Efusi Pleura, Gagal Jantung, DM Tipe
Efusi Pleura, Gagal Jantung, DM Tipe
Efusi Pleura, Gagal Jantung, DM Tipe
JANTUNG, DM TIPE 2
PENDAHULUAN
• Efusi pleura merupakan keadaan di mana cairan menumpuk di
dalam rongga pleura.
• Dapat mengancam jiwa, cairan yang menumpuk →
menghambat pengembangan paru-paru → pertukaran udara
terganggu.
• Penelitian di RSPP tahun 2010-2011, efusi pleura kebanyakan
disebabkan oleh keganasan (42.8%) dan tuberkulosis (42%).2
Penyakit lain yang mungkin mendasari terjadinya efusi pleura
antara lain pneumonia, empiema toraks, gagal jantung
kongestif, sirosis hepatis.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• No. Rekam Medik : 899256
• Nama : Tn. S
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 59 tahun
• Alamat : Tebet
• Agama : Islam
• Status perkawinan: Kawin
• Suku : Betawi
• Pendidikan terakhir : SMA
• Tanggal Masuk RS : 14 Desember 2019
• Tanggal Pemeriksaan : 15 Agustus 2019
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama
Sesak sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat kebiasaan
• Merokok (+) 5-6 batang/hari, sejak 20 tahun yang lalu. sudah
berhenti 5 bulan sebelum masuk rumah sakit.
• Konsumsi alkohol –
• Jarang olah raga
LAPORAN KASUS
Status generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 140/96 mmHg
• Laju nadi : 92 x/menit
• Laju Nafas : 22 x/menit;
• Suhu : 36,5 0C
• Saturasi oksigen : 97%
LAPORAN KASUS
• Pemeriksaan fisik
• Kepala : normocephal
• Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
• Hidung : cavum nasi lapang/lapang, sekret -/-
• Mulut : faring hiperemis -, T1-T1, caries dentis +
• Telinga : liang telinga lapang/lapang, serumen -/-
• Leher : JVP 5 + 1cm H2O, pembesaran KGB -
• Paru : Fremitus vokal dada kanan lebih lemah
dibandingkan dada kiri, perkusi dada kanan redup, suara
dasar vesikuler kanan < kiri, ronkhi +/-, wheezing -/-
• Jantung : BJ I-II reguler, murmur -, SDV +/+, ST -/-
• Abdomen : datar, supel, BU (+) 6x/menit
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema tungkai +/+
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan laboratorium
S O A P
Pasien masih • TTV : TD • Efusi pleura • IVFD Asering/ 24 jam
sesak nafas, 120/80 / HR 62/ dextra ec • Ambroxol 3 x 30 mg
batuk sudah RR 20/ S 36,8 susp. per oral
berkurang. • Paru : fremitus Pneumonia • BK III 3 x 1 tablet per
vocal kanan < • Gagal Jantung oral
kiri, perkusi paru kelas II-III • Metformin 2 x 500 mg
kanan redup, • Diabetes per oral
suara dasar Mellitus tipe • Amlodipin 1 x 10 mg
vesikuler kanan II per oral
< kiri, wheezing • Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(-/-) ronki (+/-) per oral
• Ekstremitas
bawah : edema
+/+
Hasil Laboratorium 15/12/2019
S O A P
Pasien sesak • TTV : TD • Efusi pleura • IVFD Asering/ 24 jam
dan batuk 120/90 / HR 84/ dextra ec • Ambroxol 3 x 30 mg
sudah RR 20/ S 36,8 susp. per oral
berkurang, • Paru : fremitus Pneumonia • BK III 3 x 1 tablet per
sedikit mual. vocal kanan < • Gagal Jantung oral
kiri, perkusi paru kelas II-III • Fluconazole 1 x 150
kanan redup, • Diabetes mg per oral
suara dasar Mellitus tipe • Metformin 2 x 500 mg
vesikuler kanan II per oral
< kiri, wheezing • Amlodipin 1 x 10 mg
(-/-) ronki (+/-) per oral
• Ekstremitas • Bisoprolol 1 x 2,5 mg
bawah : edema per oral
+/+
Hasil Laboratorium 16/12/2019
Mikrobiologi Sediaan Gram Sediaan Jamur KOH
Epitel 20-30 Sputum Spora +
PMN 50 – 80 Blastospora +
Blastospora Positif* Kimia Darah
Pseudohifa Negatif GDS 158*
Clue cells Negatif Analisa Gas Darah
Gram Positif Kokus Positif* pH 7.50*
pCO2 22*
Gram Negatif Kokus Negatif PO2 116*
Gram Negatif Batang Positif* HCO3 17*
Gram Positif Batang Negatif Total CO2 18*
Gram Negatif Negatif Saturasi O2 99
Diplokokus Intra Sel
Gram Negatif Negatif Kelebihan basa -3,6
Diplokokus Extra Sel
Follow up 17/12/2019
S O A P
Pasien sesak • TTV : TD 120/90 / • Efusi pleura • IVFD Asering/ 24 jam
dan batuk HR 84/ RR 20/ S dextra ec susp. • Injeksi Ampicilin
sudah 36,8 Pneumonia Sulbactam 4 x 1 gr
berkurang, • Paru : fremitus • Gagal Jantung • Injeksi Furosemid 2 x 1
