Laporan Kewirausahaan
Laporan Kewirausahaan
Laporan Kewirausahaan
(KEWIRAUSAHAAN)
1. HARDIANTI
2. FITRIANI
3. NURFADILLAH
4. AYU KURNIAWATI
5. ZAKARIA
6. RANDI SETIAWAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkah
dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil usaha kami pada mata kuliah
kewirausahaan tentang “Martabak Manis Mini”. Penyusun sadar bahwa apa yang telah penyusun
peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penyusun sendiri tetapi hasil dari keterlibatan
semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Bapak Nikman azmin, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam melaksanakan kegitan usaha kami ini.
2. Rekan- rekan anggota kelompok yang telah berpartisipasi dan sangat kooperatif
dalam melaksanakan kegiatan usaha dan pemasarannya serta telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan ini.
Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan hsil usaha ini masih banyak terdapat
kekurangan, Oleh karena itu penyusun memohon kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan tugas serta laporan yang akan datang.
Penyusun
KELOMPOK I
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini wisata kuliner di Indonesia dipenuhi dengan berbagai macam variasi makanan,
mulai dari camilan, kue, hingga masakan khas nusantara sehingga menjadi potensi bisnis
yang sangat menguntungkan. Berbagai pengusaha kuliner memutar otak untuk menyajikan
makanan yang berbeda dan memiliki inovasi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian
konsumen terhadap jenis makanan yang diproduksi. Tidak jarang sekarang ini kita temukan
berbagai jenis makanan yang unik dan baru, sehingga kita tertarik untuk mencobanya.
Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi konsumen maka sebagai
mahasiswa kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam praktikum mata
kuliah kewirausahaan ini kami mencoba melakukan sebuah usaha kuliner sederhana guna
mendapatkan pembelajaran untuk menjadi seorang wirausahawan. Salah satu peluang bisnis
yang kami dapat manfaatkan adalah camilan yang sudah ada dan kami berikan inovasi
sehingga berbeda dari yang sudah ada. Oleh karenanya kami memilih produk atas usaha yang
akan dijalankan yaitu “Martabak Mini”. Dimana produk martabak yang sudah ada, kami beri
inovasi yang berbeda yaitu dalam bentuk mini, dengan harga terjangkau dan dengan berbagai
macam varian rasa. Sehingga diharapkan dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.
2. Tujuan
Tujuan usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan usaha yaitu profit, akan tetapi
tidak hanya sekedar profit saja yang kami coba temukan melainkan penekanan pada
pengalaman sebuah proses wirausaha, belajar berwirausaha dan menambah penghasilan
tambahan. Dan juga karena melalui penjualan dan pemasaran ini kami dituntut untuk
berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan,
meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan dan memberikan pelayanan
yang terbaik agar konsumen merasa puas serta sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktek
mata kuliah kewirausahaan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar
wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha. Kata
wirausaha atau pengusaha berasal dari bahasa Perancis entrepreneur yang artinya pemimpin
musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999:425). Dalam bahasa Belanda dikenal sebagai
“ondernemer” dan di Jerman dikenal sebagai unternehmer”. Di beberapa negara,
kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab, antara lain tanggung jawab dalam
mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan
komersial, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya.
Djatmiko (2011:7) mengatakan wirausaha atau wiraswasta atau saudagar merupakan
istilah yang melekat pada diri seseorang yang mampu berdiri sendiri karena keunggulan yang
dimiliki dalam bidang usaha. Hal itu sesuai dengan arti kata wiraswasta itu, yaitu: Wira:
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan dan pendekar
kemajuan dan mempunyai keagungan watak, Swa: sendiri, dan Sta: berdiri. Meredith, etal
(1996) mengatakan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan, melihat
dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
kesuksesan.
Thomas W.Zimmerer (1996) dalam Suryana dkk. (2011:1) mengatakan kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Suryana lebih lanjut mengatakan inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(created new and different). Melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang. Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
5
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau
memperoleh keuntungan yang besar.
Komaruddin (2006) mengatakan Entrepreneur disebut sebagai pengusaha, usahawan,
wirausaha. Menurut Kamus Besar Indonesia, kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur
(bahasa Inggris) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya. Menurut Sudjana (2004:131), kewirausahaan atau
entrepreneurship adalah sikap dan perilaku wirausaha yang inovatif, antisipatif, inisiatif,
pengambil resiko, dan berorientasi laba. Sedangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
4 Tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan, dikemukakan bahwa kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Sanusi (1998:291) mengemukakan bahwa kewirausahaan dapat dipandang sebagai
institusi kemasyarakatan yang mengandung nilai-nilai dan dinyatakan dalam perilaku. Nilai
dan perilaku itu merupakan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis.
2. Manfaat Kewirausahaan
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai
berikut:
a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
b. Memberi peluang melakukan perubahan
c. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
d. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan
atas usahanya
6
f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakan
Kewirausahaan memiliki empat manfaat sosial; memperkuat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah
dan meremajakan pasar. (Anonim 2014)
Anonim (2013) menyatakan bahwa dalam pembangunan perekonomian bangsa, manfaat
kewirausahaan adalah:
a. Menciptakan lapangan kerja
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
d. Mengombinasikan faktorfaktor produksi
e. Meningkatkan produktivitas nasional
7
3. Pengertian Martabak Manis Mini
Martabak manis adalah penganan sejenis kue dadar yang biasa dijajakan di pinggir jalan
di seluruh Indonesia dengan berbagai macam variasi nama. Berbeda dengan Martabak (atau
Moortaba) yang berasal dari (dipengaruhi oleh budaya) India, kue khas yang dibuat oleh
warga Tionghoa dari Kepulauan Bangka-Belitung juga dinamakan martabak. Martabak khas
daerah ini disebut juga kue Hok Lo Pan (福佬粄). Hok Lo Pan bermakna Kue Orang Hoklo.
Tidak diketahui dengan jelas alasan mengapa Orang Hakka menciptakan kue ditambah-
tambah kata "Hoklo", kemungkinan hanya untuk menarik perhatian dan mendatangkan
pembeli.Orang Hoklo sendiri tidak membuat kue semacam itu.
Nama penganan ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Di kota Semarang dikenal
dengan sebutan Kue Bandung. Hal ini disebabkan kue tersebut dibuat oleh orang Bangka
yang menetap di Semarang, yaitu keluarga Cen, generasi ke-4 dari leluhur yang bernama Cen
Khian Sam. Di Yogyakarta dan sebagian besar Indonesia bagian Timur, orang
menamakannya Kue bulan atau terang bulan, karena bentuknya yg bulat seperti bulan. karena
bentuknya yang bulat seperti bulan. Di Indonesia bagian Timur, penggemarnya merasa
bingung mengapa kue ini dinamakan "martabak" karena sama sekali berbeda dengan
penganan lain yang juga bernama martabak. Namun bagi daerah yang terbiasa
menamakannya martabak manis, maka penganan martabak terbagi dua menjadi martabak
manis atau martabak asin.
Martabak manis mini adalah jenis martabak dengan variasi yang baru yang memiliki
bentuk unik yaitu mini dan dipenuhi berbagai macam topping yang bervariasi. Martabak mini
ini memiliki tekstur dan cara pembuatan yang sama dengan martabak manis hanya saja
bentuknya yang mini. Martabak jenis ini mengkhususkan produknya pada martabak manis
dengan ukuran kecil (diameter 12 cm), karena itu kami menyebutnya martabak mini.
Beberapa hal yang menjadi alasan diantaranya adalah:
1. Dengan ukuran yang kecil, memungkinkan konsumen bisa menikmati martabak dari
berbagai variant rasa dengan harga yang lebih murah. Hal yang tidak bisa dilakukan
dalam martabak ukuran standar.
8
2. Kenyataan di lapangan, seringkali martabak yang dibeli oleh konsumen terutama
konsumen dengan jumlah anggota keluarga yang kecil, tidak habis termakan. Dengan
ukuran yang kecil konsumen bisa membeli martabak secukupnya.
3. Ukuran yang kecil cocok untuk konsumsi anak-anak, sehingga bisa dijadikan sebagai
jajanan yang sehat dan bergizi. Terutama sebagai bekal sekolah atau jajanan di kantin
sekolah.
Martabak Mini saat ini telah menjadi makanan/jajanan favorit anak-anak sekolah, dan
bahkan direkomendasikan oleh orangtua kepada anak-anaknya, karena dipandang sebagai
jajanan yang aman, sehat dan bergizi. Sebagaimana telah menjadi rahasia umum, bahwa
makanan-makanan yang selama ini dekat dengan masyarakat nyatanya telah disusupi oleh
zat-zat kimia berbahaya. Martabak mini Kartika juga disukai oleh kaum remaja dan dewasa.
Bahkan martabak mini Kartika sering disajikan sebagai salah satu menu utama dalam
berbagai acara non formal, seperti acara ulang tahun anak-anak, resepsi pernikahan, kegiatan
kantor/pabrik, pengajian, arisan dan sebagainya.
Martabak mini merupakan makanan yang sudah cukup banyak ditemukan di sekitar kita,
penggemarnyapun hampir semua lapisan masyarakat. Kreatifitas dalam melakukan
modifikasi makanan martabak menjadi kunci sukses dalam bisnis ini. Mengingat persaingan
bisnis martabak cukup ketat. Salah satu orang yang sukses melakukan modifikasi dan inovasi
Bisnis Martabak adalah Amala.Dengan gerai Martabak yang diberi nama Mini Kartika,
Amala mulai memodifikasi rasa, ukuran, maupun gerobak martabaknya sejak tahun 2008.
Salah satu modifikasinya adalah mengenai sistem bisnis martabak yang dikembangkan
dengan sistem waralaba atau franchise.
Salah satu hal tepenting yang membuat usahanya ini berkembang dengan pesat karena
pemilihan lokasi yang stategis. Di mana dia memilih untuk membuka usahanya di dekat
sekolah (sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan di
universitas). Banyak penggemar makanan ini, dari kalangan pelajar dan masyarakat sekitar
yang tinggal di dekat lokasi penjualan, sering memburu makanan ini mungil ini.
9
BAB III
PROSEDUR
1. Nama produk
Nama Produk dalam usaha adalah hal yang sangat penting dan diperlukan agar produk
kita mudah di ingat dan di kenal oleh semua orang, khususnya target konsumen kita. Untuk
produk usaha ini, kami memberikan nama M3 yang di ambil dari singkatan Martabak Manis
Mini. Dengan memberikan nama produk yang unik diharapkan dapat menarik perhatian dari
konsumen, sehingga ingin melihat kemudian tertarik untuk membeli.
2. Metode
Dalam usaha yang kami lakukan ini, kami menggunakan modal yang relative kecil dari
anggota kelompok yang dikumpulkan yakni sebesar Rp.20.000,- per orang dengan jumlah
anggota kelompok 6 orang. Sedangkan dalam hal pemasaran usaha ini, produk langsung
disampaikan kepada konsumen yakni pada warga kelurahan Mande yang lingkungannya
deket dengan kampus kami STKIP Bima yang berada di Jl. tendean Kel.Mande, Kota Bima.
Usaha ini juga sebenarnya ingin di promosikan melalui Jejaring Sosial seperti FaceBook,
grup whats app, instagram dan BBM, akan tetapi karena produk pada saat itu yang kami jual
langsung pada warga sekitar stoknya sudah habis, maka tidak jadi kami lakukan, mungkin
pada waktu dan kesempatan lainnya akan kami coba melakukan pemasaran dengan jenis
seperti itu.
3. Tempat produksi
Untuk memproduksi produk ini kami lebih memilih di rumah, jadi segala aktivitas
produksi dilakukan di rumah dengan alasan karena keterbatasan modal untuk menyewa
tempat untuk produksi dan peralatan produksi sudah tersedia (lengkap) di rumah. Tetapi
untuk pemasarannya kami memilih di perkampungan warga langsug karena pemasaran yang
kami lakukan dari mulut ke mulut maka dinggap strategis dalam memasarkannya pada
warganya langsung.
10
4. Prosedur Pembuatan
a. Alat dan Bahan
Alat: Bahan Baku:
1) Kompor 1) Terigu 1 Kg
2) Cetakan Martabak Mini 2) Telur 6 Butir
3) Baskom Besar 3) Gula pasir ( 1 kg )
4) Sendok sayur 4) Margarin yang dicairkan ¼ kg
5) Sendok makan 5) Air
6) Serbet 6) Garam
7) Plastik Mika 7) Soda Kue ( 81gr )
8) Kapoe 8) Vanili ½ Sdm
9) Parutan keju 9) Ragi ½ Sdm
10) Stepless 10) Baking powder ½ Sdm
11) Kuas 11) Susu
b. Cara membuat
1) Masukan gula pasir ¼ kg, telur 3 butir, vanili ½ sdm, baking powder ½ sdm, ragi ½
sdm, susu bubuk 1 bungkus dan garam ¼ sdm kedalam baskom berukuran besar,
kemudian aduk hingga rata.
2) Selanjutnya masukan tepung terigu dan margarin ¼ kg yang sudah dicairkan
bersamaan dengan air sedikit demi sedikit agar adonan tidak menggumpal, kemudian
aduk hingga rata, jangan sampai menggumpal.
3) Selanjutnya diamkan adonan selama 1/2 jam dalam suhu ruangan.
11
4) Siapkan cetakan martabak mini dan tunggu sampai panas.
5) Tuangkan adonan ke wajan cetakan adonan mini, kemudian ratakan adonan
menggunakan sendok makan dipingir-pinggirnya.
6) Taburkan sedikit gula pasir, kemudian tutup wajan dan panggang dengan api kecil
sampai adonan martabaknya tampak berpori-pori dan kering.
7) Jika martabak sudah matang, angkat martabak dari wajan cetakan mini dan letakkan
dipiring, kemudian olesi bagian atas martabak dengan margarin/mentega.
8) Lalu tambahkan susu kental manis secukupnya, kemudian taburi dengan bahan
taburan (toping) yang sudah disiapkan seperti Mesis/ Keju/ / Coklat batangan.
9) Masukan martabak kedalam mika plastik.
12
BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
1. Situasi Persaingan
Situasi persaingan untuk usaha Martabak Mini ini terutama didaerah kampus STKIP
Bima belum ada yang menjualnya sehingga analisa persaingan usaha produk ini belum
terlalu besar. Meskipun di tempat atau daerah lain mungkin ada juga yang menekuni usaha
yang sama namun mengingat kebutuhan pasar yang tetap besar menjadikan usaha ini tetap
memiliki peluang yang cukup menjanjikan.
2. Sasaran Usaha
Sasaran usaha dari makanan olahan Martabak Mini ini adalah semua kalangan warga
warga daerah sekitar kampus STKIP Bima baik itu anak kecil, remaja, orang dewasa,
maupun para orang tua.
3. Promosi Penjualan
Dalam usaha ini kami mempromosikan produk kami dengan cara menawarkan langsung
secara keliling kepada warga daerah sekitar kampus STKIP Bima agar pada saat penjualan
banyak warga yang melihat produk kami secara langsung, selanjutnya tertarik dan kemudian
dapat membelinya.
4. Analisis Swot
A. Faktor Internal
1. Strength (Kekuatan)
a. Keunggulan Produk:
Kami mengangkat produk yang inovatif dimana produk yang sudah ada kami
berikan kreatifitas dan dalam penjualannya dilakukan di sore hari jadi dapat
digunakan sebagai cemilan.
