1 PB
1 PB
1 PB
Keywords: Cultivation; COVID-19; Hydroponics; Food security; Thematic KKN; urban farming
Abstrak
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan Program Kampung Tangguh
adalah salah satu kebijakannya. Terbentuknya kebijakan tersebut masyarakat juga
terdorong untuk melakukan kegiatan produktif meskipun dari rumah. Beberapa trend yang
berkembang adalah adanya urban farming yang kerap digunakan di perkotaan yang
cukup padat penduduk. Selain bermanfaat dalam ketahanan pangan urban farming juga
membantu produktivitas dari masyarakat. Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan dari
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya pengabdian
kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Mahasiswa melakukan abdi masyarakat
di RT I RW XI Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya dengan implementasi
melakukan pengenalan teknik budidaya dan edukasi hidroponik yang mudah dan dapat
dilakukan oleh masyarakat. Tujuan dilakukannya pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa KKN sendiri agar masyarakat dapat terbantu dengan adanya pengabdian
masyarakat yang dilakukan mahasiswa dan dapat membuat ketahanan di sektor pangan.
Metode yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan hasil observasi dan wawancara
langsung dengan warga sekitar. Dan hasil hidroponik diharapkan dapat menginspirasi
masyarakat dalam pengembangan hidroponik secara mandiri.
Kata Kunci: Budi Daya; COVID-19; Hidroponik; KKN Tematik; Ketahanan Pangan; Urban
farming
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
864
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 3 (August - October), (2021) pp. 864-873 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/JPU.V4I3.20044
PENDAHULUAN
Awal tahun 2020 negara Indonesia mengumumkan kasus pertama dari COVID-19 yang
diumumkan oleh pemerintah. Setelah kasus pertama yang diumumkan pemerintah
pandemic terus berlanjut dan memasuki masa-masa tidak mengenakkan bagi warga
Indonesia hingga tahun 2021. Tercatat kasus positif mencapai 3.462.800, kasus sembuh
mencapai 2.842.345, dan yang meninggal 97.291 jiwa (Satuan Tugas Penanganan covid-19,
2021). Pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan dan dampak bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia (Saefuddin et al., 2021). Dampak tersebut meliputi aspek
kesehatan, ekonomi, ketahanan pangan, hingga perubahan sosial dalam masyarakat
Indonesia sendiri.
Kebutuhan dalam sektor ketahanan pangan akan ada terus menerus terutama
dalam penanganan penyebaran COVID-19. Hal tersebut berkaitan dengan pemenuhan
kehidupan bermasyarakat dari manusia sehingga demand terhadap ketahanan pangan
tetap ada (Khairad, 2020). Adanya urgensi tersebut membuat pemerintah juga memikirkan
beberapa program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama pada
saat ini pemerintah juga memberlakukan pembatasan berinteraksi. Muaranya adalah
dengan pemerintah melakukan penguatan dari sektor kampung. Penguatan sektor
kampung ini nantinya akan dilakukan oleh Polri yang kemudian dijadikan program dari Polri.
Program tersebut bernama Kampung Tangguh yang dimana Polri disetiap Polda akan
dibantu oleh jajaran TNI dan akan berkesinambungan untuk menjaga kesediaan pangan
akibat pandemi (Pradewo, 2020).
Program Kampung tangguh berbasis antara di Kelurahan ataupun di lingkup RW.
Program tersebut difokuskan terhadap kampong-kampung yang sekiranya memiliki zona
merah. Dengan melakukan program tersebut diharapkan kampung yang memiliki program
tersebut dapat menurunkan zonanya hingga menjadi hijau. Kampung tangguh sendiri selain
untuk menekan angka COVID-19, juga dilakukan untuk sebagai ketahanan pangan dan
sosial masyarakat. Salah satunya adalah dorongan untuk golongan middle-lower class.
Dalam hal ini pengembangannya bisa meliputi budidaya lokal, pengembangan UMKM,
ataupun bercocok tanam-tanaman yang bersistem hidroponik (Detik News, 2021).
Menurut Soetrisno (1997) dalam (Saliem & Ariani, 2016), pengertian ketahanan
pangan secara luas ialah terjaminnya akses pangan untuk segenap rumah tangga serta
individu setiap waktu sehingga mereka dapat bekerja dan hidup sehat. Sehingga kualitas
hidup masyarakat terkait gizi dan kemudahan memperoleh pangan dapat terjamin dengan
baik. Melalui (LIPI, 2020), Handoko menjelaskan bahwa upaya dalam menangani dampak
ekonomi memunculkan kesempatan dan kreatifitas baru yang mampu mendukung
ketahanan pangan nasional. Sehingga, adanya kreativitas dalam pemanfaatan lahan perlu
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
865
URBAN FARMING DAN KETAHANAN PANGAN DI MASA PANDEMI: PENGENALAN TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK DI
KELURAHAN KERTAJAYA SURABAYA
didukung dengan pemahaman masyarakat terkait pertanian dalam lingkup kecil dan sempit
lahan seperti di daerah perkotaan.
Urban Farming menjadi dapat dijadikan salah satu pilihan dalam penguatan
komponen-komponen dari program Kampung Tangguh terhadap upaya menjaga
ketahanan pangan masyarakat. Urban Farming yang bercocok tanam di lingkungan
perkotaan akan beriringan dengan gaya hidup yang sehat, karena hasil panen dari urban
farming menyehatkan dan menggunakan penanaman organic tanpa kimia dan bahan
sintetis lainnya (Dekoruma, 2019). Urban Farming yang terkenal dikalangan masyarakat ialah
hidroponik. Perkembangan sistem hidroponik di Indonesia dilatarbelakangi persoalan
masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian khususnya tanaman hortikultura meliputi
tanaman sayuran, buah-buahan, hias dan biofarmaka (Susilawati M. Si, 2019). Area
Kelurahan Kertajaya sendiri merupakan wilayah perkotaan, ditambah dengan kondisi
pandemi, sehingga kebutuhan akan bahan pangan tetap tinggi sementara pada beberapa
waktu tertentu, khususnya pada saat pemberlakuan PPKM, ketersediaan sayuran menjadi
terbatas. (Umoh, 2006), menyatakan bahwa Urban farming merupakan metode yang tepat
untuk memenuhi kesenjangan antara supply dan demand terhadap bahan pangan di
perkotaan. Oleh Karena itu, tim KKN melihat urban farming dapat menjadi solusi untuk
memenuhi kebutuhan tersbeut.
Dari hasil observasi yang dilakukan mahasiswa ditemukan beberapa permasalahan
yang dapat menjadi potensi, terutama dalam ketahanan pangan. Salah satu daerah di
Kertajaya yakni di RT 1 RW 11 ditemukan tempat yang sekiranya cocok untuk kegiatan
program kerja yang berhubungan dengan ketahanan pangan yakni tentang hidroponik.
Dalam (M. Bambang, 2010), dijelaskan bahwa beberapa sumber daya dapat memberikan
manfaat maupun sebaliknya, begitupun mengenai sistem hidroponik. Dari beberapa hasil
survei dan wawancara dengan pihak RT 1 dan RW 11 disebutkan bahwa di sana kegiatan
dari ibu PKK adalah menanam beberapa tanaman. Melalui hasil survei Mahasiswa Kelompok
11 KKN Tematik Bela Negara UPN “Veteran” Jawa Timur berinisiatif untuk membuatkan
tanaman hidroponik dan edukasi terkait budidaya terhadap penanaman hidroponik.
Dengan, dibuatnya hidroponik di daerah tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk warga dari RT 1 RW 11 yang membutuhkan. Terutama dalam hal ketahanan pangan
dan adanya edukasi yang berkelanjutan di daerah tersebut.
METODOLOGI
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh mahasiswa KKN Kelompok 11 UPN
“Veteran” Jawa Timur. Subjek dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Ketua RT
dan Ketua Ibu PKK dari RT I RW XI Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.
Tahapan awal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan survei lapangan atau tahap
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
866
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 3 (August - October), (2021) pp. 864-873 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/JPU.V4I3.20044
identifikasi pada subjek dan lokasi penempatan instalasi hidroponik yang dilaksanakan
selama 1 minggu. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan selama 3 minggu.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pendampingan. Kemudian
setelah penyuluhan, dilakukan tahap evaluasi kegiatan. Sedangkan metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan wawancara. Tahapan
kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut:
1. Tahap 1. Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan berdiskusi atau wawancara secara langsung
dengan Ketua RT terkait permasalahan dan kendala yang dihadapi di lingkungan RT I RW XI.
Selain itu, pada tahap persiapan juga dilakukan survei lapangan dengan metode observasi
langsung pada lokasi identifikasi. Tujuan diadakannya kegiatan diskusi dan survei ini adalah
untuk menganalisis masalah yang dimiliki warga dan melihat kondisi lahan yang akan
digunakan untuk budidaya.
2. Tahap 2. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan instalasi hidroponik dan pendampingan dalam
merawat tanaman hidroponik. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran nyata proses
pembuatan. Pendampingan yang dilakukan berupa edukasi secara langsung dan aplikasi
pesan instan. Pendampingan juga dilakukan melalui media online, berupa video tutorial
pembuatan sekaligus perawatan tanaman hidroponik oleh tim pengabdian. Pada tahap
pelaksanaan juga dilakukan kegiatan pengecekan secara rutin terhadap tanaman
hidroponik.
3. Tahap 3. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman subjek pengabdian.
Evaluasi akan dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pembuatan instalasi hidroponik
dan pendampingan perawatan tanaman hidroponik. Selama pelaksanaan kegiatan,
dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode pengamatan langsung secara berkala
oleh tim pengabdian terhadap hasil perawatan tanaman hidroponik. Hasil evaluasi juga
diperoleh menggunakan metode wawancara kepada subjek pengabdian. Kriteria evaluasi
meliputi kesadaran dan antusiasme subjek pengabdian selama mengikuti kegiatan
pengabdian masyarakat ini.
Menjelaskan secara deskriptif dan harus memberikan pernyataan tentang jenis metodologi
yang digunakan. Metode ini sebisa mungkin memberikan ide kepada pembaca melalui
metode yang digunakan (kejelasan referensi atau sumber) dan alasan menggunakan
metodologi tersebut. Metode ini opsional, hanya untuk artikel penelitian asli.
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
867
URBAN FARMING DAN KETAHANAN PANGAN DI MASA PANDEMI: PENGENALAN TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK DI
KELURAHAN KERTAJAYA SURABAYA
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
868
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 3 (August - October), (2021) pp. 864-873 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/JPU.V4I3.20044
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
869
URBAN FARMING DAN KETAHANAN PANGAN DI MASA PANDEMI: PENGENALAN TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK DI
KELURAHAN KERTAJAYA SURABAYA
nutrisi hidroponik, (4) pemberian sinar matahari yang cukup, (5) cara menangkal hama, (6)
dan cara memanen tanaman hidroponik.
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
870
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 3 (August - October), (2021) pp. 864-873 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/JPU.V4I3.20044
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
871
URBAN FARMING DAN KETAHANAN PANGAN DI MASA PANDEMI: PENGENALAN TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK DI
KELURAHAN KERTAJAYA SURABAYA
Untuk menguji antusiasme mereka, tim pengabdian pun pernah sengaja untuk tidak
menambahkan air saat melaksanakan agenda pengecekan. Hal ini dilakukan karena tim
pengabdian ingin melihat bagaimana respon atau perhatian Ketua RT dan Ketua Ibu PKK RT
I RW XI terhadap tanaman hidroponiknya sendiri. Kemudian keesokan harinya ketika tim
pengabdian mengecek kembali, jumlah air dan nutrisi bertambah. Jika pada hari
sebelumnya ukuran nutrisi adalah sekitar 800 ppm (parts per million), maka bertambah
menjadi sekitar 1200 ppm. Hal ini menandakan bahwa di antara Ketua RT dan Ketua Ibu PKK
RT I RW XI ada yang melakukan pengontrolan lalu kemudian menambahkannya.
Selain diperoleh melalui observasi langsung oleh tim pengabdian, evaluasi kegiatan
juga diperoleh dari hasil wawancara dengan Ketua RT dan Ketua Ibu PKK RT I RW XI. Kedua
informan setuju bahwa budidaya tanaman hidroponik dapat dilakukan di lahan yang
minimal seperti di daerah perkotaan. Mengenai biaya produksi, Ketua RT mengaku bahwa
itu relatif. Ia tidak keberatan dengan anggaran yang dikeluarkan jika memang budidaya
tanaman hidroponik ini dapat membantu perekonomian warga, terutama di masa pandemi
ini.
Selain itu menurut kedua informan, alat dan bahan budidaya tanaman hidroponik
saat ini sudah sangat mudah untuk didapatkan. Misalnya saja, kedua informan dapat
membeli benih tanaman di Kebun Bibit Surabaya dan toko-toko non-pertanian. Kemudian
untuk tanggapan mengenai program pengenalan budidaya tanaman hidroponik oleh tim
pengabdian ini, Ketua RT mengaku jika dirinya dan warga sangat menyambut dengan
senang hati kerjasama ini. Ketua Ibu PKK juga mengatakan bahwa beberapa Ibu-Ibu PKK di
sana merasa tertarik untuk membudidayakan tanaman hidroponiknya sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survei dengan metode observasi langsung dan wawancara, warga sudah
mengetahui apa itu hidroponik dan manfaatnya. Namun hanya sekedar informasi saja dari
media sosial sehingga belum mengetahui teknis pembuatan dan perawatan tanaman
hidroponik secara langsung. Oleh karena itu, tim pengabdian masyarakat Kelompok 11 UPN
Veteran Jawa Timur melakukan pengenalan budidaya tanaman hidroponik kepada
perwakilan warga Kelurahan Kertajaya, Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung
program ketahanan pangan skala rumah tangga yang berkelanjutan di masa pandemi.
Setelah mengikuti pendampingan budidaya tanaman hidroponik dan berdasarkan hasil
evaluasi, didapatkan bahwa kedua informan sudah sadar dan mempraktekkan sendiri
bagaimana merawat tanaman hidroponik yang baik dan benar. Dari hasil evaluasi juga
ditemukan bahwa subjek pengabdian sangat antusias dengan budidaya tanaman
hidroponik.
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
872
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 3 (August - October), (2021) pp. 864-873 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/JPU.V4I3.20044
REFERENSI
Dekoruma, K. (2019). Mengenal Urban Farming, Konsep Pertanian Kota untuk Masa Depan.
https://www.dekoruma.com/artikel/82123/urban-farming-konsep-pertanian-kota
Detik News. (2021). Strategi Polda Metro Bangun Kampung Tangguh Berbasis RW di Zona
Merah COVID. Detiknews.Com. https://news.detik.com/berita/d-5487966/strategi-polda-
metro-bangun-kampung-tangguh-berbasis-rw-di-zona-merah-covid
Khairad, F. (2020). Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau Dari Aspek
Agribisnis. Jounal Agriuma, 2(2), 82–89.
LIPI. (2020). Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi COVID-19.
http://lipi.go.id/siaranpress/menjaga-ketahanan-pangan-di-masa-pandemi-covid-
19/22197
M. Bambang, P. (2010). Multidimensi Ketahanan Nasional.
Pradewo, B. (2020). Jaga Ketahanan Pangan, TNI-Polri Resmikan Program Kampung Tangguh.
Jawa Pos.
Saefuddin, S., Bande, L. O. S., & Mokui, H. T. (2021). Mitigasi Covid-19 Melalui Konten Kreatif Di
Media Sosial. Journal Publicuho, 4(3), 834–845. https://doi.org/10.35817/jpu.v4i3.19663
Saliem, H. P., & Ariani, M. (2016). Ketahanan Pangan, Konsep, Pengukuran dan Strategi.
Forum Penelitian Agro Ekonomi, 20(1), 12. https://doi.org/10.21082/fae.v20n1.2002.12-24
Satuan Tugas Penanganan covid-19. (2021). Layanan Informasi Covid-19. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. https://covid19.go.id/
Susilawati M. Si, D. (2019). DASAR-DASAR BERTANAM SECARA HIDROPONIK. UPT. Penerbit dan
Percetakan Universitas Sriwijaya 2019.
Umoh, G. s. (2006). Resource Use Efficiency in Urban Farming: An Application of Stochastic
Frontier Production Function. INTERNATIONAL JOURNAL OF AGRICULTURE & BIOLOGY, 8.
| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 3 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
873