bagian atasnya. Sedangkan
pada bagian tengah formasi ditemukan
Pada Formasi Kebo-Butak, Sumarso dan Globigerinoides primordius BLOW dan
Ismoyowati (1975) menemukan fosil BANNER, Globoquadrina altispira
Globorotalia opima BOLLI, Globorotalia CUSHMAN dan JARVIS, Globigerina
angulisuturalis BOLLI, Globorotalia kuqleri praebulloides BLOW dan Globorotalia
BOLLI, Globorotalia siakensis LEROY, siakensis LE ROY. Berdasarkan hal tersebut,
Globigerina binaiensis KOCH, maka dapat disimpulkan bahwa umur formasi
Globigerinoides primordius BLOW dan ini adalah Miosen Awal-Miosen Tengah
BANNER, Globigerinoides trilobus REUSS. bagian bawah.
Kumpulan fosil tersebut menunjukkan umur
Oligosen Akhir – Miosen Awal. Lingkungan Formasi Semilir ini menindih secara selaras
pengendapannya adalah laut terbuka yang Formasi Kebo-Butak, namun secara setempat
dipengaruhi oleh arus turbid. Formasi ini tidak selaras (van Bemmelen, 1949). Formasi
tersebar di kaki utara Pegunungan Baturagung, ini menjemari dengan Formasi Nglanggran
sebelah selatan Klaten dan diduga menindih dan Formasi Sambipitu, namun tertindih
secara tidak selaras Formasi Wungkal- secara tidak selaras oleh Formasi Oyo
Gamping serta tertindih selaras oleh Formasi (Surono, dkk., 1992). Dengan melimpahnya
tuf dan batuapung dalam volume yang sangat Formasi ini juga tersebar luas dan memanjang
besar, maka secara vulkanologi Formasi dari Parangtritis di sebelah barat hingga
Semilir ini dihasilkan oleh letusan gunungapi tinggian G. Panggung di sebelah timur.
yang sangat besar dan merusak, biasanya Ketebalan formasi ini di dekat Nglipar sekitar
berasosiasi dengan pembentukan kaldera 530 meter. Formasi ini menjemari dengan
letusan (Bronto dan hartono, 2001). Formasi Semilir dan Formasi Sambipitu dan
secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Oyo
4. Formasi Nglanggran dan Formasi Wonosari. Dengan banyaknya
fragmen andesit dan batuan beku luar
Lokasi tipe formasi ini adalah di Desa berlubang serta mengalami oksidasi kuat
Nglanggran di sebelah selatan Desa Semilir. berwarna merah bata maka diperkirakan
Batuan penyusunnya terdiri dari breksi lingkungan asal batuan gunungapi ini adalah
gunungapi, aglomerat, tuf dan aliran lava darat hingga laut dangkal. Sementara itu,
andesit-basal dan lava andesit. Breksi dengan ditemukannya fragmen batugamping
gunungapi dan aglomerat yang mendominasi terumbu, maka lingkungan pengendapan
formasi ini umumnya tidak berlapis. Formasi Nglanggran ini diperkirakan di dalam
Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit laut.
basal, berukuran 2 – 50 cm. Di bagian tengah
formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi, 5. Formasi Sambipitu
ditemukan batugamping terumbu yang
membentuk lensa atau berupa kepingan. Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa
Secara setempat, formasi ini disisipi oleh Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-
batupasir gunungapi epiklastika dan tuf yang Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral,
berlapis baik. penyebaran formasi ini sejajar di sebelah
selatan Formasi Nglanggran, di kaki selatan
Pada umumnya Formasi Nglanggran ini juga Subzona Baturagung, namun menyempit dan
miskin akan fosil. Sudarminto (1982, dalam kemudian menghilang di sebelah timur.
Bronto dan Hartono (2001)) menemukan fosil Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai
foraminifera Globigerina praebulloides 230 meter.
BLOW, Globigerinoides primordius BLOW
dan BANNER, Globigerinoides sacculifer Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah
BRADY, Globoquadrina dehiscens terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
CHAPMANN, PARR dan COLLINS pada berangsur menjadi batupasir halus yang
sisipan batulempung yang menunjukkan umur berselang-seling dengan serpih, batulanau dan
Miosen Awal. Sedangkan Saleh (1977, dalam batulempung. Pada bagian bawah kelompok
Bronto dan Hartono (2001)) menemukan fosil batuan ini tidak mengandung bahan karbonat.
foraminifera Globorotalia praemenardiii Namun di bagian atasnya, terutama batupasir,
CUSHMAN dan ELLISOR, Globorotalia mengandung bahan karbonat. Formasi
archeomenardii BOLLI, Orbulina suturalis Sambipitu mempunyai kedudukan menjemari
BRONNIMANN, Orbulina universa dan selaras di atas Formasi Nglanggran.
