43+JIPJISK+VOL+13+NO+3+Juli+2023+Hal+1083 1088+ (Muhammad+Ansyari Bety)
43+JIPJISK+VOL+13+NO+3+Juli+2023+Hal+1083 1088+ (Muhammad+Ansyari Bety)
43+JIPJISK+VOL+13+NO+3+Juli+2023+Hal+1083 1088+ (Muhammad+Ansyari Bety)
ABSTRAK
Asma dapat terjadi karena munculnya inflamasi kronis pada jalan napas karena hiperaktivitas bronkus
dan obstruksi jalan napas. Penyakit ini menganggu terbawanya oksigen ke paru-paru dan rongga dada.
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman keluarga dalam
merawat anak dengan asma Di UGD Puskesmas Cempaka Kab Banjar. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan desain kualitatif fenomenologi deskriptif. Populasi penelitian ini adalah
keluarga yang memiliki anak penyakit asma, Berdasarkan data yang diperoleh peneliti memilih
partisipan sebanyak 4 partisipan. Teknik pengambilan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam. Hasil dianalisa dengan analisa tematik.
Hasil penelitian didapatkan hasil 3 tema besar yaitu (1) Konsep Asma dimana Semua keluarga
mengungkapkan bahwa asma ada sesak dan tidak tahu tentang jenis asma. Mereka umumnya memiliki
pengetahuan yang sama tentang asma. (2) tindakan keluarga yang langsung membawa anaknya
kepelayananan kesehatan yang menjadi hal prioritas pada anak (3) Respon Tenaga Kesehatan langung
memberikan respon cepat pada pasien anak yang datang dengan asma. Simpulan dari penelitian ini
adalah pengalaman keluarga dalam merawat anak dengan asma di UGD yaitu memiliki pengetahuan
yang kurang tentang asma namun telah memiliki respon yang sangat baik serta cepat dalam hal
membawa kepelayananan kesehatan. Hasil penelitian ini didapatkan 3 tema yan dapat dikatakan
mempengaruhi perawatan asma pada anak terutama yang memaparkan berbagai pengalaman keluarga
yang mengalami asma pada anak antara lain tema konsep asma, tindakan keluarga dan respon tenaga
kesehatan.
ABSTRACT
Asthma can occur due to the appearance of chronic inflammation in the airways due to bronchial
hyperactivity and airway obstruction. This disease interferes with the carrying of oxygen to the lungs
and chest cavity. The purpose of this study was to get an overview of the family's experience in caring
for children with asthma in the emergency room of the Cempaka Health Center, Banjar Regency. The
method used in this study uses a descriptive phenomenological qualitative design. The population of this
study were families who had children with asthma. Based on the data obtained, the researchers chose
4 participants. The sampling technique used purposive sampling technique. Data collection techniques
with observation and in-depth interviews. The results were analyzed by thematic analysis. The results
of the study showed that there were 3 major themes, namely (1) the concept of asthma where all families
said that they had shortness of breath and did not know about the type of asthma. They generally have
the same knowledge about asthma. (2) the actions of families who directly bring their children to health
services which are a priority for children (3) The response of health workers directly provides a quick
response to pediatric patients who come with asthma. The conclusion of this study is the experience of
families in caring for children with asthma in the ER, namely having less knowledge about asthma but
having a very good and fast response in terms of bringing health services. The results of this study
obtained 3 themes which can be said to influence asthma care in children, especially those that describe
1083
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 13 No 3, Juli 2023
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
various experiences of families experiencing asthma in children, including the theme of the concept of
asthma, family actions and responses of health workers.
PENDAHULUAN
Asma terjadi karena adanya masalah atau gangguan inflamasi kronis pada jalan napas
(Nugroho, Supriyo, Sumarni, & Amirudin, 2023). Penyakit ini didasari karena hiperaktivitas
bronkus dan obstruksi pada jalan napasnya (Ilyas, 2016). Gejala yang muncul pada kasus asma
ini adalah terjadinya gangguan pernapasan yaitu terasa sesak, terjadinya batuk produktif
terutama pada malam hari atau menjelang pagi, selanjutnya ada rasa dada tertekan (Sarina &
Widiastuti, 2023). Asma memiliki faktor risiko yang mana menyebabkan reaksi hingga muncul
gejala tadi. Faktor resiko tadi dapat terjadi karena interaksi antara faktor penjamu seperti
predisposisi genetik dan faktor lingkungan (Nursalam, Hidayati, & Sari, 2009).
