Usulan PKL Anang Ref 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN MANGGA ARUMANIS


DENGAN METODE CANGKOK DI UPT BALAI BENIH
HORTIKULTURA DAN ANEKA TANAMAN, KABUPATEN BANYUMAS

Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017

1
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN MANGGA ARUMANIS


DENGAN METODE CANGKOK DI UPT BALAI BENIH
HORTIKULTURA DAN ANEKA TANAMAN, KABUPATEN BANYUMAS

Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Praktik Kerja


Lapangan pada Pendidikan Strata Satu Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN MANGGA ARUMANIS


DENGAN METODE CANGKOK DI UPT BALAI BENIH
HORTIKULTURA DAN ANEKA TANAMAN, KABUPATEN BANYUMAS

Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213

Diterima dan disetujui


Tanggal:.......................

Mengetahui : Pembimbing,
Wakil Dekan Bidang Akademik,

Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P. Endang Mugiastuti, SP.,M.P.


NIP. 196503191989011002 NIP. 197204282000032001
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan praktik

kerja lapangan yang berjudul Perbanyakan Vegetatif Tanaman Mangga

Arumanis Dengan Metode Cangkok Di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka

Tanaman,Kabupaten Banyumas. Penulis menyadari bahwa tersusunnya Usulan

Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

itu perkenankan penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan izin

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

2. Ir. Abdul Manan, M.P., beserta jajaran Komisi Praktik Kerja Lapangan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal

Soedirman yang telah membimbing dan mengarahkan pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan.

3. Endang Mugiastuti, SP.,M.P. selaku pembimbing pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan.

4. Kepala Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Banteran, Kabupaten

Banyumas yang telah memberikan izin lokasi Praktik Kerja Lapangan.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan segenap fasilitas selama

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

iv
6. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan.

Penulis menyadari bahwa usulan praktik kerja lapangan ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis memerlukan saran dan masukan agar

menjadi lebih baik. Penulis berharap usulan Praktik Kerja Lapangan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, Juni 2017

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 4
C. Manfaat .................................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
A. Bioekologi Mangga ................................................................................ 6
B. Perbanyakan Dengan Teknik Cangkok .................................................. 9
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG ................................................... 13
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 13
B. Materi Praktik Kerja Lapangan ............................................................... 13
C. Metode Praktik Kerja Lapangan ............................................................ 13
D. Pengumpulan Data ................................................................................. 13
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG ...................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ........................................... 15

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Mangga Arumanis .................................................................................... 6

viii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mangga (Mangifera indica. L.) merupakan salah satu komoditas buah-

buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menjadi komoditas penting

dalam perdagangan internasional, terutama di pasar Amerika Utara, Eropa,

Jepang, dan Timur Tengah. Mangga mempunyai tingkat keragaman genetik yang

tinggi, sesuai dengan agroklimat Indonesia dan disukai oleh hampir semua lapisan

masyarakat dan memiliki pasar yang luas. Sentra produksi mangga di Indonesia

sudah tersebar di berbagai wilayah diantaranya adalah Indramayu, Cirebon,

Majalengka, Tegal, Kudus, Pati, Magelang, Boyolali, Pasuruan, Probolinggo,

Nganjuk, dan Pamekasan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tengga Barat, dan Nusa

Tenggara (Ichsan dan Suroso, 2014).

Buah mangga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan benilai gizi

tinggi, sebagai bahan baku industri, sebagai bahan ekspor non migas, sebagai

sumber pendapatan. Buah mangga juga mempunyai manfaat untuk tubuh yaitu:

mengontrol tekanan darah dan menyehatkan jantung, pencegahan kanker,

menambah berat badan, melancarkan pencernaan, mengatasi anemia dan baik

untuk kehamilan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak,

mencegah degenerasi macula, mengontrol dan mencegah diabetes, pencegahan

asma memperlambat penuaan (Rukmana, 1997).

1
Buah mangga memiliki kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi,

masing-masing sebesar 1.000 IU (International Unit) per 100 gr bobot segar dan

20 mg per 100 gr bobot segar. Selain itu, dalam satu buah mangga berukuran

sedang diketahui mengandung serat dalam jumlah yang mencukupi hingga 40%

kebutuhan serat harian tubuh manusia. Namun demikian dalam buah yang sama

kalori dan lemak yang terkandung didalamnya cukup rendah yaitu sekitar 110 dan

1 gram. Dalam buah mangga terdapat enzim yang bersifat menenangkan lambung

serupa enzim papain yang terdapat dalam pepaya, enzim inilah yang menjadi

penyebab rasa nyaman di perut setelah mengkonsumsi manga (Medina, 2002).