D’ORBIGNY dan Globigerinoides trilobus
REUSS pada sisipan batupasir yang Fosil yang ditemukan pada formasi ini
menunjukkan umur Miosen Tengah bagian diantaranya Lepidocyclina verbeeki NEWTON
bawah. Sehingga disimpulkan bahwa umur dan HOLLAND, Lepidocyclina ferreroi
formasi ini adalah Miosen Awal-Miosen PROVALE, Lepidocyclina sumatrensis
Tengah bagian bawah. BRADY, Cycloclypeus comunis MARTIN,
Miogypsina polymorpha RUTTEN dan 7. Formasi Wonosari
Miogypsina thecideaeformis RUTTEN yang
menunjukkan umur Miosen Tengah (Bothe, Formasi ini oleh Surono dkk., (1992) dijadikan
1929). Namun Suyoto dan Santoso (1986, satu dengan Formasi Punung yang terletak di
dalam Bronto dan Hartono, 2001) menentukan Pegunungan Selatan bagian timur karena di
umur formasi ini mulai akhir Miosen Bawah lapangan keduanya sulit untuk dipisahkan,
sampai awal Miosen Tengah. Kandungan fosil sehingga namanya Formasi Wonosari-Punung.
bentoniknya menunjukkan adanya Formasi ini tersingkap baik di daerah
percampuran antara endapan lingkungan laut Wonosari dan sekitarnya, membentuk bentang
dangkal dan laut dalam. Dengan hanya alam Subzona Wonosari dan topografi karts
tersusun oleh batupasir tuf serta meningkatnya Subzona Gunung Sewu. Ketebalan formasi ini
kandungan karbonat di dalam Formasi diduga lebih dari 800 meter. Kedudukan
Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase stratigrafinya di bagian bawah menjemari
penurunan dari kegiatan gunungapi di dengan Formasi Oyo, sedangkan di bagian atas
Pegunungan Selatan pada waktu itu (Bronto menjemari dengan Formasi Kepek. Formasi ini
dan Hartono, 2001). didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri
dari batugamping berlapis dan batugamping
6. Formasi Oyo terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah
napal. Sisipan tuf hanya terdapat di bagian
Lokasi tipe formasi ini berada di K. Oyo. timur.
Batuan penyusunnya pada bagian bawah
terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke Berdasarkan kandungan fosil foraminifera
atas secara berangsur dikuasai oleh besar dan kecil yang melimpah, diantaranya
batugamping berlapis dengan sisipan Lepidocyclina sp. dan Miogypsina sp.,
batulempung karbonatan. Batugamping ditentukan umur formasi ini adalah Miosen
berlapis tersebut umumnya kalkarenit, namun Tengah hingga Pliosen. Lingkungan
kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang pengendapannya adalah laut dangkal (zona
mengandung fragmen andesit membulat. neritik) yang mendangkal ke arah selatan
Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K. (Surono dkk, 1992).
Oyo. Ketebalan formasi ini lebih dari 140
meter dan kedudukannya menindih secara 8. Formasi Kepek
tidak selaras di atas Formasi Semilir, Formasi
Nglanggran dan Formasi Sambipitu serta Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa
menjemari dengan Formasi Oyo. Kepek, sekitar 11 kilometer di sebelah barat
Wonosari. Formasi Kepek tersebar di hulu K.
Formasi Oyo umumnya berlapis baik. Rambatan sebelah barat Wonosari yang
Sedangkan fosil yang dijumpai antara lain membentuk sinklin. Batuan penyusunnya
Cycloclypeus annulatus MARTIN, adalah napal dan batugamping berlapis. Tebal
Lepidocyclina rutteni VLERK, Lepidocyclina satuan ini lebih kurang 200 meter.