WHO menyatakan sekitar 300 juta orang di seluruh dunia terjangkit asma. Data menyebutkan
sekitar 250.000 dari data jangkitan asma telah mengalami kematian (Natul & Yona, 2021).
Mayoritas kematian karena asma ini terjadi pada negara dengan ekonomi rendah-sedang. Kasus
asma terus mengalami peningkatan terutama di negara-negara berkembang yang mana dapat
terjadi akibat perubahan gaya hidup dan peningkatan polusi udara (Olaniyan et al., 2017). Data
dari Kementerian Kesehatan RI, (2018) menyampaikan prevalensi asma di Indonesia sebanyak
4,5% dari populasi yaitu sekitar 11.179.032 (Susetha, 2020). Penyakit asma yang diderita ini
dapat berpengaruh pada disabilitas dan kematian dini, terlebih terjadi pada anak usia 10-14
tahun dan orang tua usia 75-79 tahun. Sedangkan pada selain usia tersebut terjadi lebih banyak
yang menunjukkan efek disabilitas. Melihat data yang ada asma termasuk dalam 14 besar
penyakit yang menyebabkan disabilitas di seluruh dunia (Nolanda, 2019).
Data dari Riset Kesehatan Dasar menyatakan prevalensi asma tertinggi ada di provinsi DI
Yogyakarta yaitu sebesar 4,5%. Sedangkan presentase di provinsi Jawa Tengah sebesar 1,8%
atau 132.565 kasus. Asma menjadi prevalensi penderita asma anak di Indonesia usia 1-4 tahun
sebesar 1,6% dan usia 5-14 tahun sebesar 1,9% (Kemenkes RI, 2019). Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan didapatkan jumlah pasien anak yang mengalami asma pada bulan Januari
sebanyak 3 orang, Februari 2 orang, Maret 1 pasien, dan September 1 pasien total ada 7 pasien.
Peneliti juga mendapatkan bahwa anak yang masuk dengan asma di unit gawat darurat
ditangani langsung tanpa menunggu urusan administrasi, tidak lebih 3 menit anak di berikan
terapi nebulizer sebagai penanganan pertama, 10 menit dilakukan evaluasi apakah anak masih
mengalami sesak jika masih sesak akan di berikan lagi nebulizer kedua. Melihat masalah yang
ada maka peneliti bertujuan mendapatkan gambaran tentang pengalaman keluarga dalam
merawat anak dengan asma di UGD Puskesmas Cempaka Kabupaten Banjar.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif jenis fenomenologi. Populasi penelitian ini adalah
keluarga yang memiliki anak penyakit asma. partisipan sebanyak 4 partisipan Metode
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara
mendalam (indepth interview). Hasil dianalisa dengan analisa tematik.
HASIL
Hasil penelitian ini di peroleh melalui wawancara dengan beberapa partisipan, tema yang
teridentifikasi dari hasil penelitian adalah sebanyak 3 tema utama yang memaparkan berbagai
pengalaman keluarga yang mengalami asma pada anak. Tema tersebut adalah: (1) Konsep
1084
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 13 No 3, Juli 2023
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Jenis asma
Uraian ketidaktahuan keluarga tentang jenis asma di ungkapkan dari hasil wawancara sebagai
berikut:
Kurang tahu mas (P2)
Kada tahu ku lah (P3)
Kada paham aku (P4)
Kutipan di atas partisipan dapat menyebutkan tentang asma tapi pada jenis asma hampir seluruh
partisipan tidak tahu tentang jenis asma.
1085
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 13 No 3, Juli 2023
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Respon cepat
Respon cepat yang di berikan oleh tenaga kesehatan merupakan sesuatu yang penting, berikut
hasil wawancara peneliti dengan keluarga pada pasien yang memiliki anak yang menderita
asma, sebagai berikut:
Pas datang tu langsung diperiksanya dan diuap (P1)
Responnya cepat cepat aja rata-rata gercep (P2)
Pas mendengar anakku bebunyi langsung buhannya bediri mendatangi(P3)
Lansgung di beri tindakan di asapi (P4)
PEMBAHASAN
Konsep Asma
Konsep asma terbentuk dari tema gambaran keluarga yang memiliki penyakit asma. Tema
tersebut di bentuk menjadi sub tema yaitu sesak dan ketidaktahuan tentang jenis asma. Semua
keluarga mengungkapkan bahwa asma ada sesak dan tidak tahu tentang jenis asma. Mereka
umumnya memiliki pengetahuan yang sama tentang asma. Asma adalah kondisi saat saluran
udara meradang, sempit dan membengkak, dan menghasilkan lendir berlebih sehingga
menyebabkab sulit bernapas (Holst, Sabedin, Sabedin, & Vermehren, 2023). Asma dapat terjadi
dalam kondisi ringan namun tetap saja mengganggu aktivitas sehari-hari, dalam kondisi yang
lanjut dapat menyebabkan serangan yang mengancam jiwa (Erna, 2023).
Pada kasus asma kondisi yang terjadi adalah kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk, dan napas
berbunyi (Sugandi, 2023). Pada saat terjadinya serangan penderita seringnya merasakan tidak
nyaman dan membutuhkan bantuan orang terdekat untuk memenuhi kebutuhan akibat
ketidaknyamanan yang terjadi (Dewi, Kartinah, Rahayuningsih, Kristanto, & Zahra, 2023).
Cahyaningsih (2018) menyebutkan keluarga memiliki peran atau pengaruh utama dan penting
dalam pelayanan kesehatan fisik maupun mental setiap anggota keluarganya. Pengetahuan
tentang penyakit dalam keluarga adalah focus utama agar dapat menciptakan keluarga yang
sehat. Sejalan dengan 5 tugas keluarga yang pertama yaitu mengenali masalah kesehatan.
Dengan keluarga mengenali masalah kesehatan diharapkan dapat mengambil keputusan
terhadap keluarganya yang sakit serta dapat merawat keluarganya yang sakit. Selain itu dengan
mengenali masalah atau memiliki pengetahuan yang cukup maka diharapkan dapat
memodifikasi lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Salamung et al., 2021). Melihat hal ini maka
jelas dapat diambil tema konsep asma harus dipahami oleh keluarga agar dapat merawat
anggota keluarga yang sakit.
Tindakan keluarga
Tindakan keluarga dalam memberikan pertolongan pada anak yang mengalami asma baik
dengan cara membawa anak kepelayanan kesehatan terdekat atau pun tenaga kesehatan
merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kegawatan pada anak yang
mengalami asma. Anak-anak bergantung pada orang tua untuk pengendalian asma (Ajmala,
Lestari, Fathana, & Hidayat, 2023). Tingkat pengetahuan keluarga tentang asma pada anak
memang mempengaruhi tingkat pengendalian asma (Abu-Shaheen, Nofal, & Heena, 2016). Hal
ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa pengetahuan mempengaruhi persepsi penyakit, dan
pada akhirnya mempengaruhi manajemen dan motivasi untuk memastikan pengendalian yang
memadai. Hasmira, (2016) menyebutkan dalam penelitiannya yang bertujuan mengetahui sikap
keluarga terhadap pencegahan kekambuhan penyakit asma di Kelurahan Abeli Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Kota Kendari didapatkan Sikap keluarga dalam pencegahan kekambuhan
penyakit asma secara umum kategori baik sebanyak 43 responden (89,6%) da nkategori kurang
sebanyak 5 responden (10,4%)
1086
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 13 No 3, Juli 2023
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
SIMPULAN
Hasil penelitian didapatkan kesimpulan adanya gambaran pengalaman keluarga dalam merawat
anak dengan asma Di UGD Puskesmas Cempaka Kab Banjar pengalaman keluarga yang
mengalami asma pada anak memiliki pengetahuan yang kurang tentang asma namun telah
memiliki respon yang sangat baik serta cepat dalam hal membawa kepelayananan kesehatan.
Hasil penelitian ini didapatkan 3 tema yan dapat dikatakan mempengaruhi perawatan asma pada
anak terutama yang memaparkan berbagai pengalaman keluarga yang mengalami asma pada
anak antara lain tema konsep asma, tindakan keluarga dan respon tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu-Shaheen, A. K., Nofal, A., & Heena, H. (2016). Parental Perceptions and Practices toward
Childhood Asthma. BioMed Research International, 2016, 6364194.
https://doi.org/10.1155/2016/6364194
Ajmala, I. E., Lestari, R., Fathana, P. B., & Hidayat, M. (2023). Seminar Awam: Kenali Asma Dan
Tangani Dengan Tepat. Jurnal PEPADU, 4(1), 49–52.
Dewi, E., Kartinah, Rahayuningsih, F. B., Kristanto, B., & Zahra, R. C. (2023). Upaya Peningkatan
Literasi Tentang Self-Management. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(1), 1–2.
Hasmira. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Peserta Didik Tunarungu Kelas Dasar
Iii Di Slb Ypac Makassar Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Holst, S. S., Sabedin, E., Sabedin, E., & Vermehren, C. (2023). A Shift in Asthma Treatment According
to New Guidelines: An Evaluation of Asthma Patients’ Attitudes towards Treatment Change.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 20(4).
https://doi.org/10.3390/ijerph20043453
Ilyas, M. (2016). Antisipasi dan tatalaksana kegawatdaruratan respirasi pada jamaah haji. UNHAS.
Kasrin, D., Pratiwi, L., & Rizkifani, S. (2022). Penggolongan Obat Berdasarkan Peresepan Obat Asma
Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr Agoesdjam Ketapang. Journal Syifa Sciences and Clinical
Research (JSSCR), 4(1), 179–189.
Kemenkes RI. (2019). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI, 53(9),
1689–1699.
1087
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 13 No 3, Juli 2023
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Natul, F. K., & Yona, S. (2021). Buteyko Breathing Technique (Bbt) Terhadap Perubahan Nilai Peak
Expiratory Flow Rate (Pefr) Dan Kualitas Hidup Penderita Asma. Jurnal Keperawatan Silampari,
5(1), 478–487. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2965
Nolanda, A. D. (2019). Prevalensi Penyakit Asma Rawat Jalan Pada Anak Usia 1-17 Tahun Di RSUD
Berkah Pandeglang Periode 1 Agustus 2018- 31 JULI 2019. Univeristas Kristen Indonesia.
Nugroho, P., Supriyo, Sumarni, & Amirudin, Z. (2023). Studi Kasus : Efektivitas Latihan Batuk Efektif
Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Asma Bronkial Di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
Pekalongan. The Journal of Cross Nursing Copyright, 4(1), 1–8. Retrieved from
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/LIK
Nursalam, Hidayati, L., & Sari, N. P. W. P. (2009). Asthma Risk Factors and Prevention Behaviour
Relate to Asthma Level of Control. Jurnal Ners, 4(1), 9–18.
Olaniyan, T., Jeebhay, M., Röösli, M., Naidoo, R., Baatjies, R., Künzil, N., … Dalvie, M. A. (2017). A
prospective cohort study on ambient air pollution and respiratory morbidities including childhood
asthma in adolescents from the western Cape Province: study protocol. BMC Public Health,
17(1), 712. https://doi.org/10.1186/s12889-017-4726-5
Putra, A. K. M., Sholehah, B., Handoko, Y. T., & Rahman, H. F. (2022). Hubungan Waktu Tanggap
(Respon Time) Dengan Kepuasan Pelayanan Kegawatdaruratan Pada Pasien Asma Di Unit Gawat
Darurat. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(2), 713–720.
https://doi.org/https://doi.org/10.37287/jppp.v4i2.956
Salamung, N., Pertiwi, M. R., Ifansyah, M. N., Riskika, S., Maurida, N., Suhariyati, … Rumbo, H.
(2021). Keperawatan Keluarga ( FAMILY NURSING ). (Risnawati, Ed.). Pamekasan: Duta Media
Publishing.
Sarina, D. D., & Widiastuti, S. (2023). Analisis Asuhan Keperawatan Melalui Intervensi Clapping Dan
Postural Drainage Dengan Masalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Dengan Diagnosa
Bronchopneumonia. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM, 6(3), 1101–
1109.
Simandalahi, T., Morika, H. D., Sartiwi, W., Indah, R., & Dewi, S. (2019). Hubungan Response Time
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien DI. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 5(2), 127–132.
Susetha, M. (2020). Asuhan Keperawatan pada Anak Asma bronkial dengan Ketidakefektifan bersihan
Jalan napas di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Universitas Bhakti Kencana
Bandung.
1088