Sildenafil Bko

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PHARMACY, Vol.07 No.

02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

ANALISIS SILDENAFIL SITRAT PADA JAMU TRADISIONAL KUAT LELAKI MERK A DAN B DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Angga Tiya Warma Sarigih, Anjar Mahardian Kusuma, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, PO Box 202, Purwokerto 53182

ABSTRAK Dalam perkembangannya banyak ditemukan obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat. Salah satunya adalah sildenafil sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk analisis sildenafil sitrat pada jamu tradisional kuat lelaki merk A dan B dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi, menggunakan metode fase terbalik dengan detektor Uv 290 nm, kolom Shimpack ODS CLC C18, fase gerak asetonitril dan dapar fosfat 0,05 M pH 4,5 dengan perbandingan (60:40). Laju alir 1,2 mL/menit dan volume yang diinjeksikan 20 l. Pada sistem kromatografi tersebut, waktu retensi sildenafil sitrat adalah 2,5 menit. Perolehan kembali sildenafil sitrat dari sampel jamu kuat lelaki adalah 110,67%. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis sildenafil sitrat dengan batas deteksi 0,010 g/mL dan batas kuantitasi 0,341 g/mL. Berdasarkan hasil penelitian jamu kuat lelaki merk A mengandung sildenafil sitrat sebesar 0,313 mg/g, sedangkan jamu kuat lelaki merk B tidak terdeteksi adanya Sildenafil sitrat. Kata kunci : Sildenafil sitrat, Jamu Kuat Lelaki, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

ABSTRACT Recently, addition of chemical into traditional medicine has been a subject of study. One of them is sildenafil citrate. The aim of this study is to analize Sildenafil Citrate in Jamu kuat lelaki Brand A and B with High Performance Liquid Chromatography Method, used reversed phase method with UV detector 290 nm, column Shimpack CLC ODS C18, used stationary phase, acetonitrile and phosphate buffer 0,05 M pH 4.5 with a ratio (60:40). Flow rate 1.2 mL / min and the injeksion volume 20 l in the chromatography system, sildenafil citrate retention time is 2.5 minutes. The recovery of sildenafil citrat on jamu kuat lelaki is 110.67%. The method can be used to analyze Sildenafil Citrate with a detection limit of 0,010 g/mL and a quantitation limit of 0,341 g/mL. Based on the results, brand A of jamu kuat lelaki research contains sildenafil citrate of 0.313 mg / g, while brand B does not contain Sildenafil citrate. Keywords: Sildenafil citrate, Jamu Kuat Lelaki, High Performance Liquid Chromatography.

24

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

Pendahuluan Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan (UU RI, berdasarkan 2009). Obat Gambar 1. Sildenafil Sitrat (ONeil, 2001)

pengalaman

traditional meliputi jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (BPOM RI, 2004). Syarat obat tradisional adalah mengandung bahan alam murni tanpa campuran bahan kimia. Salah satu bahan kimia obat yang dapat

Sebagai upaya pencegahan dan pengawasan terhadap penyalahgunaan bahan kimia obat sildenafil sitrat, maka diperlukan metode analisis yang

mampu mendeteksi sildenafil sitrat dalam jamu tradisional kuat lelaki. Dalam hal ini akan dilakukan penelitian untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif beberapa sildenafil contoh sitrat sediaan pada jamu

disalahgunakan dalam sediaan obat tradisional yang diindikasikan

meningkatkan kebugaran pria adalah sildenafil sitrat (BPOM RI, 2005).

