Amphibi Dan Reptil
Amphibi Dan Reptil
Amphibi Dan Reptil
MAKALAH
Oleh :
Penulis
ii
iii
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksut dengan Amphibi?
2) Bagaimana ciri-ciri dari Amphibi?
3) Bagaimana morfologi dari Amphibi?
4) Bagaimana anatomi Amphibi?
5) Bagaimana proses reproduksi Amphibi?
6) Jelaskan pengklasifikasian Amphibi?
7) Dimanakah habitat Amphibi?
B. Ciri-ciri Amphibi
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi
mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada
mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup.
Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.
Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai
terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan
perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,
tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam
fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada
beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada
waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa
jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986)
Alat pernapasan Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan
hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke
dalam rongga mulut ketika menyelam
Berkembang Dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan
biak di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal
Jantung Terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
D. Anatomi Amphibi
E. Sistem Reproduksi Amphibi
F. Klasifikasi Amphibi
1. Ordo Caecilia
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai
kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak
bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata
tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi
sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai
organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada
fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang
mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan
akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. ( Webb et.al, 1981)
Salamander memiliki tubuh yang memanjang dan memiliki ekor. Sebagian besar
Salamander memiliki empat kaki, meskipun tungkai pada beberapa spesies
akuatik jelas sekali mereduksi. Ada 2 kecenderungan yang cukup menonjol dalam
proses evolusi Salamander yaitu hilangnya (mereduksi) paru-paru serta adanya
paedomorphosis (adanya karakteristik larva pada Salamander dewasa) (Pough et
al., 1998).
Cau data atau Urodela mempunya anggota sekitar 350 spesies, tersebar
terbatas di belahan bumi utara; Amerika Utara, Amerika Tengah, Asia Tengah
(Cina, Jepang) dan Eropa. Bentuk tubuh setiap anggota Salamander sangat
berbeda, sehingga mudah untuk mengidentifikasi. Kebanyakan family-family dari
urodela terdapat di amerika dan tidak terdapat di Indonesia. Sebagian besar masa
hidupnya di darat. Pembuahan ada yang eksternal dan ada yang internal.
Reproduksinya ovipar dan ovovivipar. Ciri yang lainnya yaitu tidak memiliki
tympanum, mempunyai insang atau tanpa insang dan mata kecil atau mereduksi.
Salamander merupakan kelompok Amphibia yang berekor. Semua anggota dari
family ini memiliki ekor yang panjang, tubuh silinder yang memanjang serta
kepala yang berbeda. Sebagian besar memiliki tungkai yang berkembang dengan
baik, biasanya pendek tergantung pada ukuran tubuh. Tengkoraknya mereduksi
dikarenakan adanya beberapa bagian yang menghilang. Sebagian besar
anggotanya memiliki fertilisasi internal meski tak satu pun anggota dari family ini
yang memiliki organ kopulasi. Fertilisasi internal terjadi ketika jantan
mendepositkan spermatopora yang kemudian akan diterima oleh betina melalui
bibir kloakanya.
3. Ordo Anura
10
Ascaphidae Leiopelmatidae
Bombinatoridae Discoglossidae
Pipidae Rhinophrynidae
Megophryidae Pelodytidae
Pelobatidae Allophrynidae
Bufonidae Branchycephalidae
Centrolenidae Heleophrynidae
Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae
Pseudidae Rhinodermatidae
Sooglossidae Arthroleptidae
Dendrobatidae Hemisotidae
Hyperoliidae Microhylidae,
Ranidae Rachoporidae
11
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar
dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat
pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Secara diapophisis
melebar, Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi.
Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak
mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Famili ini terdiri dari
18 genus dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang ada di
Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan
Leptophryne borbonica. ( Eprilurahman, 2007)
(Bufo melanostictus)
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di
atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya
famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya
lambat dan kurang lincah.
12
Megophrys montana
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping.
Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu
berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil.
Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada
Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. Sacral
diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar.
Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana
chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya
cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana.(
Eprilurahman,2007).
13
d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang
dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya,
tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi.
Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal.
Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina. (
Eprilurahman, 2007)
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang
kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil.
Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat
pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan
fertilisasi secara eksternal. ( Eprilurahman, 2007).
4. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan
telah punah. Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva
dan hanya sedikit saja yang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa.
14
G. Habitat Amphibi
Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai
vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya
yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari
untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas
sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub
tropis, termasuk di seluruh indonesia. Amphibi umumnya merupakan makhluk
semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang
dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai
mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak
ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan di
lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
H. Peranan Amphibi
Amfibi banyak dimanfaatkan manusia, antara lain sebagai berikut :
15
A. Kesimpulan
Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya
3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin .
hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring
dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat
berjalan di atas daratan. Anggota ini memiliki 4 ordo.
Saran
Mahasiswa diharapkan lebih teliti dan juga pencarian referensi menggunakan data
yang lebih akurat.
16
Kastawi Y., Indriwati S.E., Ibrohim., Masjhudi., dan Rahayu S.E. 2003. Zoologi
Invertebrata. Malang : Jurusan Biologi FMIPA UM.
Pough, F. H, et. al. 1998. Herpetology. Prentice-Hall,Inc. New Jersey. Pp. 37-131
17