Mangga Arumanis adalah salah satu varietas mangga yang ada di

Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat dengan penampilan warna buah

yang unik dan menarik. Mangga Arumanis dapat dimanfaatkan sebagai buah

segar maupun olahan. Buah mangga Arumanis mempunyai ciri khas, yaitu

penampilan sangat mencolok dan menarik konsumen dengan warna kulit buahnya

yang merah kekuningan seperti udang rebus. Warna daging buah kuning

kemerahan dengan cita rasa buah manis disertai sedikit rasa masam yang segar.

Mangga dengan rasa manis-segar dan sedikit masam sangat disukai oleh banyak

konsumen di luar negeri (Ichsan dan Wijaya, 2012).

Pengembangan tanaman mangga dalam skala usaha besar memerlukan

dukungan kuat dari sektor perbenihan. Kurangnya pengetahuan dalam

penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian besar, yang baru akan dirasakan

setelah tanaman berbuah. Benih yang benar adalah benih yang diperbanyak dari

pohon induk yang sehat, produktif, dan penangkarannya melalui perbanyakan

2
vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui cangkok, okulasi, dan

grafting (Prastowo dan Roshetko, 2006).

Menurut Prastowo (2006) salah satu teknik yang dilakukan untuk

perbanyakan buah mangga adalah dengan teknik mencangkok. Mencangkok

adalah teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang

pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar.

Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya

lebih tinggi, karena pada teknik mencangkok akar tumbuh ketika masih berada

dipohon induk. Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok yaitu produksi

dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, tumbuhan hasil

cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari

biji. Oleh karena itu dalam kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan di UPT

Balai Benih Hortikultura Dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas diharapkan

akan membekali mahasiswa dengan berbagai pengalaman sehingga nantinya

mahasiswa memperoleh pengetahuan dan menerapkan ilmu yang diperoleh

dibangku kuliah maupun di lapangan. Mahasiswa juga mempunyai ketrampilan

khusus dalam melakukan perbanyakan tanaman mangga dengan teknik cangkok

dengan baik dan tata cara yang benar serta dapat mengkaji kendala dalam

perbanyakan tanaman mangga dengan teknik cangkok dan mencari solusinya.

3
B. Tujuan dan Sasaran

Pelaksanaan praktik kerja lapangan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui struktur kelembagaan dan kegiatan utama di UPT Balai Benih

Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

2. Mempelajari dan mempraktikan perbanyakan bibit tanaman Mangga dengan

metode cangkok di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman,

Kabupaten Banyumas.

3. Mengkaji kendala dalam pelaksanaan perbanyakan bibit tanaman Mangga

dengan metode cangkok dan mencari solusi permasalahannya di UPT Balai

Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

Sasaran praktik kerja lapangan ini yaitu:

1. Struktur kelembagaan dan kegiatan utama di UPT Balai Benih Hortikultura dan

Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

2. Perbanyakan bibit tanaman Mangga dengan metode cangkok di UPT Balai

Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

3. Kendala dalam pelaksanaan perbanyakan bibit tanaman Mangga dengan

metode cangkok dan pemecahan masalahnya di UPT Balai Benih Hortikultura

dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

4
C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktik kerja lapangan ini yaitu:

1. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang struktur kelembagaan dan

kegiatan umum di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman,

Kabupaten Banyumas.

2. Mengetahui dan bisa mempraktikan perbanyakan bibit tanaman Mangga

dengan metode cangkok di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman,

Kabupaten Banyumas.

3. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah atau hambatan yang ditemukan

dalam perbanyakan bibit tanaman Mangga dengan metode cangkok di UPT

Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

4. Mendapat pengalaman melakukan pembibitan dengan benar dan bagaimana

cara mengatasi permasalahan pembibitan sehingga dapat dijadikan bekal dalam

penelitian atau dunia kerja.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bioekologi Mangga

Menurut Ichsan dan Wijaya (2014) Mangga Arumanis adalah salah satu

mangga lokal yang mempunyai sifat spesifik dengan keistimewaan yang dimiliki

terutama adalah kulit buah berwarna merah jingga menarik, daging buah jingga,

bentuk buah cantik, ukuran buah tidak terlalu besar (200-250 g per buah), rasa

buah manis, aroma buah tajam, serat halus, dan cukup banyak mengandung air,

sehingga sesuai untuk jus dan buah segar (Gambar 1.).

