2 Physiology of MV 1 Final
2 Physiology of MV 1 Final
2 Physiology of MV 1 Final
Pulmonary Gas
Exchange
CPD Ventilasi Mekanis
Keseminatan Intensive Care
2017
Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti bagian ini, peserta akan mampu:
• Mengerti dan menjelaskan proses-proses
pertukaran gas di paru dan jaringan
• Mengerti dan menjelaskan dasar-dasar transport
oksigen
• Mengerti dan menjelaskan struktur hemoglobin
• Membandingkan hemoglobin fetal dan dewasa
• Menjelaskan dasar-dasar transport carbon dioxide
(CO2)
Fisiologi normal paru-paru
Struktur paru secara optimal dirancang untuk memenuhi fungsi
fisiologisnya, yaitu:
• Untuk mengantarkan oksigen yang dihirup (O2) ke tempat pertukaran
gas di alveoli
• Untuk diffusi gas, terutama O2 dan karbon dioksida (CO2), antar
membran kapiler alveolar dan lumen alveolus
• Untuk mencocokkan (match) ventilasi alveolar dengan aliran darah
kapiler pulmonal sehingga pertukaran gas optimal
• Untuk menjaga aliran cairan melalui parenkim paru tanpa
menyebabkan edema paru atau konsolidasi alveolar
• Sebagai penghalang terhadap paparan lingkungan yang toksik,
seperti: agen infeksi, debu, dan asap
Pertukaran gas
(Collagen)
(Type I epithelium)
Capillary endothelium
Elastin
Diffusi gas
• Konsentrasi & tekanan mendorong pergerakan
gas keluar dan masuk paru & jaringan
Kapiler di paru Kapiler di jaringan
O2 O2 O2 O2
• Diffusion barrier:
• Lapisan tipis cairan &
surfactant
• Sel-sel epithel alveolus
• Lapisan interstitial
• Endothel sel kapiler
• Plasma darah
• Membran RBC
Berapa lama waktu yang
diperlukan bagi darah untuk ber-
equilibrium dengan gas alveoler?
time in pulmo-
nary cap (sec)
Oxygen:
100
15
PAO2=150
PACO2=0 Ekuilibrium antara
membran Alveolo-
kapiler
PAO2=150
PACO@=0
PAO2=100
PACO2=40
LEFT ATRIUM
PaO2 = 90
PvO2=40 PcO2=100
PvCO2=46 PcCO2=40
Bronchial vein
CO2 produced 40
Catatan: RQ = = = 0.8
O2 consumed 50
Alveolar Oxygen & A-a O2 gradient (2)
Perbedaan tekanan parsiel oksigen di alveoli
dibandingkan dengan tekanan parsiel oksigen di
kapiler
PaO2 = 96 mm Hg
• Diffusion defect
• Penebalan dinding alveoli (pulmonary fibrosis)
• Edema paru, pneumonia
• Ventilation/perfusion mismatch
• Dead space ventilation
• Shunt
Hypoxemia
Alveolar ventilation, VA
VA = (VT - VD) x resp. rate
= (0.5 - 0.15) x 12 = 4.2 L/min
Perfusion
Cardiac output = C.O. = Q
Q = stroke vol. x heart rate
= (0.086) x 70 = 6.0 L/min
VA
= ventilation/perfusion
Q ~ 0.8
Ventilation-Perfusion Mismatch
Kepentingannya :
Pada saat memakai PEEP :
• Pada paru normal akan menimbulkan :
• Zona 1 : meningkat karena tekanan intra thoracic
• Zona 2 : bergerak kebawah
• Zona 3 : menurun
Hasilnya :
PO2 tidak naik atau malah bisa turun oleh karena preload
turun sehingga perfusi paru dan output ventrikel kiri turun
VA/Q Mismatch
Abnormalitas Ventilasi – Perfusi
Hypoxic Pulmonary
Vasoconstriction
VA
<< 0.8 Shunted)
Q VA
~ 0.8
Q
Shunt
unit
VA/Q Mismatch (Dead space)
Dead space
unit
Shunt
• Perfusi kapiler normal sedangkan ventilasi total
terganggu total pada sebagian alveoli
• Normal: ada sedikit shunt karena ada aliran pintas
dari broncheal tree dan bagian paru yang
dependent
• Shunt abnormal : bila alveoli dipenuhi dengan
sejumlah besar darah venous yang tidak
teroksigenasi yang bercampur di atrium kiri
Bila O2 ditambahkan pada paru yang sebagian ter-ventilasi
dan sebagian tidak, maka pO2 tidak akan meningkat
karena jumlah oxygen tidak berubah
Ventilasi dan Perfusi
• Beberapa faktor kimiawi dapat mempengaruhi
perfusi:
• Thromboxane A2 (metabolisme arachidonic acid):
konstriktor arteriole pulmoner dan otot polos venous
yang kuat. Di produksi pada ALI/ARDS
• Prostacyclin (Prostaglandin I2; juga metabolisme
AA): vasodilator dari sel-sel endothelial
• Nitric oxide (NO), molekul gas, sangat terlokalisir,
vasodilator; diikat oleh Hb dengan cepat.
