1137-Article Text-9534-1-10-20230818
1137-Article Text-9534-1-10-20230818
1137-Article Text-9534-1-10-20230818
Kata Kunci: Panti Asuhan Pelita Harapan telah berupaya membina dan mengasuh anak panti dalam berbagai
Pendampingan, aspek, termasuk pendidikan, kesehatan jasmani, dan pembinaan rohani. Namun, pelayanan
Softskill, pendidikan di panti asuhan menghadapi masalah utama terkait keterbatasan jumlah dan latar
Anak-Anak, belakang pendidikan pembina yang menghambat pembinaan di panti. Pendidikan formal yang
Panti Asuhan, diterima anak asuh masih dirasa belum cukup untuk meningkatkan karakter dan keterampilan
Pengabdian Kepada Masyarakat mereka menghadapi tuntutan masa depan. Pembelajaran informal di panti belum mengalami
pembaruan seperti yang diterapkan di sekolah modern saat ini, sehingga belum memberikan
peningkatan yang optimal dalam kemampuan belajar dan karakter anak-anak panti. Dalam
mengatasi masalah ini, pendekatan softskill diterapkan untuk membentuk karakter dan
mengembangkan keterampilan anak-anak panti. Pendekatan ini melibatkan proses pembelajaran
dan pembangunan karakter melalui kegiatan yang menarik dan memotivasi anak-anak untuk
berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan soft
skill anak di panti asuhan Pelita Harapan, dengan focus pembentukan karakter yang kuat,
pengembangan keterampilan sosial dan intelektual, serta persiapan menghadapi masa depan
yang kompleks. Metode penelitian melibatkan tahap persiapan, identifikasi masalah, observasi
di panti asuhan, dan wawancara dengan pihak terkait. Dengan pendekatan soft skill, diharapkan
anak-anak panti asuhan dapat menjadi individu yang tangguh, mampu berfikir kritis, kreatif,
dan inovatif dalam menghadapi kondisi yang sulit diprediksi.
ABSTRACT
Keywords: Pelita Harapan Orphanage has made efforts to nurture and care for the children in various
Mentoring, aspects, including education, physical health, and spiritual development. However, the
Soft Skills, educational services in the orphanage face a major problem related to the limited number and
Children, Orphanage, educational background of the caregivers, which hinders the development within the orphanage.
Community Service The formal education received by the foster children is still considered insufficient to enhance
their character and skills in facing future demands. The informal learning in the orphanage has
not undergone updates like those implemented in modern schools today, thus failing to provide
optimal improvement in the learning abilities and character of the children. To address this issue,
a soft skills approach is implemented to shape the character and develop the skills of the
orphanage children. This approach involves a learning and character-building process through
engaging activities that motivate children to think critically and discover new things. This study
aims to enhance the soft skills of the children in Pelita Harapan Orphanage, with a focus on
developing strong character, social and intellectual skills, and preparing them for a complex
future. The research method involves preparation stages, problem identification, observations in
the orphanage, and interviews with relevant parties. Through the soft skills approach, it is
expected that the orphanage children can become resilient individuals who can think critically,
creatively, and innovatively in facing unpredictable conditions.
This is an open access article under the CC–BY-SA license.
1626
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
I. PENDAHULUAN
Panti Asuhan Pelita Harapan ini telah berupaya untuk membina dan mengasuh anak-anak panti yang ada
dalam berbagai keadaan, diantaranya pembinaan pendidikan, pembinaan jasmani juga pembinaan rohani.
Untuk pembinaan Pendidikan, panti menyerahkan pembinaannya kepada sekolah formal. Panti asuhan Pelita
Harapan memiliki 25 anak asuh, 6 orang anak belum bersekolah, 15 orang sedang mengenyam pendidikan SD
dan 4 orang pendidikan SMP. Dalam era digital saat ini kemampuan anak dalam menguasai keterampilan (hard
skill) memang dibutuhkan, namun menguasai keterampilan saja tidak cukup tanpa mempunyai kepribadian,
karakter personal (soft skill) (Elfindri, 2015). Pengajar atau pembina anak-anak dalam pembelajaran
mempunyai peranan penting dalam menunjang tercapainya kemampuan dalam mengembangkan karakter (soft
skill) (Jumanta Hamdayama, 2015).
Penguasaan terhadap metode belajar yang baik sebenarnya dapat menggambarkan tentang bagaimana
kemampuan penguasaan anak panti asuhan terhadap keterampilan belajar dan soft skill, karena dengan
menguasai keterampilan belajar dan soft skill, mereka akan menyadari bagaimana cara belajar yang baik
sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap cara belajarnya karena keterampilan belajar dan soft skill
akan menunjang keberhasilan dalam kehidupan mereka di masa mendatang (Welly Indra, 2021). Pendidikan
formal yang telah didapat anak asuh dirasakan belum cukup untuk meningkatkan karakter dan kemampuan
skill anak asuh dalam menghadapi tingginya tuntutan kualitas SDM saat ini, khususnya untuk menghadapi
tantangan kehidupan mereka di masa mendatang. Hal Ini ditunjukkan dari laporan hasil evaluasi belajar yang
diberikan oleh sekolah terhadap anak panti yang di survei, menyebutkan bahwa rata-rata anak panti masih
perlu pembinaan lanjutan di rumah. Untuk melakukan pembinaan pendidikan informal lanjutan di panti, cara
yang dilakukan oleh panti, yaitu dengan cara belajar bersama antar-anak asuh dengan metoda pembelajaran
yang dirasakan belum mengalami pembaruan sebagaimana telah diterapkan pada sekolah-sekolah swasta dan
negeri terpadu dan modern saat ini. Akibatnya metode yang diterapkan ini dirasa kurang memberikan
peningkatan kemampuan belajar dan karakter anak asuh panti. Pendekatan soft skill adalah proses
pembelajaran dan pembangunan karakter (character building) yang dirancang sedemikian rupa agar anak-anak
panti asuhan secara aktif dapat membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan
kemampuan mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan
(Saeful, 2015). Kemampuan soft skill ini dirasa akan sangat berharga bagi mereka saat mereka memasuki
kehidupan dewasa dan menghadapi tantangan di dunia kerja (Cimatti, 2016). Pembelajaran ini hendaknya
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ini tahu, memotifasi anak untuk
berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru yang pada ahirnya memunculkan pemahaman. Semua proses ini
haruslah berada dalam koridor etika moral, kearifan lokal, pemahaman terhadap kebinekaan bangsa dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup (Munarsih, 2019). Berdasarkan hal tersebut, pembinaan anak-anak di
lingkungan panti asuhan, harus diupayakan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki kehidupan
masyarakat yang telah ditanamkan etika moral, kearifan lokal, pemahaman terhadap kebhinekaan bangsa dan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dengan pembelajaran soft skill dalam membentuk karakter anak-anak
panti asuhan akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan dalam berfikir kritis yang semuanya akan
bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak-anak panti untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan
kompleks pada masa yang akan datang ditengah-tengah masyarakat (Noriska Silviana, 2018). Selain itu, dalam
hal pengasuhan anak panti dikembangkan soft skill guna meningkatkan kemampuan bersikap amanah,
tanggung jawab, kerja sama komunikasi yang memperkokoh nilai jujur dan mandiri berdasarkan nilai-nilai
relegius (Utaminingsih, 2016).
Tujuan dari pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan soft skill
dikalangan anak binaan panti asuhan Pelita Harapan Jalan Cangkir Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
menjadi anak-anak yang tangguh, mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi segala situasi
dan kondisi yang sulit diprediksi.
II. MASALAH
Masalah yang dihadapi oleh Panti Asuhan Pelita Harapan Jalan Cangkir Kecamatan Medan Petisah Kota
Medan yakni diantaranya:
a. Keterbatasan pembinaan pendidikan formal: Panti asuhan Pelita Harapan menyerahkan pembinaan
pendidikan kepada sekolah formal, namun anak-anak yang belum bersekolah dan sedang bersekolah di
1627
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
SD dan SMP masih membutuhkan pembinaan lanjutan di rumah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan
formal yang mereka terima belum cukup untuk meningkatkan karakter dan kemampuan belajar mereka.
b. Metode pembelajaran yang kurang efektif: Metode pembelajaran yang diterapkan di panti asuhan, yaitu
belajar bersama antar-anak asuh, dirasakan belum mengalami pembaruan sebagaimana yang diterapkan
pada sekolah-sekolah swasta dan negeri terpadu dan modern saat ini. Akibatnya, metode yang digunakan
kurang memberikan peningkatan kemampuan belajar dan karakter anak-anak asuh panti.
