Usulan PKL Anang Ref 3
Usulan PKL Anang Ref 3
Usulan PKL Anang Ref 3
Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213
1
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213
Oleh:
Anang Khairul Rahman
NIM A1L014213
Mengetahui : Pembimbing,
Wakil Dekan Bidang Akademik,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
Arumanis Dengan Metode Cangkok Di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka
Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
1. Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
2. Ir. Abdul Manan, M.P., beserta jajaran Komisi Praktik Kerja Lapangan
Kerja Lapangan.
Lapangan.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan segenap fasilitas selama
iv
6. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan.
Penulis menyadari bahwa usulan praktik kerja lapangan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis memerlukan saran dan masukan agar
menjadi lebih baik. Penulis berharap usulan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 4
C. Manfaat .................................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
A. Bioekologi Mangga ................................................................................ 6
B. Perbanyakan Dengan Teknik Cangkok .................................................. 9
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG ................................................... 13
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 13
B. Materi Praktik Kerja Lapangan ............................................................... 13
C. Metode Praktik Kerja Lapangan ............................................................ 13
D. Pengumpulan Data ................................................................................. 13
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG ...................... 15
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menjadi komoditas penting
Jepang, dan Timur Tengah. Mangga mempunyai tingkat keragaman genetik yang
tinggi, sesuai dengan agroklimat Indonesia dan disukai oleh hampir semua lapisan
masyarakat dan memiliki pasar yang luas. Sentra produksi mangga di Indonesia
Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tengga Barat, dan Nusa
tinggi, sebagai bahan baku industri, sebagai bahan ekspor non migas, sebagai
sumber pendapatan. Buah mangga juga mempunyai manfaat untuk tubuh yaitu:
1
Buah mangga memiliki kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi,
masing-masing sebesar 1.000 IU (International Unit) per 100 gr bobot segar dan
20 mg per 100 gr bobot segar. Selain itu, dalam satu buah mangga berukuran
sedang diketahui mengandung serat dalam jumlah yang mencukupi hingga 40%
kebutuhan serat harian tubuh manusia. Namun demikian dalam buah yang sama
kalori dan lemak yang terkandung didalamnya cukup rendah yaitu sekitar 110 dan
1 gram. Dalam buah mangga terdapat enzim yang bersifat menenangkan lambung
serupa enzim papain yang terdapat dalam pepaya, enzim inilah yang menjadi
Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat dengan penampilan warna buah
yang unik dan menarik. Mangga Arumanis dapat dimanfaatkan sebagai buah
segar maupun olahan. Buah mangga Arumanis mempunyai ciri khas, yaitu
penampilan sangat mencolok dan menarik konsumen dengan warna kulit buahnya
yang merah kekuningan seperti udang rebus. Warna daging buah kuning
kemerahan dengan cita rasa buah manis disertai sedikit rasa masam yang segar.
Mangga dengan rasa manis-segar dan sedikit masam sangat disukai oleh banyak
penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian besar, yang baru akan dirasakan
setelah tanaman berbuah. Benih yang benar adalah benih yang diperbanyak dari
2
vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui cangkok, okulasi, dan
adalah teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang
pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar.
Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya
lebih tinggi, karena pada teknik mencangkok akar tumbuh ketika masih berada
dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, tumbuhan hasil
cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari
biji. Oleh karena itu dalam kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan di UPT
dengan baik dan tata cara yang benar serta dapat mengkaji kendala dalam
3
B. Tujuan dan Sasaran
Kabupaten Banyumas.
1. Struktur kelembagaan dan kegiatan utama di UPT Balai Benih Hortikultura dan
4
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktik kerja lapangan ini yaitu:
Kabupaten Banyumas.
dengan metode cangkok di UPT Balai Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman,
Kabupaten Banyumas.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bioekologi Mangga
Menurut Ichsan dan Wijaya (2014) Mangga Arumanis adalah salah satu
mangga lokal yang mempunyai sifat spesifik dengan keistimewaan yang dimiliki
terutama adalah kulit buah berwarna merah jingga menarik, daging buah jingga,
bentuk buah cantik, ukuran buah tidak terlalu besar (200-250 g per buah), rasa
buah manis, aroma buah tajam, serat halus, dan cukup banyak mengandung air,
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
6
Klas : Dicotiledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 10-
40 m,dan umur pohon dapat mencapai 100 tahun lebih. Morfologi pohon mangga
terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga, buah, dan biji. Akar merupakan bagian
tumbuhan yang berada di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing
hingga lebih mudah menembus tanah. Fungsi akar sebagai tempat masuknya
mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan, juga untuk
tunggang, tetapi jika dikembangbiakkan dengan system stek atau cangkok maka
tumbuhan tersebut memiliki akar serabut. Pada akar terdapat rambut-rambut akar
akar hanya tumbuh didekat ujung akar dan umunya relatif pendek. Jika akar
tumbuh memanjang ke dalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan
terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang tua akan
keras dan umurnya relatif panjang. Pada permukaan batang yang tua terdapat
7
lubang-lubang kecil yang disebut lentisel. Kulit kayu yang agak tebal merupakan
ciri khas batang yang sudah tua. Tanaman mangga memiliki batang yang
pertumbuhan sekunder. Fungsi batang sebagai organ lintasan air dan mineral dari
akar ke daun dan lintasan zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan. Pada fase pertumbuhan, batang menghasilkan daun dan tunas,
sedang pada fase reproduksi, batang menghasilkan bunga ( Tim Bina Karya Tani,
2008).
