Kisi UAS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Total Productive Maintenance (TPM) mengandung 3 pengertian dasar yang

menjabarkan tentang prinsip-prinsip dasarnya. Jelaskan hal-hal tersebut dan kaitkan


dengan profitabilitas, preventive maintenance, dan small group activities

Berikut ini adalah ringkasan data pada suatu proses produksi agroindustri unggulan
Indonesia di sallah satu pabrik pada tahun 2011:
Processing hours : 6.497 Jam
Downtime : 1.244 Jam
CPO produced : 57.682 Ton
Net Processing Hours : 5.253 Jam
Kapasitas terpasang : 60 Ton/Jam
Target Oil Extraction Rate : 23,75%
Good CPO : 56.768 Ton
Hitunglah nilai Availability Ratio, Performance Efficiency, Quality Rate, dan OEE nya.

Availability :
[(Processing hours downtime) / processing hours] x 100%
[(6497 1244) / 6497] x 100 %
(5253/6497) x 100%
80.85 %

Performance :
Kapasitas produksi : kapasitas terpasang x net processing hours
= 60 ton/jam x 5253 Jam
= 315.180 Ton

Kapasitas extraksi : target oil production x kapasitas produksi


= 23.75 x 315.180
= 74.855 ton

Performance = Gross production / kapasitas


= 57682 / 74.855 x 100 %
= 77 %

Quality : Good CPO / gross production


= 56768 / 57.682 x 100%
98 %

OEE = 81 x 77 x 98 = 61%
Overall equipment effectiveness (OEE) digunakan sebagai indikator terukur pada Total
Productive Maintenance (TPM). Jelaskan pengertian OEE dan jabarkan kegunaanya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem pemeliharaan berdasarkan
aspek-aspek availability, performance, dan quality, serta kaitkan dengan six big losses.
Analisis juga keterbatasan OEE antara lain menggunakan paper Is Overall Equipment
Effectiveness (OEE) Universally Applicable? The Case of Saint-Gobain (Charaf and
Ding, 2015)

Overall Equipment Effectiveness atau disingkat dengan OEE adalah suatu cara untuk mengukur kinerja
mesin produksi dalam penerapan program TPM (Total Productive Maintenance). OEE adalah suatu alat
yang sangat berguna yang mampu mengukur produktivitas mesin dengan menjabarkannya ke dalam 3
komponen, yaitu Availability (Waktu Kesediaan Mesin), Performance (Jumlah unit yang diproduksi) dan
Quality (Mutu yang dihasilkan). hasil OEE merupakan KPI (Key Performance Index) Utama dari hasil
penerapan TPM.OEEjuga mampu memetakan losses yang ada.

Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) menggunakan data dari Enam Kerugian Besar (The
Six Big Losses), yaitu :

Availability, yang terdiri dari Breakdowns dan Setup/Adjustments


Performance, yang terdiri dari Small Stops dan Slow Running
Quality, yang terdiri dari Startup Defects dan Production Defect

1. Availability
Kita selalu mengharapkan Mesin Produksi kita tersedia saat kita memerlukannya. Tetapi kadang-kadang
Mesin tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan kita dalam memenuhi kebutuhan yang
diinginkan pelanggan. Terdapat dua kemungkinan terjadinya ketidaksediaan Mesin Produksi, diantaranya
adalah :
Breakdown
Yang dimaksud dengan Breakdown adalah kerusakan mesin yang biasanya lebih dari 10 menit. Waktu
Breakdown (rusak) akan dicatat dalam bentuk Menit sampai pada Mesin Produksi tersebut dapat
beroperasi kembali dalam memproduksi unit Produk yang baik.
Setup / Adjustments
Yang dimaksud dengan Setup atau Adjustment ini adalah ketidaksediaan Mesin Produksi yang dikarenakan
pertukaran model atau produk. Waktu yang dihitung adalah waktu unit terakhir pada model sebelumnya
hingga unit pertama pada model selanjutnya.

2. Performance
Performance dalam perhitungan OEE adalah jumlah unit produk yang dihasilkan dalam waktu yang
tersedia. Jumlah unit ini dapat berupa unit produk yang baik maupun yang cacat. Yang dikategorikan
sebagai Performance yang akan diukur diantaranya adalah :
Small Stop
Yang dimaksud dengan Small Stop adalah berhentinya mesin dalam waktu yang singkat (pada umumnya
dibawah 10 menit) tetapi Frekuensi terjadinya tinggi (sering terjadi). Sering terjadinya pemberhentian
singkat ini menyebabkan Output yang dihasilkan menjadi berkurang. Contoh terjadinya berhenti dalam
waktu singkat seperti terjadinya macet ataupun error pada mesin produksi. Small Stop ini perlu dicatat pada
Tally Sheet sehingga diketahui seberapa sering terjadinya Small Stop serta akumulasi waktunya.
Slow Running
Slow Running adalah berkurang kecepatan mesin dalam memproduksi, hal ini sering terjadi ketika
perawatan mesin tidak dilakukan dengan baik.

3. Quality
Yang dimaksud Quality dalam OEE ini adalah Jumlah unit Produk baik yang berhasil diproduksi dibanding
dengan Total jumlah unit produk (baik berupa unit OK ataupun unit Cacat) yang dihasilkan. Ada juga
menyebut Quality sebagai Yield Rate dalam rumus OEE. Yang diperhitungkan dalam Quality diantaranya
adalah : Cacat : reject rework
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa OEE memiliki kontribusi yang tinggi terhadap
keberlangsungan TPM.namun ternyata, OEE memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat diaplikasikan pada
keseluruhan proses. Menurut jurnal Is Overall Equipment Effectiveness (OEE) Universally Applicable? The
Case of Saint-Gobain (Charaf and Ding, 2015) mengatakan bahwa OEE metric is not compatible with iron
workshop di Saint Gobain karena :
1. blast furnace bekerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, yang berarti continuous flow. Punoperatornya
juga bekerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Penghematan dapat dilakukan jika mesin bekerja lebih
cepat, namun dam[ak lainnya adalah menimbulkan ongkos yang lebih besar karena konsumsi material yang
lebih banyak. Sedangkan menurut finance, sebagian besar biaya ini adalah fixed cost, oleh karena itu
improvement potensial ari OEE untuk membuat lebih ekonomis melalui efisiendi performance tidak dapat
diaplikasikan pada iron workshop

2. internal demand untuk cast iron sendiriselalu berada di bawah optimim kapasitas dari blast furnace. Maka
demand selalu dapat dipenuhi. Kapasitas bukanlah masalah dalam hal pemenuhan demand bagi blast
furnace. Dari sisi finance, untuk melakukan penghematan adalah dengan membuat blast furnace beroperasi
dengan low cost. Namun dengan adanya kasus seperti ini, maka hal ini tidak dapat diterapkan.

3. ponint berikutnya adalah tidak ada breakdown yang terjadi pada blast furnace.
4. selalu ada buffer (2 mixers dengan storage capacity 1200 tons cast irons) yang berguna untuk
meminimalkan dampak dari potensial breakdown atau minor stoppages.

Dari kesemua alas an di atas, dapat diketaui bahwa EE tidak dapat digunakan untuk mengkur dengan benar
perfoema blast furnace, walaupun OEE dapat digunakan untuk mengitung prouktivitas workshop.

Anda mungkin juga menyukai