1207-Article Text-2351-1-10-20201230

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

The 12th University Research Colloqium 2020

Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Validasi Metode HPLC untuk Analisis Kurkumin pada


Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Dedi Hanwar1*, Vivi Resty Handayani1, Andi Suhendi1
1
Fakultas Faramsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: [email protected]

Abstrak
Keywords: Kurkumin yang terdapat pada rimpang temulawak (Curcuma
Temulawak; xanthorrhiza) memiliki banyak khasiat dan digunakan pada banyak
Curcuma sediaan obat herbal. Analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang
xanthorrhiza; temulawak harus dilakukan dengan metode yang valid untuk
kurkumin; HPLC;
menjamin kualitas ekstrak. Penelitian ini telah mengembangkan
Validasi
metode HPLC yang tervalidasi untuk analisis kurkumin dalam
ekstrak temulawak. Analisis kurkumin dilakukan dengan HPLC
Alliance 2998, kolom SunFireTM C18 5 μm, 4,6 x 150 mm, fase
gerak asetonitril:asam fosfat 0,5% (60:40) dan flow rate 0,8
ml/menit, deteksi pada λ 425,5 nm dengan detektor PDA. Parameter
validasi yang ditentukan yaitu akurasi, presisi, linieritas, batas
deteksi, batas kuantitasi dan selektifitas. Hasil penelitian didapatkan
nilai perolehan kembali 100,19 ± 1,54% dengan RSD 1,54%,
keterulangan dan presisi antara didapatkan RSD berturut-turut 0,64
± 0,39% dan 0,49 ± 0,06%. Nilai parameter linieritas menunjukkan
korelasi yang baik antara respon metode terhadap perubahan
konsentrasi analit dengan nilai R yaitu 0,994. Sensitifitas metode ini
cukup baik dilihat dari nilai batas deteksi dan batas kuantitasi
berturut-turut yaitu 12 ng/mL dan 41 ng/mL. Metode ini juga
memiliki selektifitas yang baik dilihat dari nilai resolusi yaitu 1,7.
Berdasarkan nilai-nilai parameter validasi tersebut maka metode
HPLC untuk analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak
adalah valid.

1. PENDAHULUAN dalam resep-resep obat tradisional, Obat


Ekstrak rimpang temulawak Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka.
dilaporkan memiliki banyak aktivitas Begitu banyak resep yang menggunakan
biologis diantaranya antioksidan [1], temulawak dan manfaatnya cukup luas
antiinflammasi [2], antivirus dan antijamur dalam dunia farmasi menyebabkan
[3]. Selain bermanfaat untuk pemeliharaan temulawak menjadi tanaman obat yang
kesehatan, kurkumin juga telah digunakan cukup potensial dan prospektif untuk
sebagai pewarna dan pengawet makanan dikembangkan. Produk-produk OHT dan
serta pewarna kuning untuk tekstil [4]. Fitofarmaka berbasis kurkumin yang telah
Sebagai obat yang mempunyai banyak beredar di pasaran antara lain Rheumaneer,
khasiat, temulawak banyak ditemukan Kiranti, Kunyit Asam, Curcuma Plus.

