Akuntansi Inflasi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Teori Akuntansi

Akuntansi Inflasi,
Model Penilaian, dan
Penentuan Laba
A. Tujuan dan Prinsip Akuntnasi

Menurut APB Statement No.4 (AICPA, 1973), tujuan laporan keuangan ada dua, yaitu tu-
juan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menyediakan laporan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akun-
tansi yang diterima. Sedang tujuan khususnya adalah memberikan informasi tentang
kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewa-
jiban, serta informasi lainnya yang relevan. Laporan keuangan haruslah mengandung sifat
relevan dan materialitas, substance over form, reability, bebas dari bias, comparability,
konsisten dan dapat dipahami.(Harahap, 2011)
Prinsip Akuntansi
01 Historical Cost Principle

02 Unit of Measure

03 Stable Monetary Unit

04
Conservatisme
B. Perubahan dari Konsep
Stable Monetary Unit
Stable Monetary Unit merupakan salah satu prin-
sip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa ke-
satuan moneter itu dianggap stabil. Nilai uang
yang ditetapkan dari pos-pos laporan keuangan,
misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban
lainnya. Pos ini memiliki angka dan jumlah nilai
uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih,
dibayar dimasa yang akan datang tanpa ada pe-
rubahan Padahal dimana saja didunia ini kita
tidak pernah mendengar ada valuta yang memiliki
nilai yang stabil. Ada yang mengalami apresiasi
dimana nilai tukarnya atau daya belinya naik (de-
flasi) dan yang paling umum nilai tukar atau daya
belinya justru menurun (inflasi).
C. Akuntansi Inflasi
Metode dalam akuntansi Inflasi sama dengan metode penentuan
laba. Penekanan dalam penentuan laba yang lebih relevan adalah
yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan dalam akun-
tansi inflasi adalah nilai semua item yang terdapat dalam laporan
keuangan.

Ada beberapa metode Akuntansi Inflasi

General Price Level Current Cost Accounting


1.General Price Level
Dalam GPL, metode Historical Cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi
GPL ini lebih besar daripada nilai Historical Cost

Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan


Keuntungan
Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
GPL
Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih
baik
Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka
laporan keuangan yang sudah disesuaikan

GPL tidak bermakna bagi perusahaan


Kelemahan Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
GPL
Rasio itu adalah indikator mentah

Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak
bisa disamaratakan
2. Current Cost Accounting
Menurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep CCA,
yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
yang ada untuk memaksimalkan laba. Dalam membuat keputusan tersebut manager perlu meru-
muskan pengharapan tentang kejadian masa yang akan datang. Agar suatu informasi dapat berguna
maka, kejadian sekarang harus dinilai pada saat ini bukan dinilai dengan masa lalu. Jika nilai masa
lalu dan nilai masa depan digabungkan maka menimbulkan kebingungan.
Berikut adalah bentuk current cost sebagai berikut
Replacement Cost
01 nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan ak-
tiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya
yang sama
Reproduction Cost
02 Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu
dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa
melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi ak-
-40 tiva yang dibuat itu.
Net Realizable Value
03 Harga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh
jika suatu aktiva dijual sekarang

Selling Price
04 Harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan
keuangan yang disusun menurut Selling Price ini akan lebih be-
sar daripada Net Realizable Value dan metode lain yang disebut
sebelumnya
Expected Value
05 Dalam metode expected value sangat tergantung pada peng-
harapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil
D. Monetary Non-Monetary Items
Monetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang
tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uang
nya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan.
Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai Net Realizable Value-nyalah yang akan diRealisasi.
Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang (Current Value) untuk aktiva jenis ini
tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui Present Value dari nilai yang diharapkan
ditagih (expected value) di masa yang akan datang.
E. Model Akuntansi
Ada tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu

Historical Replacement Net Realizable


Cost Ac- Cost Account- Value Account-
counting ing ing
1. Atribut yang akan dinilai

Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai


berikut :
• Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (Historical Cost),
masa kini (Replacement Cost dan Net Realizable Value),
dan masa yang akan datang (Present Value).

• Jenis transaksi : Historical Cost dan Replacement Cost


merupakan transaksi perolehan atau pembebanan hutang,
Net Realizable Value dan Present Value menyangkut pen-
jualan aset dan pembayaran hutang.

• Sifat kejadian awalnya : Historical Cost didasarkan pada


kejadian yang sebenarnya, Present Value berdasarkan keja-
dian yang diharapkan, dan Replacement Cost dan Net Real-
izable Value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipote-
sis (anggapan).
2.Unit of Measure

Ada dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut
:
• Unit Moneter (Uang)
Dalam model ini yang menjadi unit pengukuran adalah unit
uang.
• Unit Daya Beli (Purchasing Power)
Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli
uangnya yang tentu berbeda apabila waktunya berbeda.
F. Penilaian dan Perbandingan terhadap Model Akuntansi
Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi, model Present Value sengaja tidak diikutkan
karena beberapa alasan kelemahannya yaitu ;

Sukarnya menaksir Pemilihan tingkat Alokasi arbitrer dari Alokasi arbitrer dan
penerimaan kas di diskonto yang sangat taksoran arus kas taksiran arus kas dari
masa yang akan bervariasi dalam menilai aset masing-masing aktiva
datang. secara individual
G. Metode Pengukuran Harga Wajar (Fair value)

Statement ini mendefinisikan Fair value, menetapkan


kerangka untuk mengukur nilai wajar (Fair value) sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, dan mem-
perluas pengungkapan tentang pengukuran Fair value.
Statement ini diterapkan dalam kerangka standar akuntansi
yang membutuhkan atau mengizinkan pengukuran Fair
value. Dewan standar sebelumnya telah memutuskan
melalui pengumuman bahwa Fair value adalah metode
pengukuran yang relevan. Oleh karena itu, statement ini
tidak memerlukan metode pengukuran Fair value yang
baru. Namun, untuk sebagian entitas penerapan Fair value
ini akan mengubah praktek yang berlaku sekarang
H. Ilustrasi Beberapa Alternatif Model Akuntansi
Untuk memberikan gambaran yang jelas antara beberapa
alternative model akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko Jaya
yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2007 akan memasarkan
produk baru yang disebut ESTIMA. Modal berjumlah Rp 30.000,-
utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal 1Januari
PT Sipangko Jaya memulai kegiatannya dengan membeli 6.000
unit ESTIMA dengan harga Rp 10,- per unit. Pada tanggal 1 Mei
perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,- per unit.
Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:

Januari 1 Mei 1 Desember 1


Replacement Cost 10 12 13
Net Realizable Value - 15 17
General Price Level In-100 130 156
dex
Thank you

Anda mungkin juga menyukai