4 Bab II Tinjauan Pustaka
4 Bab II Tinjauan Pustaka
4 Bab II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Fisiografi
bagian dari Pegunungan Kulon Progo dimana secara fisiografi regional termasuk
bagian dari Zona Kubah dan Perbukitan dalam Depresi Sentral. Bentang alam
Pegunungan Kulon Progo membentuk struktur kubah agak lonjong (oblong dome)
(van Bemmbelen, 1949, dalam Bronto, 1999). Sumbu panjang kubah Kulon Progo
itu berarah utara timurlaut – selatan baratdaya sepanjang 32 kilometer dan sumbu
Lokasi Penelitian
Gambar 2.1 Fisiografi Pegunungan Kulon Progo dan sekitarnya (Van Bemmelen, 1949
4
Fisiografi Pegunungan Kulon Progo dikelilingi oleh dataran rendah dengan
ketinggian di atas muka air laut kurang lebih 200 meter disebelah utara dan
menurun hingga mencapai garis pantai ke arah selatan, berbatasan dengan Lautan
India. Ke arah utara Pegunungan Kulon Progo dibatasi oleh dataran Kedu –
Magelang yang tersusun oleh endapan Gunung api Merapi dan Gunung api
Sumbing. Disebelah timur dibatasi oleh lembah Sungai Progo dan dataran
Yogyakarta yang menerus ke selatan hingga pantai selatan Pulau Jawa. Dataran
Yogyakarta ini tersusun oleh endapan aluvium yang berasal dari Gunung Api
Merapi. Di sebelah selatan, Pegunungan Kulon Progo dibatasi oleh dataran aluvium
pantai selatan Pulau Jawa. Di sebelah barat pegunungan ini berbatasan dengan
dataran aluvium Bagelen – Purworejo dan sebagai aliran sungai utama di antaranya
hasil pengerjaan kembali dari Pegunungan Kulon Progo dan Pegunungan Serayu
terletak di bagian tengah Pegunungan Kulon Progo. Dataran ini di bagian atasnya
Pola aliran utama di Pegunugan Kulon Progo adalah radier menjauhi pusat
maupun trelis karena terpengaruh oleh faktor–faktor endogen (litologi dan struktur)
5
2.1.2. Stratigrafi
Progo yang dimana Pegunungan Kulon Progo dibagi menjadi empat formasi,
(Rahadjo, dkk., 1977, dalam bronto 1999). Keempat formasi batuan tersebut
Pegunungan Kulon Progo. Formasi ini terdiri dari batupasir dengan sisipan lignit,
(1974) dalam Bronto (1999) menyatakan bahwa, bagian bawah Formasi Nanggulan
tersusun terutama oleh endapan laut dangkal berupa batupasir, serpih dengan
perselingan napal dan lignit. Bagian atas formasi ini dicirikan oleh batuan yang
bersifat napalan yang menunjukkan endapan laut yang lebih dalam dengan fasies
mempunyai kisaran umur antara Eosen Tengah sampai Oligosen Awal (Rahardjo,
Formasi Andesit Tua (Old Andesite Formation) terletak tidak selaras diatas
Formasi Nanggulan (van Bemmelen, 1949, dalam Bronto 1999). Formasi Andesit
Tua ini terdiri dari breksi andesit, tuff, tuff alpili, aglomerat, dan sisipan lava
andesit. Lavanya terutama terdiri dari andesit hiperstene dan andesit augit-
hornblenda. Ketebalan Formasi Andesit Tua ini kurang lebih 660 m. Kepingan tuff
6
napalan, yang merupakan hasil rombakan dari lapisan batuan andesit tua bagian
yang menunjukkan umur Oligosen Atas. Oleh karena Formasi Andesit Tua ini di
daerah Kulon Progo ditutupi oleh Formasi Sentolo yang berumur Miosen Bawah,
maka Formasi Andesit Tua diperkirakan berumur Oligosen Atas sampai Miosen
dkk. (1994) dalam Bronto (1999) telah melaporkan analisis umur mutlak batuan
Andesit Tua dan batuan terobosan di daerah Kulon Progo yang berumur Oligosen
Formasi Andesit Tua kemudian diterobos oleh magma yang membentuk batuan
beku intrusi andesit, dasit dan diorit (van Bemmelen, 1949; Raharjo dkk., 1977,
dalam Bronto 1999). Formasi Andesit Tua dan batuan intrusi tersebut merupakan
hasil kegiatan tiga buah gunung api yang terdapat di wilayah Pegunungan Kulon
Progo, yaitu Gunung api Gajah, Gunung api Ijo, dan Gunung api Menoreh.