Daun mangga berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Warna hijau
kloroflas terdapat klorofil. Secara morfologi, daun mangga terdiri atas dua bagian
yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang tulang dan berurat-urat
antara tulang daun dan urat tertutup daging daun. Daun mangga diselimuti oleh
kulit tipis yang tidak mudah terlihat oleh mata telanjang yang dinamakan kulit ari,
di kulit ari ini terletak mulut daun atau stomata. Fungsi daun sebagai tempat
alat-alat reproduksi, seperti benang sari, putik, dan kandung lembaga. Bunga
bagian bunga merupakan hasil modifikasi dari daun. Bunga hanya muncul pada
artinya dalam satu bunga terdapat putik (bunga betina) dan benang sari (bunga
8
jantan). Fungsi bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan (
terdapat 4-8 buah, bahkan ada yang lebih. Bentuk buah mangga ada yang bulat
penuh, bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang, atau lonjong. Setiap buah
mangga memiliki bagian seperti perut, punggung, dan pusat. Bagian kulit buah
diselimuti oleh lapisan lilin putih, berpori-pori, dan bentuk bulat keputihan. Biji
mangga memiliki bentuk yang sesuai dengan bentuk luar dari buah mangga
perbanyakan secara tak kawin. Salah satu perbanyakan vegetatif tanaman adalah
dengan mencangkok yang biasa disebut air layerage. Perbanyakan dengan metode
atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
9
merangsang terbentuknya akar. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani
dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar
tumbuh ketika masih berada dipohon induk. Jenis-jenis tanaman yang biasa
(jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu
(jambu biji, jambu air, jambu monyet), delima, belimbing, lengkeng dan
misalnya bunga sakura, kemuning, soka, nusa indah, bugenvil, cemara dan
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973) hal yang perlu di perhatikan dalam
cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umumnya tidak terlalu tua
atau terlalu muda, sehat, kuat dan subur serta banyak dan baik buahnya,
plastik. Kelebihan memakai plastik yaitu relatif lebih murah dan mudah diperoleh,
kedap air sehingga media tetap basah dan tak perlu disiram, pembungkus dari
plastik mudah dilepas, akar-akar yang baru tumbuh dalam cangkokan tidak akan
Batang yang akan dicangkok harus berukuran sebesar pensil, usia sedang
dengan tanda warna kulit kayu abu-abu putih, tidak hijau, dan tidak coklat.
10
Ranting harus dipilih yang sehat, tidak ada tanda-tanda terkena jamur atau
serangan hama. Pengupasan kulit kayu akan memutus aliran zat makanan dari
daun, sehingga zat makanan akan menumpuk di dekat sayatan atas dan
kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar sehingga ditempat tersebut akan
tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih bersatu dengan
dipotong sehingga terbentuklah bibit yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh
pada bibit cangkok tidak sebaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya
lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar
produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, dan
dapat cepat berbuah. Tanaman asal cangkok dapat ditanam pada tanah yang letak
air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan. Sedangkan kerugian pembibitan
dengan sistem cangkok yaitu pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan
kering, tanaman mudah roboh jika ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang, pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong, dan dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa
11
batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa
12
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
pada bulan Juli-Agustus 2017, bertempat di UPT Balai Benih Hortikultura dan
Materi yang dikaji dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di UPT Balai
cangkok.
Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan teknik cangkok yang dilakukan
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
13
Data primer diperoleh dengan mengikuti kegiatan langsung di UPT Balai
Banyumas.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data atau dokumen dan catatan yang telah
Banyumas.
3. Metode analisis
merupakan suatu analisis yang terdiri dari beberapa komponen atau aspek yang
menjadi poin khusus dalam menganalisa suatu topik atau permasalahan, antara
menyeluruh.
14
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG
antara bulan Juli-Agustus 2017 dengan pembagian kerja seperti pada Tabel 1.
3 Pengambilan data
sekunder
4 Tahap penyelesaiaan
15
DAFTAR PUSTAKA
Ichsan, M.C. dan B. Suroso. 2014. Eksplorasi dan Karakterisasi Buah Spesies
Kerabat Mangga Situbondo. FP UM Jember, Agroitrop, 12(1): 10-14.
Ichsan, M.C., dan I. Wijaya. 2014. Respons Keitt Mangga Buah terhadap
Penggunaan Sun-Blok untuk Mencegah Cedera Sunburn. FP UM Jember,
Agritrop, 12(2): 125-129.
Nurul Sumiasri, Jitno Rijadi, dan Dody Priadi. 2005. Variasi jenis dan kultivar
mangga di madiun dan sekitarnya; pengembangan dan permasalahannya.
Biodeversitas vol. 7 no 1 hal: 39-43.
Mahendra, M.S., M. Suryadi, and N. Padmono. 2002. Current status of the rural
economy and measures for vitalizing it and increasing farmers income in
Indonesia: development of substantial Gedong Gincu mango plantations in
West Java In: Mori, Y., T. Hayashi and E. Highley (eds). Value addition to
agricultural product: Towards increase of farmers income and vitalization
of rural economy. Proceedings of 9 th JIRCAS International Symposium.
Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS).
Tsukuba, October, 16-17, 2002.
16
Rahardja, P.C. dan Wahyu Wiryanta. 2007. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Sarwono dan N. Imah. 1995. Distribusi dan tingkat serangan lalat buah Dacus
dorsalis di beberapa sentra pro- duksi mangga di Jawa Timur. Penel. Hort.
5(1):30-38.
Wudianto, Rini. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta: Penebar
Swadaya
17