Prinsip Inferensi Hubungan Causal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP INFERENSI

HUBUNGAN CAUSAL

Disusun Oleh : Rahmi Andrita Yuda


Program Studi : S2 Kebidanan
PENDAHULUAN
• EPIDEMIOLOG TERFOKUS PADA PENELITIAN
ETIOLOGI
• MENGETAHUI PENYEBAB PENYAKIT
• HUBUNGNAN PENYEBAB SATU DENGAN YG LAIN
• BESARNYA PENGARUH TERHADAP PENYAKIT
KONSEP KAUSALITAS
• KAUSA adalah sesuatu yang akan memberikan
AKIBAT atau HASIL
• KAUSA biasanya di bicarakan dalam topik etiologi,
patogenesis atau mekanisme suatu penyakit
• Kausa sangat penting dalam mengarahkan
terhadap tiga tugas klinik yaitu pencegahan,
diagnosis dan penanganan atau pengobatan
INFERENSI KAUSAL
Inferensi kausal dalam epidemiologi adalah hubungan
statistik dalam asosiasi kausal, yg dijelaskan dalam
pengertian probabilistik yaitu bahwa keberadaan faktor A
(pajanan) akan meningkatkan peluang terjadinya faktor B
(timbulnya penyakit).

Hubungan kausal memiliki atribut-atribut yaitu : asosiasi, urutan,


waktu dan arah
HUBUNGAN ASOSIASI
Mengetahui adanya hubungan antara penyebab penyakit (etiologi/faktor
risiko) dg. penyakit (disease).

Penyebab penyakit dapat dibedakan menjadi :


1. Necessary factor (agen harus ada agar terjadi penyakit, penyakit tidak dapat terjadi
tanpa kehadirannya )
2. Sufficient factor ( harus cukup memadai, dan yang mengawali terjadinya penyakit)
3. Contributory factor (yang berkontribusi, menambah agar sufficient menjadi cukup)

Kemungkinan hubungan :
1. palsu (semu)
2. bukan penyebab langsung (nonkausal)
3. penyebab langsung (kausal asosiasi)
1. Hubungan Palsu (semu) :
Karena ada bias antara lain karena :
a. metode penelitian yang tidak sesuai
b. sumber populasi yang terkena masalah/penyakit
c. seleksi sampel tidak representatif terhadap
populasi
d. besar sampel tidak terwakili, termasuk kejadian
dropout
e. alat dan bahan penelitian kadaluarsa, tdk pernah
dikalibrasi
f. kuesioner yang tidak valid dan tidak reliabel
g. petugas pengumpul data yang tidak profesional
h. ada variabel pengganggu (confounding variabel)
Bukan penyebab langsung (nonkausal)
Disebabkan :
1. ada variabel pendahulu yang mendahului hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen
Contoh : variabel pendahulu (rokok....terpapar debu
asbes...minum kopi...rokok..minum kopi). Hubungan kopi dengan
Ca. paru
2. ada variabel perantara
contoh : variabel perantara (minum kopi..banyak gulanya....
merokok....banyak minum kopi. Hubungan kopi dengan Diabet
(DM)
3. ada pengaruh waktu
contoh: variabel waktu sejak usia muda ( personal higiene, sosial
ekonomi rendah, kawin usia muda). Hubungan antara kawin usia
muda dengan Ca. cervix
Penyebab langsung (kausal asosiasi)
Hubungan Kausal Kriteria Bradford Hill (1897-1991), yakni :

1. Strength (kuatnya hubungan)


2. Consistency (dapat diperkirakan dari waktu ke waktu)
3. Specificity (tidak karena sebab-sebab lain)
4. Temporality (sebab mendahului akibat)
5. Biological gradient (hubungan dosis dan respons)
6. Plausibility (masuk akal atau patut diduga)
7. Coherence (secara teoritis dapat dijelaskan)
8. Experiment (dengan intervensi atau tanpa intervensi efek
berbeda)
9. Analogy (model hewan atau kemiripan dengan fenomen
serupa)
PENDEKATAN KAUSALITAS
Ada dua pendekatan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara faktor yang
diteliti dan penyakit :

Pendekat Pendekat
an an
Determin Probabilit
asi as
DETERMINASI &
PROBABILITAS
 Hub Variabel  Digunakan Teori Statistik 
Dependen/Penyakit Dan Valid /Tidak Hub Penyakit
Varibel Independen/Faktor Dan Faktor Penelitian
Penelitian Berjalan Sempurna
 Memperhitungkan Peluang,
 Model Matematik Persis
 Tanpa Ada Kesalahan /Error  Bias (Sampling Error) &
Kerancuan(confounding)
 Bisa Meramalkan Kejadian
Penyakit
 Membandingkan Antar
Penelitian  Validitas
Model Kausalitas

