Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sistem Gerak Di Sma Negeri 1 Donri-Donri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA

MATERI SISTEM GERAK DI SMA NEGERI 1 DONRIDONRI

Hamka L. & Muhammad Nur Arsyad


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
Jln. Daeng Tata Raya, Parangtambung, Makassar 90224

Abstract The Effectiveness of The Implementation of Direct Instructional Model Used on The
Material Movement System in SMA Negeri 1 Donri-Donri. This pre-experimental study aims to
determine the effectiveness of the implementation of direct instructional model used on the material
movement system in SMA Negeri 1 Donri-Donri. The hypothesis of this study is directly effective
learning model applied to the material movement system in SMA Negeri 1 Donri-Donri.
Measurement of learning outcomes in the material movement system conducted on 24 students of
class XI MIA 4, then comparing the value of the pretest students with posttes value at the end of the
meeting. The value of learning outcomes of students gained an average of 33.68 pretest (in the
category of learning outcomes is very low) and average value posttes 71.81 (in the category of high
learning outcomes). Measuring the effectiveness of the application of direct instructional model to
inferential statistical analysis using SPSS 16 and the results obtained 0.000 < = 0.05 which indicates
that the H0 is rejected and H1 accepted, thus indicating that the hypothesis is accepted, whereas to
measure the level of effectiveness, used test Gain, which states that the rate of the effectiveness of the
application of direct instructional model is moderate. Based on the results of this study concluded that
effective direct learning model applied to the material movement system in SMA Negeri 1 Donri-
Donri.

Abstrak: Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung pada Materi Sistem Gerak di
SMA Negeri 1 DonriDonri. Penelitian pra-eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan
penerapan model pembelajaran langsung yang digunakan pada materi sistem gerak di SMA Negeri 1
Donri-Donri. Hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran langsung efektif diterapkan pada
materi sistem gerak di SMA Negeri 1 Donri-Donri. Pengukuran hasil belajar pada materi sistem gerak
dilakukan terhadap 24 siswa kelas XI MIA 4, kemudian membandingkan nilai pretes siswa dengan
nilai post tes di akhir pertemuan. Nilai hasil belajar siswa diperoleh rata-rata pretes 33.68 (berada
pada kategori hasil belajar sangat rendah) dan rata-rata nilai posttes 71.81 (berada pada kategori hasil
belajar tinggi). Mengukur keefektifan penerapan model pembelajaran langsung dengan analisis
statistik inferensial menggunakan SPSS 16 dan diperoleh hasil 0.000 < = 0.05 yang menunjukan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga menunjukkan bahwa hipotesis diterima, sedangkan
untuk mengukur tingkat keefektifannya, digunakan uji Gain, yang menyatakan bahwa tingkat
keefektifan dari penerapan model pembelajaran langsung adalah sedang. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung efektif diterapkan pada materi sistem gerak
di SMA Negeri 1 Donri-Donri.

Kata kunci: model pembelajaran langsung, keefektifan, sistem gerak.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang dan menggunakan model pembelajaran yang cocok
harus dioptimalkan karena menjadi penentu bagi dengan materi pelajaran. Sebagaimana yang
kehidupan yang lebih baik suatu bangsa. dikatakan Trianto (2007), dalam mengajarkan suatu
Pengoptimalan pendidikan dapat dilakukan dengan pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model
berbagai cara, diantaranya adalah menyempurnakan pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan
kurikulum yang digunakan, melakukan penataran yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam
bagi guru-guru, melengkapi sumber belajar siswa pemilihan model pembelajaran diperlukan