dengan litologi penyusun formasi ini terutama batugamping terumbu yang pada
7
van Bemmelen (1949) dalam Bronto (1999) adalah tidak selaras diatas Formasi
kedudukan kedua formasi tersebut adalah menjari yang dimulai sejak Miosen
bongkah berlapis yang tersusun oleh endapan piroklastik, aliran lava dan endapan
longsoran itu bergerak sejauh 30-35 km dengan volume mencapai 10km³ dan
Gambar 2.2 Daerah Penelitian (dalam Peta Geologi Regional Lembar Yogyakarta
8
2.2 Geologi Struktur
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk atau arsitektur batuan akibat proses deformasi serta menjelaskan proses –
bentuk, lokasi, ukuran, dan orientasi suatu batuan akibat gaya (force) yang terjadi
di dalam bumi.
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: Kekar (fractures) dan
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb
c) kenampakan breksiasi.
lain seperti sesar maupun lipatan. Secara kejadiannya (genetik), kekar dapat
A. Kekar gerus (shear joint) adalah rekahan yang bidang - bidangnya terbentuk
referensi menyebut tipe kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang
60o sebagai shear joint, dan kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih
9
kurang 30o hybrid joint. Namun dalam McClay, 1987 menyatakan bahwa
hybrid joint secara genetik adalah perpaduan antara extension dan shear
merenggang dan bergeser. Ciri – ciri kekar gerus: Biasanya bidangnya licin,
memotong seluruh batuan, biasanya ada gores garis, bidangnya rata (licin)
dan berpasangan.
Extension joint sendiri dapat dibedakan sebagai extension joint yang bidang
rekahnya searah dengan arah tegasan utama, dan release joint yang
terhadap gaya utama. Pembedaan kedua jenis kekar ini terutama didasarkan
pada sifatnya. Ciri- ciri kekar tarik: Tidak teratur, bidang - bidangnya tidak
10
Gambar 2.3 Pola kekar berdasarkan genetiknya yang menunjukkan
hubungan pola tegasan dengan pola kekar yang terbentuk (Hobs, 1976).
Gambar 2.4 Hubungan antara pola tegasan dan jenis-jenis sesar yang
terbentuk
11
Didalam analisa, kekar dapat dipakai untuk membantu menentukan
Cara ini sangat lemah dan umumnya dipakai pada daerah yang lebih luas
(regional) dan data yang dipakai tidak hanya kekar, tetapi juga sesar yang
dapat diamati dari peta topografi, foto udara dan citra landsat.
gejala yang terdapat pada jalur sesar. Mengingat bahwa akibat gerak dari
sesar, struktur kekar juga dapat terbentuk. Beberapa contoh gerak sesar
dapat menimbulkan pola kekar “pinnate” (struktur bulu ayam), “en echelon”
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
lipatan sinklin dan lipatan antiklin. Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang
cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke
arah atas. Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat
dikelompokkan menjadi :
12
a. Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
b. Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu
utama.
g. Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
1993).
kedudukan lapisan dari lapangan, atau pembuatan penampang dari peta geologi.
13
Metode yang digunakan adalah metode busur lingkar (arc methode), dasar dari
metode ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu
busur lingkaran secara langsung apabila data yang ada hanya kemiringan dan
batas lapisan hanya setempat (Busk, 1928, dalam Prastistho, 1993). Apabila
klasifikasi Fleuty (1964) bedarsarkan hinge surface dan hinge line nya, atau
14
Tabel 2.1 Klasifikasi lipatan berdasarkan kemiringan hinge surface dan
Gambar 2.7 klasifikasi lipatan berdasarkan dip, rake, plunge dari hinge
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan
bumi yg menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain.
15
Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar
terhadap blok yg lain. Pergerakan yg tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa
mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau zona
rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004). Sesar
terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara dua sisi
yang terdapat sesar tersebut (Williams, 2004). Beberapa istilah yang dipakai
a. Jurus sesar (strike of fault) adalah arah garis perpotongan bidang sesar
b. Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang
c. Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada
d. Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip
16
Gambar 2.8 Komponen geometri pada bidang sesar (Twiss dan Moore, 1992)
Dalam penjelasan sesar, digunakan istilah hanging wall dan foot wall
sebagai penunjuk bagian blok badan sesar. Hanging wall merupakan bagian tubuh
batuan yang relatif berada di atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan
Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif
17
konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan
ketika kita melihat pergeseran pada setiap patahan, kita tidak mengetahui
sisi yang sebelah mana yang sebenarnya bergerak atau jika kedua sisinya
dapat kita tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai
“hanging wall block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal
b. Normal Faults – adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional
horisontal pada batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah
block”.
c. Horsts & Gabens – Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi
kasus yang demikian, maka bagian dari blok-blok yang turun akan
sebagai “horst”. Contoh kasus dari pengaruh gaya tegasan tensional yang
bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah “East African Rift Valley”
18
“Rift”. Contoh lainnya yang saat ini juga terjadi pemekaran kerak bumi
adalah wilayah di bagian barat Amerika Serikat, yaitu di Nevada, Utah, dan
Idaho.
patahannya lebih kecil dari 150. . Pergeseran dari sesar “Thrust fault” dapat
horisontal mengikuti arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari tegasan
geser yang bekerja di dalam kerak bumi. Patahan jenis “strike slip fault”
mengamati pada salah satu sisi bidang patahan dan dengan melihat kearah
bidang patahan yang berlawanan, maka jika bidang pada salah satu sisi
fault”. Jika bidang patahan pada sisi lainnya bergerak ke arah kanan, maka
“strike slip fault” yang sangat terkenal adalah patahan “San Andreas” di
19
h. Transform-Faults adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi
pada batas lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan
luar dari kedua batas pematang tidak terjadi pergerakan relatif diantara
kedua bloknya karena blok tersebut bergerak dengan arah yang sama.
Daerah ini dikenal sebagai zona rekahan (fracture zones). Patahan “San
Secara umum pengenalan dan gejala umum adanya sesar dapat dilihat dari:
1. Dari peta topografi, foto udara atau citra satelit : Berupa kelurusan gawir,
Lipatan (minor)
20
Bidang sesar dan cermin gores-garisnya (slikencsides, striation,
groove)
Mengingat struktur sesar adalah rekahan di dalam bumi yang ditimbulkan karena
“dip-slip”.
21
1. Thrust Slip Fault 12. Lag Slip Fault
10. Right Normal Slip Fault 21. Left Reverse Slip Fault
11. Normal Right Slip Fault 22. Reverse Left Slip Fault
penelitian dan untuk mencoba menerangkan proses dan mekanisme struktur pada
daerah penelitian dilakukan pendekatan dengan model struktur Mulai dari model
struktur yang berskala mikro hingga kewilayahan/regional. Maka dari itu perlu
adanya pemahaman lebih lanjut untuk menerapkan model yang ada sesuai dengan
fakta yang ada. Walaupun demikian dalam penerapan model tersebut akan lebih
sulit apabila ada beberapa struktur yang terbentuk dalam waktu yang berbeda.