ferreroi PROVALE, Miogypsina polymorpha
RUTTEN dan Miogypsina thecideaeformis Formasi Kepek umumnya berlapis baik
RUTTEN yang menunjukkan umur Miosen dengan kemiringan kurang dari 10o dan kaya
Tengah hingga Miosen Akhir (Bothe, 1929). akan fosil foraminifera kecil. Fosil yang
Lingkungan pengendapannya pada laut terkandung di antaranya Globorotalia
dangkal (zona neritik) yang dipengaruhi plesiotumida BLOW dan BANNER,
kegiatan gunungapi. Globorotalia
merotumida, Globoquadrina dehiscens sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah
CHAPMAN, PARR dan COLLINS, selatan Blitar hanya 25 km. Diantara
Amphistegina sp., Textularia sp., Cibicides sp., Parangtritis dan Pacitan merupakan tipe karts
Cassidulina sp. dan Virgulina sp. Berdasarkan (kapur) yang disebut Pegunungan Seribu atau
kandungan fosil tersebut, maka umur Formasi Gunung Sewu, dengan luas kurang lebih 1400
Kepek adalah Miosen Akhir hingga Pliosen. km2 (Lehmann. 1939). Sedangkan antara
Formasi Kepek menjemari dengan bagian atas Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh
dari Formasi Wonosari-Punung. Lingkungan batugamping (limestone) juga tersusun oleh
pengendapannya adalah laut dangkal (zona batuan hasil aktifitas vulkanis berkomposisi
neritik) (Samodra, 1984, dalam Bronto dan asam-basa antara lain granit, andesit dan dasit
Hartono, 2001). (Van Bemmelen,1949).

9. Endapan Permukaan Sementara formasi Kabuh yang dijumpai di


antara Madiun-Nganjuk berada pada
Endapan permukaan ini sebagai hasil dari geomorfologi dataran-bergelombang lemah
rombakan batuan yang lebih tua yang yang merupakan sedimentasi bentukan channel
terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa (transisi).
kini. Terdiri dari bahan lepas sampai padu
lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Stratigrafi Pegunungan Selatan di Jawa Timur,
Surono dkk. (1992) membagi endapan ini telah diteliti oleh Sartono (1964) dengan
menjadi Formasi Baturetno (Qb), Aluvium daerah telitian di daerah Punung dan
Tua (Qt) dan Aluvium (Qa). Sumber bahan sekitarnya- Pacitan. Susunan litostratigrafinya
rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier sebagaiberikut (dari tua ke muda): Kelompok
Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan Formasi Besole, Formasi Jaten, Formasi
Selatan dan batuan G. Merapi. Endapan Nampol, Formasi Punung.
aluvium ini membentuk Dataran Yogyakarta-
Surakarta dan dataran di sekeliling Bayat. 1. Formasi Besole
Satuan Lempung Hitam, secara tidak selaras
menutupi satuan di bawahnya. Tersusun oleh merupakan satuan batuan tertua yang
litologi lempung hitam, konglomerat, dan tersingkap di daerah ini. Sartono (1964),
pasir, dengan ketebalan satuan ± 10 m. pencetus nama Formasi Besole menyebutkan
Penyebarannya dari Ngawen, Semin, sampai bahwa satuan ini tersusun oleh dasit, tonalit,
Selatan Wonogiri. Di Baturetno, satuan ini tuf dasitan, serta andesit, dimana satuan ini
menunjukan ciri endapan danau, pada Kala diendapkan di lingkungan darat.
Pleistosen. Ciri lain yaitu: terdapat secara
setempat laterit (warna merah kecoklatan) Nahrowi dkk (1978), dengan menggunakan
merupakan endapan terarosa, yang umumnya satuan batuan bernama Formasi Besole,
menempati uvala pada morfologi karst. menyebutkan bahwa formasi ini tersusun oleh
perulangan breksi volkanik, batupasir, tuf, dan
Pegunungan Selatan Bagian Timur lava bantal, diendapkan dengan mekanisme
turbidangit, pada lingkungan laut dalam.
Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada
umumnya merupakan blok yang terangkat dan Samodaria dkk (1989 & 1991) membagi
miring ke arah selatan. Batas utaranya ditandai satuan yang bernama Formasi Besole ini
escarpment yang cukup kompleks. Lebar menjadi dua satuan yaitu Formasi Arjosari
maksimum Pegunungan Selatan ini 55 km di yang terdiri dari perselingan batupasir dan
breksi, yang diendapkan pada lingkungan laut (mengandung fosil Gastrophoda, Pelecypoda,
dangkal, dan Formasi Mandalika yang Coral, Bryozoa, Foraminifera), dengan sisipan
tersusun oleh perselingan breksi, batupasir, tipis lignit. Ketebalan satuan ini mencapai 20-
serta lava bantal diendapkan pada lingkungan 150 m. Diendapkan pada lingkungan transisi –
laut dalam. Terlepas dari perbedaan litologi, neritik tepi pada Kala Miosen Tengah (N9 –
dan lingkungan pengendapan pada satuan yang N10)
bernama Formasi Besole ini, mempunyai
penyebaran menempati morfologi terjal, dan 3. Formasi Wuni
berbukit-bukit. Oleh Sartono (1964), satuan ini
merupakan bagian dari kelompok batuan Old Dengan lokasi tipenya K.Wuni (anak Sungai S
Andesit (van Bemmelen, 1949), seperti halnya Basoka) – Punung, Pacitan (Sartono, 1964),
yang terdapat di Kulon Progo. Jadi secara tersusun oleh breksi, aglomerat, batupasir
umum Formasi Besole tersusun oleh satuan tufan, lanau, dan batugamping. Berdasarkan
batuan volkanik (intrusi), lava dan fauna koral satuan ini berumur Miosen Bawah
volkanoklastik (breksi, sisipan batupasir (Te.5 –Tf.1), berdasarkan hadirnya
tufan). Globorotalia siakensis, Globigerinoides
trilobus & Globigerina praebuloides berumur
Djohor, 1993 meneliti singkapan di Miosen Tengah (N9-N12) (Tim Lemigas).