Sildenafil sitrat adalah golongan obat keras yang hanya dapat diperoleh dan hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Sildenafil sitrat

tradisional yang diduga mengandung senyawa tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk analisis bahan kimia sildenafil sitrat adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Pada penelitian ini

merupakan obat yang digunakan untuk penanganan disfungsi ereksi pada pria . (Tjay, T.H; 2002).

metode kromatografi cair kinerja tinggi digunakan untuk menganalisis bahan 1 kimia sildnafil sitrat dengan mengacu metode yang ada. Berdasarkan

penelitian Mayangsari (2007), hasil 25

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

validasi

metode

kromatografi

cair

disaring

melalui

penyaring

dengan

kinerja tinggi cukup baik untuk analisis bahan kimia sildenafil sitrat dalam sediaan jamu tradisional.

porositas 0,45 m atau lebih halus. 2. Pembuatan Baku Sildenafil Sitrat Sildenafil seksama sebanyak sitrat 100 ditimbang mg lalu

Metode Penelitian Bahan: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jamu merk A dan Jamu merk B yang diperoleh dari beberapa toko obat tradisional di Cilacap dan Purwokerto aquabidest, Asetonitril (JT Barker), Dapar fosfat 0,05 M pH 4,5 (Emerck), baku pembanding Sildenafil Sitrat (Pfizer) Alat: Alat-alat yang digunakan adalah KCKT ( Shimadzu SPO-GAV), ultrasound ( Bransonic), pompa vakum, vakum filter 0,45 nm micro syringe 100 L, kolom shimpack CLC-C18, detektor UV 290 nm, neraca analitis ( Shimadzu AY 220). pH meter, timbangan analitik, labu ukur, gelas piala, Erlenmeyer, rak tabung, tabung reaksi (Pyrex), gelas ukur, gelas arlogi, mikropipet, batang pengaduk, corong, pipet tetes. Cara Kerja 1. Pembuatan fase gerak Campuran Asetonitril dan Dapar Fosfat 0,05 M pH 4,5 dengan

dimasukan dalam labu takar 100 mL, kemudian aquabidest dilarutkan dan encerkan dengan secara

kuantitatif sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan kadar 1000 g/mL lalu disonikator selama 10 menit. Dari larutan tersebut dipipet sebanyak 1 mL lalu dimasukan dalam labu takar 10 mL kemudian diencerkan secara

kuantitatif dengan aquadest sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan kadar 100 g/mL kemudian disonikator selama 10 menit lalu

disaring melalui penyaring 0,45 m. 2. Penetapan Kualitatif Sildenafil sitrat Baku Sildenafil Sitrat dan

sampel jamu, dengan konsentrasi 2 g/mL masing-masing disuntikan ke alat KCKT dengan volume penyuntikan 100 L. Puncak yang dan ditunjukan waktu

diperhatikan retensinya.

dicatat

3 Penetapan Kualitatif Sildenafil Sitrat Dari larutan baku konsentrasi 100 g/mL dipipet sebanyak 0,05 ; 0,1 ; 0,2 ; 0,4 mL. Masing-masing dimasukan 26

perbandingan (60:40). Larutan fase gerak tersebut kemudian divortek,

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

dalam labu ukur 10 mL lalu diadkan dengan fase gerak (Asetonitril:Dapar Fosfat 60:40) sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,5 ; 1 ; 2 dan 4 g/mL. Kemudian masing-masing konsentrasi diinjeksikan ke alat KCKT dengan

4. Validasin metode analisis Validasi Metode: Validasi metode pada penelitian ini meliputi Linieritas

Keseksamaan

(presisi),

(linearity), Batas deteksi dan batas kuantisasi (LOD dan LOQ), Kecermatan (akurasi), Selektivitas (selectivity). Ketelitian (precision) Dilakukan pengukuran larutan baku sildenafil sitrat dengan

volume 20 L pada panjang gelombang 290 nm dengan laju alir fase gerak 1,2 mL/menit, lalu dicatat luas puncaknya yang ditunjukan pada kromatogram dan dibuat kurva baku serta persamaan regresi liniernya. Ditimbang seksama sejumlah 5 g sampel jamu, dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL, di larutkan dengan fase gerak (Asetonitril:Dapar Fosfat 60:40) sampai garis tanda. Dari larutan tersebut dipipet sebanyak 1 mL