58
Hamka & Arsyad, Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung 59

pertimbangan-pertimbangan dalam mencocokkan Menurut Sudjana (2009), ada beberapa


model pembelajaran dan materi yang diajarkan. faktor yang mempengaruhi keefektifan
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih pembelajaran yaitu faktor eksternal dan faktor
model pembelajaran yaitu materi pelajaran, tingkat internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau mempengaruhi keefektifan pembelajaran yang
fasilitas yang tersedia. berasal dari lingkungan (Enviromental) dan juga
Saat ini banyak model-model pembelajaran dari instrumen yang digunakan, sedangkan faktor
yang telah muncul dan diketahui oleh banyak internal adalah faktor yang berasal dari kondisi
pengajar. Model-model tersebut seperti model fisiologis dan psikologis siswa itu sendiri.
pencapaian konsep, model latihan penelitian, model Menurut Soemosasmito (dalam Trianto,
pertemuan kelas, model latihan laboratoris, model 2007), suatu pembelajaran dapat dikatatakan efektif
problem based learning (PBL), model direct apabila memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
instruction (DI), dan model cooperative learning waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan
(CL) yang memiliki banyak tipe (Joyce, 2009). Di terhadap kegiatan belajar mengajar, rata-rata
antara model pembelajaran tersebut, model DI perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara
merupakan model yang paling sedikit disinggung siswa, ketepatan antara kandungan materi ajaran
penerapannya. Namun pada kenyataannya dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan
penerapan model pembelajaran langsung masih belajar) diutamakan, mengembangkan suasana
banyak kita jumpai dalam proses belajar mengajar belajar yang akrab dan positif, dan
di kelas, dan model pembelajaran langsung ini mengembangkan struktur kelas yang mengdukung
masih banyak pula digunakan dosen pada perilaku melaksanakan tugas yang tinggi antar
perguruan tinggi dalam memberikan pengajaran siswa, tanpa mengabaikan pengembangan suasana
pada mahasiswanya. Model pembelajaran langsung belajar yang akrab dan positif.
ini pula yang banyak dinilai efektif dalam memberi Model pembelajaran langsung (Direct
pengajaran di daerah-daerah yang masih Instruction) adalah suatu pendekatan pembelajaran
kekurangan fasilitas atau kelengkapan sekolah. yang dapat membantu siswa mempelajari
Tujuan utama model ini adalah untuk keterampilan dasar dan memperoleh informasi
memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Beberapa temuan dalam teori perilaku dihubungkan Landasan teoritik model pembelajaran langsung
dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam adalah teori belajar sosial, yang juga disebut belajar
belajar atau mengerjakan tugas dan kecepatan melalui observasi, atau yang dalam buku Arends
siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas. disebut teori pemodelan tingkah laku (Soeparman
Dengan demikian, model pembelajaran langsung & Nur, 2000).
dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar Model pembelajaran langsung merupakan
terstruktur, dan berorientasi akademik. Melihat salah satu pengajaran yang dirancang khusus untuk
situasi tersebut, maka peneliti tertarik untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
mengkaji keefektifan penerapan model dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
pembelajaran langsung pada materi sistem gerak prosedural yang terstruktur dengan baik yang
pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Donri-Donri dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
sebagai upaya memberi informasi yang lebih akurat bertahap, serta selangkah demi selangkah (Trianto,
terkait keefektifan implementasi model 2007).
pembelajaran langsung di sekolah. Menurut Kardi dan Nur (2000), ciri-ciri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, model pembelajaran langsung adalah : (1) adanya
efektivitas (keefektifan) diartikan sesuatu yang tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada
memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, siswa termasuk prosedur penilaian belajar, (2)
manjur, membawa hasil dan merupakan sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan; dalam pembelajaran, dan (3) sistem pengelolahan dan
hal ini keefektifan dapat dilihat dari tercapai lingkungan belajar model yang diperlukan agar
tidaknya tujuan pembelajaran yang telah kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung
dicanangkan (Nuraeni dkk, 2011). dengan berhasil.
60 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm. 58-64