371
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Produk-produk tersebut khasiatnya sangat analitik (And Comp GR. 202), sonikator
tergantung pada kadar kurkumin. Oleh (Branson 2510), peralatan gelas (Pyrex),
karena itu, diperlukan metode yang sesuai pipet mikro (Socorex), kertas saring,
untuk menganalisis kurkumin. vakum penyaring (Pall), micropore 0,45
Sejumlah penelitian melaporkan telah µm PVDF Acrodisc LC (Pall).
banyak metode yang dilakukan untuk Bahan yang digunakan yaitu standar
menganalisis kurkuminoid, diantaranya kurkumin (purity 80%), ekstrak metanol
Flow Injection Analysis (FIA), rimpang temulawak, metanol teknis
spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi (Brataco), metanol p.a (pro analysis),
infra merah [5], spektrofluorometri [6], metanol for HPLC, asetonitril, asam fosfat,
kromatografi kolom [7] dan KLT- akuabidestilata (Ika), jika tidak dinyatakan
densitometri [8, 9]. lain berasal dari Merck.
Metode HPLC (High Performance a. Pengumpulan Rimpang
Liquid Chromatography) merupakan Rimpang temulawak yang digunakan
metode yang mampu memberikan pada penelitian ini adalah rimpang
pemisahan kapasitas analit yang baik temulawak yang berasal dari Pasar Gede
menjadi komponen-komponennya serta Surakarta.
dapat digunakan untuk melakukan analisis b. Ekstraksi Kurkuminoid
simultan. Metode ini dapat dilakukan Rimpang temulawak segar dicuci
untuk penentuan kualitatif dan kuantitatif dengan air bersih, diiris dan dikeringkan di
sampel dalam jumlah besar [10]. Metode bawah sinar matahari selama satu minggu.
HPLC juga dapat digunakan untuk Kemudian dikeringkan kembali di dalam
menganalisis kurkuminoid dari beberapa oven pada suhu 50⁰ C selama 6 jam.
genus Curcuma yang ada di Indonesia, Rimpang kecil dipotong dalam potongan
seperti C. mangga Val, C. aeruginosa Roxb lebih kecil, diserbukkan dengan penyerbuk
[11]. elektronik, kemudian diekstraksi
Uji validitas metode HPLC telah menggunakan metanol sebanyak 5 L
dilakukan terhadap beberapa sampel selama 6 jam pada suhu kamar, kemudian
diantaranya sediaan farmasi tablet, produk ekstrak dipekatkan dengan rotary
makanan dan ekstrak tanaman seperti evaporator.
Curcuma longa. Hasil uji validitas c. Pembuatan larutan standar
menunjukkan metode ini sederhana, Ditimbang standar kurkumin 10,0 mg
sensitif, cepat [12] serta memiliki presisi secara seksama, kemudian dilarutkan
dan akurasi yang baik [13]. Namun uji dengan metanol p.a sampai tanda pada
validitas metode ini belum dilakukan labu takar 10,0 mL, sehingga diperoleh
terhadap ekstrak rimpang temulawak konsentrasi 1000 ppm (part per milion).
(Curcuma xanthorriza). Oleh karena itu, Selanjutnya dari stok tersebut diambil 1,0
penting untuk mengembangkan dan mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu
melakukan validasi terhadap metode takar 10,0 mL, lalu ditambahkan metanol
HPLC untuk penetapan kadar kurkumin p.a sampai tanda sehingga diperoleh
dalam ekstrak rimpang temulawak, agar konsentrasi 100 ppm (larutan 1).
dapat menjamin kualitas kurkumin dalam d. Optimasi HPLC
ekstrak rimpang temulawak baik sebagai Larutan 1 disaring dengan micropore
bahan baku maupun untuk dijadikan dan hasil tampungan dimasukkan ke dalam
produk akhir. vial HPLC. Kemudian 10 µL larutan
diinjeksikan secara otomatis ke dalam
2. METODE sistem HPLC yang terdiri dari fase gerak 1
Alat yang digunakan yaitu asetonitril:asam fosfat 0,5% (65:35), fase
seperangkat alat ekstraksi, seperangkat gerak 2 asetonitril:asam fosfat 0,5%
HPLC Waters 2998 dengan detektor (60:40) flow rate 0,8 mL/menit dan
Photodiode-Array (PDA), kolom dideteksi pada panjang gelombang 380-
SunFireTM C18 5 µm 4,6 x 150 mm, neraca 800 nm.

372
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

e. Penetapan kurva baku kurkumin sampel dihitung nilai RSD. Replikasi


Diambil 400, 800, 1600, 3200 dan dilakukan sebanyak 3 kali pada hari yang
6400 µL dari larutan 1, kemudian berbeda.
dimasukkan dalam labu takar 10,0 mL dan g.4. Linieritas
ditambahkan metanol p.a hingga batas Dibuat 7 seri kadar larutan standar
sehingga diperoleh konsentrasi 4, 8, 16, 32 dengan kadar 28, 32, 36, 40, 44, 48 dan 52
dan 64 ppm. Kemudian masingmasing ppm yang diperoleh dari pengambilan stok
konsentrasi diinjeksikan ke dalam sistem larutan standar 400 ppm sebanyak 700,
HPLC yang terpilih. Luas area yang 800, 900, 1000, 1100, 1200 dan 1300 µL
diperoleh dibuat persamaan garis lurus ditambahkan metanol hingga 10,0 mL
dengan konsentrasi sebagai sumbu X dan dalam labu takar. Kemudian diinjeksikan
luas area sebagai sumbu Y. ke dalam HPLC. Data diolah
f. Preparasi sampel menggunakan Linier Regression (LR)
Ekstrak ditimbang 10,0 mg secara antara kadar dengan luas area. Kemudian
seksama dengan botol timbang dan dihitung nilai R dengan syarat
dilarutkan dengan metanol p.a, kemudian keberterimaan R lebih dari 0,99. Replikasi
diasukkan ked ala labu takar 10,0 mL dan dilakukan sebanyak 3 kali.
ditambahkan metanol p.a hingga batas, g.5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
dihomogenkan dan disaring. Kemudian Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
dimasukkan ke dalam vial HPLC. Larutan dihitung dengan metode statistic.
siap untuk dianalisis. g.6. Selektifitas
g. Penetapan parameter validasi Selektifitas ditentukan dari nilai
g.1. Akurasi resolusi kromatogram kurkumin dari
Ditimbang ekstrak sesuai prosedur sampel ekstrak temulawak.
preparasi sampel yang ada dan direplikasi
sebanyak 3 kali, penimbangan dibagi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi 4 kelompok yaitu : 1) kelompok
3.1. Optimasi HPLC
dengan penambahan larutan standar 80%
Optimasi fase gerak dilakukan
2) kelompok dengan penambahan menggunakan beberapa kombinasi yang
larutan standar 100% berbeda untuk mendapatkan resolusi
3) kelompok dengan penambahan yang tinggi dan puncak yang
larutan standar 120% reproduksibel [14]. Langkah awal
4) kelompok tanpa penambahan larutan pemilihan fase gerak adalah dengan
standar komposisi yang sederhana berisi dua fase
Kemudian diinjeksikan ke dalam larutan menggunakan sistem isokratik.
HPLC, hasil kadar yang diperoleh dihitung Optimasi yang dilakukan yaitu pada
nilai perolehan kembali dengan syarat kombinasi asetonitril:asam fosfat 0,5%
keberterimaan antara 95-105%. dengan perbandingan 65:35 dan 60:40,
g.2. Keterulangan flow rate 0,8 mL/menit dideteksi pada
Ekstrak ditimbang sesuai prosedur panjang gelombang 380-800 nm. Sistem
preparasi sampel yang ada sebanyak 7 fase gerak ditentukan berdasarkan
kali penimbangan yang sama, kemudian kekuatan eluen untuk mampu mengelusi
diinjeksikan ke dalam HPLC. Tujuh kadar analit (kurkuminoid) dari kolom
sampel dihitung nilai RSD dan nilai kromatografi. Kekuatan eluen
keberterimaan RSD kurang dari 3,7%. dipengaruhi oleh kekuatan interaksi
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali pada antara analit dengan fase diam (C18)
hari yang sama. maupun dengan fase gerak. Kombinasi
g.3. Presisi Antara asetonitril:asam fosfat 0,5% merupakan
Ekstrak ditimbang sesuai prosedur kombinasi fase gerak yang bersifat polar,
preparasi sampel yang ada sebanyak 7 sehingga kurkuminoid yang cenderung
kali penimbangan yang sama, kemudian bersifat polar akan berinteraksi lebih kuat
diinjeksikan ke dalam HPLC. Tujuh kadar dengan fase gerak dibanding dengan fase

373
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

( a) menit (b) menit

Gambar 1. Kromatogram kurkumin dengan kolom SunFireTM C18 5 µm 4,6 x 150


mm pada panjang gelombang 380-800 nm, fase gerak asetonitril:asam fosfat 0,5%
(65:35) (a), fase gerak asetonitril:asam fosfat 0,5% (60:40) (b).

