Analisa Jual Beli Tebasan
Analisa Jual Beli Tebasan
Analisa Jual Beli Tebasan
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Parmadi
NIM: I 000 100 015
NIRM: 10/X02.1.2/T/0365
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Parmadi
NIM/NIRM : I000100015/10/X02.1.2/T/0365
Fakultas : Agama Islam
Program Studi : Syariah (muamalah)
Jenis : Skripsi
Judul :TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK
Parmadi
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
ABSTRAK
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
2
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
3
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
4
yang muncul dari satu pihak, seperti terbebas dari segala macam hak
wakaf, talak, sumpah, maupun yang khiyar.
muncul dari dua pihak, seperti Jual-
beli, sewa, wakalah, dan gadai. (b) Rukun Akad
Secara khusus Akad berati Rukun adalah unsur-unsur
kesetaraan antara ijab dan kabul yang membentuk sesuatu, sehingga
dalam lingkup yang disyariatkan. sesuatu itu terwujud karena adanya
Dapat disimpulkan bahwa akad unsur-unsur tersebut yang
adalah perjanjian yang dilakukan membentuknya (Syamsul Anwar,
oleh dua orang atau lebih mengenai 2010: 95).
transaksi yang diatur hukum Islam Ulama hanafiyah
atas dasar saling merelakan untuk berpendapat bahwa rukun akad
terjadinya perpindahan hak milik adalah ijab dan kabul. Ijab dan kabul
objek tertentu disebabkan manfaat dinamakan shighatul aqli, atau
diperoleh kedua belah pihak dan sesuatu yang disandarkan dari dua
berakibat hukum yang sama (Asro belah pihak yang berakad yang
dan Kholid, 2011: 74). menunjukan atas apa yang ada dihati
tentang terjadinya suatu akad. Hal itu
Syarat dan Rukun Akad dapat diketahui dengan ucapan
Syarat Akad perbuatan, isyarat, dan tulisan
Menurut Abdul Azis dahlan (Rachmat Syafei, 2001: 46).
dalam Gemala Dewi, Dkk (2005: 50) Menurut ahli hukum Islam
Syarat adalah sesuatu yang kontenporer rukun yang membentuk
tergantung padanya keberadaan akad ada empat (Syamsul Anwar,
hukum syari dan ia berada di luar 2010: 96).
hukum itu sendiri, yang ketiadaannya 1. Para pihak yang membuat akad
menyebabkan hukum pun tidak ada. (al-aqidam).
Menurut Mardani (2012: 2. Pernyataan kehendak para pihak
74-75) syarat akad dibagi menjadi 4 (Shighatul-aqd).
(empat) diantaranya yaitu: 3. Objek akad (mahallul-aqd).
1. Syarat adanya akad (Syarath Al- 4. Tujuan pokok akad (maudhu al-
In-Iqod). adalah sesuatu yang aqd).
mesti ada agar keberadaan suatu
akad diakui syara. Pembagian dan Sifat Akad
2. Syarat sah akad. Adalah segala Pembagian Akad
sesuatu yang disyaratkan syara Menurut Mardani (2012:
untuk menjamin dampak 77-86) pengelompokan jenis-jenis
keabsahan akad. akad ini pun terdapat banyak variasi
3. Syarat berlakunya (Nafidz) adalah penggolongannya:
syarat yang berlangsunya akad 1. Menurut keabsahanya: Akad
tidak tergantung pada izin orang Sahih, Akad Fasid, Akad Batal.
lain 2. Dari segi unsur tempo: Akad
4. Syarat adanya kekuatan hukum bertempo (al-aqd az-zamani),
(Luzum Abad) adalah suatu akad Akad tidak bertempo (al-aqd al-
bersifat mengikat apabila ia fauri).
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
5
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
6
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
7
1. Penjual dan Pembeli (Syarat
penjual dan pembeli adalah sama
dengan syarat subyek pada
umumnya).
2. Uang dan benda yang dibeli (Suci, Usaha terbaik adalah hasil usaha
ada manfaatnya, barang dapat seseorang dengan tangannya sendiri
diserahkan, kepunyaan si penjual, dan setiap Jual-beli yang mabrur
barang diketahui penjual dan (HR Bajjar, Hakim menyahihkannya
pembeli). dari Rifaah Inbu rafi).
3. Lafal Ijab dan kabul (ijab dan
kabul berhubungan, mekna Bentuk Jual-beli
keduanya sama, tidak Para ulama membagi jual
disangkutkan yang lain, tidak beli dari segi sah dan tidaknya
berwaktu). menjadi tiga bentuk:
1. Jual-beli shahih
Landasan Hukum Jual-beli Jual-beli dikatakan shahih apabila
Terdapat sejumlah ayat Al- Jual-beli itu disyariatkan,
Quran dan Sunnah Nabi saw yang memenuhi rukun dan syaratnya
berbicara tentang Jual-beli, antara yang ditentukan. Namun Jual-beli
lain adalah sebagai berikut; sah dapat dilarang dalam syariat
bila melanggar ketentuan pokok
berikut: (1) menyakiti penjual,
Dan Allah menghalalkan Jual-beli pembeli atau orang lain. (2)
serta mengharamkan riba (Al menyimpitkan gerakan pasar. (3)
Baqarah 275). merusak ketentuan umum
(Gemala Dewi, Dkk, 2005: 105).
2. Jual-beli batal
Jual-beli menjadi tidak sah (batal)
apabila salah satu atau seluruh
rukunya tidak terpenuhi, atau
Jual-beli itu dasar dan sifatnya
tidak sesuai dengan dengan syarat.
Bentuk Jual-beli batal atau tidak
sah antara lain: Jual-beli sesuatu
yang tidak ada, menjual barang
yang tidak dapat diserahkan,
Hai orang-orang yang beriman,
mengenai Jual-beli piutang, Jual-
janganlah kamu saling memakan
beli benda yang dikategorikan
harta sesamamu dengan jalan yang
najis, Jual-beli urbun,
batil, kecuali dengan jalan
memperJual-belikan hak bersama
perniagaan yang berlaku dengan
umat manusia (Gemala. Dkk,
suka sama-suka di antara kamu. (An-
2005: 106).
Nisaa 29).
3. Jual-beli fasid
Ulama hanafi membedakan Jual-
beli fasid dengan Jual-beli batal.
Apabila kerusakan dalam Jual-beli
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
8
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
9
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
10
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
11
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
12
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).
13
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-Beli Hasil Pertanian Secara Tebas (Studi kasus di Desa
Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo).