Respons Permintaan Pangan Terhadap Perta
Respons Permintaan Pangan Terhadap Perta
Respons Permintaan Pangan Terhadap Perta
Naskah masuk: 1-11-2016 Naskah direvisi : 1-12- 2016 Naskah disetujui : 10-12-2016
Abstract
The objective of this research is to estimate the demand response ofmain food (rice, meat, egg,
and milk) to population increasein West Sumatera.To achieve this objective, we use multiple regression
analysis using secondary data of West Sumatera from 2002 to 2013. In this case we use the product
price, total population, and per kapita income asindependent variabels; and food demand as dependent
variabel. The result shows that only total population significantly influence the demandon rice, meat,
eggs, and milk, with coefficient of response8% for rice; 2.95% for meat; 4.37% for eggs, and14.03%
for milk.These numbers shows that the demand on food is very elastic to the increase of total
population. It means that the 1% increase on total population, would increase about 8% demand on
rice; about 2.95% demand on meat; 4.37% demand on eggs, and 14.03% demand on milk.
Keywords: Food demand, response of food demand, population increase
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menduga seberapa besar respons permintaan terhadap pangan
utama (padi-padian, daging, telur dan susu)terhadap pertambahan jumlah penduduk di Sumatera Barat.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
berganda dan perhitungan ukuran respons permintaandengan menggunakan data sekunder dari tahun
2002 sampai dengan 2013. Variabel bebas yang dianggap berpengaruh adalah harga produk, jumlah
penduduk dan pendapatan per kapita, sedangkan variabel terikat adalah permintaan terhadap
pangan.Dari hasil analisis ternyata hanya variabel jumlah penduduk yang berpengaruh signifikan
terhadap permintaan pangan padi-padian, daging, telur dan susu, dengan angka respons permintaan
berturut-turut 8% untuk padi-padian; 2,95% untuk daging; 4,37% untuk telur dan 14,03% untuk susu.
Angka ini menunjukkan bahwa permintaan pangan terhadap pertambahan penduduk sangat ela stis,
artinya jika penduduk bertambah 1%, maka permintaan meningkat 8% untuk pangan padi-padian;
2,95% untuk daging; 4,37% untuk telur; dan 14,03% untuk susu.
Kata Kunci: Permintaan pangan, respons permintaan pangan, pertambahan penduduk
19
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
20
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
21
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
22
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
23
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
berturut turut konsumsi daging sapi 45.424 ton, dengan konsumsi per kapita
penduduk Sumatera Barat dari tahun per tahun pada tahun 2013 sebesar 9.178
2011 sampai tahun 2013, adalah : 35.546 kg (Sumatera Barat Dalam Angka, 2013).
ton; 36.636 ton dan 38 141 ton, dengan Jika dibandingkan antara pertumbuhan
konsumsi rata-rata per kapita per tahun konsumsi telur penduduk dengan
sebesar 7.320 kg; 7 776 kg; dan 7 707kg. produksi telur di Sumatera Barat antara
Daging sapi merupakan salah satu jenis tahun 2006-2013, terlihat bahwa
pangan yang perlu mendapat perhatian pertumbuhan konsumsi lebih besar dari
dalam hal penyediaannya, karena pertumbuhan produksi.
dalam dasawarsa terakhir terdapat Konsumsi susu tahun 2011 sampai
kecenderungan peningkatan nilai impor, 2013 mengalami penurunan. Berturut
karena produksi dalam negri belum dapat turut tiga tahun terakhir konsumsi Susu
memenuhi permintaan penduduk. penduduk Sumatera Barat adalah 35.865
Menurut Direktorat Jenderal ton tahun 2011; 37.657 ton tahun 2012
Peternakan (2015), produksi daging dan 32.282 pada tahun 2013.
Sumatera Barat dari tahun 2011 sampai Dibandingkan dengan konsumsi tahun
2015 (angka sementara) berturut-turut 2012. Namun dari tahun 2006 sampai
sebesar 20.287 ton (2011); 22.638 ton 2013 terjadi kecenderungan peningkatan
(2012); 23.099 ton (2013); 24.943 ton konsumsi, dimana konsumsi susu
(2014), dan 25.981 (2015). Konsumsi penduduk Sumatera Baratsebagian besar
daging di Sumatera Barat dari tahun ke diperoleh dari susu impor, rata-rata 93,6%
tahun mengalami peningkatan, dengan tiap tahun adalah susu impor. Konsumsi
laju pertumbuhan sebesar 2,45% dari susu penduduk Sumatera Barat
tahun 2006-2013 (Data diolah dari meningkat sangat tinggi, yaitu
Statistik Dalam Angka Sumatera Barat, tumbuh sebesar 33,57%. Sementara
dari tahun 2006 sampai tahun 2013). kecenderungan produksi susu terjadi
Konsumsi telur di Sumatera Barat penurunan, yaitu sebesar -1,48%.
juga mengalami peningkatan setiap tahun. Dari data-data statistik di atas
Tahun 2011 ada 41.917 ton telur terlihat bahwa terjadi kecenderungan
dikonsumsi oleh penduduk, tahun 2012 peningkatan konsumsi penduduk
meningkat menjadi 42.612 ton dan pada terhadap beras, daging, telur dan susu.
tahun 2013 meningkat lagi menjadi Namun seberapa besar respon
24
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
25
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
26
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
27
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
harga pangan, X 2 adalah rata-rata Oleh karena itu dilakukan analisis regresi
ulang dengan mengeluarkan variabel
pendapatan penduduk, dan X3 adalah
pendapatan sebagai variabel yang
rata-rata jumlah penduduk.Sedangkan
berpengaruh. Hasil regresi hubungan
Y1 adalah rata-rata pengeluaran
antara permintaan pangan dengan dua
penduduk per tahun terhadap padi-padian
variabel bebas jumlah penduduk dan
tahun 2002-2013, Y 2 adalah rata-rata
harga ternyata masih menunjukkan
konsumsi penduduk per tahun terhadap
adanya multi kolinieritas antara dua
dagingtahun 2002-2013, Y 3 adalah rata- variabel bebas jumlah penduduk dan
rata konsumsi penduduk per tahun harga pangan.Akhirnya variabel harga
terhadap telurtahun 2002-2013, dan juga dikeluarkan dari model, sehingga
Y 4 adalah rata-rata konsumsi penduduk hanya satu variabel bebas jumlah
per tahun terhadap susutahun 2002-2013. penduduk yang berpengaruh terhadap
Koefisien regresi β i diperoleh dari regresi permintaan pangan. Sementara hasil Uji
padian, daging, telur dan susu terhadap adanya autokorelasi yang berarti dalam
28
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
29
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
pertanian. Dari sisi permintaan, untuk kenaikan jumlah penduduk jika jumlah
mengurangi pertumbuhan permintaan, penduduk bertambah.
perlu pengendalian pertumbuhan Angka tersebut memperlihatkan
penduduk dengan kebijakan keluarga bahwa dengan semakin tingginya
berencana. jumlah penduduk, pengeluaran
penduduk untuk konsumsi padi-padian
1. Respons Permintaan Padi-padian
juga semakin tinggi. Sesuai dengan
Hubungan antara permintaan
hasil penelitian Yanel dan Agustien
padi-padian penduduk di Sumatera
(2016), jumlah penduduk merupakan
Barat dengan Jumlah penduduk
faktor utama penyebab pertumbuhan
Sumatera Barat, dapat dilihat dengan
permintaan beras, sedangkan kenaikan
menggunakan regresi. Dari hasil regresi
harga beras walaupun berpengaruh
didapat angka koefisien regresi (β)
tetapi kecil sekali. Dari angka koefisien
sebesar 4,33 (Tabel1). Angka ini
determinasi regresi jumlah penduduk
menunjukkan besarnya pertambahan
dan pengeluaran penduduk untuk padi-
pengeluaran untuk padi-padian
padian sebesar 0,85 menunjukkan
(permintaan beras) jika jumlah
bahwa perubahan variabel jumlah
penduduk bertambah satu juta jiwa.
penduduk dapat menjelaskan perubahan
Setelah mengalikan angka
pengeluaran penduduk untuk padi-
koefisien regresi dengan rasio rata rata
padian sebesar 85%, sisanya hanya 15%
jumlah penduduk per tahun dengan rata
dijelaskan oleh variabel lain yang
rata pengeluaran penduduk untuk padi-
mempengaruhi permintaan pangan padi-
padian per tahun, didapat angka
padian (harga, harga pangan yang
elastisitas atau respons permintaan padi-
berkaitan, pendapatan penduduk, selera
padian terhadap penduduk di Sumatera
penduduk, dan ramalan masa yang akan
Barat sebesar 8,026. Angka ini dapat
datang). Hal yang hampir sama juga
diinterpretasikan bahwa jika penduduk
ditunjukkan oleh hasil penelitian Dewi
Sumatera Barat bertambah 1%, maka
dan Libria (2016) yang menyatakan
permintaan penduduknya akan pangan
bahwa jumlah penduduk berpengaruh
padi-padian bertambah sebesar 8%,
signifikan terhadap permintaan pangan
artinya pertambahan permintaan pangan
beras di Kota Surakarta, disamping
penduduk akan padi-padian delapan kali
harga beras, harga telur dan pendapatan.
lebih besar dibandingkan dengan
30
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
31
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
jumlah penduduk 4.729.192 jiwa dan didapat dari hasil regresi antara
rata-rata konsumsi penduduk untuk konsumsi penduduk untuk pangan susu
telur 34632,750; maka diperoleh dengan jumlah penduduk. Besarnya
elastisitas permintaan telur dengan koefisien regresi yang menunjukkan
jumlah penduduk sebesar 4,316. hubungan antara kedua variabel tersebut
Artinya jika penduduk bertambah 1% adalah sebesar 67440,419. Perkalian
maka permintaan penduduk untuk telur antara besarnya koefisien regresi
bertambah 4,316%. Hubungan dengan rasio rata-rata jumlah penduduk
permintaan telur penduduk dengan 4,729.juta jiwa dan rata-rata konsumsi
jumlah penduduk menunjukkan penduduk untuk susu 22733,750;
hubungan positif, dimana dengan menghasilkan elastisitas permintaan
bertambahnya jumlah penduduk, susu terhadap jumlah penduduk sebesar
permintaan untuk telur juga meningkat. 14,029. Artinya respons pertambahan
Hal ini juga ditunjukkan oleh permintaan susu jika penduduk
nilai koefisien regresi hubungan antara bertambah 1% adalah sebesar 14,03%,
jumlah telur yang dikonsumsi dengan atau jika jumlah penduduk bertambah
jumlah penduduk (β) bertanda positif 1%, maka permintaan susu bertambah
sebesar 31610,335. Hal ini sejalan 14,03%.
dengan penelitian Fitrini dkk (2006) Hubungan antara jumlah
yang menunjukkan bahwa dengan penduduk dan konsumsi susu penduduk
meningkatnya jumlah penduduk di kota juga menunjukkan angka yang positif,
Padang, permintaan terhadap telur juga artinya dengan bertambahnya jumlah
meningkat. Hasil penelitian Fitrini dkk penduduk, permintaan susu juga
(2006); juga menunjukkan bahwa bertambah, dengan angka kemiringan
respons pertambahan penduduk bersifat garis regresi sebesar 67440,419.
elastis terhadap permintaan telur Tingginya respons permintaan
penduduk di kota Padang. penduduk untuk susu terhadap
4. Respons Permintaan Susu pertumbuhan penduduk dibandingkan
Besarnya koefisien regresi yang pangan padi-padian, daging dan telur,
menunjukkan hubungan antara dapat disebabkan karena sudah
permintaan susu penduduk dengan tingginya kesadaran masyarakat
jumlah penduduk di Sumatera Barat terhadap pentingnya konsumsi susu
32
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
33
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
34
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
35
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016
36