Standar Tugas Jaga

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

STANDAR TUGAS JAGA

MULYONO, S.A.P., M.Tr.A.P


FITNES (KEBUGARAN) UNTUK MENJALANKAN TUGAS

■ Semua orang yang ditunjuk untuk menjalankan


tugas sebagai perwira yang melaksanakan suatu
tugas jaga atau sebagai bawahan yang ambil
bagian dalam suatu tugas jaga harus diberi waktu
istirahat paling sedikit 10 jam setiap periode 24
jam.

• Jam-jam istirahat ini hanya boleh


dibagi paling banyak menjadi 2
periode istirahat, yang salah satunya
paling tidak kurang dari 6 jam.
FITNES (KEBUGARAN) UNTUK MENJALANKAN TUGAS

■ Persyaratan untuk periode istirahat yang


diuraikan pada paragrap 1 dan paragrap 2 di atas,
tidak harus diikuti jika berada dalam situasi
darurat atau situasi latihan, atau terjadi kondisi –
kondisi operasional yang mendesak
• Meskipun adanya ketentuan di dalam paragrap 1
dan paragrap 2 di atas, tetapi metode minimum
10 jam tersebut dapat dikurangi menjadi paling
sedikit 6 jam berturut-turut, asalkan
pengurangan semacam ini tidak lebih dari 2 hari,
dan paling sedikit harus ada 70 jam isitirahat
selama periode 7 hari.
• Pemerintah yang bersangkutan harus
menetapkan agar jadwal-jadwal jaga
ditempatkan pada tempat-tempat
yang mudah dilihat
PENGATURAN TUGAS JAGA DAN PRINSIP YANG HARUS DIPERHATIKAN

BAGIAN 1. SERTIFIKASI (CERTIFICATION)

■ Perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi atau


tugas jaga dek, harus memenuhi syarat sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
jaga navigasi atau tugas jaga dek.

■ Perwira yang bertugas jaga mesin harus memenuhi


syarat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan tugas jaga mesin.
PENGATURAN TUGAS JAGA DAN PRINSIP YANG HARUS DIPERHATIKAN

BAGIAN 2. RENCANA PELAYARAN (VOYAGE PLANNING)

■ Pelayaran yang akan dilakukan harus direncanakan terlebih


dahulu, dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang
terkait, dan setiap haluan yang ditetapkan, harus diperiksa
sebelum pelayaran dilaksanakan.
■ Melalui musyawarah dengan nakhoda, Kepala Kamar
Mesin harus terlebih dahulu menentukan kebutuhan-
kebutuhan untuk pelayaran yang akan dilakukan, dengan
mempertimbangkan persyaratan-persyratan tentang bahan
bakar, air, minyak lumas, bahan-bahan kimia, suku cadang
alat-alat, persediaan dan persyaratan-persyaratan lain.
Perencanaan Setiap Kali Akan Melakukan Pelayaran
■ Setiap kali akan melakukan pelayaran, Nakhoda harus menjamin bahwa rute
yang telah ditetapkan dari pelabuhan-pelabuhan pemberangkatan menuju ke
pelabuhan berikutnya, harus direncanakan dengan menggunakan peta-peta
dan publikasi nautika lain yang memadai, yang memuat informasi terbaru
yang lengkap dan tepat sehubungan dengan bahaya-bahaya dan kesulitan-
kesulitan navigasi yang bersifat tetap atau dapat diramalkan terlebih dahulu,
dan yang relevan dengan pelaksanaan navigasi yang aman.
PENGATURAN TUGAS JAGA DAN PRINSIP YANG HARUS DIPERHATIKAN

BAGIAN 3. TUGAS JAGA (WATCH KEEPING)