Sehingga kejadian dari struktur tersebut merupakan kejadian yang berbeda dari
22
Berikut model struktur yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya
sebagai berikut:
Anderson (1951) klasifikasi suatu sesar didasarkan atas fakta bahwa tidak
ada shearing stress dapat dijumpai pada permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk
penyesaran yang keberadaannya dekat dengan permukaan bumi, suatu dari tegasan
yang utama ( σ1, σ2, atau σ3) harus tegak lurus terhadap permukaan bumi, oleh
2. Sesar mendatar σ2 vertikal dan σ1 atau σ3 horisontal. Pada kasus ini bidang
23
2.3.2 Permodelan Sesar Mendatar Moody and Hill (1956)
tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal,
adalah vertikal.
sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem
sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral
Moody dan Hill (1956), membuat model pembentukan sesar mendatar yang
dikaitkan dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar
orde I membentuk sudut kurang lebih 30° terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik
terjadi bersamaan atau salah satu saja. Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran
yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu terhadap sesar orde I. Lebih lanjut
24
Gambar 2.12 Pemodelan Sesar Mendatar (Moody and Hill, 1956).
diakibatkan oleh adanya tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan
apabila peoses ini berlangsung terus rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan
melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut satu sesar dengan sesar
lainnya.
1) Jika suatu materi yang homogen dikenai suatu gaya kompresi akan
25
sudut 150 antara 450 bidang gerus maksimum dan 300 bidang gerus yang
2) Suatu kompresi stress yang mengenai suatu materi homogen, pada umumnya
permukaan dengan tegasan gerusnya nol, dan seringkali tegak lurus atau
normal terhadap salah satu arah tegasan, akibatnya salah satu dari tiga arah
3) Orde kedua dari sistem ini muncul dari tegasan orde kedua yang berarah 450
dari tegasan utama orde pertama atau tegak lurus terhadap bidang gerus
maksimal orde pertama. Bidang gerus orde kedua ini akan berpola sama
4) Orde ketiga dalam sistem ini arahnya akan mulai menyerupai arah orde
pertama, sehingga tidak mungkin atau sangat sulit untuk membedakan orde
Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954),
yaitu model ini berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat
reaktivasi sesar pada batuan dasar atau dengan kata lain sesarnya merupakan sesar
primer.
menjelaskan bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang terdapat pada jalur sesar
26
adalah hasil dari 2 tegasan utama yang bekerja pada sesar tersebut. 2 Tegasan utama
tersebut menghasilkan komponen tarik atau extension (E) dan komponen tekan atau
compression (C).
Perbedaan yang paling mendasar dari model Moody dan Hill ,dan Harding
adalah arah gaya pembentuknya. Jika Moody dan Hill lebih meyakini pure shear
Pure Shear merupakan deformasi yang terjadi hanya pada satu sumbu saja
yang arah gayanya berlawanan. Selama terjadi pure shear elipsoid tidak mengalami
rotasi sama sekali sehingga kenampakan yang terjadi hanyalah memipih. Simple
shear merupakan deformasi yang terjadi pada sumbu yang parallel dan memiliki
arah gaya yang berlawanan. Pada simple shear terjadi rotasi. Walaupun pada kedua
teori tersebut belum dapat memenuhi semua kejadian struktur geologi yang ada.
Tetapi apabila dengan menggunakan pendekatan yang tepat dengan demikian maka
Pada Pure shear terjadi sesar yang bersilangan dan berpasangan akibat dari
tegasan utama yang arahnya utara-selatan dan adanya ekstension yang arahnya
27
Gambar 2.13 Perbedaan pure shear dan simpel shear ( Harding 1973)
Gambar 2.14 Konsep simpel shear untuk menjelaskan hubungan struktur geologi
(Harding1973)
28