Makalah Jenis Layanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BK adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Khususnya para
siswa atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosisl masyarakat
sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada
didalan undang undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta
perangkat peraturan pemerintahanya. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut,
mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikannasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya
memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan pesertadidik, namun
juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh.
Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat
memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu di dalam
memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam
konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap
periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan
berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam
masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam
proses perkembangannya. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak
terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu
aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.
Latar belakang sosial-kultural berhubungan dengan masalah perkembangan
sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai
lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebagai individu. Latar belakang
pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha
1

mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian, dan hakikat


peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi
para siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis,
berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan
berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa
memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing.
Dari ketiga alasan tersebut, adanya layanan bimbingan dan konseling merupakan
salah satu unsur penting dalam keseluruhan pendidikan di sekolah untuk membantu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki berbagai jenis layanan yang
merupakan salah satu cara untuk memfasilitasi dalam tumbuh kembang siswa secara
optimal. Berbagai macam jenis layanan dalam bimbingan dan konseling meliputi
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok, instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data,
konferensi kasus / rapat, layanan alih tangan, kunjungan rumah, layanan konsultasi,
layanan advokasi, serta layanan mediasi.
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang
asing. Dalam kondisi keterasingan individu akan mengalami kesulitan untuk
bersosialisasi. Dengan kata lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai
dengan tuntunan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan
perilaku maladaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha
menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun objek-objek baru.
Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun
objek baru agar dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang
baru tersebut.
Dalam menjalankan kehidupan dan perkembangan dirinya, individu
memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari,
sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Individu bisa
mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi
kebutuhannya di masa depan, akibat tidak menguasai dan tidak mampu mengakses
informasi. Melalui layanan bimbingan dan konseling individu dibantu memperoleh
atau mengakses informasi.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu
peserta didik. Jenis layanan dan kegiatan tersebut perlu terselenggara sesuai dengan
keempat bidang bimbingan yang telah diuraikan terdahulu.
Selain itu dalam menjalani kehidupannya, juga perkembangan dirinya,
individu memerlukan berbagai informasi, baik untuk kehidupan sehari- hari sekarang
maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Informasi ini dapat diperoleh
dari berbagai sumber dari media lisan melalui perorangan,media tertulis dan grafis,
melalui sumber formal dan informal sampai dengan media elektronik melalui sumber
teknologi tinggi ( high technology ).

Diperlukan informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan


informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari- hari sebagai
pertimbangan bagi arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Layanan orientasi
a) Apakah pengertian dari layanan orientasi ?
b) Apakah tujuan dari adanya layanan orientasi ?
c) Apakah fungsi dari adanya layanan orientasi ?
d) Bagaimana pelaksanaan dari layanan orientasi ?
2. Layanan informasi
a) Apakah makna dan tujuan dari layanan informasi?
b) Apa saja komponen dalam layanan informasi?
c) Apa saja tipe- tipe informasi yang disajikan dalam layanan informasi?
d) Bagaimana langkah-langkah penyajian informasi?
e) Bagaimanakah pendekatan dan teknik dalam layanan informasi?
C. TUJUAN
1. Layanan orientasi
a) Mengetahui pengertian layanan orientasi
b) Mengetahui tujuan dari layanan orientasi
c) Mengetahui fungsi dari adanya layanan orientasi
d) Mengetahui pelaksanaan dari layanan orientasi
2. Layanan informasi
a) Mengetahui pengertian dan tujuan dari layanan informasi
b) Mengetahui komponen dalam layanan informasi
c) Mengetahui tipe- tipe informasi yang disajikan dalam layanan informasi
d) Mengetahui langkah-langkah penyajian informasi
e) Mengetahui pendekatan dan teknik dalam layanan informasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. LAYANAN ORIENTASI
1. Pengertian Layanan Orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang
sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu
layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan
dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Layanan
orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya,
dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu. (Hallen, 2005: 76)
Jadi secara umum layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan
tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa
(juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi
lama kepada situasi yang baru seperti pada masa orientasi siswa baru (MOS).
Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru
yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program BK,
Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi
adalah:
Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan
memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah.
Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil
disekolah.
Anak-anak dari lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang
lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial
ekonomi yang lebih tinggi.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberkan kepada orang tua siswa juga, hal
ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan
membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anakanaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya.
2. Tujuan Layanan Orientasi
Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai. Sehingga
peserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah guna
mencapai keberhasilan belajarnya.
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada muridmurid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.(Djumhur
I. & Drs. Moh. Surya ; 47 ; 1975) Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat
4

mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan


sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan
siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah
sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.
Pada bidang bimbingan ini layanan orientasi berperan dalam pemberian
pengenalan diantaranya:
Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial
Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siawa.
Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisisituasi
dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang
diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
3. Fungsi Layanan Orientasi
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan.
Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK
Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai
berikut:
Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,
dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
Fungsi Preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor
dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
5

membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik


bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata.
Fungsi Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam
memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan
proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan siswa.
Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
Menurut Hallen (Bimbingan & Konseling, 2005: 76) layanan orientasi ini
ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua/ wali
siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian
diri siswa terhadap lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya.
4. Pelaksanaan Program Layanan Orientasi
Strategi pelaksanaan program layanan orientasi biasa dilakukan sebagai
program tahunan yang diadakan satu tahun sekali dalam rangka pengenalan
lingkungan sekolah kepada siswa baru atau biasa disebut sebagai masa orientasi
siswa (MOS).
Pelaksanaan program layanan orientasi dalam suatu intansi sekolah memiliki
beberapa komponen yang meliputi berbagai aspek sebagai berikut :
4.1.
Materi Layanan Orientasi
4.1.1. Materi umum layanan orientasi
Materi yang diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam
yaitu :
- Orientasi umum sekolah yang baru
- Orientasi kelas baru dan semester baru
- Orientasi kelas terakhir dan semester akhir, UAN, dan ijazah.
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya akan mengangkat materi
umum tentang orientasi lingkungan sekolah dan struktur organisasi
dalam sekolah tersebut. Kegiatan layanan orientasi terhadap
lingkungan sekolah meliputi pengenalan terhadap aspek fisik sekolah
tersebut, yaitu berupa pengenalan pada tata letak bangunan sekolah.
Selain itu dapat juga mengenalkan struktur organisasi yang ada pada
sekolah tersebut. Struktur organisasi yang akan dijelaskan meliputi

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan lainlain.
4.1.2. Materi layanan orientasi dalam bidang-bidang bimbingan
1. Layanan orientasi dalam bimbingan pribadi meliputi :
- Fasilitas penunjang ibadah keagamaan (mushola, tempat
ibadah dan sejenisnya) yang ada disekolah
- Acara keagamaan yang menunjang pengembangan kegiatan
peribadatan (wiritremaja dan sejenisnya)
- Hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam)
- Bentuk pelayanan BK dalam membantu siswa mengenal
kemampuan,
bakat, minat dan cita-citanya serta usaha
mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang ditemui
(dirumah, sekolah, dan di masyarakat).
- Fasilitas pelayanan kesehatan
2. Layanan Orientasi dalam bimbingan sosial meliputi :
- Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial
di sekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas
maupun staf sekolah lainnya.
- Peraturan dan tata tertib memasuki atau menggunakan
kantor, kelas, perpustakaan, mushola, labolatorium dan
fasilitas sekolah lainnya.
- Lingkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan
berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan
masyarakatnya.
- Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan
meningkatkan serta mengembangkan hubungan sosial
siswa seperti OSIS, Pramuka, UKS, PMR, Kesenian dan
sejenisnya.
- Organisasi orang tua siswa dan guru.
- Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para siswa.
3. Layanan orientasi dalam bimbingan belajar meliputi :
- Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jadwal pelajaran,
dan guru-guru setiap mata pelajaran.
- Linkungan dan fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan
dan belajar seperti riang kela, work shop, labolatorium,
perpustakaan, ruang diskusi, ruang BK dan sebagainya.
- Kurikulum yaitu berkenaan dengan : Tujuan pendidikan
sekolah; Mata pelajaran dan program belajar; Sistem dan
pendekatan proses belajar mengajar; Tugas-tugas(kegatan
ekstrakulikuler); Sistem ujian, penilaiann, kenaikan kelas,
UAN, ijazah; Jenis dan sistem penetapan pilihan kegiatan
ekstrakulikuler; Pelayanan BK sebagai bagian dari
kurikulum.
- Suasan belajar di sekolah pada umumnya yang perlu
dikembangkan.
7

- Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa.


- Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa.
4. Layanan orientasi dalam bimbingan karir meliputi:
- Peranan BK serta pelacakan karir di sekolah.
- Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa sesuai dengan
jenjang pendidikannya.
- Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan
bimbingan karir.
4.2.

Metode Pelaksanaan Program Layanan Orientasi


Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada
siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program
home room dan kunjungan lapangan. Dari berbagai metode yang telah ada
dalam pemberian layanan orientasi ini, maka dalam pelaksanaan layanan
orientasi ini penulis memilih metode yang sesuai dengan pelaksanaannya yaitu
dengan metode ceramah, tanya jawab, dan kunjungan lapangan.
Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik :
i.

ii.

iii.

iv.

Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.


Dalam kegiatan ceramah ini guru BK atau pun penyaji dapat
memberikan informasi atau ceramah tentang sejarah pembangunan
sekolah, struktur organisasi, fasilitas yang tersedia, peraturan yang
harus diapatuhi oleh siswa, kegiatan atau acara rutin yang biasa
diselengggarakan dan lain-lain. Pada saat pemberian ceramah ini
dapat pula diselingi dengan interaksi dengan siswa dengan
menggunakan metode tanya jawab, sehingga siswa dapat
menanyakan hal-hal yang ingin diketahui ataupun hal yang belum
jelas.
Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait
dengan isi layanan.
Pada kegiatan pengamatan ini siswa dapat mengunjungi atau
mengelilingi lingkungan sekolah untuk mengetahui tata letak
sekolah, ruangan kelas yang akan dipakai dalam kegaiatan belajar
mengajar, perpustakaan, kantin, ruang guru dan lain-lain.
Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam
suasana kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
Siswa dituntut untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan
pelaksanaan program layanan orientasi ini, dimana siswa dapat
aktif bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masa
orientasi lingkungan baru tersebut. Siswa juga dapat berkenalan
langsung dengan guru-guru saat berkunjung ke ruang guru.
Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari
berbagai dokumen yang terkait.

Dokumentasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini


dapat berupa dokumentasi struktur organisasi pada sekolah
tersebut, berbagai prestasi yang pernah diraih, dan lain-lain.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara
sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.
4.3.

Langkah Pelaksanaan Program Layanan Orientasi


Proses atau tahap pelaksanaan layanan orientasi adalah sebagai berikut
1. Perencanaan.
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
o Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan.
o Menetapkan peserta layanan,
o Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,
o Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
o Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Mengorganisasikan kegiatan layanan,
Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi
format layanan dan penggunaan media.
3. Evaluasi.
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan materi evaluasi,
Menetapkan prosedur evaluasi,
Menyusun instrumen evaluasi,
Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
Mengolah hasil aplikasi instrumen.
4. Analisis hasil evaluasi.
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan standar analisis,
Melakukan analisis,
Menafsirkan hasil analisis.
5. Tindak lanjut.
Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak
yang terkait,
Melaksanakan rencana tindak lanjut.
6. Laporan, meliputi:
Menyusun laporan layanan orientasi,
Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah
atau madrasah),
Mendokumentasikan laporan layanan.
4.4.
Pelaksana dan Peserta Program Layanan Orientasi
Personalia bimbingan dan konseling merupakan orang-orang yang terlibat
dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi kepala sekolah,
9

konselor, wali kelas, guru dan petugas administrasi bimbingan. Tugas masingmasing personel adalah, sebagai berikut :
Pelaksana
1) Kepala sekolah
Pada pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi kepala sekolah
memiliki tugas atau peranan sebagai barikut :
- Menyusun program sekolah secara keseluruhan, termasuk
menyusun secara kolektif program bimbingan yang bersifat
komprehensif.
- Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif
melalui rapat rutin, incidental, konfrensi kasus, dsb.
- Mengkoordinasikan bentuk kegiatan bimbingan konseling dengan
kegiatan guru bidang studi.
- Mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
bimbingan konseling.
- Mendorong para petugas bimbingan konseling untuk
melaksanakan tugasnya, serta menciptakan situasi yang
menggairahkan kerja petugas bimbingan dan konseling.
- Menggali berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk
pengembangan bimbingan konseling.
- Mengawasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2) Konselor
Dalam sekolah konselor atau biasa disebut sebagai guru BK memiliki
berbagai tugas atau peranan guna mendukung pelaksanaan kegiatan
layanan dalam bimbingan dan konseling, sehingga dalam pelaksaan
kegiatan berbagai jenis layanan dapat berjalan lancar. Berikut tugas guru
BK :
Mengkoordinasikan penyusunan program bimbingan dan
konseling.
Memberikan garis-garis kebijakan umum kegiatan bimbingan
konseling.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan program bimbingan
konseling.
Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah.
Membantu para siswa dalam memahami dan menyesuaiakan diri
sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan social.
Menyelenggarakan prtemuan dan mengadakan konsultasi dengan
guru, wali kelas, dan staf sekolah.
Melaksanakan bimbingan kolompok dan konseling individual
Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menafsirkan
data,serta dipergunakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Memberikan berbagai informasi kepada siswa sehubungan dengan
pendidikan dan pekerjaan.
Mengadakan kerjasama dengan instansi lain berkaita dengan
penyelenggaraan program bimbingan konseling.
10

Memilih dan mempergunakan instrument sesuai kewenangannya


untuk kepentingan bantuan siswa.
Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman kegiatan
kurikulum yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Mengadakan evaluasi dan studi tindak lanjut berkaitan dengan
perbaikan program bimbingan konseling
3) Guru
Sebagai personalia pendukung sekaligus pembantu dalam pelaksanaan
program layanan orientasi, guru memiliki peranan sebagai berikut :
Memberikan informasi mengenai mata pelajaran yang akan
diampu.
Memperkenalkan diri dan jabatan
Memberikan informasi tentang siswa kepada konselor
Memberikan layanan pengajaran
Membantu pemecahan masalah siswa sesuai kewenangannya
4) Petugas Administrasi BK
Mengisi kartu pribadi siswa dengan data-data siswa baik tentang
pribadi, sekolah maupun lingkungan siswa.
Membantu mempersiapan berbagai hal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan layanan orientasi
Mengelola data pada tempat yang telah disediakan.
Membantu proses pengumpulan data dan mempersiapkan laporan
bimbingan konseling.
Menyelenggarakan surat menyurat dan pembukuan berkaitan
dengan program bimbingan konseling.
Menyiapkan alat-alat pengumpulan data siswa.
Menata serta memalihara ruanagan bimbingan konseling.
5) Organisasi Intra Sekolah (OSIS)
Saat pelaksanaan program layanan orientasi ini OSIS juga memiliki
peran dalam pelaksanaan acara sehingga kegiatan dapat terlaksana. Berikut
peran OSIS dalam pelaksanaan kegiatan :
Membimbing dan memberikan informasi terkait hal hal yang
belum disampaikan oleh siswa
Sebagai mediator apabila ada siswa yang membutuh informasi
tetapi tidak berani menghadap pada guru BK.
Mempermudah guru BK pada saat kegiatan kunjungan atau
mengelilingi area sekolah, karena OSIS biasanya akan
mendamping pada saat kegiatan tersebut.
Menyusun acara atau kegiatan tambahan yang dapat meningkatkan
kemenarikan dan kemeriahan kegaiatan.
Peserta
Pada pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi ini sebagai
sasaran utamanya, yaitu siswa baru yang menjalankan program orientasi siswa
pada sekolah tersebut. Jumlah pesertanya yang berpatisipasi dalam
11

pelaksanaan kegiatan layanan orientasi ini secara keseluruhan berjumlah 300


siswa. Namun untuk mempermudah dalam pelaksanaannya siswa dapat dibagi
menjadi 10 kelompok kecil, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
kegiatan mengelilingi bangunan sekolah. Setiap kelompok nantinya akan
didampingi oleh anggota dari OSIS.
4.5.

Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Layanan Orientasi


Secara umum kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam
suasana (a) kontak langsung dengan siswa (kegiatan kontak) dan (b) tanpa
kontak langsung dengan siswa (kegiatan non- kontak). Kegiatan tersebut perlu
dijadwalkan.
Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok dilaksanakan di luar jam pelajaran
sekolah. Kegiatan diluar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50% dari
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud
No.25/O/1995). Pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi ini
dilaksanakan pada :
Waktu
: Senin s/d Selasa, 10 11 Agustus 2015
Tempat: SMA Negeri 7 Surakarta
Pukul
: 8.00 s/d selesai
Peserta
: siswa baru tahun ajaran 2015/2016

4.6.

Fasilitas Pendukung Program Pelaksanaan Layanan Orientasi


Fasilitas (perlengkapan administrasi) pendukung program pelaksanaan
layanan orientasi meliputi :
a) Instrument pengumpul data, meliputi daftar isian angket, kartu
pemeriksaan kesehatan, alat-alat tes psikologis, angket kesan dan pesan
mengikuti program layanan orientasi.
b) Perlengkapan penyimpan data
Data siswa yang telah terkumpul, perlu disimpan dengan baik dan
sistematik agar mempermudah kjika sewaktu-waktu diperlukan. Alat
penyimpan data ini dapat bersifat individual (setiap siswa), dan dapat
bersifat kelompok (missal, menurut kelas). Alat penyimpan data dapat
berupa : kartu, folders, booklets, cumulative atau buku prbadi, map, dan
komputer.
c) Alat pelaksanaan teknis bimbingan konseling
Alat-alat teknis pelaksanaan bimbingan konseling merupakan media
yang diperlukan dalam layanan bimbingan konseling terutama dalam
pelaksanaan program layanan orientasi. Beberapa diantaranya adalah
LCD, laptop, mikrofon, dan lain-lain.
Selain itu tata laksana dan perlengkapan fisik bimbingan konseling
meliputi perlengkapan parabot, alat-alat elektronik, dan ruang bimbigan
konseling. Perabot ini antara lain meja tamu, meja-kursi bimbingankonseling kelompok, kursi konseling, meja-kursi kerja konselor, lemari
penyimpan data, meja-kursi konfresi kasus, papan program, papan
12