Determinisme Postulat
murni Koch

Penyebab Cluster Faktor


Penyebab

Determinisme Trias Epidemiologi


majemuk

Jala-jala Kausasi

Model Roda
Model determinasi murni

FAKTOR
PENYAKIT Y
X

 Hubungan kausal antara faktor X (agent)


dan faktor Y (penyakit) memiliki bentuk yg
konstan (k), satu lawan satu sehingga satu
faktor dapat memprediksi kejadian satu
faktor lainnya dengan sempurna.
Sebagai agent X dikatakan sebagai
penyebab penyakit Y, jika hubungan X dan
Y memiliki spesifitas akibat dan spesifitas
penyebab.
Postulat Henle-Koch
Suatu agent adalah penyebab penyakit , apabila ketiga syarat berikut
dipenuhi :
1. Agent tersebut selalu dijumpai pada setiap kasus penyakit yang
diteliti (necessary cause), pada kenyataan yang sesuai
2. Agen tersebut hanya mengakibatkan penyakit yang diteliti, tidak
menyebabkan penyakit lain (spesifitas efek)
3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh, dan berulang0ulang
ditumbuhkan dalam kultur yang murni, ia dapat menginduksikan
terjadinya penyakit (sufficient cause)
DETERMINASI MAJEMUK
• Terbukti secara empirik dan teoritik penyebab sakit lebih
dari satu
• Penyakit tak menular tak ada 1 faktorpun menyebabkan
penyakit secara tunggal
• Kehadiran mikroba tak selalu menimbulkan gejala/tanda
merupakan ciri penyakit tsb
• Necessary condition keadaan dibutuhkan untuk terjadinya
penyakit
• Sufficient condition keadaan membuat cukup terjadinya
penyakit
KLASTER FAKTOR PENYEBAB

Merupakan konsep relasi faktor-faktor penyebab dan


penyakit. Penyebab yang mencukupi bukanlah faktor
tunggal, tetapi sejumlah faktor yang membentuk
sebuah kelompok
CLASTER
NECESSARY
CAUSE

KONTRIBUTORY
CAUSE
REAKSI
PD
TINGKAT SELULER
KLASTER
FAKTOR
PENYEBAB PENYAKIT A
INFEKSI DG
MICOBACTERIUM TB

+
GIZI BURUK

+
UMUR REAKSI PD TK TB
SELULER
KLINIS
+

GENETIK

+
KEADAAN
LINGKUNGAN
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Merupakan relasi tiga komponen penyebab
penyakit yaitu penjamu, agen dan lingkungan
dalam bentuk segitiga.
Model ini cocok untuk menerankat penyakit
infeksi
PENJAMU

LINGKUNGA
AGEN N
JALA-JALA KAUSASI

Dicetuskan oleh Mc Mahon dan Pugh


Setiap efek (penyakit) tak pernah tergantung pada sebuah
faktor penyebab, tetapi tergantung pada sejumlah faktor
dalam rangkaian kausalitas sebelumnya
KEADAAN
BIOLOGIK
AWAL

PROMOTOR 1 INHIBITOR 1
PROMOTOR 2
PROMOTOR 3
AKIBAT 1
PROMOTOR 4
PROMOTOR 5 INHIBITOR 2
PROMOTOR 6
AKIBAT 2
PROMOTOR 7
PROMOTOR 8 INHIBITOR 3
PROMOTOR 9 MODEL
AKIBAT 3
JALA – JALA
MANIFESTASI
KLINIK KAUSASI
MODEL RODA
Hubungan manusia sebagai penjamu dan
lingkungan sebagai sebuah roda
Terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada
bagian intinya dan komponen lingkungan biologi,
sosial, fisik mengelilingi penjamu
Ukuran komponen roda bersifat relatif, tergantung
problem spesifik yang bersangkutan
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN SOSIAL
BOLOGIK

Penjamu/Manu
sia
INTI
GENETIK

LINGKUNGAN
FISIK

MODEL RODA
MODEL RODA MENGGAMBARKAN INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Lapau, Buchari. 2012. Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah


Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: IKAPI.
2. Lapau, Buchari, 2009, Prinsip dan Metode Epidemiologi, Jakarta: IKAPI.
3. Flecther, Robert, dkk. 1991, Sari Epidemiologi Klinik Edisi Kedua,
Jogjakarta: Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai