Ucapan bahagia
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Ucapan bahagia, disebut juga ucapan berbahagia atau sabda bahagia, adalah bagian dari kotbah Yesus di bukit yang isinya mengandung nasihat tentang arti kebahagiaan yang sejati. Kotbah di Bukit yang disampaikan oleh Yesus terdapat dalam kitab Matius (Matius pasal 5-7).
Ucapan-ucapan kebahagiaan yang diajarkan Yesus ini bertolak belakang dengan nilai-nilai yang dipegang banyak orang saat itu—bahkan juga pada masa kini.
Selain Matius, Lukas juga memuat kumpulan Ucapan Berbahagia ini. Perbedaannya adalah di dalam tulisan Lukas, selain mengucapkan "Berbahagialah", Yesus juga mengucapkan kata-kata yang keras yang dimulai dengan "Celakalah"
Matius 5:2-12
[sunting | sunting sumber]Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 2
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 3
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 4
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 5
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 6
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 7
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 8
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 9
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 10
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 11
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. 12
Lukas 6:20-26
[sunting | sunting sumber]Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata:
Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Katekismus Gereja Katolik 1716-1729