mekanisme layanan konseling, gambar-gambar dekoratif, dll. Sedang


ruang bimbingan konseling setidaknya meliputi ruang tamu, ruang
administrasi, ruang kerja konselo, ruang bimbingan / konseling kelompok,
ruang baca/perpusatakaan, ruang penyimpan data, ruang konfrensi kasus,
dan ruang-ruang lain jika memungkinkan. Sedang seting tata ruang
dikonstruksikan sesuai kondisi sekolah yang ada.
4.7.
Cara Mengevaluasi Program Pelaksanaan Layanan Orientasi
Penilaian merupakan kegiatan menentukan atau mempertimbangkan
nilai sesuatu berdasar kriteria atau tujuan sehingga diperoleh informasi guna
pengambilan keputusan. (Purwoko, 2008 : 37)
Menurut Flurentin (1991) Tujuan diadakannya penilaian program bimbingan
dan konseling adalah :
Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program bimbingan
konseling agar dapat diketahui bagian program mana yang perlu di
perbaiki.
Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan yang mendasari pelaksanaan
program bimbingan konseling. Salah satu perkiraan itu adalah nyata
tidaknya bimbingan tersebut dalam membantu siswa.
Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan
guna memberi bantuan pada siswa
Untuk mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan
hubungan masyarakat.
Evaluasi Bimbingan dan Konseling
a) Aspek yang dinilai/ dievaluasi proses dan hasil yaitu kesesuaian antara
program dan pelaksanaan, keselarasan program, hambatan-hambatan yang
dijumpai, dampak kegiatan bimbingan terhadap kegaiatan belajar
mengajar, respon siswa, personel sekolah orang tua dan masyarakat
terhadap layanan bimbingan, dan perubahan kemajuan siswa dilihat dari
pencapaian tujuan layanan bimbingan.
b) Penilaian proses yaitu mengatasi partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan
layanan bimbingan, mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan
yang disajikan, mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan
perolehan siswa sebagai kasih dari partisipasi atau aktifitasnya dalam
kegiatan layanan bimbingan, mengungkapkan minat siswa tentang
perlunya layanan bimbingan lebih lanjut, mengamati perkembangan siswa
sari waktu ke waktu, mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan layanan. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi
dokumentasi, angket, tes, analisa hasil kerja siswa. Penilaian perlu
diprogramkan secara sistematis dan terpadu, kegiatan penilaian baik
mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan
dasar dan tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program
layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif,
jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi ini dapat dijadikan
13

bahan untuk pertanggungjawaban, akuntabilitas, pelaksanaan program


bimbingan dan konseling di sekolah.

14

B. LAYANAN INFORMASI
1. Pengertian dan Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi ialah kegiatan bimbingan yang bermaksud membantu
siswa untuk mengenal lingkungannya yang sekirannya dapat dimanfaatkan untuk
masa kini maupun masa yang akan datang. Layanan informasi mempunyai tujuan
yaitu :
a) Tujuan umum
Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu
oleh peserta layanan informasi tersebut selanjutnya digunakan oleh perserta
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.
b) Tujuan khusus layanan informasi terkait dengan fungsi-fungsi konseling.
Fungsi pemahaman paling dominan dan paling langsung diemban oleh
layanan informasi. Penguasaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
pemecahan masalah (apabila peserta yang bersangkutan mengalaminya)
untuk mencegah timbulnya masalah, untuk mengembangkan dan memelihara
potensi yang ada, dan untuk memungkinkan peserta yang bersangkutan
membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-hak nya.
2. Pelaksanaan Program Layanan Informasi
Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan yaitu :
a) Konselor
Konselor, ahli dalam pelayanan konseling adalah penyelenggara
layanan informasi. Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi
isi layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan
informasi dan menggunakan cara-cara yang efektif untuk melangsanakan
layanan.
b) Peserta
Peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa
di sekolah , mahasiswa, anggota organisasi pemuda dan sosial politik,
karyawan instansi dan dunia usaha/industri serta anggota-anggota masyarakat
lainnya, baik secara perorangan maupun kelompok. Bahkan narapidana dan
mereka yang berada dalam kondisi khusus tertentupun dapat menjadi peserta
layanan asal suasana dan ketentuan yang berlaku memungkinkannya.Pada
dasarnya peserta layanan informasi pertama-tama menyangkut pentingnya isi
layanan bagi (calon) peserta yang bersangkutan. Apabila seseorang tidak
memerlukan informasi yang menjadi isi layanan informasi, ia tidak perlu
menjadi peserta layanan.
c) Informasi
Jenis, luas dan keadaan informasi yang menjadi isi layanan informasi
sangan bervariasi tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Dalam hal
ini identifikasi keperluan akan penguasaan informasi tertentu oleh para ( calon
) peserta sendiri, konselor maupun pihak menjadi sangat penting. Pada
dasarnya informasi yang dimaksud mengacu pada seluruh bidang layanan
pelayanan konseling yaitu pengembangan pribadi, sosial, kegiatan belajar,
15