c. Kurangnya pengembangan soft skill: Meskipun pengajar atau pembina anak-anak dalam pembelajaran
memiliki peran penting dalam mengembangkan karakter dan soft skill, pendekatan soft skill yang
terstruktur dan terencana belum dilakukan secara efektif di panti asuhan ini. Anak-anak asuh perlu
memiliki keterampilan soft skill yang berharga untuk menghadapi tantangan di dunia kerja dan
kehidupan dewasa.
d. Kurangnya kegiatan menarik untuk pembelajaran: Pembelajaran soft skill seharusnya dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, dan memotivasi anak-anak untuk
berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Namun, kurangnya kegiatan yang memenuhi kriteria ini
dapat menghambat perkembangan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis anak-anak asuh di panti
asuhan ini.
e. Keterbatasan pengasuhan soft skill: Dalam hal pengasuhan anak-anak panti, pengembangan soft skill
untuk meningkatkan kemampuan bersikap amanah, tanggung jawab, kerja sama, dan komunikasi yang
didasarkan pada nilai-nilai religius juga belum optimal. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan
karakter dan kemampuan sosial anak-anak asuh di panti asuhan.
III. METODE
Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Tahap persiapan, yakni melakukan identifikasi masalah pada mitra, kemudian dilakukan observasi di
Panti Asuhan Yayasan Pelita Harapan Jalan Cangkir Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
2. Tahap wawancara bersama ketua Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
3. Tahap pendekatan soft skill dalam pembinaan anak-anak panti asuhan Pelita Harapan memiliki tujuan
yang luas dan komprehensif. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah membentuk karakter yang kuat
pada anak-anak, mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual mereka, serta mempersiapkan
mereka untuk menghadapi masa depan yang kompleks (Hamid Darmadi, 2013).
Dengan melalui beberapa tahap tersebut, kegiatan pengabdian ini dapat lebih terarah, relevan, dan efektif
dalam memberikan manfaat kepada mitra, yaitu Panti Asuhan Yayasan Pelita Harapan. Identifikasi masalah,
wawancara dengan pihak terkait, dan pendekatan soft skill menjadi dasar untuk merancang kegiatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh panti asuhan tersebut.
1628
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
Pendekatan soft skill bertujuan untuk membentuk karakter yang kuat pada anak-anak panti asuhan. Ini
melibatkan pengembangan nilai-nilai moral dan etika yang penting, seperti kejujuran, integritas, empati,
tanggung jawab, kerja keras, dan rasa percaya diri. Dengan memperoleh nilai-nilai ini, anak-anak dapat
mengembangkan karakter yang positif dan menjadi individu yang baik (Suhardjono, 2014). Pendekatan soft
skill juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial anak-anak. Anak-anak diajarkan bagaimana
berinteraksi dengan orang lain, bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan efektif, dan membangun hubungan
yang sehat. Keterampilan sosial ini penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan panti asuhan
maupun ketika mereka berintegrasi dengan masyarakat lebih luas di masa depan.
Selain itu, pendekatan ini juga mengarah pada pengembangan keterampilan intelektual anak-anak. Mereka
diberikan kesempatan untuk belajar melalui pembelajaran yang terstruktur dan dilakukan dengan cara yang
menarik. Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan siap
menghadapi tantangan di masa depan.
Lebih dari itu, pendekatan soft skill juga bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak panti asuhan Pelita
Harapan menghadapi masa depan yang kompleks. Mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan, berpikir kritis, menghadapi tantangan, dan
menyelesaikan masalah. Semua ini akan membantu mereka dalam menghadapi dunia yang terus berkembang
dan menantang.
Dengan menggabungkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui pendekatan soft skill,
anak-anak panti asuhan Pelita Harapan memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka secara
maksimal. Mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi secara positif dengan
mengaplikasikan nilai-nilai yang mereka pelajari dan keterampilan yang mereka kembangkan dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Bentuk Kegiatan yang dilakukan Tim Pengabdian dalam Meningkatkan Softskill Pada Anak-anak
Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
1. Kegiatan pembuatan Celengan ataupun kotak pensil dari barang-barang bekas seperti botol
Aqua bekas
Narasumber: Ibu Esther Praja Anggriany Panggabean, SE, M.Si. Dalam kegiatan ini memiliki tujuan
untuk membentuk kreativitas anak-anak panti asuhan guna berfikir kreatif dalam menghasilkan barang
yang dapat didaur ulang dan dapat digunakan kembali bahkan dapat dijual kepada masyarakat. Dalam
hal ini anak-anak panti asuhan akan diajak untuk berpikir out of the box, mencari solusi kreatif guna
menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai guna tinggi.