Kemungkinan penggunaan terapeutik pada
hipertensi pulmoner dengan inhalasi
Dead Space
• Dead Space Anatomis: berupa jalan napas
sebagai penghubung = 150-200 ml (2 ml/kg)
• Dead Space Alveoler: karena perfusi yang
tidak mencukupi, minimal pada orang sehat
• Dead Space Fungsional:
• T funct : Tanat + Talv
VD/VT : 30 % (N)
Hipoksemia
in systemic veins
average at rest
Oxygenated blood 100 ml blood
75 in systemic arteries 15
Oxygen content
PO2 O2 saturation
10 (mmHg) of Hb
40 100 97.5
90 96.5
Arterial 80 94.5
5
20 blood 70 92.7
Venous blood
(at rest)
60 89
50 83.5
40 75
0 0 30 57
0 20 40 60 80 100
20 35
PO2 (mmHg) 10 13.5
Tissue P02
during stress Tissue P02
at rest
39
Faktor-faktor yg mempengaruhi perubahan kurva
Decreased P50
(increased affinity)
100 20
⬇ Temperatur
90 ⬇ PaCO2 18
⬇ 2,3-DPG
⬇ pH 16
80
CarboxyHb
70 MethHb 14
% HgB saturation
30 ⬆ Temperatur 6
⬆ PaCO2
20 ⬆ 2,3-DPG
4
⬇ pH
Abdominal Hb
10 2
0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PaO2 (mm Hg)
27
Kurva dissosiasi oksigen pada
hemoglobin dewasa, fetal dan myoglobin
Hemoglobin dewasa
• Saturasi oksigen di paru cepat
• Disosiasi oksigen cepat ketika konsentrasi O2 menurun
• Oksigen dilepaskan ke jaringan ketika dibutuhkan
Hemoglobin fetal
•Kurva hemoglobin fetal bergeser kekiri dibading dewasa
•Affinitas oksigen lebih tinggi dibanding dewasa
Myoglobin
•Kurva myoglobin lebihbergeser kekiri dibanding hemoglobin
fetal
•Affinitas oksigen lebih tinggi dibanding dewasa
•Hanya melepaskan oksigen bila konsentrasi oksigen di jaringan
sangat rendah
•Bersikap sebagai cadangan oksigen dalam sel-sel otot
“Mount Everest in utero”
• Sir Joseph Barcroft (1872-1947)
• The intrauterine environment is extremely hypoxic
• The fetus competes with the mother's organs for a share of the systemic oxygen delivery,
and increased demand from the mother's tissues could be detrimental to fetal circulation
Tissue O2 Extraction
carbonic acid
CO2 + H2O → H2CO3
CO2 dissolves
in plasma
bicarbonate
H2CO3 → H+ + HCO3– CO2 combines
with Hb
Pelepasan CO2 dari darah ke paru
Lungs: Alveoli
HCO3–Cl–
Plasma
Pulmonary Gas Exchange
Proses pertukaran gas
Sistim pulmoner Jaringan tubuh
Deteksi gangguan pertukaran gas