13
b. Bahan Baku:
Dalam pembuatan Martabak Mini menggunakan bahan baku yang mudah
didapatkan dan mempunyai harga yang terjangkau sehingga tidak perlu
membutuhkan modal yang besar
c. Harga bersahabat:
Harga untuk Martabak Mini disesuaikan dengan kantong warga masyarakat
sekitar sehingga dapat dikatakan tidak terlalu mahal dibandingkan dengan harga
martabak pada umumnya.
d. Banyak varian rasa:
Martabak mini ini dibuat dengan beraneka rasa sehingga diharapkan menarik
konsumen untuk membeli dengan memilih varian rasa lainnya
e. Penjualan secara langsung:
Dalam pemasaran kami lakukan dengan mendatangi konsumen secara
langsung sehingga konsumen dapat dengan mudah membeli.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Produk belum terkenal:
Produk ini masih terbilang asing yang mana juga belum banyak orang yang
mengetahui. Oleh karena itu saat ini kami terus melakukan promosi dengan
memanfaatkan media yang ada dengan tujuan agar produk kami bisa dikenal oleh
masyarakat luas.
b. Belum memiliki cukup pengalaman:
Pengalaman untuk memulai usaha masih sangat minim dan merupakan pokok
masalah yang harus diatasi.
c. Minimnya dana:
Dikarenakan usaha ini merupakan usaha yang baru dimulai sehingga dalam
permodalan tidak dapat semaksimal mungkin, akan tetapi dapat diatasi seiring
berjalannya waktu.
14
d. Daya tahan produk:
Martabak mini daya tahannya tidak sampai hingga satu hari sehingga
penjualannya harus itu juga sehabis pembuatannya, selain itu ketika produk sudah
lama tersimpan tekstur sudah tidak legit lagi melainkan agak keras sehingga dapat
mengurangi rasa maupun kelembutannya.
B. Faktor External
1. Opportunities (Peluang)
a. Banyak konsumen:
Produk ini ditujukan pada semua golongan dan tingkat umur sehingga
konsumen produk ini adalah seluruh lapisan masyarakat. Terlebih penjualan
dilakukan pada warganya langsung dimana jumlahnya sangatlah banyak.
b. Pemasaran:
Pemasaran produk ini bisa dibilang cukup mudah karena belum adanya penjual
yang menjual martabak mumi.
2. Threat (Ancaman)
a. Keacuhan Konsumen:
Dikarenakan produk martabak mini yang kami buat adalah inovasi yang kami
lakukan dari produk yang sudah ada, maka terkadang ada sebagian konsumen yang
tidak menyukai produk yang baru karena dirasa aneh dan karena sudah terbiasa
dengan produk sebelumnya.
b. Munculnya Pesaing:
Produk ini belum ada yang menyamakan di area kampus STKIP Bima, tetapi
tidak menutup kemungkinan akan adanya pesaing yang bermunculan mengikuti
produk martabak mumi ini, karena produk ini juga mudah ditiru sehingga
diperlukan kepercayaan konsumen yang telah kita dapatkan agar tidak membeli
pada pesaing.
15
5. Strategi Pemasaran
Memberikan potongan harga dalam upaya memperkenalkan produk, sehingga dengan
begitu semua orang akan lebih tertarik membeli untuk mencicipinya. Adapun strategi
tersebut tentunya diharapkan bisa mengenalkan produk dan juga bisa menghasilkan repeat
order. Apabila ada yang memesan banyak akan diberikan bonus. Bonus dapat berupa
pengurangan harga asli atau bisa dengan penambahan produk. Diharapkan dengan pemberian
bonus tersebut akan membuat pembeli merasa diuntungkan dan akan membeli produk kami
terus menerus dan dapat menjadi pelanggan tetap.
Untuk menanggulangi jumlah produksi yang berlebihan karena banyak produk yang
belum terjual semua, strategi kami adalah dengan menawarkan ke konsumen lainnya dengan
lokasi yang agak jauh dari lokasi awal kami, yaitu dengan dipasarkan oleh beberapa rekan
kami menggunakan kendaraan motor sebab kami selalu mengupayakan tidak ada barang
yang kembali mengingat produk kami merupakan produk yang memiliki waktu konsumsi
yang cukup singkat.
6. Aspek Keuangan
Perincian Keuangan dan Modal
Modal awal untuk usaha ini berasal dari anggota kami sendiri yaitu 6 orang
dengan masing-masing menyetorkan uang sebesar Rp. 20.000, jadi total modal usaha
adalah Rp. 120.000,-.