diam yang bersifat non polar. Oleh resolusi yang lebih tinggi menunjukkan
karena itu kombinasi ini akan mudah pemisahan yang lebih baik (Gambar 1b).
mengelusi kurkuminoid melewati kolom Peningkatkan konsentrasi fase organik
kromatografi. Hal ini dapat dilihat pada dalam sistem pelarut dapat menyebabkan
Gambar 1 yang menunjukkan elusi menjadi lebih cepat dan
kurkuminoid terelusi pada waktu kurang meningkatkan konsentrasi fase air dapat
dari 5 menit. memperluas puncak serta meningkatkan
Parameter dalam penentuan fase waktu retensi [15]. Panjang gelombang
gerak yang baik yaitu fase gerak terpilih maksimal diperoleh pada 425,5 nm.
harus dapat memisahkan semua Kurkumin diamati sebagai puncak
komponen dalam sampel secara tunggal terakhir yang terelusi dengan waktu
dengan nilai Rs yang lebih besar retensi 5,2 menit (Gambar 1b). Pada
sehingga pemisahan yang optimal dapat sistem HPLC dengan fase gerak
diperoleh. Kombinasi asetonitril:asam asetonitril:buffer asetat (43:57)
fosfat 0,5% (60:40) (Gambar 1b) lebih dilaporkan bahwa kurkuminoid dari
dipilih karena memberikan resolusi yang berbagai genus Curcuma yang terelusi
lebih tinggi (Rs = 2,1) dibandingkan pertama adalah bisdemetoksikurkumin,
kombinasi asetonitril:asam fosfat 0,5% diikuti oleh demetoksikurkumin dan
(65:35) (Gambar 1a) (Rs = 1,7). Nilai kurkumin [16].

Kurva Baku Kurkumin


Luas area y = 1398927634 x - 594012
R = 0.999
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
0 20 40 60
Konsentrasi (ppm)

Gambar 2. Kurva Baku Kurkumin diperoleh dari Plot antara Konsentrasi dan Luas Area

374
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Nilai intersep (A) menyatakan RSD rata-rata 1,54% (Tabel 1), nilai ini
kepekaan analisis terutama instrumen berada pada batas keberterimaan, yaitu
yang digunakan. Persamaan regresi linier 95–105% [17].
yang diperoleh mempunyai nilai intersep Penelitian lain menunjukkan nilai
yang besar sehingga menunjukkan perolehan kembali yang tidak lebih baik
kepekaan analisis yang besar. Nilai dari penelitian yang dilakukan yaitu
kemiringan garis (B) menyatakan berkisar antara 95-110% pada analisis
sensitifitas suatu metode. Nilai kurkumin dalam produk makanan
kemiringan garis yang besar menggunakan kolom C18, fase gerak
menunjukkan bahwa perubahan asetonitril:kalium dihidrogen ortofosfat
konsentrasi yang kecil berpengaruh (60:40), laju alir 0,8 mL/menit, detektor
terhadap sinyal detektor yang dihasilkan, PDA deteksi pada λ 424 nm [15]. Hal
sehingga metode mempunyai sensitifitas yang sama juga diungkapkan oleh
yang baik. Nilai R pada kurva baku Kumudhavalli dalam penelitiannya
kurkumin yaitu 0,999 (Gambar 2) terhadap analisis kurkumin dalam
menunjukkan koefisien korelasi yang sediaan farmasi tablet dengan perolehan
baik (hubungan yang linier) antara kembali yang didapatkan yaitu 98,1-
konsentrasi kurkumin dan respon 102,79% yang menggunakan fase gerak
detektor (luas area). Selain kurkumin, asetonitril:sodium asetat dengan sistem
dua senyawa turunan kurkumin lainnya elusi gradien, laju alir 1 mL/menit dan
yaitu demetoksikurkumin dan deteksi dengan detektor UV pada λ 250
bisdemetoksikurkumin juga nm [12]. Sediaan farmasi seperti tablet
menunjukkan nilai R yang sama baiknya dapat memberikan perolehan kembali
dengan kurkumin yaitu 0,999. yang lebih baik dalam analisis kurkumin
karena matriks dalam sampel tablet yang
3.2. Validasi Metode Analisis HPLC
tidak kompleks. Berbeda dengan sampel
Validasi metode merupakan bukti
ekstrak yang memiliki matriks yang lebih
kesesuaian metode dengan tujuan yang
kompleks sehingga rentang perolehan
dimaksudkan. Metode HPLC terbukti
kembalipun menjadi lebih besar.
sensitif serta memiliki akurasi dan presisi
Hasil penelitian memberikan nilai
yang baik untuk analisis senyawa
perolehan kembali yang baik hanya untuk
kurkumin [13]. Penetapan parameter
senyawa kurkumin, sedangkan
validasi yang dilakukan adalah akurasi,
demetoksikurkumin dan
presisi, linieritas, batas deteksi, batas
bisdemetoksikurkumin memberikan hasil
kuantitasi dan selektifitas.
akurasi yang buruk. Hal ini dapat
3.2.1. Akurasi
disebabkan oleh kestabilan kurkuminoid
Akurasi dilakukan dengan metode
yang dapat rusak oleh beberapa faktor,
penambahan standar yang dinyatakan
diantaranya suhu, udara dan cahaya
dengan nilai perolehan kembali.
sehingga konsentrasi senyawa
Berdasarkan data analisis parameter
kurkuminoid dalam sampel dapat
akurasi, diperoleh nilai perolehan
berubah (berkurang atau bertambah).
kembali rata-rata 100,19 ± 1,54% dengan
Preparasi sampel yang dilakukan harus