■ Prinsip-Prinsip Yang Berlaku Untuk Tugas Jaga Pada Umumnya


■ Pihak-pihak peserta Konvensi harus mengarahkan agar perhatian perusahaan. Nakhoda, Kepala
Kamar mesin dan personil tugas jaga, ditujukan pada prinsip-prinsip di bawah ini, yang harus
diperhatikan untuk menajmin bahwa pelaksanaan tugas jaga secara aman selalu terpelihara.
■ Nakhoda setiap kapal wajib menjamin bahwa pengaturan tugas jaga telah memadai untuk selalu
dilaksanakan secara aman. Dibawah pengarahan Nakhoda, perwira-perwira tugas jaga
bertanggung jawab melaksanakan navigasi secara aman selama periode tugas jaga masing-
masing.
■ Melalui musyawarah dengan Nakhoda, Kepala Kamar Mesin wajib menjamin bahwa pengaturan
tugas jaga telah memadai untuk memelihara suatu tugas jaga mesin yang aman.
Perlindungan Lingkungan Laut
■ Nakhoda, perwira dan bawahan harus
mengetahui akibat serius dari pencemaran
lingkungan laut karena operasional atau
karena kecelakaan kapal, dan harus menjaga
kecermatan untuk mencegah pencemaran,
terutama sesuai dengan peraturan-peraturan
internasional dan peraturan-peraturan yang
berlaku di suatu pelabuhan.
Prinsip Yang Harus Diperhatikan Dalam
Melaksanakan Suatu Tugas Jaga Navigasi
■ Perwira yang bertugas jaga navigasi
merupakan wakil Nakhoda, dan
terutama selalu bertanggung jawab
atas navigasi yang aman, dan
mematuhi Peraturan Internasional
Pencegahan Tubrukan di Laut – Tahun
1972.
Pengamatan (Look Out)

1. Suatu pengamatan yang baik harus selalu dilaksanakan sesuai dengan Aturan 5
Peraturan Internasional Pencegahan Tubrukan di Laut – Tahun 1972 dan harus sesuai
dengan tujuan untuk :
a. Menjaga kewaspadaan secara terus-menerus dengan penglihatan, pendengaran
dan juga dengan sarana lain yang ada, sehubungan dengan setiap perubahan
penting dalam hal suasana pengoperasian;
b. Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko-resiko tubrukan, kandas dan
bahaya navigasi lain;
c. Mendeteksi kapal-kapal atau pesawat terbang yang sedang berada dalam bahaya,
kerangka kapal, serta bahaya-bahaya lain yang mengancam navigasi.
Pengamatan (Look Out)
2. Petugas pengamat harus mampu memberikan
perhatian penuh untuk menjamin suatu
pengamatan yang baik, dan tidak boleh
diberikan tugas lain kepada seorang pengamat
karena dapat menganggu pelaksanaa
pengamatan
Pengamatan (Look Out)

3. Tugas seorang pengamat dan tugas seorang pemegang kemudi harus terpisah. Pemegang kemudi tidak boleh
merangkap atau dianggap merangkap tugas pengamatan kecuali pada kapal-kapal kecil dimana tidak ada
gangguan pandangan malam hari. Perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi dapat merupakan satu-
satunya orang yang melakukan pengamatan pada siang hari, asalkan :
a. Situasi yang ada telah diperhitungkan secara cermat dan tidak diragukan lagi keamanannya.
b. Seluruh faktor yang relevan telah diperhitungkan sepenuhnya, termasuk :
a) Keadaan cuaca
b) Jarak tampak
c) Kepadatan lalu lintas
d) Bahaya-bahaya navigasi
e) Perhatian yang perlu diberikan jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat jalur-jalur pemisah lalu
lintas.
c. Bantuan secepatnya dapat diberikan ke anjungan jika setiap perubahan situasi memang memerlukannya.
Pengamatan (Look Out)

4. Dalam Menentukan bahwa komposisi tugas jaga navigasi telah memadai untuk menjamin
dilaksanakannya pengamatan yang baik secara terus-menerus, Nakhoda harus mempertimbangkan
semua faktor yang relevan, termasuk yang diuraikan di dalam section kode STCW, dan juga faktor-
faktor sebagai berikut :

a) Jarak tampak, keadaan cuaca dan laut.