Kegiatan pembuatan celengan atau kotak pensil dari bahan-bahan bekas, seperti botol Aqua bekas,
merupakan sebuah inisiatif yang baik untuk mengembangkan kreativitas anak-anak panti asuhan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merangsang anak-anak agar berpikir kreatif dalam menciptakan
barang-barang yang dapat didaur ulang dan memiliki nilai guna tinggi.
Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini:
a. Pengumpulan bahan bekas: anak-anak diajak untuk mengumpulkan botol Aqua bekas atau bahan-
bahan bekas lainnya, seperti kertas bekas, kain bekas, dan barang-barang lain yang bisa digunakan
untuk membuat celengan atau kotak pensil. Ini juga menjadi kesempatan untuk mengajarkan tentang
pentingnya daur ulang dan menjaga lingkungan.
b. Penentuan desain: anak-anak didorong untuk berpikir kreatif dalam merancang celengan atau kotak
pensil mereka. Beri mereka kebebasan untuk berimajinasi dan berbagi ide-ide mereka. Mereka
dibantu untuk menggambarkan desain tersebut melalui sketsa atau catatan.
c. Persiapan bahan: anak-anak dibantu untuk membersihkan dan menyiapkan bahan bekas yang telah
dikumpulkan. Bersama-sama anak-anak panti dan pengabdi dapat memotong botol Aqua bekas
menjadi bentuk yang diinginkan, seperti bagian atasnya untuk digunakan sebagai penutup celengan
atau sebagai tempat meletakkan pensil pada kotak pensil.
d. Proses pembuatan: anak-anak dipandu dalam proses pembuatan celengan atau kotak pensil. Mereka
dibantu untuk menggunakan lem atau perekat yang sesuai untuk menyatukan bagian-bagian dan
menghias barang bekas tersebut. Mereka diajarkan cara menggunting, melipat, atau melukis pada
bahan bekas tersebut.
e. Penilaian dan evaluasi: Setelah selesai membuat celengan atau kotak pensil, diadakan sesi penilaian
dan evaluasi. Tim Pengabdi memberikan apresiasi atas kreativitas mereka. Kemudian didiskusikan
kelebihan dan kekurangan dari setiap barang yang dibuat, serta bagaimana barang-barang tersebut
dapat ditingkatkan lebih lanjut kea rah pemasaran/wirausaha.
Melalui kegiatan ini, anak-anak panti asuhan Pelita Harapan akan belajar untuk berpikir kreatif,
mengembangkan keterampilan tangan, serta memahami pentingnya daur ulang dan konservasi lingkungan.
Mereka juga dapat merasakan kepuasan ketika hasil karya mereka dihargai dan dapat digunakan atau dijual
kepada masyarakat.
1630
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
2. Kegiatan Bakti Sosial berupa pemberian sembako ataupun barang-barang kebutuhan anak Panti
Asuhan Pelita Harapan
Kegiatan Bakti Sosial berupa pemberian sembako atau barang-barang kebutuhan anak Panti Asuhan
adalah suatu inisiatif yang sangat berarti dan berdampak positif bagi anak-anak yang tinggal di panti
asuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, serta
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak yang mungkin kurang mendapatkannya.
Berikut adalah beberapa langkah yang tim pengabdi lakukan dalam melaksanakan kegiatan Bakti
Sosial ini:
a. Identifikasi Panti Asuhan: Tim Pengabdi Mencari tahu panti asuhan di daerah mana yang
membutuhkan bantuan. Tim Pengabdi menghubungi panti asuhan setempat, lembaga sosial, atau
organisasi kemanusiaan yang bekerja dengan anak-anak yang kurang beruntung.
1631
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
b. Koordinasi dan Perencanaan: Tim Pengabdi menghubungi pihak panti asuhan untuk
mengkoordinasikan kegiatan ini. mendiskusikan kebutuhan utama mereka dan perencanaan
pengiriman sembako atau barang-barang lainnya. Tim pengabdi memastikan memperoleh informasi
yang jelas tentang jenis barang yang diperlukan, jumlah anak yang tinggal di panti asuhan, dan
preferensi khusus yang mungkin mereka miliki.
c. Pengumpulan Dana dan Barang: Tim Pengabdi bersama mahasiswa Universitas Prima Indonesia
melakukan pengumpulan dana atau barang untuk mendukung kegiatan bakti sosial ini.
d. Penyusunan Sembako atau Barang: Menggunakan dana yang terkumpul untuk membeli sembako
atau barang-barang kebutuhan anak panti asuhan.
e. Kunjungan ke Panti Asuhan sebagai salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat: Tim
Pengabdi beserta mahasiswa Universitas Prima Indonesia menentukan waktu yang sesuai dengan
panti asuhan Pelita Harapan untuk mengunjungi mereka dan memberikan sumbangan. Selama
kegiatan pengabdian, Tim Pengabdi beserta mahasiswa Universitas Prima Indonesia memberikan
sembako atau barang-barang kebutuhan kepada pihak panti asuhan dengan sikap yang ramah dan
penuh empati. Dan juga kami meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak dan
memberikan dukungan moral kepada mereka.
f. Evaluasi dan Tindak Lanjut: Setelah kegiatan selesai, tim pengabdi beserta mahasiswa Universitas
Prima Indonesia melakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan kegiatan pengabdian ini. Selain itu
tim pengabdi mendukung penuh secara berkelanjutan atau mengorganisir kegiatan lain untuk anak-
anak di panti tersebut sebagai tindak lanjut kegiatan mendatang.
Melalui kegiatan Bakti Sosial ini, dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak di panti asuhan
Pelita Harapan, memberikan bantuan praktis yang mereka butuhkan, dan menyebarkan kebaikan di
masyarakat.
V. KESIMPULAN
Pendekatan soft skill dalam pembinaan anak-anak panti asuhan Pelita Harapan melibatkan mereka secara
aktif dalam pembelajaran, membantu mereka mengembangkan sikap positif dan keterampilan sosial. Mereka
belajar tanggung jawab, kerjasama, dan empati, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
dunia di sekitar mereka.
Pendekatan ini juga mengajarkan nilai-nilai moral, kearifan lokal, kebinekaan, dan kepedulian lingkungan.
Anak-anak diajak untuk berpikir kreatif, beradaptasi dengan perubahan, dan menghadapi tantangan dengan
fleksibilitas. Tujuannya adalah membentuk karakter yang kuat, mengembangkan keterampilan sosial dan
intelektual, serta mempersiapkan mereka menghadapi masa depan. Kegiatan yang dilakukan, seperti
pembuatan celengan atau kotak pensil dari barang bekas dan bakti sosial berupa pemberian sembako,
memberikan dampak positif bagi anak-anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Cimatti, B. (2016). Definition, Development, Assessment of Soft Skills and Their Role For The Quality of Organizations
1632
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 4 No.3, Agustus 2023 |pp: 1626-1633 |DOI : https://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i3.1137
and Enterprises. International Journal for Quality Research, 10(1), 97–130. doi:DOI – 10.18421/IJQR10.01-05
Elfindri, dkk. (2015). Soft Skills untuk Pendidikan. Jakarta: Baduose Media.
Hamid Darmadi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Jumanta Hamdayama. (2015). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Munarsih. (2019). Analisis Strategi Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan pada SDIT Bina Cendekia – Depok. Jurnal
Kompetitif, 2, No.3, 136–155.
Noriska Silviana. (2018). Pengembangan Softskills Melalui Pendidikan Islam (Studi kasus di SMK Daarut Tauhiid
Boarding School). Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Saeful, Z. (2015). Revolusi Mental, dalam Praktik Soft Skill. Bandung: Penerbit Media Perubahan.
Suhardjono, dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Utaminingsih. (2016). MANAJEMEN PENGASUHAN ANAK BERBASIS SOFT SKILL (Studi Kasus Di Panti Darul
Hadlonah Demak). Jurnal Palastren, 9, No.2, 341–362.
Welly Indra, dkk. (2021). PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN SOFTSKILL DI PANTI ASUHAN AL-
KAMILAH SERUA – DEPOK. Jurnal Abdi Laksana, 2, No.3, 494–506.
1633
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Devi Alvionita Alindra, et.all
Pendampingan Peningkatan Soft skill di Panti Asuhan Pelita Harapan Kecamatan Medan Petisah Kota Medan