sedikit mual. vocal kanan < kiri, kelas II-III ampul
perkusi paru • Diabetes • Fluconazole 1 x 150 mg
kanan redup, Mellitus tipe II per oral
suara dasar • Ambroxol 3 x 30 mg per
vesikuler kanan < oral
kiri, wheezing (-/-) • BK III 3 x 1 tablet per oral
ronki (+/-) • Amlodipin 1 x 10 mg per
• Ekstremitas bawah oral
: edema +/+ • Bisoprolol 1 x 2,5 mg per
oral
• Spironolacton 1 x 50 mg
per oral
• Metformin 2 x 500 mg
per oral
• Vip albumin 3 x 2 tablet
per oral
Hasil Laboratorium 17/12/2019
GDS 150
Follow up 18/12/2019
S O A P
Sesak • TTV : TD 120/79 / • Efusi pleura • IVFD Asering/ 24 jam
berkurang, HR 80/ RR 20/ S dextra ec susp. • Injeksi Ampicilin
badan terasa 36,5 Pneumonia Sulbactam 4 x 1 gr
lemas. • Paru : fremitus • Gagal Jantung • Injeksi Furosemid 2 x 1
vocal kanan < kiri, kelas II-III ampul
perkusi paru • Diabetes • Fluconazole 1 x 150 mg
kanan redup, Mellitus tipe II per oral
suara dasar • Ambroxol 3 x 30 mg per
vesikuler kanan < oral
kiri, wheezing (-/-) • BK III 3 x 1 tablet per oral
ronki (+/-) • Amlodipin 1 x 10 mg per
• Ekstremitas bawah oral
: edema -/- • Bisoprolol 1 x 2,5 mg per
oral
• Spironolacton 1 x 50 mg
per oral
• Metformin 2 x 500 mg
per oral
• Vip albumin 3 x 2 tablet
per oral
Hasil Laboratorium 18/12/2019
Hb 10,5*
Ht 31*
Eritrosit 3,7*
Leukosit 5,0
Trombosit 336
MCV 83,9
MCH 28,6
MCHC 34,1
RDW 15,1*
GDS 118*
Follow up 19/12/2019
S O A P
Sesak • TTV : TD 120/70/ • Efusi pleura • Pungsi pleura
berkurang, HR 79/ RR 20/ S dextra ec susp. • IVFD Asering/ 24 jam
badan terasa 36,8 Pneumonia • Injeksi Ampicilin
lemas. • Paru : fremitus • Gagal Jantung Sulbactam 4 x 1 gr
vocal kanan < kiri, kelas II-III • Injeksi Furosemid 2 x 1
perkusi paru • Diabetes ampul
kanan redup, Mellitus tipe II • Fluconazole 1 x 150 mg
suara dasar per oral
vesikuler kanan < • Ambroxol 3 x 30 mg per
kiri, wheezing (-/-) oral
ronki (+/-) • BK III 3 x 1 tablet per oral
• Ekstremitas bawah • Amlodipin 1 x 10 mg per
: edema -/- oral
• Bisoprolol 1 x 2,5 mg per
oral
• Spironolacton 1 x 50 mg
per oral
• Metformin 2 x 500 mg
per oral
• Vip albumin 3 x 2 tablet
per oral
Hasil Laboratorium 19/12/2019
• Pemeriksaan penunjang :
Darah samar tinja : positif.
Pemeriksaan H2TL : Hb = 10,8 MCV = 82,5 MCH 30, MCHC = 36,
Pemeriksaan GDS : 377 Keton : 0,1
Elektrolit : Na serum = 128
Pada Urinalisa : Bakteri + Leukosit esterase +3 Nitrit +
PEMBAHASAN
• Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan
bahwa pasien geriatri mengalami melena, anemia, infeksi saluran kemih, hiponatremi,
hiperglikemi pada DM tipe 2.
• Pada pasien ini melena disebabkan perdarahan saluran cerna atas, yang penyebab pastinya
belum bisa ditegakan. Hal ini karena tidak dilakukan endoskopi pada pasien, endoskopi
tidak dapat dilakukan selama masa pandemi untuk mengurangi kontak terlalu dekat
dengan pasien.
• Anemia yang terjadi pada pasien yaitu anemia normositik normokrom, dapat terjadi akibat
adanya blood loss akibat melena yang diderita pasien. Tatalaksana yang dilakukan adalah
mengatasi penyakit yang mendasari.
• Hiponatremi dapat terjadi akibat masalah perdarahan saluran cerna, banyaknya cairan
yang keluar dan sedikitnya intake yang masuk akibat mual dan sakit perut sehingga
terdapat elektrolit imbalans pada pasien.
• Pada pasien didapatkan riwayat DM yang sudah diderita sejak lama, namun pasien
berhenti kontrol dan berhenti minum obat akibat tidak ada yang mengantar untuk periksa.
Pasien hanya tinggal berdua dengan suami.
• Infeksi saluran kemih kemungkinan dapat terjadi akibat pasien imunocompremis, sehingga
mudah terinfeksi
PEMBAHASAN
• Untuk menanggulangi perdarahan pada pasien ini diberikan
obat berupa obat-obatan hemostatic seperti vitamin K, dan
pemberian sucralfat, omeprazole sebagai penyembuhan ulser
gastrik dan duodenum untuk kemungkinan yang belum dapat
disingkirkan.
• Selama perawatan pada pasien diberikan antibiotik berupa
levofloxacin dari golongan kuinolon dan meropenem dari
golongan carbapenem untuk mengobati infeksi bakteri, hal ini
untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Untuk koreksi
hipoantremi pasien diberikan NaCl 0,3%/24 jam.