Trauma Dada
Trauma Dada
Trauma Dada
Oleh:
ANI PURWASI
16010002
PENGERTIAN
Secara umum trauma toraks dapat didefinisikan
sebagai suatu trauma yang mengenai dinding
toraks yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada organ didalamnya.
baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul
maupun oleh sebab trauma tajam. Peningkatan
dalam pemahaman mekanisme fisiologis yang
terlibat, kemajuan dalam modalitas imaging
yang lebih baru, pendekatan invasif yang
minimal, dan terapi farmakologis memberikan
kontribusi dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada pasien dengan cedera ini
(Mattox, et al., 2013; Marc Eckstein, 2014;
Lugo,, et al., 2015).
ANATOMI
1. Anatomi Rongga Thoraks
Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, dibatasi oleh :
a. Depan : Sternum dan tulang iga.
b. Belakang : 12 ruas tulang belakang (diskus intervertebralis).
c. Samping : Iga-iga beserta otot-otot intercostal.
d. Bawah : Diafragma
e. Atas : Dasar leher.
2. Isi
a. Sebelah kanan dan kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru paru beserta pembungkus
pleuranya.
b. Mediatinum : ruang di dalam rongga dada antara kedua paru- paru. Isinya meliputi
jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, oesophagus, aorta desendens, duktus torasika
dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe
PATOFISIOLOGI
Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangat mudah terkena
tumbukan luka. Karena dada merupakan tempat jantung, paru dan pembuluh darah besar. Trauma
dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya
dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk
pertukaran udara dan osigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa
Luka dada dapat meluas dari benjolan yang relatif kecil dan goresan yang dapat mengancurkan
atau terjadi trauma penetrasi. Luka dada dapat berupa penetrasi atau non penetrasi ( tumpul ).
Luka dada penetrasi mungkin disebabkan oleh luka dada yang terbuka, memberi keempatan bagi
udara atmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan mengganggua mekanisme ventilasi normal.
Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagi paru, kantung dan struktur thorak lain.
KOMPLIKASI
d. Pleura Effusion
e. Plail Chest
ETIOLOGI
1. Trauma tembus
a. Luka Tembak
b. Luka Tikam / Tusuk
2. Trauma tumpul
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Jatuh
c. Pukulan pada dada
TANDA DAN GEJALA
a. Pemberian analgetik
b. Pemasangan plak/plester
d. Fisiotherapy
2. Operatif/invasif
c. Pemasangan drain.
d. Aspirasi (thoracosintesis).
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada kriteria sebagai
berikut:
h. Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam.
i. Oksigen tambahan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
serosanguinosa.
6. Pa O2 normal / menurun.
3) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan.
4) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan
I. Nyeri adanya trauma 2) Kaji adanya penyebab nyeri, seberapa kuatnya nyeri,
minta pasien untuk menetapkan pada skala nyeri.
– tujuan : nyeri pasien teratasi setelah dilakukan
tindakan R/ Membantu menentukan pilihan intervensi dan
memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi
keperawatan. terhadap therapy.
– Klien mampu melakukan perawatan diri secara bertahap. R/ mengurangi penggunaan energi berlebihan
dan metobolisme tubuh sehingga dapat
– Klien dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
menambah kelemahan.
Rencana Tindakan
5. Anjurkan pasien untuk untuk menggunakan
1. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang teknik relaksasi
tidak mampu dilakukan sendiri. Misalnya Mandi, berpakaian,
merapikan diri.
R/ Mengurangi ketegangan otot/kelelahan,
R/ kebutuhan nutrisi terpenuhi seperti pada saat sebelum dapat membantu mengurangi nyeri, spasme
trauma. otot, spastisitas/kejang.