Hipertiroid, Hipotiroid, Cushing Syndrome
Hipertiroid, Hipotiroid, Cushing Syndrome
Hipertiroid, Hipotiroid, Cushing Syndrome
135070200131001
135070200131002
135070200131003
135070200131004
135070200131005
135070207131010
135070207131012
135070207131003
135070218113017
135070218113021
135070201131010
135070201131012
135070201131013
Penulis
HIPERTIROID
1. Definisi
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic yang
merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Berbahaya
Bagi
3. Epidemiologi
Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid
amat bervariasi dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki
yang didapat di RSUP Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta
adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 : 1 dan di RSHS Bandung 10 :1.
Sedangkan distribusi menumt umur di RSUP Palembang yang
terbanyak adalah pada usia 21 30 tahuii (41,73%), tetapi menurut
beberapa penulis lain puncaknya antara 3040 tahun.Jumlah
penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan
200 juta, 12 juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian
hipertiroidi yang didapat dari beberapa klinik di Indonsia berkisar
antara 44,44% 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit
kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita
Hipertiroid,
biasanya
sering
pada
usia
di
bawah
40
tahun.
(Djokomoeljanto, 2009)
4. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi
kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan
balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang
finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai.
Immunogirobulin
(TSI
antibodies),
Thyroid
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
karena
periksa
efek samping.
Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH
berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan
T4 yang banyak.
Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut
tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan
5. Manifestasi
a. Umum
lapar.
b. Gastrointestinal : Makan banyak, haus, muntah, disfagia,
splenomegali.
c. Muskular : Rasa lemah.
d. Genitourinaria: Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil,
ginekomasti.
e. Kulit : Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan
onikolisis.
f. Psikis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas,
paralisis periodik dispneu.
g. Jantung : hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung.
h. Darah dan limfatik : Limfositosis, anemia, splenomegali, leher
membesar.
i. Skelet : Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang.
(Djokomoeljanto, 2009).
6. Patofisiologi (terlampir)
7. Klasifikasi
Dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi 2,yaitu :
1) Hipertiroid Primer : Terjadinya hipertiroid karena berasal dari
kelenjar tiroid itu sendiri, contohnya :
Penyakit grave
Functioning adenoma
Toxic multinodular goiter
Tiroiditis
2) Hipertiroid Sekunder : Jika penyebab hipertiroid berasal dari luar
kelenjar tiroid, contohnya :
Tumor hipofisis
Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar
Pemasukan iodium berlebihan
(Baradero, Mary, dkk, 2009)
8. Penatalaksanaan
Menutur A. Guntur Hermawan (1990), terdapat beberapa faktor harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Faktor penyebab hipertiroidi
2. Umur penderita
3. Berat ringannya penyakit
4. Ada tidaknya penyakit lain yang menyertai
5. Tanggapan penderita terhadap pengobatannya
makin
meningkat.
Penderita
dianjurkan
tidak
termasuk
golongan
ini
adalah
sering
dipakai
dari
golongan
thionamide
adalah
yaitu
monoiodotyrosine
dengan
(MIT)
dan
menghambat
terbentuknya
diiodotyrosine
(DIT),
serta
gondok
sehingga
pengaruh
pengobatan
lebih
PTU
sehingga
dosis
yang
diperlukan
hanya
satu
cholestatic
jaundice
dan
kadang-kadang
a.l.
berupa
arthralgia,
conjunctivitis,
alopecia,
sakit
limfadenopati,
hipoprotombinemia,
demam
kepala,
rhinitis,
edema,
trombositopenia,
gangguan gastrointestinal.
Yodium
Pemberian yodium akan menghambat sintesa hormon
secara akut tetapi dalam masa 3 minggu efeknya akan
menghilang karena adanya escape mechanism dari kelenjar
yang bersangkutan, sehingga meski sekresi terhambat sintesa
tetap ada. Akibatnya terjadi penimbunan hormon dan pada saat
yodium dihentikan timbul sekresi berlebihan dan gejala
hipertiroidi menghebat. Pengobatan dengan yodium (MJ)
digunakan untuk memperoleh efek yang cepat seperti pada
krisis tiroid atau untuk persiapan operasi. Sebagai persiapan
operasi, biasanya digunakan dalam bentuk kombinasi. Dosis
yang diberikan biasanya 15 mg per hari dengan dosis terbagi
yang diberikan 2 minggu sebelum dilakukan pembedahan.9
Marigold dalam penelitiannya menggunakan cairan Lugol
dengan dosis 1/2 ml (10 tetes) 3 kali perhari yang diberikan 10
hari sebelum dan sesudah operasi.