Tabel 1. Hasil Analisis Parameter Akurasi

No Sampel Perolehan kembali RSD Batas keberterimaan Kesimpulan


rata-rata ± SD (%) (%)
1 Replikasi 1 101,82 ± 2,78 Perolehan kembali = Memenuhi syarat
2 Replikasi 2 100,00 ± 4,92 1,54 95-105, RSD < 3,7 Memenuhi syarat
3 Replikasi 3 98,75 ± 5,07 Memenuhi syarat
Rata-rata 100,19 ± 1,54

375
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

sesuai prosedur yang benar untuk HPLC memiliki presisi yang baik,
menghindari kerusakan tersebut, sehingga metode ini dapat digunakan
misalnya menutup sampel ekstrak untuk menganalisis sampel ekstrak secara
temulawak dengan alumunium foil, terus menerus. Berdasarkan hasil
ekstrak temulawak harus segera penelitian dapat dikatakan metode HPLC
dianalisis setelah ditimbang dan memiliki presisi yang baik untuk analisis
dilarutkan. Namun secara keseluruhan kurkumin.
sistem HPLC yang digunakan 3.2.3. Linieritas
memberikan akurasi yang baik untuk Linieritas merupakan parameter
analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang untuk melihat respon metode analisis
temulawak. terhadap perubahan konsentrasi analit
3.2.2. Presisi dalam sampel pada kisaran konsentrasi
Presisi merupakan ukuran tertentu [17]. Berdasarkan data hasil
keterulangan metode analisis yang penelitian diperoleh koefisien korelasi
diekspresikan sebagai simpangan baku (R) 0,994 (n=3). Nilai ini memenuhi
relatif (RSD) dari sejumlah sampel yang syarat keberterimaan yang ditetapkan
berbeda signifikan secara statistik [17]. yaitu R > 0,99. Nilai koefisien korelasi
Presisi dilakukan pada tingkatan yang tinggi menunjukkan hubungan yang
keterulangan dan presisi antara dengan linear antara respon detektor yang terukur
replikasi 3 kali. Presisi dilakukan untuk dan jumlah kurkumin dalam sampel
mengetahui adanya kesalahan acak yang standar kurkumin.
berasal dari preparasi sampel dan 3.2.4. Batas Deteksi dan Kuantitasi
instrumen. Kesalahan acak dapat Batas deteksi dan batas kuantitasi
menunjukkan kemampuan metode untuk ditentukan dari hasil perhitungan secara
dapat digunakan dalam menganalisis statistik dengan menggunakan data kurva
sampel secara terus-menerus. baku. Parameter ini ditentukan untuk
Keterulangan merupakan parameter mengetahui konsentrasi terendah pada
untuk melihat tingkat kedekatan hasil uji saat sinyal antara blangko dan analit
pada hari yang sama. Keterulangan dapat dapat dibedakan. Batas deteksi diukur
digunakan untuk mengetahui adanya untuk mengetahui konsentrasi terendah
kesalahan acak (random) yang berasal yang masih dapat dideteksi oleh prosedur
dari preparasi sampel seperti analisis [17]. Batas deteksi metode HPLC
penimbangan ekstrak temulawak, yang diperoleh untuk analisis kurkumin
pembuatan larutan dan penyaringan. dalam sampel ekstrak rimpang
Berdasarkan data penelitian diperoleh temulawak yaitu sebesar 12 ng/mL.
nilai RSD rata-rata 0,64 ± 0,39%. Nilai Nilai ini menunjukkan bahwa sinyal
ini memenuhi kriteria keberterimaan antara kurkumin dan blangko dapat
yaitu RSD kurang dari 3,7% [17], oleh dibedakan pada konsentrasi terendah 12
karena itu kesalahan acak yang berasal ng/mL.
dari preparasi sampel ekstrak temulawak Batas kuantitasi ditentukan untuk
dalam penelitian yang dilakukan tidak mengetahui konsentrasi terkecil analit
mempengaruhi hasil analisis secara dalam sampel yang dapat ditentukan oleh
nyata. suatu metode pada tingkat akurasi dan
Presisi antara adalah tingkat presisi presisi yang dapat diterima [17]. Nilai
yang digunakan untuk melihat tingkat batas kuantitasi yang diperoleh
kedekatan hasil uji pada kondisi berdasarkan hasil penelitian ini adalah 41
percobaan yang berbeda. Nilai RSD ng/mL. Oleh karena itu dapat dikatakan
presisi antara rata-rata yang diperoleh bahwa metode HPLC memiliki
adalah 0,49 ± 0,06%. Data ini sensitifitas metode yang cukup baik.
memperlihatkan bahwa kesalahan acak Penelitian lain untuk analisis kurkumin
dari kondisi percobaan yang berbeda dalam produk makanan dengan HPLC
tidak mempengaruhi hasil analisis. Oleh juga menunjukkan sensitifitas metode
karena itu dapat dikatakan bahwa metode yang baik dengan nilai batas deteksi dan

376
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

batas kuatitasi yang diperoleh berturut- hepatic microvascular response to


turut 10 dan 30 ng/mL [15]. endotoxin, Shock. 2002; 17: 399–403.
3.2.5. Selektifitas [3] Chattopadhyay, I., Biswas, K.,
Selektifitas dilakukan untuk melihat Bandyopadhyay, U., Banerjee RK.
kemampuan metode untuk memberikan Turmeric and curcumin: Biological
respon pada banyak senyawa kimia dan actions and medicinal applications, Curr
respon analit bisa dibedakan dari respon Sci. 2004; 87: 44-50.
senyawa kimia lainnya [17]. Berdasarkan
[4] Himesh, S., Sharan, P.M., Klishra, K.,
hasil penelitian diperoleh nilai resolusi
Govind, N., Singhai, A.K. Qualitative
kromatogram kurkumin pada sampel
and Quantitative Profile of Curcumin
ekstrak temulawak yaitu 1,7. Nilai ini
from Ethanolic Extract of Curcuma
memenuhi syarat keberterimaan yaitu
longa, International Research Journal of
nilai resolusi senyawa yang dituju ≥ 1,5.
Pharmacy, 2011; 2: 180-184
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
metode HPLC memiliki selektifitas yang [5] Rohman, A. Analysis of Curcuminoids in
tinggi sehingga dapat memisahkan Food and Pharmaceutical Products,
senyawa dalam campuran dengan baik. International Food Research Journal,
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 2012; 19:1, 19-27.
metode HPLC memiliki selektifitas yang [6] Inoue, K., Yoshimura, Y., Nakazawa, H.
cukup baik untuk analisis kurkumin Evaluation of the turmeric (Curcuma
dalam produk makanan dengan nilai longa L) based on flow injection analysis
resolusi 1,85 [15]. with ultraviolet and fluorometric
detections, Analytical Letters. 2011;
4. KESIMPULAN 34(10): 1711-1718.
Validasi metode HPLC mendapatkan [7] Revathy S., Elumalai S., Merina B. and
nilai perolehan kembali 100,19 ± 1,54% Benny A. Isolation, Purification and
dengan RSD 1,54 %, keterulangan dan Identification of Curcuminoids from
presisi antara didapatkan nilai RSD Turmeric (Curcuma longa L.) by Column
berturut- turut 0,64 ± 0,39% dan 0,49 ± Chromatography, J Exp Sci. 2011; 2: 21-
0,06%, linieritas diperoleh R 0,994, batas 25.
deteksi dan batas kuantitasi diperoleh [8] Hanwar D., Aisyah S., Suhendi A.
berturut-turut 12 ng/mL dan 41 ng/mL Validasi Metode KLT Densitometri
serta selektifitas dengan resolusi 1,7. untuk Penetapan Kadar Kurkumin pada
Berdasarkan nilai-nilai parameter validasi Produk Obat Herbal Berbasis Curcuma
tersebut maka metode HPLC untuk analisis sp, Proceeding of The Urecol 7. 2018:
kurkumin dalam ekstrak rimpang 379-385
temulawak adalah valid. [9] Hanwar D., Widyastuti V., Suhendi A.
Validasi Metode Penetapan Kadar
UCAPAN TERIMAKASIH Kurkumin pada Ekstrak Rimpang
Terimakasih kepada Fakultas Farmasi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang Roxb.) dengan KLT-Densitometri,
telah mendukung terlaksananya penelitian ini. Proceeding of The Urecol 12. 2020: 243-
248
REFERENSI [10] Cserháti, T., Forgács,E Deyl, Z. and
[1] Das, K.C. and Das, C.K. Curcumin Miksik, I. Chromatography in
(diferuloylmethane), a singlet oxygen authenticity and traceability tests of
(1O2) quencher, Biochem Biophys Res vegetable oils and dairy products: a
Commum. 2002; 295: 62–66. review. Biomedical Chromatography.
[2] Atmadja, L.W., Ito, Y., Baker, G.L., 2005; 19: 183–190.
McCuskey, R.S. Effect of curcuminoids [11] Bos, R., Windono, T., Woerdenbag, H.J.,
as anti-inflammatory agents on the Boersma, Y., Koulman, A., Kayser, O.

377
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

HPLC-Photodiode Array Detection longa: A quality standardization by


Analysis of Curcuminoids in Curcuma HPTLC, Bangladesh J Pharmacol. 2008;
Species Indigenous to Indonesia, 3:55-58.
Phytochemical Analysis. 2007; 18: 118– [15] Nagappan, K.V., Meyyanathan, S.N.,
122. Rajinikanth, B.R., Kannan, E. A Liquid
[12] Kumudhavalli, M.V., Saravanan, C., Chromatography Method for the
Thamizh, M.M., Jayakar, B. Analitical Simultaneous Determination of
Method Development and Validation of Curcumin and Piperine in Food Products
Curcumin in Tablet dosage Form by RP- Using Diode Array Detection, Asian
HPLC Method, IRJP. 2011; 2, (1): 233- Journal Research Chemistry. 2009; 2:2,
236. 115-118.
[13] Paramapojn, S., Gritsanapan, W. Free [16] Zhang, Y.H., Zhang D., Wang, Y., Cai,
radical scavenging activity determination D.F., Sun, J. Determination of
and quantitative analysis of curcuminoids curcuminoids in Turmeric by HPLC,
in Curcuma zedoaria rhizome extracts by Chinese Pharmaceutical Journal. 2009;
HPLC method, Current science. 2009; 44:1423-1425.
97:1069-1073. [17] Mulja M dan Hanwar D. Prinsip-prinsip
[14] Paramasivam, M., Aktar, Md.W., Poi, R., Cara Berlaboratorium yang Baik (Good
Banerjee, H., Bandyopadhyay, A. Laboratory Practice), Majalah Farmasi
Occurrence of curcuminoids in Curcuma Airlangga. 2003; 3 (2): 71-76

378

Anda mungkin juga menyukai