Menurut Kardi dan Nur (2000), secara yang sesuai, mengukur dengan teliti keterampilan
umum proses pembelajaran dengan menggunakan sederhana dan kompleks, serta memberikan umpan
pembelajaran langsung dapat mengikuti langkah balik.
langkah (sintaks) seperti pada tabel 1. Ada beberapa hal yang harus
Menurut Sanjaya (2006), keunggulan dipertimbangkan seorang guru di dalam
pembelajaran langsung adalah guru dapat mencocokan materi dengan model pembelajaran
mengontrol urutan dan keluasan materi yaitu; tujuan, peserta didik, bahan pelajaran,
pembelajaran sehingga dapat mengetahui sejauh fasilitas, situasi (Ginnis, 2008).
mana siswa menguasai bahan pelajaran yang Materi sistem gerak dipandang cocok
disampaikan, siswa dapat mendengar melalui diajarkan dengan cara presentasi pola penjelasan,
penuturan tentang suatu materi pelajaran dan dapat permodelan (torso), pertanyaan dan penerapan; ini
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas disebabkan karena materi sistem gerak cakupan
yang besar. materinya luas seperti jenis-jenis tulang dan
Menurut Bandono (dalam Ramadhana, persendian, yang cocok diajarkan dengan presentasi
2011), beberapa hal penting yang diperlukan oleh pola permodelan (torso).
para guru dalam mempraktekkan model Hal yang menjadi indikator dalam melihat
pembelajaran langsung adalah sebagai berikut; (1) efektif tidaknya penggunaan model pembelajaran
model pembelajaran langsung memerlukan langsung ini yakni dengan melihat hasil belajar
lingkungan pembelajaran yang terstruktur baik siswa secara bermakna. Apabila hasil belajar siswa
uraian guru yang jelas, (2) pada tahap perencanaan meningkat maka model tersebut efektif digunakan
perumusan tujuan dan analisis tugas, perlu dalam pembelajaran tersebut.
mendapat perhatian yang seksama, (3) dalam
melaksanakan pembelajaran langsung, guru B. METODE
memberikan uraian yang jelas, mendemonstrasikan Penelitian ini merupakan pra-eksperimental
dan memperagakan tingkah laku yang benar, (pre-experimental research). Pra-eksperimental
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih, adalah jenis penelitian yang belum merupakan
(4) pengelolaan kelas yang perlu diperhatikan penelitian eksperimen sungguh-sungguh, karena
adalah mengatur tempo pembelajaran, kelancaran masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
arus pembelajaran, memperhatikan keterlibatan dan terhadap terbentuknya variabel terikat yang tidak
peran serta siswa dan menangani dengan cepat dapat sepenuhnya dikendalikan oleh peneliti
penyimpangan-penyimpangan tingkah laku siswa, (Sugiyono, 2011).
(5) penilaian hasil belajar siswa ditekankan pada
praktek pengembangan dan penerapan pengetahuan

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Langsung


Fase Peran Guru
Fase I
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informaasi latar
Menyampaikan tujuan dan
belakang pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
mempersiapkan siswa.
Fase II
Guru mendemostrasikan keterampilan dengan benar, atau
Mendemostrasikan pengetahuan atau
menyajikan informasi tahap demi tahap.
keterampilan
Fase III Guru merencanakan dan memberikan bimbingan dan
Membimbing pelatihan pelatihan awal.
Fase IV
Guru menecek apakah siswa telah berhasil melakukan
Mengecek pemahaman dan memberikan
tugas dengan baik, memberi umpan balik.
umpan balik
Fase V Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan
Memberi kesempatan latihan mandiri. keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri.
Hamka & Arsyad, Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung 61