Penyekat Beta (Beta Blocker)
Terjadinya keluhan dan gejala hipertiroidi diakibatkan
oleh
adanya
hipersensitivitas
pada
sistim
simpatis.
kepekaan
reseptor
terhadap
katekolamin.
propranolol
sebagaii
persiapan
tindakan
untuk
mengikat
T3
berlabel-
radio
iodium,
yang
radioimmuno
assay.
Faktor-faktor
yang
dilakukan
untuk
mengukur
fungsi
(cold
area)
dapat
membantu
dalam
penurunan
fungsi
tidak
menunjukkan
kelainan
tubuh
dapat
dilakukan
untuk
mencari
metastasis
dapat
disebabkan
keganasan
meskipun
(untuk
pasien
dengan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kadar kalsitonin (untuk pasien dengan kecurigaan
karsinoma medulle.
2. Biopsi jarum halus.
3. Pemeriksaan sidik tiroid.
Dengan penggunaan yodium bila nodul menangkap yodium
tersebut kurang dari tiroid normal disebut nodul dingin. Bila sama
afinitasnya disebut nodul hangat. Kalau lebih banyak menangkap
besar
yang
menyebabkan
takikardia,
agitasi,
tremor,
dan lain-lain.
Masukan cairan sedikitnya harus 2,5 liter per hari. Jumlah ini akan
sama dengan kurang lebih 160 ml per jam selama 16 jam dari
waktu 24 jam
Hindarikonsusmsi alkohal dan minuman stimulan lain
Konsumsi
vitamin terutama thiamine (B1) untuk mencegah
defisiensi thiamine secara mendadak
letih
Jangan beraktivitas terlalu sering pada kondisi cuaca yang panas
Hindari situasi, kejadian yang menimbulkan stress
Bila terdapat gondok (goiter) berikan makanan yang mengandung
tinggi yodium (misalnya penambahan garam ber yodium untuk
pembuatan makanan), karena bila aasupan yodium kurang dari 40
darah
Periksakan pada dokter bila terdapat gejala yang mengarah pada
terjadinya hipertiroid.
dengan adanya rasa tidak napsu makan, penurunan berat badan dan
kelemahan dalam mengunyah makanan.
NOC : nutritional status
Swallowing status (biasanya dilakukan post-op)
NIC : Nutrition management
Swallowing therapy
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium
Ilmu
Penyakit
Dalam
Fakultas
and
Conditions:
Hyperthyroidism
(Overactive
Thyroid).Online,
(http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/hyperthyroidism/ba
sics/definition/con-20020986) Diakses tanggal 11 September 2015
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI,
Jakarta 1987
Winchester
Hospital,
2015.
Symptoms
of
Hyperthyroidism.
http://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=19620.
Diakses 12 September 2015 pukul 15.03
HIPOTIROID
1. Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh
produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauankekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini
mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.
Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai
mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2. Faktor Resiko
Faktor risiko pencetus gangguan hipotiroid antara lain :
-
Usia
Usia di atas 60 tahun semakin berisiko terkena hipotiroid. Hal ini
disebabkan karena penurunan fungsi tubuh termasuk penurunan
adalah 1:8.
Genetik
Genetik merupakan faktor risiko yang paling utama diantara banyak
faktor autoimunitas terhadap kelenjar tiroid. Kromosom seks pada
terjadinya hipotiroid.
Kondisi lingkungan
Kurangnya kadar iodium yang tersedia di lingkungan, seperti
kurangnya kadar iodium di dalam air (Pusat data dan informasi
yaitu 1:141. Tidak ada perbedaan kasus ini berdasarkan jenis kelamin,
tetapi penelitian lain mengatakan perempuan lebih tinggi daripada
laki-laki yaitu 2:1 (LaFranchi, 2000)
Menurut survey yang dilakukan The National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES 1999-2002)
dari 4.392
TSH,
atau
terapi
iodium
radioaktif
untuk
tiroid
karena
hal
tersebut
merangsang
proliferasi
dan
berat
tanpa
pengobatan
sehingga
suatu
saat
terbuka.
Suhu rektal < 35,5C dalam 0-45 jam pasca lahir.
Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
Suara besar dan parau.
Hernia umbilikalis.
kali/hari).
Kulit kering, dingin, dan motling (berbercak-bercak).
Letargi.
Sukar minum.
Bradikardia (< 100/menit).
Gejala pada anak besar :
Dengan goiter maupun tanpa goiter.
Gangguan pertumbuhan (kerdil).
Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan
pubertas.
Ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset
6. Patofisiologi (terlampir)
7. Klasifikasi
Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasar waktu kejadian
(kongenital atau akuisital), disfungsi organ yang terjadi (primer atau
sekunder/ sentral), jangka waktu (transien atau permanen) atau gejala
yang terjadi (bergejala/ klinis atau tanpa gejala/ subklinis). Hipotiroid
kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium
endemis. Pada daerah dengan asupan yodium yang mencukupi,
hipotiroid kongenital terjadi pada 1 dari 4000 kelahiran hidup, dan
lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan (Roberts & Ladenson,
2004).
Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan oleh
agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis
hormon tiroid. Disgenesis kelenjar tiroid berhubungan dengan mutasi
pada gen PAX8 dan thyroid transcription factor 1 dan 2 (Gillam &
Kopp, 2001).
Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab
yang paling sering dijumpai adalah tiroiditis autoimun yang sering
disebut tiroiditas Hashimoto. Peran auto imun pada penyakit ini
didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan
adanya antibodi tiroid dalam sirkulasi darah. Operasi atau radiasi (mis:
radioterapi eksternal pada penderita head and neck cancer, terapi
yodium radioaktif pada tirotoksikosis, paparan yodium radioaktif yang
tidak disengaja, infiltrasi besi di kelanjar tiroid pada hemokromatosis.
Beberapa bahan kimia maupun obat (misal: amiodarone, lithium,
interferon)
juga
mempengaruhi
dapat
menyebabkan
produksi
hormon
hipotiroid
tiroid
atau
dengan
cara
mempengaruhi
penurunan
sintesis
dan
sekresi
hormon
tiroid,
Hipotiroid
Hipotiroid berat
biokimia
Selain itu pasien dinyakan hipotiroid klinis jika dijumpai
peninggian kadar TSH (TSH 5,5 IU/L) disertai adanya simptom
seperti fatique,peningkatan BB, ggn.siklus haid,konstipasi,intoleransi
dingin,rambut dan kuku rapuh (Wiseman, 2011).
8. Penatalaksanaan
Terapi yang dapat dilakukan yaitu :
1. Terapi levotiroksin oral pada hipotiroidisme ringan dan sedang
Para ahli dibidang tiroidologi setuju bahwa levotiroksin
merupakan obat pilihan untuk
pengobatan hipotiroidisme.
kosong.
Obat-obat
dan
makanan
tertentu
dapat
gejala
klinis
serta
mencapai
atau
mg/hari)
dapat
mencapai
keadaan
yang
dengan
dosis
kecil.Didapatkan
kesimpulan
bahwa
hasil
pemeriksaan
laboratorium.
Peningkatan
antibodi
namun
tidak
semuanya
dijumpai
pada
kasus.
Waktu
pengukuran
kadar
TSH
untuk
mendeteksi
dan
10. Komplikasi
Komplikasi yang serius dari hipotiroidisme adalah koma
miksedema dan kematian, efusi pericardial dan pleura, megakolon
dengan paralitik ileus dan kejang. Koma miksedema adalah situasi
yang
mengancam
nyawa
yang
di
tandai
oleh
eksaserbasi
Terapi oksigen
Airway patency
DAFTAR PUSTAKA
dan
Analisis
Penyakit
Thyroid.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/inf
odatin-tiroid.pdf. Diakses 12 September 2015 pukul 15.00
Roberts, CGP., Ladenson, PW. 2004. Hypothyroidism. Lancet 363 : 793803.
Wiseman SM, et al. Detection and Management of Hypothyroidism
Following Thyroid Lobectomy: Evaluation of a Clinical Algorithm.
Ann. Surg Oncol, 2011; 18: 2548-2554.
Chusing Syndrome
1. Definisi
Chushing Syndrome adalah kumpulan keadaan klinis yang
diakibatkan oleh efek metabolik dari kadar glukokortikoid atau kortisol
yang meningkat dalam darah. Nama penyakit ini diambil dari Harvey
Cushing seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasi
penyakit ini pada tahun 1912. Sindrom cushing terjadi akibat
kelebihan glukokortikosteroid. Sangat sering terjadi akibat pemberian
kortikosteroid terapeutik. (Gleadle, 2003)
2. Faktor Resiko
Sindrom Cushing dapat disebabkan dengan penggunaan
medroksiprogesteron. Selain itu, beberapa kekacauan sistem tubuh
sendiri akan merespon untuk mensekresi kortisol. Biasanya, ACTH
dilepaskan dari kelenjar pituitari bila diperlukan untuk merangsang
pelepasan kortisol dari kelenjar adrenal. Dalam pituitari Cushing,
seorang adenoma jinak mengeluarkan ACTH hipofisis. Ini juga dikenal
sebagai penyakit Cushing dan bertanggung jawab atas 70% dari
sindrom Cushing endogen's. Sindrom Cushing juga disebabkan oleh
tumor hipofisis atau tumor yang melepaskan ACTH.