perencanaan karir, kehidupan berkeluarga dan beragama. Lebih rinci berbagai


informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam :
Informasi perkembangan diri.
Informasi hubungan antar pribadi, sosial, nilai dan moral.
Informasi pendidikan, kegiatan belajar dan keilmuan teknologi.
Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi.
Informasi sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan.
Informasi kehidupan berkeluarga.
Informasi kehidupan beragama.
Untuk keperluan layanan informasi, informasi yang menjadi isi layanan
harus spesifik dan dikemas secara jelas dan rinci sehingga dapat disajikan
secara efektif dan dipahami dengan baikoleh para peserta layanan. Informasi
dimaksudkan ini sesuai dengan kebutuhan aktual para peserta layanan sehingga
tingkat kemanfaatan layanan tinggi.
3. Tipe-tipe Informasi
Data yang digunakan dalam layanan informasi acapkali digolongkan dalam
empat bagian utama yaitu :
a. Informasi pendidikan/ belajar
Depdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi belajar meliputi :
Tugas-tugas perkembangan masa remaja berkenaan dengan
pengembangan diri, keterampilan, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
Perlunya pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan
aktif terprogram baik belajar mandiri maupun berkelompok.
Cara belajar di perpustakaan, meringkas buku, membuat catatan dan
mengulang pelajaran.
Kemungkinan timbulnya berbagai masalah belajar dan upaya
pengentasannya.
Pengajaran perbaikan dan pengayaan.
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
meningkatkan kegiatan dan hasil belajar siswa.
Kursus dan sekolah yang mungkin dimasuki setelah tamat.
b. Informasi pekerjaan/karir
Depdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi karor meliputi :
Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan
perkembangan karir.
Perkembangan karir di masyarakat.
Sekolah menengah, kursus-kursus, beserta program pilihannya, baik
umum maupun kejuruan dalam rangkka pengembangan karir.
Jenis, tuntutan dan syarat-syarat jabatan yang dapat dimasuki setelah
tamat, seperti kemapuan, pengetahuan dan keterampilan yang harus
dimiliki.
Kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir dan
tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya.
16

Pelaksanaan pelayanan bimbingan karir bagi siswa.


c. Informasi pribadi
Informasi pribadi ini dapat meliputi :
Tugas-tugas perkembangan masa remaja, khususnya tentang
kemampuan dan perkembangan pribadi.
Perlunya pengembangan kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha esa.
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta
bentuk-bentuk pembinaan dan pengembangan serta penyalurannya.
Usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam
membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa remaja awal
ke masa remaja yang penuh tantangan.
d. Informasi sosial
Informasi sosial berkaitan dengan pemahaman diri dan pemahaman orang
lainnya. Informasi sosial ini meliputi :
Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan
pengembangan hubungan sosial.
Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun dan disiplin di
sekolah.
Tata krama pergaulan dengan teman sebaya baik di sekolah sendiri
maupun di sekolah lain, siswa dengan guru, siswa dengan staf lainnya
dalam rangka kehidupan yang harmonis di lingkungan sekolah.
Suasana dan tata krama kehidupan dalam dalam keluarga.
Nilai-nilai sosial, agama, adat istiadat, kebiasaandan tata krama yang
berlaku di lingkungan masyarakat.
Hak dan kewajiban warga negara.
4. Pelaksanaan Layanan Informasi
4.1.
Metode Pelaksanaan Program Layanan Orientasi
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan informasi
kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi,
program home room dan kunjungan lapangan. Dari berbagai metode yang
telah ada dalam pemberian layanan informasi ini, maka dalam pelaksanaan
layanan informasi ini penulis memilih metode yang sesuai dengan
pelaksanaannya yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
4.2.
Langkah-langkah Penyajian Informasi
1. Langkah Persiapan
a) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasannya
- Menetapkan sasaran penerima informasi yang disiapkan
- Menetapkan informasi yang dibutuhkan siswa
- Menilai apakah informasi yang diberikan cukup akurat dan up to
date.
- Ada hubungannya dengan hal-hal diketahui siswa.
b) Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi
yang meliputi jumlah peserta dan karakteristik peserta
c) Mengetahui sumber-sumber informasi yang pasti.

17

d) Menetapkan teknik penyampaian informasi dengan


mempertimbangkan beberapa hal : Cocok dengan tujuan, isi dan
sumber; dapat menarik perhatian siswa; konsekuensi waktu,
biaya, dan pengorganisasiannya.
e) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
f) Menetapkan cara mengevaluasi pelaksanaan program layanan
informasi
2. Langkah pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan layanan informasi :
Usaha menarik minat dan perhatian siswa.
Siapan peran siswa secara sistematis dan sederhana sehingga
jelas isi dan manfaatnya.
Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
Bila menggunakan teknik karya wisata dan pemberian tugas,
persiapan sebaik-baiknya sehingga setiap siswa mengetahui apa
yang harus diperhatikan apa yang harus dicatat dan apa yang
harus dilakukan.
Penyajian informasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Pemberi informasi hendaknya disesuaikan dengan kualifikasi
personil staf bimbingan.
3. Langkah Evaluasi
Guru pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan layanan
informasi. Langkah evaluasi ini seringkali dilupakan sehingga tidak
diketahui sejauh mana siswa mampu menagkap informasi.
Kriteria keberhasilan layanan informasi sebagai berikut :
- Jika para siswa telah dapat menyesuiakan diri sebaik-baiknya
dengan lingkungannya.
- Jika para siswa telah memperoleh sebanyak-banyaknya sumber
informasi.
4.3.
Pelaksana dan Peserta Program Layanan Informasi
Pelaksana
1) Kepala sekolah
Pada pelaksanaan kegiatan program layanan informasi kepala sekolah
memiliki tugas atau peranan sebagai barikut :
- Menyusun program sekolah secara keseluruhan, termasuk
menyusun secara kolektif program bimbingan yang bersifat
komprehensif.
- Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif
melalui rapat rutin, incidental, konfrensi kasus, dsb.
- Mengkoordinasikan bentuk kegiatan bimbingan konseling dengan
kegiatan guru bidang studi.
- Mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
bimbingan konseling.

18

Mendorong para petugas bimbingan konseling untuk


melaksanakan tugasnya, serta menciptakan situasi yang
menggairahkan kerja petugas bimbingan dan konseling.
- Menggali berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk
pengembangan bimbingan konseling.
- Mengawasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2) Konselor
Dalam sekolah konselor atau biasa disebut sebagai guru BK memiliki
berbagai tugas atau peranan guna mendukung pelaksanaan kegiatan layanan
dalam bimbingan dan konseling, sehingga dalam pelaksaan kegiatan berbagai
jenis layanan dapat berjalan lancar. Berikut tugas guru BK :
Mengkoordinasikan penyusunan program bimbingan dan
konseling.
Memberikan garis-garis kebijakan umum kegiatan bimbingan
konseling.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan program bimbingan
konseling.
Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah.
Membantu para siswa dalam memahami dan menyesuaiakan diri
sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan social.
Menyelenggarakan prtemuan dan mengadakan konsultasi dengan
guru, wali kelas, dan staf sekolah.
Melaksanakan bimbingan kolompok dan konseling individual
Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menafsirkan
data,serta dipergunakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Memberikan berbagai informasi kepada siswa sehubungan dengan
pendidikan dan pekerjaan.
Mengadakan kerjasama dengan instansi lain berkaita dengan
penyelenggaraan program bimbingan konseling.
Memilih dan mempergunakan instrument sesuai kewenangannya
untuk kepentingan bantuan siswa.
Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman kegiatan
kurikulum yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Mengadakan evaluasi dan studi tindak lanjut berkaitan dengan
perbaikan program bimbingan konseling
3) Guru
Sebagai personalia pendukung sekaligus pembantu dalam pelaksanaan
program layanan informasi, guru memiliki peranan sebagai berikut :
Memberikan informasi mengenai mata pelajaran yang akan diampu.
Memberikan informasi tentang siswa kepada konselor
Memberikan layanan pengajaran
Membantu pemecahan masalah siswa sesuai kewenangannya
Peserta
Dalam pelaksanaan program layanan infomasi ini peserta sasarannya adalah
seluruh siswa yang membutuhkan berbagai informasi. Di dalam semua jenis
19

layanan konseling dapat terungkap perlunya klien menguasai informasi


tertentu, khususnya dalam kaitannya dengan permasalahan yang sedang
dialami. Untuk memenuhi keperluan itu, konselor biasanya mengupayakan
agar informasi itu dapat diperoleh klien. Dengan cara seperti itu layanan
informasi telah terintegrasikan ke dalam jenis-jenis layanan konseling lainnya
4.4.

Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Layanan Orientasi


Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan
konseling kelompok dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan
diluar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50% dari seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud No.25/O/1995).
Pelaksanaan kegiatan program layanan informasi ini dilaksanakan diluarkan
jam pelajaran, misalnya bisa saja siswa datang ke ruang BK saat jam istirahat
ataupun setelah jam pelajaran selesai. Tempat pelaksanaan layanan informasi
ini yaitu SMA Negeri 7 Surakarta. Peserta dari layanan informasi ini adalah
seluruh siswa sekolah yang ingin memperoleh suatu informasi yang
dibutuhkan. Waktu dan tempat penyelenggaraan layanan informasi sangat
tergantung pada format dan isi layanan. Format klasikal dan isi layanan yang
terbatas untuk para siswa dapat diselenggarakan di kelas-kelas menurut
jadwal pembelajaran sekolah. Layanan informasi dengan acara khusus
memerlukan waktu dan tempat tersendiri yang perlu diatur secara khusus.
4.5.
Cara Mengevaluasi Program Pelaksanaan Layanan Orientasi
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penilaian hasil layanan informasi
difokuskan kepada pemahaman para peserta terhadap informasi yang menjadi
isi layanan. Unsur U ( Understanding ) sangat dominan. Pemahaman para
peserta layanan itu lebih jauh dapat dikaitkan dengan kegunaan bagi peserta
dan apa yang akan dilakukan peserta berkenaan dengan informasi yang
diperolehnya itu.
4.6.
Pendekatan dan Teknik dalam Layanan Informasi
Layanan informasi diselenggarakan secara langsung dan terbuka dari konselor
kepada pada para pesertanya. Berbagai teknik dan media yang bervariasi dan
luwes dapat digunakan dalam forum dengan format klasikal dan kelompok.
Format individual dapat diselenggarakan untuk peserta khusus dengan,
informasi khusus dan biasanya terkait dengan layanan konseling lainnya.
1. Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Cara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai adalah ceramah
yang diikuti dengan tanya jawab. Untuk mndalami informasi tersebut
dapat dilakukan diskusi diantara para peserta.
2. Media
a) Dalam penyampaian informasi dapat digunakan media pembantu
berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program
elektronik (seperti radio, televisi, rekaman, komputer, OHP, LCD ).
Selain itu papan informasi merupaka media yang cukup efektif
apabila dikelola dengan baik dan baahn sajinya aktual.

20

b) Informasi dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya


(rekaman audio, video, komputer) digunakan dalam layanan informasi
yang bersifat mandiri dalam arti peserta layanan atau klien sendiri
dapat memperoleh dan mengolah informasi yang diperlukan.
3. Acara Khusus
Melalui acara khusus di sekolah misalnya dapat digelar Hari Kartini,
Hari Anti Narkoba, Hari KB, Hari Keberhasilan Lingkungan yang
didalam nya ditampilkan informasi tentang karir dalm spektrum yang luas.
Berbagai kegiatan sebagaimana tersebut di atas diselenggarakan dalam
waktu yang lebih lama, satu hari atau lebih.
4. Narasumber
Penyelenggaraan layanan informasi tidak dimonopoli oleh konselor,
pihak-pihak lain dapat diikutsertakan. Dalam hal ini peranan nara sumber
sangat dominan. Sesuai dengan isi informasi dan para pesertanya, nara
sumber diundang untuk menyajikan informasi yang dimaksudkan.

21

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan yang dikoordinir guru
pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu
mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang
dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang
baru seperti pada masa orientasi siswa baru (MOS).
Langkah-langkah dalam penyajian informasi meliputi langkah persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan dan teknik dalam layanan informasi meliputi
ceramah,tanya jawabdan diskusi, media, acara khusus, nara sumber, waktu dan
tempat, penilaian dan keterkaitan.
Layanan informasi ialah kegiatan bimbingan yang bermaksud membantu
siswa untuk mengenal lingkungannya yang sekirannya dapat dimanfaatkan untuk
masa kini maupun masa yang akan datang. Dalam layanan informasi terlibat tiga
komponen pokok yaitu konselor, peserta dan informasi. Data yang digunakan dalam
layanan informasi digolongkan dalam empat bagian utama yaitu informasi pendidikan
/belajar, informasi pekerjaan/ karir, informasi sosial, dan informasi pribadi.
Langkah-langkah dalam penyajian informasi meliputi langkah persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan dan teknik dalam layanan informasi meliputi
ceramah,tanya jawabdan diskusi, media, acara khusus, nara sumber, waktu dan
tempat, penilaian dan keterkaitan.
B. SARAN
Layanan orientasi diharapkan menghantar siswa untuk mengenal lingkungan
sekolah yang baru serta mampu beradaptasi dengan baik dilingkungan yang baru.
Dalam pelaksanaan program pelayanan ini acara orientasi dapat dikemas semenarik
mungkin agar dapat berkesan bagi siswa. Layanan orientasi diselenggarakn oleh
konselor atau guru BK dan bantuan siswa OSIS serta diikuti oleh seluruh siswa baru.
Layanan informasi diharapkan memenuhi kekurangan individu akan informasi
yang mereka perlukan. Informasi itu harusnya diolah dan digunakan oleh individu
untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi diselenggarakan
oleh konselor dan diikuti oleh seseorang atau lebih peserta.

22

DAFTAR PUSTAKA
Ridwan.1998. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:Pustaka Belajar
Winkel.1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta:Gramedia
Hariastuti, Retno Tri. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa
University Press.
Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.
file:///G:/BK/Catatan-ku%20%20Makalah%20Layanan%20Informasi.html

23

Anda mungkin juga menyukai