Desain penelitian yang digunakan adalah pembelajaran berdasarkan silabus, (e) membuat
One-Group Pretest-Posttest Design. One-Group soal tes kemampuan awal terkait dengan materi
Pretest-Posttest Design adalah desain yang yang akan diajarkan, (f) membuat lembar observasi
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga aktifitas pembelajaran siswa, (g) menyiapkan
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena media pengajaran yang akan digunakan.
dapat membandingkan keadaan sebelum diberi Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perlakuan dan setelah diberi perlakuan (Sugiyono, pelaksanaan meliputi pelaksanaan tes awal,
2011). pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan tes
Pola desainnya sebagai berikut : akhir. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan yaitu : (a) siswa diberi tes awal
O1 X O2 (pretest) untuk mengetahui kemampuan kognitif
siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan, (b)
Keterangan melakukan proses pembelajaran dengan
O1 : Pretest (tes sebelum pembelajaran) menggunakan model pembelajaran langsung
X : Perlakuan ( menerapkan model selama 6 jam pelajaran, (c) siswa diberi tes akhir
pembelajaran langsung) untuk hasil belajar setelah diberi perlakuan.
O2 : Posttest (tes setelah pembelajaran) Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir
meliputi pengolahan data, analisis hasil temuan
Variabel pada penelitian ini terdiri atas: (1) penelitian, penarikan kesimpulan dan pembuatan
variabel bebas adalah pembelajaran dengan laporan. Instrumen yang digunakan dalam
penerapan model pembelajaran langsung, dan (2) penelitian ini adalah instrumen tes tertulis bentuk
variabel terikat adalah hasil belajar siswa pilihan ganda, isian, dan benar salah, baik pretest
(khususnya ranah kognitif). Tempat penelitian ini maupun posttest. Alokasi waktu pengerjaan soal
adalah SMA Negeri 1 Donri-Donri, Kabupaten adalah 45 menit. Setiap jawaban yang benar diberi
Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, yang skor satu sedangkan jawaban yang salah atau tidak
berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran dijawab diberi skor nol. Skor (nilai) yang diproleh
2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dianalisis dan diperoleh dengan
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Donri- menggunakan rumus:
donri tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 4
kelas.
Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI MIA4 yang berjumlah 24 orang. Sampel
ini ditentukan dengan teknik simple random Data hasil belajar siswa yang diperoleh
sampling. Menurut Sugiono (2011) teknik simple selanjutnya dianalisis dengan menggunakan dua
random sampling adalah pengambilan sampel yang cara, yaitu: (1) analisis statistik deskriptif, teknik
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata analisis statistik deskriptif akan menggambarkan
yang ada dalam populasi itu. peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya
Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari dalam bentuk kuantitatif dengan tidak menyertakan
3 tahap yaitu tahap persiaapan, tahap pelaksanaan pengambilan keputusan melalui hipotesis, dan (2)
dan tahap akhir. analisis statistik inferensial, teknik analisis statistik
Tahap persiapan meliputi : (a) melakukan inferensial digunakan untuk menggambarkan
observasi untuk menentukan kelas yang akan hubungan antar variabel penelitian dengan
dijadikan subjek penelitian, (b) menganalisis menyertakan pengambilan keputusan melalui
kurikulum untuk melihat standar kompetensi dan hipotesis.
kompetensi dasar, sehingga materi yang akan di
ajarkan dapat sesuai dengan model pembelajaran C. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diterapkan, (c) menganalisis kompetensi dasar Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk di kembankan menjadi beberapa indikator untuk mendeskripsikan hasil belajar biologi siswa
sekaligus merumuskan tujuan pembelajaran, (d) materi sistem gerak dengan pedoman kategori hasil
merancang dan membuat RPP atau skenario
62 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm. 58-64

belajar menurut Depdikbud dan Kriteria keefektifan penerapan model pembelajaran


Ketuntasan Minimal (KKM). Distribusi nilai langsung terhadap hasil belajar siswa dengan
pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 2. melihat seberapa besar peningkatan nilai hasil
belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
Table 2. Distribusi nilai pretest dan posttest
No. Statistik Nilai Tabel 4. Frekuensi dan Presentase Kategori
Pretest Posttest Nilai Gain Ternomalisasi
1. Ukuran sampel 24 24 Persentase
No. Kategori Frekuensi
2. Rata-rata 33.68 71.81 (%)
3. Nilai Maksimum 52.78 85.00 1 Tinggi 6 25.00
4. Nilai Minimum 22.22 57.22 2 Sedang 16 66.67
3 Rendah 2 8.33
Jumlah 24 100.00
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-
Nilai Gain Rata-
rata pretest siswa adalah 33,68 dan nilai rata-rata 0.574867714
Rata
posttest siswa adalah 71,81. Data ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi peningkatan
Analisis statistik inferensial digunakan untuk
hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan
menguji hipotesis penelitian yang telah
model pembelajaran langsung, yaitu sebesar 38,13
dirumuskan. Pengujian ini dilakukan dengan
poin. Nilai 71,81 ini telah memenuhi kriteria
bantuan aplikasi SPSS statistical software
ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran biologi
(Statistics Product and Service Solutions) Statistics
di SMA Negeri 1 Donri-donri.
16. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh
Selain faktor model pembelajaran, ada
nilai signifikansi 0.000 = 0.05. Hal ini
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
seperti faktor lingkungan sosial, faktor fisiologis
yang berarti model pembelajaran langsung efektif
dan faktor psikologi.
diterapkan pada pembelajaran. Biologi materi
Tabel 4 menunjukkan bahwa 25% nilai
sistem gerak di SMA Negeri 1 Donri-donri.
pretest siswa berada pada kategori rendah dan 75%
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
berada pada kategori sangat kurang; Adapun nilai
(tabel 2), dapat kita lihat adanya perubahan nilai
posttest siswa, 4,17% berada pada kategori sangat
siswa secara signifikan antara nilai pretest dengan
tinggi, 58,33 berada pada kategori tinggi dan
nilai posttest. Hal ini membuktikan bahwa ada
37,50% berada pada kategori cukup. Tidak ada
peningkatan nilai siswa setelah penerapan model
yang tergolong rendah dan/atau sangat rendah.
pembelajaran langsung di lakukan pada materi
Data ini mengindikasikan bahwa telah terjadi
sistem gerak. Hasil ini sesuai dengan hasil
peningkatan kategori hasil belajar siswa setelah
penelitian Kousar (2010) bahwa siswa yang diajar
diajar menggunakan model pembelajaran langsung.
menggunakan model pembelajaran langsung dapat
Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis
meningkatkan nilai hasil belajar (kognitif dan
gain ternormalisasi (N-Gain). Analisis gain
retensi).
ternormalisasi digunakan untuk melihat tingkat

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Pretest dan Posttest


Pretest Posstest
No. Kategori Presentasi Presentasi
Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
1 Sangat Tinggi 0 0 1 4.17
2 Tinggi 0 0 14 58.33
3 Cukup 0 0 9 37.50
4 Rendah 6 25.00 0 0
5 Sangat Rendah 18 75.00 0 0
Hamka & Arsyad, Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung 63

Penerapan model pembelajaran langsung memperoleh nilai signifikansi penelitian


pada siswa kelas XI MIA4 SMA Negeri 1 Donri- berbanding nilai signifikansi (0.05%).
Donri materi sistem gerak terhadap peningkatan Dari uji inferensial tersebut membuktikan
kategori hasil belajar dapat kita lihat pada tabel 3 bahwa nilai signifikansi penelitian yang di peroleh
dimana pada tabel ini dapat kita lihat adanya lebih kecil dari nilai signifikansi. Sehingga hal ini
perbedaaan hasil antara pretest dan posttest. dapat membuktikan bahwa model pembelajaran
Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan langsung efektif diterapkan pada materi sistem
bahwa penerapan model pembelajaran langsung gerak di SMA Negeri 1 Donri-Donri. Hal ini
pada siswa kelas XI MIA4 SMA Negeri 1 Donri- sejalan dengan hasil penelitian Abdulhameed
Donri materi sistem gerak telah meningkatkan (2011), bahwa model pembelajaran langsung
kategori hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan efektif dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
hasil penelitian Hidayati (2013) bahwa serta meningkatkan sikap belajar.
implementasi model pembelajaran langsung dapat Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang
meningkatkan pencapaian kompetensi. menopan proses pembelajaran yaitu beberapa
Dalam penelitian ini, juga dilakukan variasi media, seperti Torso, power point,
analisis gain ternomalitas (N-Gain), analisis ini melakukan peragaan langsung dan menambah
bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan keaktifan siswa di kelas dengan adanya sesi tanya
model pembelajaran langsung yang di terapkan jawab (metode ceramah bervariasi). Cara ini dapat
pada materi sistem gerak. Hasil dari uji gain memperkaya wawasan siswa tentang materi yang
ternomalitas pada penelitian ini (tabel 4) diajarkan yang ditunjukkan dengan meningkatnya
menunjukkan bahwa tingkat keefektifan penerapan nilai posttest, membuat suasana belajar semakin
model pembelajaran lansung pada materi sistem menyenangkan, dan adanya kesesuaian antara
gerak di SMA Negeri 1 Donri-Donri berada pada materi ajar dengan cara penyampaiannya, sehingga
kategori sedang. Hasil ini sesuai dengan hasil keefektifan model pembelajaran langsung ini dapat
penelitian Setiawan (2010) bahwa penerapan model tercapai dengan baik.
pembelajaran langsung tidak memiliki efektifitas
yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar D. KESIMPULAN
siswa.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
Hipotesis penelitian ini yang menyatakan
disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung
bahwa apakah model pembelajaran langsung
efektif diterapkan pada materi sistem gerak di
efektif diterapkan pada materi sistem gerak di
SMA Negeri 1 Donri-donri.
SMA Negeri 1 Donri-Donri, dapat diungkap
melalui analisis statistik inferensial untuk

E. DAFTAR PUSTAKA
Abdulhameed Ahmad Aufan Al-Makahleh. 2011. The Effect Kousar Rubina. 2010. The effect of Direct Instruction Model
of Direct Instruction Strategy on Math Achievement of on Intermediate Class Achievement and Attitudes
Primary 4th and 5th Grade Students with Learning Towart English Grammar. Jurnal of Colege Teaching
Difficulties. Internasional Education Studies. Volume & Learning. Volume 7 Number 2.
4 nomor 4. URL: Nuraeni Neneng, Fitrajaya Eka, dan Setiawan Wawan. 2011.
http://dx.doi.org/10.5539/ies.v4n4p199. 03 November Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif
2014. Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata
Ginnis, Paul. (2008). Trik dan taktik mengajar, strategi Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
meningkatkan pengajaran di kelas. Jakarta: PT. Indeks Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan
Joyce Bruce, Weil Marsha, and Calhoun Emily. 2009. Models Komunikasi.
of Teaching. New Jersey: Allyn & Bacon Publishing. Ramadhana, Nurhikma. 2011. Perbandingan Hasil Belajar
Hidayati Nurul. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Biologi Pada Penerapan Strategi Learning Games
Langsung Berbantuan Media ALG dalamPencapaian Berupa Permainan Pertanyaan Belajar Lemparan
Kompetensi Membuat Pola Bebe Anak di SMK Bina Dan Permainan Puzzle Terhadap Siswa Kelas XI IPA
Patria Bangsa Klaten. Skripsi pada Fakultas Teknik SMA Negeri 1 Sungguminasa. Skripsi. Makassar:
Universitas Negeri Yogyakarta: Belum diterbitkan. UNM.
Kardi dan Nur. 2000. Pembelajaran langsung. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
64 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm. 58-64

Sanjaya. Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Soeparman, & Nur, M. 2000. Pembelajaran langsung. Pusat
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada sains dan matematika Sekolah Program Pascasarjana
Media Group. Unesa. Jakarta: University Press.
Setiawan Wawan, Fitrajaya Eka, Mardiyanti Tri, 2010. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Penerbit Alfabeta.
Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
dan Komunikasi. Volume 3 Nomor 1. Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

You might also like