Pada tumor korteks adrenal dapat terjadi tanpa bergantung
pada kontrol ACTH yang dengan kemampuannya untuk menyekresi
kortisol secara autonomi dalam korteks adrenal. Tumor korteks
adrenal yang akhirnya menjadi sindrom cushing yang jinak (adenoma)
atau yang ganas (karsinoma). Adenoma korteks adrenal dapat
menyebabkan sindrom cushing berat, namun biasanya berkembang
secara lamba dan gejala dapat timbul bertahun-tahun sebelum
diagnosis
ditegakkan.
Sebaliknya,
karsinoma
adreokortikal
cushing
bervariasi, akan tetapi
Hipertensi
Neuropati perifer
ACTH
atau
CRH,
yaitu
yang
karsinoma
iatrogenik
yang
disebabkan
Cushing
Syndrome
yang
disebabkan
oleh
penggunaan
kortikosteroid:
Perlahan-lahan mengurangi dosis obat (jika memungkinkan) di
bawah pengawasan medis. Jika tidak bias berhenti minum obat
karena penyakit, tekanan darah, kadar gula darah, kadar
hipofisis
(dalam
beberapa kasus)
c) Mungkin diperlukan terapi hidrokortison (kortisol) pengganti
tumor tranfenoida.
Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak
dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan
ditanggulangi
dengan
fisiologik.
Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul
kemoterapi
pada
penderita
dengan
karsinoma/
terapi
pembedahan.
Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemide
yang bias mensekresikan kortisol
Sesuai pada penyebabnya, Penyakit Cusing dapat dilakukan
iradiasi
dari
hipofise,
kombinasi
iradiasi
dengan
unilateral
hipofisis.
Adenoma adrenal: dapat di sembuhkan dengan adrenalektomi.
Karsinoma adrenal: tidak dapat disembuhkan dengan
pembedahan. Terapi obat dengan miotan, sebuah obat adrenolitik,
dapat membantu.
adrenalektomi.
Pengobatan syndrome chusing tergantung ACTH tidak seragam,
kelenjar hipofisis.
Adrenalektomi pada pasien dengan hipertrofi adrenal primer.
Pasca operatif, terapi pengganti anhidrokortison temporer
mungkin diberikan sampai kelenjar adrenal mulai berespon
aktivitas
-lipoprotein
berlebihan
(melanocyte-
0,1 mg/hari
Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala
Preparat
penyekat
glutethimide,
enzim
mitotone,
adrenal
ketokonazol)
(metyrapon,
untuk
amino
mengurangi
9. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Penunjang Cushing Syndrome
1. Pada
pemeriksaan
laboratorium
sederhana,
didapati
overnight
dexamethasone
suppression
test
yaitu
karsinoma.
Short oral
metyrapone
test.
Metirapone
menghambat
10. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat sindrom cushing adalah :
a. Penyakit arteri koroner, terjadi karena hipertensi berat.
b. Infeksi berat, terjadi jika pasien mengalami diabetes melitus dan
mengalami luka, sehingga memungkingkan terjadinya infeksi berat.
c. Penyakit serebro vaskuler (cerebro vascular desease / CVD).
11. Masalah keperawatan
a. Diagnosa keperawatan : Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah berhubungan dengan adanya hiperglikemi, dan resisten
insulin sehingga memungkinkan adanya ketidakstabilan glukosa
dalam darah/ diabetes
Tujuan : memperbaiki sistem metabolisme dalam tubuh
NOC : Blood Glucose Level
NIC : Hyperglycemia management
b. Diagnosa keperawatan : Nyeri kronis berhubungan dengan
peningkatan sekresi asam lambung
Tujuan : nyeri yang dirasakan klien berkurang
NOC : Pain Level
NIC : Pain Management
c. Diagnosa keperawatan : Intoleran aktivitas berhubungan dengan
klien mengatakan merasa letih
NOC : endurance
NIC : activity therapy
DAFTAR PUSTAKA
2009.
Cushings
diseases.
http://www.swedish.org/services/neuroscience-institute/ourservices/pituitary-center/cushings-disease.
Diakses
12
No.
08-3007July
2008
(http://www.niddk.nih.gov/health-information/healthtopics/endocrine/cushings-syndrome/Pages/fact-sheet.aspx)
Suzzan and Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .
Jakarta : ECG