Gambar 1. Mangga Arumanis

Tanaman mangga termasuk ke dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

dengan biji tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dicotiledoneae).

Tanaman mangga dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub devisi : Angiospermae

6
Klas : Dicotiledoneae

Ordo : Sapindales

Famili : Anarcadiaceae

Genus : Mangifera

Species : Mangifera indica L. (Rukmana,1997).

Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang banyak, dan

bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 10-

40 m,dan umur pohon dapat mencapai 100 tahun lebih. Morfologi pohon mangga

terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga, buah, dan biji. Akar merupakan bagian

tumbuhan yang berada di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing

hingga lebih mudah menembus tanah. Fungsi akar sebagai tempat masuknya

mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan, juga untuk

menunjang dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya. Tanaman

mangga termasuk golongan tumbuhan dikotil dan mempunyai sistem perakaran

tunggang, tetapi jika dikembangbiakkan dengan system stek atau cangkok maka

tumbuhan tersebut memiliki akar serabut. Pada akar terdapat rambut-rambut akar

yang merupakan perluasan permukaan sel-sel epidermis akar. Rambut-rambut

akar hanya tumbuh didekat ujung akar dan umunya relatif pendek. Jika akar

tumbuh memanjang ke dalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan

terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang tua akan

hancur dan mati (Pracaya, 2007).

Batang tanaman mangga sama seperti batang tumbuhan berkayu umumnya

keras dan umurnya relatif panjang. Pada permukaan batang yang tua terdapat

7
lubang-lubang kecil yang disebut lentisel. Kulit kayu yang agak tebal merupakan

ciri khas batang yang sudah tua. Tanaman mangga memiliki batang yang

bercabang-cabang, memiliki kambium vaskular sehingga dapat mengalami

pertumbuhan sekunder. Fungsi batang sebagai organ lintasan air dan mineral dari

akar ke daun dan lintasan zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke seluruh

bagian tumbuhan. Pada fase pertumbuhan, batang menghasilkan daun dan tunas,

sedang pada fase reproduksi, batang menghasilkan bunga ( Tim Bina Karya Tani,

2008).

Daun mangga berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Warna hijau

daun disebabkan oleh kandungan kloroflas di dalam sel-sel daun. Di dalam

kloroflas terdapat klorofil. Secara morfologi, daun mangga terdiri atas dua bagian

yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang tulang dan berurat-urat

antara tulang daun dan urat tertutup daging daun. Daun mangga diselimuti oleh

kulit tipis yang tidak mudah terlihat oleh mata telanjang yang dinamakan kulit ari,

di kulit ari ini terletak mulut daun atau stomata. Fungsi daun sebagai tempat

fotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat respirasi (Rohmaningtyas, 2010).

Bunga merupakan alat perkembangbiakan karena di dalam bunga terdapat

alat-alat reproduksi, seperti benang sari, putik, dan kandung lembaga. Bunga

dianggap sebagai pucuk (ujung batang yang termodifikasi), sehingga bagian-

bagian bunga merupakan hasil modifikasi dari daun. Bunga hanya muncul pada

saat tertentu saja. Bunga mangga termasuk berkelamin sempurna (hermafrodit),

artinya dalam satu bunga terdapat putik (bunga betina) dan benang sari (bunga

8
jantan). Fungsi bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan (

Tim Bina Karya Tani, 2008).

Buah mangga terdapat pada tangkai pucuk-pucuk daun. Setiap tangkai

terdapat 4-8 buah, bahkan ada yang lebih. Bentuk buah mangga ada yang bulat

penuh, bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang, atau lonjong. Setiap buah

mangga memiliki bagian seperti perut, punggung, dan pusat. Bagian kulit buah

diselimuti oleh lapisan lilin putih, berpori-pori, dan bentuk bulat keputihan. Biji

mangga memiliki bentuk yang sesuai dengan bentuk luar dari buah mangga

tersebut. Biji mangga merupakan alat perkembangbiakan tanaman secara generatif

( Tim Bina Karya Tani, 2008).

B. Perbanyakan Dengan Teknik Cangkok

Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan

bibit tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua,

perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif

merupakan perbanyakan secara kawin. Perbanyakan vegetatif disebut juga

perbanyakan secara tak kawin. Salah satu perbanyakan vegetatif tanaman adalah

dengan mencangkok yang biasa disebut air layerage. Perbanyakan dengan metode

cangkok biasanya dapat dilakukan pada tanaman-tanaman yang mempunyai sifat

berkayu (berkambium). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam

prosesnya dan mampu menumbuhkan perakaran pada sekitar lapisan korteks

tanaman (Wudianto, 1998).

Mencangkok adalah teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan

atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk

9
merangsang terbentuknya akar. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani

dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar

tumbuh ketika masih berada dipohon induk. Jenis-jenis tanaman yang biasa

dicangkok adalah pohon buah-buahan, misalnya mangga, beberapa jenis jeruk

(jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu

(jambu biji, jambu air, jambu monyet), delima, belimbing, lengkeng dan

sebagainya. Selain tanaman buah-buahan, tanaman hias bisa juga dicangkok,

misalnya bunga sakura, kemuning, soka, nusa indah, bugenvil, cemara dan

sebagainya (Wudianto, 1998).

Menurut Rochiman dan Harjadi (1973) hal yang perlu di perhatikan dalam

pencangkokan tanaman adalah waktu mencangkok sebaiknya dilakukan pada

musim hujan agar tidak melakukan penyiraman berulang-ulang, Memilih batang

cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umumnya tidak terlalu tua

atau terlalu muda, sehat, kuat dan subur serta banyak dan baik buahnya,

pemeliharaan cangkokan, pemeliharan sudah dikatakan cukup apabila media

cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

Pembungkus cangkok sangat dianjurkan untuk memakai pembungkus

plastik. Kelebihan memakai plastik yaitu relatif lebih murah dan mudah diperoleh,

kedap air sehingga media tetap basah dan tak perlu disiram, pembungkus dari

plastik mudah dilepas, akar-akar yang baru tumbuh dalam cangkokan tidak akan

putus karena tidak melekat di plastik (Rahardja & Wahyu, 2007).

Batang yang akan dicangkok harus berukuran sebesar pensil, usia sedang

dengan tanda warna kulit kayu abu-abu putih, tidak hijau, dan tidak coklat.

10
Ranting harus dipilih yang sehat, tidak ada tanda-tanda terkena jamur atau

serangan hama. Pengupasan kulit kayu akan memutus aliran zat makanan dari

daun, sehingga zat makanan akan menumpuk di dekat sayatan atas dan

merangsang pertumbuhan akar (Rahardja & Wahyu, 2007).

Bibit cangkok diperoleh dengan menghambat proses pengiriman zat

makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan kambium tanaman

induk. Selanjutnya pada bagian tersebut dilakukan pembumbuan untuk memberi

kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar sehingga ditempat tersebut akan

tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih bersatu dengan

induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan

menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi, cabang tersebut

dipotong sehingga terbentuklah bibit yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh

pada bibit cangkok tidak sebaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya

lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar

dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal ( Widiarto, 2003).

Keuntungan pembibitan Mangga Arumanis dengan sistem cangkok yaitu

produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, dan

dapat cepat berbuah. Tanaman asal cangkok dapat ditanam pada tanah yang letak

air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan. Sedangkan kerugian pembibitan

dengan sistem cangkok yaitu pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan

kering, tanaman mudah roboh jika ada angin kencang karena tidak berakar

tunggang, pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang

dipotong, dan dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa

11
batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa

dilakukan dengan cara ini (Prastowo, 2006).

12
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama 25 hari kerja, dimulai

pada bulan Juli-Agustus 2017, bertempat di UPT Balai Benih Hortikultura dan

Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

B. Materi Praktik Kerja Lapangan

Materi yang dikaji dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di UPT Balai

Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas ini yaitu

perbanyakan tanaman Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan teknik

cangkok.

C. Metode Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan ini menggunakan metode magang, yaitu ikut

berpartisipasi aktif dalam melakukan pengamatan dan perbanyakan tanaman

Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan teknik cangkok yang dilakukan

di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas.

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data primer

13
Data primer diperoleh dengan mengikuti kegiatan langsung di UPT Balai

Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas yang berkaitan

dengan perbanyakan tanaman Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan

teknik cangkok dan melakukan wawancara dengan peneliti serta pembimbing

lapang di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten

Banyumas.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari data atau dokumen dan catatan yang telah

ada di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten

Banyumas.

3. Metode analisis

Data yang diperoleh khususnya yang berkaitan dengan kelembagaan UPT

Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Kabupaten Banyumas akan

dianalisa dengan menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT

merupakan suatu analisis yang terdiri dari beberapa komponen atau aspek yang

menjadi poin khusus dalam menganalisa suatu topik atau permasalahan, antara

lain kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan

ancaman (threats). Keempat aspek tersebut menjadi aspek dasar dalam

menganalisa suatu topik, sehingga didapatkan hasil yang komprehensif atau

menyeluruh.

14
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 25 hari

antara bulan Juli-Agustus 2017 dengan pembagian kerja seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Minggu ke
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Pengenalan lapang

2 Praktik lapangan dan


pengambilan data
primer

3 Pengambilan data
sekunder

4 Tahap penyelesaiaan

15
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2008. Statistik Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.


280 hlm.

Ichsan, M.C. dan B. Suroso. 2014. Eksplorasi dan Karakterisasi Buah Spesies
Kerabat Mangga Situbondo. FP UM Jember, Agroitrop, 12(1): 10-14.

Ichsan, M.C, dan I. Wijaya. 2012. Responsibilitas Mangga Varietas Arumanis


Terhadap Self-Incompatible Pembuahan Akibat Penggunaan Konsentrasi
SDHA. FP UM Jember, Agritrop, 10 (2): 134-144.

Ichsan, M.C., dan I. Wijaya. 2014. Respons Keitt Mangga Buah terhadap
Penggunaan Sun-Blok untuk Mencegah Cedera Sunburn. FP UM Jember,
Agritrop, 12(2): 125-129.

Nurul Sumiasri, Jitno Rijadi, dan Dody Priadi. 2005. Variasi jenis dan kultivar
mangga di madiun dan sekitarnya; pengembangan dan permasalahannya.
Biodeversitas vol. 7 no 1 hal: 39-43.

Mahendra, M.S., M. Suryadi, and N. Padmono. 2002. Current status of the rural
economy and measures for vitalizing it and increasing farmers income in
Indonesia: development of substantial Gedong Gincu mango plantations in
West Java In: Mori, Y., T. Hayashi and E. Highley (eds). Value addition to
agricultural product: Towards increase of farmers income and vitalization
of rural economy. Proceedings of 9 th JIRCAS International Symposium.
Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS).
Tsukuba, October, 16-17, 2002.

Medina, J. De La Cruz., H. S. Garcia. 2002. Mango : Post-harvest Operation.


Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO). Veracruz

Pracaya, 2007. Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prastowo N, J.M. Roshetko. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Buah..World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock
International, Bogor, Indonesia.

Purwanto, R. 2000. Pengembangan mangga unggulan nasional. pusat kajian buah-


buahan tropika. Institut Pertanian Bogor.

Pusat Kajian Buah Tropika. 2000. Riset Unggulan Strategis Nasional


Pengembangan Buah- Buahan Unggulan Indonesia. Pusat Kajian Buah-
buahan Tropika, Institut Pertanian Bogor.

16
Rahardja, P.C. dan Wahyu Wiryanta. 2007. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. AgroMedia Pustaka: Jakarta.

Rohmaningtyas, D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan teknik okulasi


dikebun benih tanaman pangan dan hortikultura Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rukmana, R. 1997. Mangga Budidaya dan Pasca panen. Kanisius. Yogyakarta.

Sarwono dan N. Imah. 1995. Distribusi dan tingkat serangan lalat buah Dacus
dorsalis di beberapa sentra pro- duksi mangga di Jawa Timur. Penel. Hort.
5(1):30-38.

Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Mangga.Yrama


Widya.Bandung.

Widiarto, L. 2003. Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif. Jakarta:


Kanisius.

Wudianto, Rini. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta: Penebar
Swadaya

17

Anda mungkin juga menyukai