Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada Musrenbang Desa
Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada Musrenbang Desa
Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada Musrenbang Desa
DARMA YULIANDA
NIM : 1401121127
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan
Pembangunan
(musrenbang)
desa
merupakan suatu forum yang diadakan oleh pemerintah desa bersama dengan
masyarakat desa guna menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat mngenai
rencana pembangunan untuk dijadikan program prioritas pembangunan yang
dibutuhkan masyarakat di desa. Artinya pemerintah tidak hanya sebagai provider
dan pelaksana, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator dan katalisator dari
pembangunan, sehingga dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan, masyarakat
mempunyai hak untuk terlibat dan memberikan masukan dalam mengambil
keputusan.
Konsep musyawarah menunjukkan bahwa musrenbang bersifat
partisipatif dan dialogis. Musyarawah pembangunan yang diadakan oleh
Pemerintah Desa disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Desa. Musrenbang yang bermakna, akan membangun kesepahaman tentang
kepentingan dan kemajuan desa, dengan memotret potensi dan sumber-sumber
pembangunan yang tersedia baik dari dalam desa sendiri maupun dari luar desa.
Oleh karena itu diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat dalam
musyawarah tersebut. Pentingnya partisipasi dari masyarakat ini mengingat hasil
dari pembangunan hakekatnya untuk masyarakat itu sendiri. Musyawarah
merupakan istilah yang sebenarnya sudah jelas berarti merupakan forum untuk
merembukkan sesuatu dan berakhir pada pengambilan kesepakatan atau
pengambilan keputusan bersama. Musyawarah merupakan salah satu asas dasar
negara Indonesia.
Seharusnya partisipasi masyarakat di desa dalam musrenbang lebih
terasa mengingat masyarakat di desa yang masih homogen, dimana rasa
kekeluargaan dan gotong royong masih kental terjaga. Namun kenyataannya tidak
demikian, pelaksanaan musrenbang yang merupakan wadah pengumpulan aspirasi
acapkali tidak berjalan dengan seperti apa prinsip semestinya. Ini datang dari
masih adnya masyarakat desa yang bersikap apatis menanggapi musrenbang ini.
Partisipasi masyarakat desa dalam musrenbang mungkin saja dapat
ditingkatkan melalui penguatan kapasitas para tokoh-tokoh masyarakat melalui
pengaruh yang diberikan. Adapun tokoh masyarakat yang dimaksud seperti tokoh
adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh intelektual. Namun sayangnya
tokoh-tokoh masyarakat sendiripun masih belum dapat memainkan peran yang
maksimal dalam kegitan mempengaruhi masyarakat dalam peningkatan partisipasi
tersebut. Yang seharusnya tokoh masyarakat ini adalah orang yang paling
mempunyai kedekatan ikatan emosional dengan masyarakat untuk mengakomodir
berbagai gagasan-gagasan untuk kepentingan masyarakat.
Di Desa Sawah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan
Singingi, peran tokoh masyarakat masih belum seperti yang diharapkan dalam
mempengaruhi masyarakat agar dapat meningkatkan partisipasinya dalam
musrenbang. Gejala
berasal dari tokoh masyarakat tetapi juga pada masyarakat itu sendiri tersebut
antara lain;
1. Tokoh masyarakat kurang aktif dan peduli dalam mendorong tingkat
partisipasi masyarakat.
2. Masyarakat bersikap apatis dalam penyelenggaraan musrenbang itu
sendiri.
3. Tokoh masyarakat terkotak-kotak sehingga terkesan pilih kasih
dalam memberikan saran dan masukan pada masyarakat di beberapa
dusun.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat identifikasi masalah dari latar belakang yang telah
disebutkan sebelumnya, penulis mengambil rumusan masalah untuk makalah ini
yaitu;
1. Bagaimana peran tokoh masyarakat
1.3.2 Manfaat
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
a. Manfaat akademis: memberikan sumbangan secara ilmiah dan akademis
terhadap pengembangan teori terkait peran tokoh masyarakat.
b. Sebagai masukan bagi tokoh masyarakat guna memberikan pengetahuan
dan pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat meningkatkan
partisiapasinya dalam musrenbang di Desa Sawah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2) I Putu Wahyu Mantrawan, Piers Andreas Noak dan Tedi Erviantono (2016)
jurnal yang berjudul Peran Elit Desa dalam Partisipasi di Tingkat Lokal
dalam Perumusan Musrembang di Desa Blahbatuh Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini mengggunakan metode deskriptif- kualitatif. Analisis
kulitatif dilakukan untuk mendeskripsikan peran elite dalam hal ini tokoh
masyarakat melihat peran mereka hanya sebatas memberikan ide, dan
tidak melakukan intervensi bahwa ide tersebut harus dilakukan sehingga
menambah ketidak partisipasian dari masyarakat desa untuk mampu
berkembang.
3) Riska Purawouw (2016) jurnal yang berjudul Peran Tokoh Masyarakat
dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan. Penelitian ini lebih
mengkaji permasalahan pada peran tokoh masyarakat. Indikasi dari
permasalahan tersebut diatas adalah: pertama, kualitas rekam jejak tokoh
masyarakat masih belum menunjukkan kepemimpinan yang universal,
dimana tokoh masyarakat masih lebih cenderung dipengaruhi oleh ikatanikatan primordialnya. Kedua, masih rendahnya rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab dari tokoh masyarakat yang ada, kecenderungan tokoh
masyarakat lebih kepada kelompok/golongan yang terikat primordial,
seperti satu suku, satu agama, satu profesi.
4) Chenny Engglyn Wungow (2016) jurnal yang berjudul Peran Tokoh
Masyarakat dalam Pembuatan Peraturan Desa (Studi Di Desa Lolombulan
Makasili Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan) dalam
penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa peran tokoh masyarakat
masih rendah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Fenomena yang
muncul antara lain;
1. Tokoh Masyarakat berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan partisipatif namun peran
masyarakat masih rendah dalam kegiatan pengusulan program
masalah kebutuhan masyarakat tingkat lingkungan. Masyarakat
secara keseluruhan belum memperoleh peluang yang sama dalam
menyampaikan
pemikiran
dalam
Musrenbang
Desa
dan
Kecamatan,
karena
kegiatan
tersebut
dilakukan
ditingkat
dalam
Pembuatan
Rancangan
Pembangunan
Jangka
dalam
kesadaran akan
Ponompiaan.
pentingnya
pembangunan Desa
adalah
karena
ia
mengatur
perilaku
seseorang.
Peranan
1 . Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi suatu pengantar (edisi revisi). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, hlm 212-213
2 . Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Grasindo. Hlm. 40
kepemimpinan
4 . Miriam Budiardjo. 1972. Dasar-Dasar ilmu politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Hlm. 10
ini sendiri telah dijelaskan pada undang-undang nomor 25 tahun 2004 pasal 1
ayat 21 yang menyatakan bahwa:
Musyawarah perencanaan pembangunan yang selajutnya
disingkat Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam
rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan
rencana pembangunan Daerah 7
Musrenbang desa ebagaimana yang dijelaskan dalam panduan
penyelenggaraan Musrenbang desa yaitu:
Musrenbang desa adalah forum dialogis antara pemerintah desa dengan
pemangku kepentingan lainnya untuk mediskusikan dan
menyepakati program pembangunan yang dapat memajukan
keadaan desa. Dalam musrenbang desa pemerintah desa dan
berbagai komponen warga bekerjasama memikirkan cara
memajukan desanya melalui program pembangunan desa.8
Penyelenggaran Musrenbang ini merupakan satu tugas pemerintah
desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Dengan adanya musrenbang diharapkan
mampu
utnuk
menampung
aspirasi
masyarakat
untuk
mendukung
BAB III
PEMBAHASAN