konsentrasi masing-masing 2 g/mL, disuntikan dengan volume penyuntikan 20 L ke alat KCKT. Percobaan diulang sebanyak enam kali. Luas area yang diperoleh dicatat kemudian ditentukan koefisien variasinya. Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan koefisien variasi 2% atau kurang (Snyder et al, 1997). Linieritas (linearity) Lautan baku sildenafil sitrat dibuat dengan konsentrasi 0,5 ; 1 ; 2 dan 4 g/ml kemudian disuntikan dengan volume penyuntikan 20 L kealat KCKT. Luas area yang diperoleh dicatat lalu dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dengan luas area sehingga diperoleh nilai koefisien

dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL diencerkan dengan fase gerak sampai garis tanda. Diambil 2 mL dari larutan tersebut masukkan dalam labu takar 10 mL diencerkan sampai garis tanda dengan fase gerak. Disaring melalui penyaring dengan Millex Gs (porositas 0,22 m). Larutan tersebut diinjeksikan ke alat KCKT pada panjang gelombang 290 nm dengan laju alir 1,2 mL/menit dengan volume injeksi 100 L.

korelasi (r) yang menunjukan bagus tidaknya linearitas. Persamaan yang diperoleh merupakan kurva kalibrasi

Perngukuran dilakukan dengan tiga kali pengulangan 27

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

yang

dapat

digunakan

untuk

garis tanda. Dari larutan tersebut dipipet sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL diencerkan kembali dengan fase gerak sampai garis tanda. Ambil 2 ml dari larutan di atas masukan dalam 10 mL labu takar sampai garis fase tanda gerak dengan Disaring

perhitungan penetapan kadar. Batas Deteksi dan Batas Kuantisasi (LOD dan LOQ) Batas deteksi dan kuantitasi pada penelitian ini dihitung secara stastistik menggunakan garis linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada garis linear y = bx+a, sedangkan simpangan baku blangko sama dengan simpangan baku residual sy/x. Batas deteksi (D) Karena k=3 atau 10, simpangan baku sb = sy/x maka x = 3sy/x SI Batas kuantitasi (Q) Q = 10sy/x SI Perolehan kembali (accuracy) Ditimbang seksama sejumlah 5 g jamu, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, disiapkan duplo yaitu ditambah fase gerak 2,5 ml dan di tambahkan 2,5 ml dari larutan stok 1000 ppm.

mengunakan

melalui penyaring millex GS (porositas 0,22 m). Larutan tersebut diinjeksikan 3 kali ke alat KCKT pada panjang gelombang 290 nm dengan laju alir 1,2 mL/menit dengan volume injeksi 20 L. Kemudian dua-duanya ditetapkan

kadarnya. Dihitung % Recovery.

Hasil dan Pembahasan Hasil analisis Kualitatif siidenafil sitrat Hasil menunjukkan eluasi waktu dengan retensi KCKT yang

diperoleh untuk standar sildenafil sitrat dan jamu merk A adalah 2,5 menit dan 2,625 menit. Untuk jamu merk B tidak ada puncak yang terdeteksi pada

daerah waktu retensi sekitar 2,5 yang berarti dalam jamu merk B tidak terdapat sildenafil sitrat (Gambar 2)

Kemudian dilarutkan dengan fase gerak (Asetonitril:Dapar Fosfat 60:40) sampai

28

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

Gambar 2. Kromatogram sildenafil sitrat baku (2 g / ml) (A); Sampel Jamu A (B); dan sampel jamu B (C); dengan fase gerak Asetonitril dan Dapar Fosfat 0,05 M pH 4,5 dengan perbandingan (60:40) Hasil Analisis Kuntitatif Sildenafil Sitrat Setelah dipastikan adanya sildenafil sitrat baku dengan rentang konsentrasi 0,5 4 g/mL yang diukur pada panjang gelombang 290 nm dengan laju alir 1,2 ml/menit,

kandungan sildenafil sitrat pada jamu, maka dilakukan penetapan kadar. Kurva baku dibuat untuk dapat digunakan dalam mengukur kadar dari sildenafil sitrat dengan membuat hubungan

didapatkan hubungan yang linier antara konsentrasi versus luas puncak dengan koefisien korelasi (r) = 0,999 dan persamaan garis regresinya y =

antara luas area kromatogram dengan konsentratsi. penelitian menggunakan data luas area untuk menghitung kadar, sebab luas area kromatogram sangat proposional dengan konsentrasi analit (Mulja & Suharman, 1995). Hasil dari penetapan kurva baku diperoleh linieritas kurva kalibrasi dari 29

1073,269565 x 116,1304348. Nilai r ini menggambarkan adanya hubungan

yang linier antara konsentrasi dengan luas area yang dihasilkan. Hubungan linier yang ideal dicapai jika r table < r hitung. Nilai r linier karena r tabel < r hitung yaitu 0,950 < 0,999.

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

Berdasarkan hasil kromatogram dan kurva baku jamu merk A

tidak ditetapkan kadarnya dikarenakan secara kualitatif tidak sildenafil terdeteksi sitrat

mengandung sildenafil sitrat sebesar 0,313 mg/g (table 1). Jamu merek B

mengandung

Tabel 1. Hasil Kadar Sildenafil Sitrat pada Jamu Kuat lelaki Merk A dengan metode KCKT

Hasil Validasi metode KCKT untuk menetapkan sildenafil sitrat dalam jamu Hasil uji linieritas Uji linieritas menggambarkan kemampuan pada rentang tertentu untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.

sebesar 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. (gambar 3) Hasil uji ketelitian (Precision) Keseksamaan ukuruan nilai kedekatan merupakan hasil uji

seseorang dengan metode replikasi dari sampel homogen. Kriteria ketelitian diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif 1 2 %. Tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi

Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima. Dari hubungan konsentrasi dengan luas area didapat persamaan regresi linier yaitu melalui perhitungan nilai regresi (r) = 0,999. Nilai r bisa diterima karena r tabel < r hitung yaitu 0,950 < 0,999 dengan nilai derajat bebas (db) 2, nilai

laboratorium sehingga RSD 5 19 % masih dapat diterima (Synder et al, 1997).

30

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

4500 4000 L 3500 u 3000 a 2500 s 2000 A 1500 r 1000 e 500 a 0 0 1 2 3 4 5 konsentrasi sildenafil sitrat ((g/ml) y = 1073,269565 x 116,1304348 R = 0,9974

Gambar 3. Kurva baku ssildenafil sitrat

Tabel 2. Hasil Uji Ketelitian Baku Sildenafil Sitrat 2 g/ml

Makin kecil simpangan baku relatif yang diberikan suatu metode analisis maka kesahihan metode

semakin besar (Mulja & Suharman, 1995). Analisis terhadap parameter keseksamaan dilakukan dengan

tersebut lebih terjamin. Ilmu statistik akan dapat menyuguhkan berapa

menginjeksikan ke alat KCKT larutan sildenafil sitrat 2 g/mL dengan 6 kali replikasi. Melalui hasil perhitungan

besarnya simpangan baku, makin kecil kadar zat yang dianalisis akan didapat harga simpangan baku relatif yang

diperoleh nilai RSD sebesar 1,363%

31

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

menunjukan bahwa metode analisis yang digunakan memenuhi kriteria untuk suatu metode analisis yang seksama atau teliti. Ketelitian alat sebesar 98,636% (Tabel 2). Hasil Uji Perolehan Kembali (Recovery) Uji (Recovery) akurasi perolehan merupakan analisis. kembali parameter adalah

dapat

ditemukan

(Harmita,

2004:

117118). Pada uji perolehan kembali ini dilakukan dengan duplo yaitu dua kali penetapan dengan penambahan standar standar. Dari hasil uji perolehan kembali (recovery), maka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan cukup akurat untuk menganalisis, sebab nilai rentang rata-rata % recovery yang dihasilkan adalah 110,67% (table 3), berada pada rentang yang diijinkan, dan tanpa penambahan

Akurasi

kedekatan nilai hasil dengan nilai yang sebenarnya. digunakan Akurasi untuk juga dapat

menentukan

kesalahan sistematis Persen perolehan kembali

yaitu

80%

120%

(Mulya

dan

ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi

Suherman, 1995).

Tabel 3. Hasil uji perolehan kembali sidenafil sirat dengan metode adisi

Hasil Batas deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Batas deteksi adalah jumlah

blangko.

Batas

kuantitasi

adalah

kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harminta, 2004). Uji batas deteksi ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi

terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan

respon signifikan dibandingkan dengan

32

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas deteksi didasarkan pada tiga kali nilai signal-to noise ratio (S/N). Uji batas kuantitasi bertujuan untuk mengetahui konsentrasi terendah senyawa yang terkandung dalam sampel yang dapat ditetapkan reprodusibel. secara kuantitatif dan

Kesimpulan Metode KCKT yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk analisis sildenafil sitrat dalam jamu tradisional kuat lelaki dengan hasil penetapan kadar sildenafil sitrat

didapat kadar rata-rata untuk Jamu tradisional kuat lelaki merk A yaitu 0,313 mg/g. Sedangkan jamu tradisional kuat lelaki merk B tidak mengandung sildenafil sitrat.

Batas

kuantitasi

didasarkan pada sepuluh kali signal-to noise ratio ( S/N), dengan menggunakan kurva baku. Batas deteksi dapat

dihitung dengan persamaan y = yB + 3 sB, diperoleh nilai LOD 0,010 g/mL. Batas kuantitasi di hitung dengan persamaan y = yB + 10 sB, diperoleh nilai LOQ 0,341 g/mL. Dari hasil LOD dan LOQ

Daftar Pustaka BPOM RI, 2004. Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan

Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia. Badan Pengawas

Obat Dan Makanan Republik Indonesia. BPOM RI, 2005. Produk Ilegal Yang Dicampur Bahan Kimia Obat Keras Sildenafil Sitrat. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Mayangsari, D. 2007. Pengembangan Metode Komatografi Cair

semuanya masih dibawah konsentrasi terkecil yang digunakan atau seri masih

konsentrasi

yang

digunakan

diatas LOD dan LOQ. Berarti kadar sildenafil sitrat yang masih menunjukan respon pada analisis menggunakan KCKT dengan detektor UV sebesar 0,010 g/ml dan konsentrasi terkecil sildenafil sitrat yang masih dapat menunjukan pengukuran secara teliti dan tepat menggunakan metode KCKT dengan detektor UV sebesar 0,341 g/ml.

Kinerja Tinggi Untuk Deteksi Sildenafil Sitrat Dalam Obat Tradisional. ITB, Bandung. Mulja, M, & Suharman 1995. Analisis Instrumental. Surabaya:

Airlangga University Press.

33

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

ONeil, M.J, 2001, The Merck Index, 13th ed, Merck & Co. Inc, New Jersey, 1523. Synder, L.R., Joseph., and Joseph, G., 1997. Practical High Liquid Method

Performance Chromatography

Development 2nd edition. New York. John and Wiley and Sons. Tjay, T.H & Rahardja, K. 2002. Obatobat penting. dan Edisi Khasiat, Efek keempat.

Penggunaan Sampingnya.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. UU RI, 2009. No36 Tentang Kesehatan. Jakarta: Undang Undang No. 23 Presiden Republik Indonesia

34

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010

ISSN 1693-3591

35

Anda mungkin juga menyukai