Audit Kecurangan (Fraud)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

AUDIT KECURANGAN (FRAUD)

INTENAL AUDIT

By Mohammad Samsul Hadi - 160422608382


PENGERTIAN AUDIT KECURANGAN
PERBEDAAN

Kekeliruan Kecurangan
(error) (fraud)
Intentional Error Collusion
Unintentional Error Fraud
BENTUK KECURANGAN

Collusion
Kecurangan yang di
lakukan lebih dari satu
Fraud
orang.
PENYEBAB FRAUD (KECURANGAN)
Kelemahan pengendalian intern
Konflik kepentingan dari pejabat
perusahaan
Tidak mempunyai kebijakan tertulis
mengenai fair dealing
Pegawai dan pejabat yang tidak jujur
Ketidaktegasan sanksi yang diberikan
Terlalu yakin dengan orang kepercayaan
Target yang berat dari top management
Bonus yang didasarkan performance
Ambisi terlalu besar dari manajer 4
KONDISI-KONDISI PENYEBAB
KECURANGAN
Insentif / tekanan

Fraud atau kecurangan berawal


dari tiga hal, yaitu:
Kesempatan
Kebutuhan (tekanan)
SEGITIGA Rasionalisasi (pembenaran
KECURANGAN
terhadap tindakan ilegal)
(FRAUD)

Kesempatan Sikap / Rasionalitas


PENCEGAHAN TERJADINYA
KECURANGAN
1. Tingkatkan pengendalian internal perusahaan
2. Seleksi pegawai yang ketat
3. Tingkatkan keandalan IAD
4. System reward yang baik
5. Sense of belonging
6. Rotation of duties
7. Hak cuti bagi pegawai
8. Pembinaan rohani
9. Contoh yang baik dari manajemen
10. Sangsi yang tegas
11. sistem transparansi dalam perusahaan
12. Kebijakan tertulis (fair dealing)
MENILAI RISIKO KECURANGAN
Sumber Informasi Yang Dikumpulkan Untuk
Menilai Risiko Kecurangan:
PERTANYAAN FAKTOR PROSEDUR
KEPADA RISIKO ANALITIS
MANAJEMEN

KOMONIKASI INFORMASI
TIM AUDIT LAINYA

IDENTIFIKASI RISIKO SALAH SAJI YANG MATERIAL AKIBAT


KECURANGAN (FRAUD)
CONTOH KECURANGAN (LK)

1. Kecurangan dengan cara penipuan untuk


mendapatkan keuntungan keuangan
yang ilegal
2. Pernyataan salah yang disengaja dalam
penghilangan jumlah atau pengungkapan
dari catatan akuntansi atau laporan
keuangan
3. Pencurian
OCCUPATIONAL FRAUD???
Occupational fraud dapat diklasifikasi ke dalam tiga bentuk
(menurut ACFE), yaitu:
Asset misappropriation (penyalahgunaan aset)
Corruption, yaitu mempengaruhi transaksi bisnis untuk
memperkaya diri sendir atau orang lain.
Fraudulent statements, yaitu penerbitan laporan yang
menyesatkan, misalnya pelaporan lebih pendapatan/aset
atau pelaporan kurang utang/beban.
PERAN INTERNAL AUDITOR
Internal auditor adalah bagian integral dari governance dan
oleh karenanya harus mendukung aktivitas ERM.
Aktivitas internal auditor adalah melakukan asesmen
terhadap governance serta membuat rekomendasi secara
tepat untuk meningkatkan proses governance, yang
mencakup:
Mendorong penerapan prinsip-prinsip etika dan tata nilai
dalam organisasi.

10
PERAN INTERNAL AUDITOR
Memastikan efektifitas dan akuntabilitas kinerja
manajemen.
Mengkomunikasikan secara efektif risiko dalam bidang-
bidang kritikal organisasi, serta SPI yang diperlukan
untuk mengatasinya.
Meningkatkan kualitas komunikasi dalam organisasi,
baik komunikasi internal organisasi maupun
komunikasi eksternal organisasi.
11
SKEPTISME PROFESIONAL
Skeptisme profesional adalah kemampuan untuk
melakukan evaluasi secara kritis atas bukti dan
informasi yang diperoleh. Kemampuan semacam
ini sangat penting untuk keperluan asesmen risiko
fraud.
Dengan kemajuan TI, modus fraud bergeser dari

pola konvensional ke dalam fraud melalui


teknologi informasi. Auditor perlu memiliki
keterampilan praktis di bidang TI, sebagai alat
bantu untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensinya dalam mendeteksi fraud, misalnya
melalui CAATs (Computer Assisted Audit 12

Techniques) teknik audit berbantuan komputer.


ASESMEN RISIKO KECURANGAN
Auditor perlu melaksanakan beberapa prinsip sebagai berikut, agar
asesmen risiko menjadi lebih efektif:
1.Melalukan asesmen secara sistematis dan berkelanjutan.
2.Memprediksi potensi skema dan skenario kecurangan, termasuk
faktor-faktor internal dan eksternal yang mendorong terjadinya fraud.
3.Melakukan asesmen risiko pada tingkat perusahaan (companywide),
tingkat unit usaha yang signifikan, serta pada tingkat akun yang
signifikan.
4.Melakukan evaluasi atas kemungkinan, signifikansi, serta sebaran
kecurangan.
13
ASESMEN RISIKO KECURANGAN
5.Melakukan asesmen atas potensi terjadinya risiko, dengan cara
mengevaluasi aktifitas dan efektifitas sistem pengendalian interen
yang ada.
6.Melakukan asesmen terhadap tingkat keterlibatan personalia yang
relevan dengan masing-masing jenis risiko.
7.Melakukan asesmen terhadap potensi terjadinya pelanggaran oleh
manajemen (management override).
8.Melakukan asesmen terhadap pemutakhiran sistem pengendalian
fraud pada saat terjadi peristiwa khusus, misalnya merger, akuisisi,
atau penggunaan sistem baru.
14
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN

Bentuk kecurangan laporan keuangan:


1. Pendapatan fiktif.
2. Penyembunyian utang dan beban.
3. Penilaian aset secara tidak tepat.
4. Pengungkapan atas laporan keuangan secara
tidak tepat.
5. Pisah batas transaksi (cutoff) secara tidak tepat.
15
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN

Metode untuk mendeteksi ketidaktepatan, kecurangan, dan


penyimpangan akuntansi antara lain:
1.Analisis vertikal dan horizontal atas laporan keuangan
(membandingkan angka-angka laporan keuangan antar
periode atau antar komponen pada periode yang sama).
2.Analisis rasio, termasuk pengujian cut-off transaksi, serta
prosedur analitis yang lain.
3.Review atas kepatuhan terhadap ketentuan pinjaman dan
kesepakatan dengan kreditur.
16
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN

4.Review atas kepatuhan terhadap ketentuan perpajakan.


5.Wawancara tertulis dengan manajemen tentang variasi
tertentu dalam praktik bisnis serta hal-hal lain yang perlu
mendapatkan penjelasan tertentu.
6.Analisis arus kas, termasuk konfirmasi bank, pelanggan
(debitur), serta pemasok (kreditur), secara selektif.
7.Dalam industri yang diatur secara khusus, lakukan review
atas perubahan regulasi atas industri, atau atas perusahaan.

17
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN

Beberapa metode pencegahan:


1.Pemberlakuan praktik audit internal yang independen, objektif, dan
kuat.
2.Pemberlakuan standard etika dan integritas pegawai.
3.Pemantauan secara aktif terhadap manajemen oleh pihak-pihak yang
bertanggungjawab dalam masalah governance (komisaris).
4.Penurunan peluang dan tekanan yang bisa menimbulkan kecurangan
melalui laporan keuangan.
5.Pembatasan rasionalisasi fraud melalui training secara rutin tentang
permasalahan fraud.
18
INVESTIGASI FRAUD
Dalam membuat perencanaan investigasi fraud, harus dipertimbangkan
metode untuk:
1.Pengumpulan data, seperti surveilance (pemantauan secara cermat),
interview, atau pernyataan tertulis.
2.Pendokumentasian bukti, pertimbangkan aturan legal tentang
dokumentasi bukti serta penggunaan bukti untuk keperluan bisnis.
3.Menentukan luas kecurangan.
4.Menentukan pola dan teknik kecurangan.
5.Evaluasi penyebab kecurangan.
6.Identifikasi pelaku kecurangan.
19
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
1.Melakukan identifikasi tentang jenis fraud, penyebab fraud,
dan pengaruh fraud terhadap pencapaian tujuan organisasi.
2.Menuliskan hasil temuan fraud secara lengkap sistematis,
dan jelas.
3.Mendukung bukti fraud dengan kebijakan, standard, hukum,
dan peraturan yang dilanggar.
4.Menutup laporan dengan kesimpulan dan rekomendasi.

20
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
6.Laporan hasil audit dibuat untuk mampu memberikan
nilai dan manfaat yang besar bagi pengguna laporan.
7.Laporan hanya berisi fakta, bebas dari opini pribadi,
serta informasi lain yang bersifat spekulatif, meskipun
di dalamnya memuat hasil analisis atas fakta yang
ditemukan dalam proses audit fraud.
8.Laporan tidak memuat atau berifat tuduhan terhadap
siapapun, melainkan hanya berupa pemaparan fakta
untuk menyimpulkan adanya fraud.
9.Keputusan tentang pelaku fraud ada di tangan hakim,
dan oleh karenanya di luar lingkup kerja internal auditor.
21
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
10.Segera melaporkan ke senior manajemen atau
dewan komisaris, pada saat dapat dipastikan fraud
telah terjadi selama beberapa periode tanpa
diketahui, dan membawa dampak signifikan pada
laporan keuangan beberapa periode.
11.Menerbitkan laporan tertulis atau bentuk komunikasi
formal yang lain pada tahap kesimpulan hasil
investigasi fraud. Laporan harus mencakup dasar
pelaksanaan investigasi awal, jangka waktu
investigasi, pelaksanaan observasi, kesimpulan,
penyelesaian, dan tindakan koreksi untuk 22
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
Menurut IIA, pelaporan fraud terdiri dari terdiri dari berbagai
komunikasi lisan atau tertulis, komunikasi sementara atau
komunikasi final dengan senior manajemen dan/atau dewan
komisaris tentang status dan hasil dari investigasi fraud.

Tanggungjawab auditor internal:


1.Menyerahkan draft pelaporan final tentang fraud kepada
divisi legal untuk direview.
2.Segera melaporkan kepada senior manajemen atau
dewan komisaris, pada saat telah dapat dipastikan terjadi
fraud atau penurunan kepercayaan yang signifikan.23
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
3.Senior manajemen dan dewan komisaris harus diberi
laporan jika berdasarkan hasil investigasi ternyata fraud
telah berlangsung lama dan berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya.
4.Laporan tertulis atau komunikasi formal yang lain harus
dikeluarkan pada tahap kesimpulan hasil investigasi.
Laporan harus mencakup dasar pelaksanaan investigasi
awal, jangka waktu investigasi, hasil observasi,
kesimpulan, penyelesaian, dan tindakan koreksi yang
telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem
pengendalian.
24
Terimakasih

25

Anda mungkin juga menyukai