Biaya dihitung sebagai berikut:
a. Biaya Variabel (variable cost)
Bahan Baku:
o Terigu 1 Kg : Rp. 8.000,-
o Telur 6 Butir : Rp. 10.000,-
o Gula pasir (½ kg) : Rp. 8.000,-
o Air : -
o Garam : -
o Soda Kue : Rp. 1.000,-
o Susu bubuk kemasan (2) : Rp. 7.000,-
16
o Mentega (½ kg) : Rp. 6.000,-
o Vanili : Rp. 5.000,-
o Baking powder : Rp. 5.000,-
o Ragi : Rp. 1.000,-
o Susu kaleng : Rp. 8.500,-
Bahan Taburan:
o Keju : Rp. 8.000,-
o Mesis ½ kg : Rp. 9.000,-
o Coklat batangan : Rp. 12.000,-
--------------------- (+)
Jumlah : Rp. 88.500,-
17
Setelah mengetahui harga jual yang telah ditentukan tersebut, kita dapat
memperkirakan laba yang akan dihasilkan dari penjualan seluruh martabak mumi, dengan
perhitungan sebagai berikut.
Perhitungan Laba Rugi:
Harga Jual : Rp. 2.000 x 100 pcs = Rp. 200.000,-
Harga Pokok Pembelian : = Rp. 120.000,-
-------------------- (-)
Laba per-periode produksi = Rp. 80.000,-
Jadi rencana penghasilan (target) Laba yang diharapkan adalah sebesar Rp. 80.000,
untuk setiap kali produksi dalam satu hari. Namun, berdasarkan penghasilan yang
diperoleh dari hasil penjualan martabak mini didapatkan hasil sebesar 172.000, berarti
keuntungannya meleset dari apa yang direncanakan diatas, dimana keutungannya hanya
Rp.52.000 saja. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor:
1. Ada beberapa martabak mini yang pada saat awal pembuatan tidak sempurna
bentuknya sehingga tidak dapat dipasarkan melainkan dikonsumsi sendiri oleh
beberapa anggota kelompok, sehingga mengurangi jumlah dan keuntungannya.
2. Ada beberapa masyarakat yang menawarkan harga 3 buah martabak mini sebesar Rp.
5.000, sehingga stok dan keuntungan martabak menjadi berkurang.
18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Usaha makanan olahan Martabak mini ini adalah salah satu peluang usaha yang cukup
menjanjikan untuk kedepannya. Apalagi sekarang ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan,
sehingga peluang usaha ini sangat baik apabila kita tekuni dan kita kembangkan lagi
tergantung dari seberapa besar modal yang kita miliki. Selain itu juga bahwa dalam
melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu
secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha
sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal
dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu
keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha
karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek berantai
dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaam
tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka
yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan
demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
2. Saran
Untuk para pembaca yang ingin memulai dan merintis usaha Martabak Mumi ini ataupun
usaha lainnya, maka sebaiknya perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Modal yang dimiliki
2. Lokasi untuk berjualan yang strategis (jika menyewa tempat)
3. Kemampuan untuk memasarkan dengan baik (bisa dengan memanfaatkan media/internet
yang ada)
4. Jeli dalam melihat target pasar
Jadi dengan begitu anda bisa lebih siap untuk memulai usaha, sekaligus bertahan di
ketatnya persaingan pasar yang ada saat ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Y.R, 2016. Contoh Croposal Usaha - Kuliner Martabak Mini (Bidang Usaha
Makanan Minuman). (www.blogspot.com). Diakses pada tanggal 12 November 2017,
10.00 WIB
Aryastini, R, 2016. Barista dan Wirausaha Martabak Mini. (www.blogspot.com). Diakses pada
Tanggal 12 November 2017, pada pukul10.00 WIB
Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman
Pressindo
20
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
1) Bahan Pembuatan
Bahan Adonan
21
2) Proses pembuatan
Pembuatan Adonan
22
3) Produk Yang Dihasilkan (Martabak Manis Mini)
23
4) Penjualan atau Pemasaran Produk
24
25