K.Grindulu (Pacitan-Tegalombo) Ketebalan Formasi Wuni = 150 -200 m.
menyimpulkan urutan Formasi Besole yang Satuan ini terletak selaras menutupi Formasi
tersingkap di daerah tersebut adalah Jaten, dan selaras di bawah Formasi Nampol
sebagaiberikut: bagian bawah terdiri dari
breksi volkanik (pyroclastic), batupasir tufan 4. Formasi Nampol
(greywacke), sisipan crystal tuf, dan
dibeberapa tempat dijumpai intrusi (korok Tersingkap baik di K.Nampol, Kec Punung,
dasit). Bagian tengah tersusun oleh lava Pacitan (Sartono,1964), dengann susunan
dasitik, tuf dasitik, breksi volkanik, batupasir batuan sebagai berikut: bagian bawah terdiri
volkanik, dan sisipan lava basaltik dengann dari konglomerat, batupasir tufan, dan bagian
kekar-kekar kolom, dibe-berapa tempat atas: terdiri dari perselingan batulanau,
dijumpai intrusi korok berkomposisi basaltis, batupasir tufan, dan sisipan serpih karbonan
dan dasitik. Bagian atas didominasi oleh batn dan lapisan lignit. Diendapkan pada Kala
volkanoklastik (perulangan konglomerat, Miosen Awal (Sartono,1964) atau Nahrowi
batupasir tufan, tuf, dengan sisipan breksi dan (1979), Pringgoprawiro (1985), Samodaria &
batulempung). Didapat intrusi berupa volcanic Gafoer (1990) menghitungnya berumuri
neck berkomposisi andesitik. Juga dijumpai Miosen Awal – Miosen Tengah. Ketiga
sisipan tipis batulempung gampingan yang formasi (Jaten, Wuni, Nampol) berhu-bungan
mengandung foraminifera planktonik serta jari-jemari dengan bagian bawah Formasi
bongkah batu-gamping berukuran mencapai Punung.
±1 m didalam tubuh tuf. Secara tidak selaras di
5. Formasi Punung
atasnya terdapat Formasi Jaten.
dengan lokasi tipenya di daerah Punung,
2. Formasi Jaten
Pacitan, tersusun oleh dua litofasies yaitu:
Dengan lokasi tipenya K.Jaten – Donorojo, fasies klastika dan fasies kar-bonat (Sartono,
Pacitan (Sartono 1964), tersusun oleh 1964). Fasies karbonat, tersusun oleh batu-
konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung gamping terumbu, batugamping bioklastik,
batugamping pasiran, napal, dimana satuan ini secara tidak selaras Formasi Nampol (Sartono,
merupakan endapan sistim karbonat paparan. 1964). Sedangkan menurut Nahrowi (1979),
Ketebalan fasies ini 200-300 m, berumur Pringgoprawiro (1985) Formasi Punung
Miosen Tengah-Atas (N9-N16). Sedangkan menutui secara tidak selaras Formasi Besole,
fasies klastika tersusun oleh perselingan dengan saling menjari dengan Formasi Jaten,
batupasir tufan, batupasir gampingan, lanau Wuni, dan Nampol.
dan serpih. Ketebalan satuan ini 76 -230 m.
Berdasarkan kandungan fosil foram 6. Endapan Tersier
menunjukan umur Miosen Tengah (N15),
diendapkan pada lingkungan nertitik tepi. Di daerah Pegunungan Selatan bagian Timur,
Hubungan dengan fasies karbonat adalah endapan yang paling muda adalah endapan
menjari, dan kedua satuan fasies ini menutupi terarosa dan endapan sungai yang secara tidak
selaras menutupi seri endapan Tersier

Anda mungkin juga menyukai