b) Kepadatan lalu lintas dan aktivitas-aktivitas lain yang terjadi di daerah dimana kapal sedang
melakukan navigasi.
c) Perhatian yang perlu jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat jalur-jalur pemisah
lalu lintas, atau langkah-langkah lain yang berkaitan dengan penentuan rute.
d) Beban kerja tambahan yang disebabkan oleh sifat fungsi kapal, oleh kebutuhan pengoperasian
yang bersifat mendadak, dan olah gerak yang diperkirakan harus dilakukan.
e) Kemampuan untuk menjalankan tugas setiap anggota tugas jaga.
f) Pengetahuan dan keyakinan kompetensi profesional para perwira dan para awak kapal.
g) Pengalaman setiap perwira yang melakukan tugas jaga yang bersangkutan tentang
peralatan, prosedur-prosedur dan kemampuan olah gerak kapal.
h) Kegiatan-kegiatan yang terjadi sewaktu-waktu, termasuk kegiatan-kegiatan komunikasi
radio dan tersedianya bantuan secepatnya ke anjungan jika diperlukan.
i) Kemampuan operasional instrumen-istrumen dan alat-alat pengendali di anjungan,
termasuk sistem tanda bahaya.
j) Daun kemudi, baling – baling serta sifat Olah Gerak kapal
k) Ukuran Kapal dan medan pandangan dari tempat pengamat
l) Tata Ruang Anjungan, sampai pada tingkat dimana tata ruang
yang bersangkutan mungkin dapat menghalangi seorang
awak kapal yang melakukan tugas jaga dalam mendeteksi
setiap perkembangan situasi dengan penglihatan dan
pendengaran
m) Setiap standar, prosedur atau pedoman relevan lain yang
berkaitan dengan peraturan tugas jaga dan dengan
kemampuan melaksanakan tugas jaga yang telah ditetapkan
oleh organisasi
Pengaturan Tugas Jaga

■ Jika mengambil keputusan tentang komposisi tugas jaga di anjungan, termasuk bawahan yang
memenuhi syarat, faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan :
a. Anjungan tidak pernah boleh ditinggalkan tanpa seorangpun menjaganya.
b. Kondisi cuaca, jarak tampak siang atau malam hari.
c. Adanya bahaya-bahaya navigasi yang dapat memungkinkan perwira yang sedang melaksanakan
tugas jaga harus menjalankan tugas-tugas tambahan.
d. Pengunaan dan kondisi alat bantu navigasi seperti radar atau alat-alat penentu posisi elektronik,
dan peralatan lain yang memepengaruhi keamanan navigasi.
e. Apakah kapal yang bersangkutan dilengkapi dengan kemudi otomatis atau tidak.
f. Pengendali UMS (Unmanned Machinery Space – kamar mesin yang tidak dijaga), tanda bahaya
dan indikator yang ada di anjungan, prosedur untuk penggunaannya dan keterbatasannya.
g. Setiap kebutuhan luar biasa pada tugas jaga navigasi, yang dapat terjadi karena keadaan khusus.
Serah Terima Tugas Jaga

1. Perwira pengganti harus menjamin bahwa anggota-anggota tugas jaga yang


membantunya, sepenuhnya mampu menjalankan tugas-tugas khususnya, sehubungan
dengan penyesuaian diri dengan pandangan malam hari. Perwira pengganti tidak boleh
mengambil alih tugas jaga sebelum daya pandangnya sepenuhnya telah menyesuaikan
dengan kondisi cahaya yang ada.
2. Sebelum mengambil alih tugas jaga, perwira pengganti harus mendapat kepastian
tentang posisi yang sebenarnya atau posisi duga kapal, serta harus mendapat kejelasan
tentang haluan dan kecepatan kapal, pengendalian UMS (Unmanned Machinery
Space), dan harus mencatat setiap kemungkinan bahaya navigasi selama tugas jaga.
Serah Terima Tugas Jaga

3. Perwira pengganti harus memperoleh kepastian dalam hal :


a. Perintah-perintah harian dan petunjuk-petunjuk khusus lain dari Nakhoda, yang berkaitan dengan navigasi.
b. Posisi, haluan, kecepatan dan sarat kapal.
c. Gelombang laut pada saat itu atau yang diperkirakan, arus laut, cuaca, jarak tampak dan pengaruh faktor
tersebut terhadap haluan dan kecepatan kapal.
d. Prosedur-prosedur penggunaan mesin induk untuk olah gerak, jika mesin induk berada di bawah kendali
anjungan.
e. Situasi navigasi, termasuk :
■ Kondisi operasional seluruh peralatan pengamanan yang sedang digunakan atau yang mungkin akan digunakan selama
tugas jaga.
■ Kesalahan-kesalahan kompas gyro dan kompas magnetik.
■ Adanya dan terlihatnya kapal-kapal lain atau adanya kapal-kapal lain yang tidak terlalu jauh dari kapal sendiri.
■ Kemungkinan adanya efek-efek kemiringan, trim, berat jenis air dan squat terhadap jarak lunas kapal dengan dasar laut
Serah Terima Tugas Jaga
■ Jika pada suatu saat perwira tugas jaga navigasi harus
diganti dalam keadaan sedang melakukan olah gerak
atau tindakan tertentu lain untuk menghindari setiap
bahaya yang sedang mengancam, maka pengantian
tugas jaga ini harus ditangguhkan sampai tindakan atau
olah gerak yang bersangkutan telah selesai
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

1. Perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi harus :


a. Melaksanakan tugas jaga di anjungan.
b. Sama sekali tidak diperkenankan meninggalkan anjungan sebelum diganti.
c. Terus melaksanakan tanggung jawab navigasi secara aman, meskipun Nakhoda
ada di anjungan, kecuali jika diberitahu secara khusus bahwa Nakhoda telah
mengambil alih tanggungjawab dan pemberitahuan ini harus saling mengerti.
d. Jika merasa ragu tentang tindakan apa yang harus dilakukan demi keselamtan
kapal, harus memberitahu Nakhoda
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

2. Selama tugas jaga, haluan, posisi dan kecepatan kapal harus diperiksa secara berkala
dengan menggunakan setiap peralatan navigasi yang ada, untuk menjamin bahwa
kapal berada pada haluan yang telah direncanakan
3. Perwira tugas jaga harus memiliki pengetahuan penuh tentang letak pengoperasian
seluruh peralatan navigasi yang ada, dan harus mengetahui serta mempertimbangkan
keterbatasan kemempuan operasional peralatan yang bersangkutan.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

4. Perwira yang bertanggung jawab dalam tugas jaga navigasi, tidak boleh merangkap
atau diberi tugas-tugas lain yang mengganggu keselamatan navigasi.
5. Perwira tugas jaga navigasi harus menggunakan seluruh peralatan navigasi seefektif
mungkin.
6. Jika menggunakan radar, perwira tugas jaga navigasi harus selalu megingat pada
ketentuan-ketentuan yang termuat di dalam Peraturan Internasional Pencegahan
Tubrukan di Laut, sehubungan dengan cara menggunakan radar.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

7. Jika diperlukan, perwira tugas jaga navigasi tidak boleh ragu untuk menggunakan
kemudi, mesin dan system semboyan bunyi yang ada. Tetapi, pemberitahuan dalam
waktu tepat tentang perubahan kecepatan mesin harus dilakukan, atau pengendalian
secara efektif atas kendali UMS (Unmanned Machinery Space) yang ada di anjungan,
harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku.
8. Perwira tugas jaga navigasi mengetahui sifat olah gerak kapal, termasuk jarak henti,
dan juga harus mempertimbangkan bahwa kapal-kapal lain memeiliki sifat-sifat olah
gerak yang berbed-beda.
9. Harus dilakukan pencatatan secara baik selama tugas jaga, sehubungan dengan olah
gerak dan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan navigasi.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

10. Perwira tugas jaga harus selalu menjamin bahwa pengamatan secara baik dilakukan
terus-menerus. Pada kapal yang memiliki kamar peta yang terpisah, perwira tugas
jaga navigasi boleh mengunjungi kamar peta ini jika memang perlu untuk
kepentingan tugas navigasi, asalkan terlebih dahulu memastikan bahwa tindakannya
bersifat aman dan pengamanan tetap dilaksanakan.
11. Pengujian kemampuan operasional peralatan navigasi harus dilakukan sesering
mungkin yang dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi yang ada, khususnya
sebelum terjadi situasi yang membahayakan. Pengujian-pengujian semacam ini harus
dicatat. Dan pengujian-pengujian semacam ini juga harus dilakukan sebelum tiba dan
sebelum berangkat dari pelabuhan.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

12. Perwira tugas jaga navigasi harus melakukan pemeriksaan tetap untuk menjamin bahwa :
a. Kemudi otomatis atau orang-orang yang menjalankan kemudi tangan mengikuti haluan
yang benar.
b. Kesalahan pada standar kompas ditentukan sedikitnya sekali setiap putaran tugas jaga,
dan setelah perubahan haluan yang cukup besar. Kompas standard dan kompas gyro
sering dibandingkan, dan repeater-repeater disamakan dengan kompas induk.
c. Kemudi otomatis harus diuji secara manual paling sedikit setiap satu putaran tugas
jaga.
d. Lampu navigasi dan lampu isyarat peralatan navigasi lain berfungsi dengan baik.
e. Peralatan radio berfungsi dengan baik sesuai dengan paragrap di bawah ini.
f. Alat kendali UMS, tanda bahaya dan indikator-indikator berfungsi dengan baik.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

13. Perwira tugas jaga navigasi harus ingat untuk selalu mematuhi persyaratan-
persyaratan SOLAS tahun 1974, dengan mempertimbangkan :
a. Keharusan menempatkan seorang awak kapal untuk mengemudikan kapal dan
untuk beralih ke kemudi tangan dalam situasi yang mengijinkan guna
memungkinkan penanggulangan setiap kemungkinan bahaya secara aman.
b. Bahwa jika kapal sedang menggunakan kemudi otomatis, akan sangat berbahaya
jika membiarkan terus berkembangnya situasi sampai pada suatu tingkat di mana
perwira tugas jaga tidak memperoleh bantuan dan harus menghentikan
pelaksanaan pengamatannya karena mengambil suatu tindakan darurat tertentu.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

14. Perwira-perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi harus sepenuhnya mengenal
penggunan semua alat bantu navigasi elektronik, termasuk kemampuan-kemampuan
dan keterbatasan-keterbatasannya, serta juga harus menggunakan setiap alat bantu
tersebut jika diperlukan, harus juga ingat bahwa perum gema adalah merupakan alat
bantu yang sangat penting untuk navigasi.
15. Perwira tugas jaga navigasi harus menggunakan radar setiap kali terjadi atau
diperkirakan akan terjadi berkurangnya jarak tampak, dan secara terus-menerus jika
sedang ada di perairan yang penuh dengan lalu lintas kapal lain, sambil
memperhatikan keterbatasan-keterbatasan kemampuan radar yang ada
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

16. Perwira tugas jaga navigasi harus menjamin bahwa skala jarak yang diterapkan
diubah secara berkala, sehingga setiap sasaran dapat terdeteksi sedini mungkin.
Harus diingat bahwa sasaran-sasaran kecil atau sasaran yang kurang jelas dapat
lolos dari pengamatan radar.
17. Jika menggunakan radar, perwira tugas jaga harus memilih suatu skala jarak yang
memadai, dan harus mengamati layer radar secara cermat, serta harus menjamin
bahwa analisa sistematis dan plotting mulai dilakukan sedini mungkin.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

18. Perwira tugas jaga navigasi harus memberi tahu Nakhoda :


a. Jika terjadi atau diperkirakan akan terjadi berkurangnya jarak tampak.
b. Jika kondisi lalu lintas dan gerak kapal-kapal lain mengharuskan perhatian khusus.
c. Jika sulit mempertahankan haluan yang benar.
d. Jika tidak melihat adanya daratan, tidak ada rambu navigasi, atau tidak mendengar semboyan bunyi pada waktu yang
telah diperkirakan.
e. Jika secara tidak terduga melihat adanya daratan atau rambu navigasi, atau jika terjadi perubahan semboyan bunyi.
f. Jika terjadi kerusakan mesin, telegrap, mesin kemudi, peralatan penting lain untuk navigasi, system tanda bahaya dan
indikator.
g. Jika peralatan radio tidak berfungsi.
h. Jika dalam cuaca buruk merasa ragu tentang kemungkinan akibat buruk yang akan terjadi.
i. Jika kapal menemui setiap bahaya navigasi, seperti gunung es atau kerangka kapal.
j. Jika dalam keadaan darurat atau ragu mengambil keputusan.
Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi

19. Meskipun ada keharusan untuk memberitahu Nakhoda seperti tersebut di atas,
perwira tugas jaga navigasi juga tidak boleh ragu untuk mengambil tindakan
secepatnya demi keselamatan kapal jika situasi memang mengharuskan.
20. Perwira tugas jaga navigasi harus memberi petujuk-petujuk dan informasi yang perlu
kepada bawahan yang membantu tugas jaga, yang akan menjamin suatu pelaksanaan
tugas jaga yang aman serta pengamatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai