Askep CA Ovarium Individu
Askep CA Ovarium Individu
Askep CA Ovarium Individu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
Mioma Uteri + kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi
eksplorasi Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral di Ruang Cilamaya
RSUD Karawang mengunakan metode ilmiah proses keperawatan mulai dari
pengkajian sampai dengan pembuatan dokumentasi keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu pengkajian pada pasien dengan kasus Mioma Uteri + kista ovarium
multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi eksplorasi Histerectomy
Salpingectomy Ovarium Bilateral di ruang Cilamaya RSUD Karawang.
b. Mampu menentukan diagnosa pada pasien dengan kasus Mioma Uteri +
kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi eksplorasi
Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral di ruang Cilamaya RSUD
Karawang.
c. Mampu menyusun intervensi pada pasien dengan kasus Mioma Uteri + kista
ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi eksplorasi
Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral di ruang Cilamaya RSUD
Karawang.
d. Mampu melakukan tindakan sesuai intervensi pada pasien dengan kasus
Mioma Uteri + kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi
eksplorasi Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral di ruang
Cilamaya RSUD Karawang.
e. Mampu mengevaluasi pasien dengan kasus Mioma Uteri + kista ovarium
multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi eksplorasi Histerectomy
Salpingectomy Ovarium Bilateral di ruang Cilamaya RSUD Karawang.
f. Mampu melakukan pendokumentasian pada pasien dengan kasus Mioma
Uteri + kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi
eksplorasi Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral di Ruang
Cilamaya RSUD Karawang
C. Manfaat penulisan
1. Laporan kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta kemampuan penyusun dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kasus Mioma Uteri + kista ovarium multiple + bekas SC a/i
CPD, post laparatomi eksplorasi Histerectomy Salpingectomy Ovarium
Bilateral
2. Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam
menerapakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus Mioma Uteri +
kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post laparatomi eksplorasi
Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral
3. Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan
kasus Mioma Uteri + kista ovarium multiple + bekas SC a/i CPD, post
laparatomi eksplorasi Histerectomy Salpingectomy Ovarium Bilateral
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP DASAR MIOMA UTERI
2. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna
merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-
perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah
2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
3. Payudara
Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita
hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun
dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormone-hormon ini
untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu
menyusui atau tidak.
4. Sistem Urinary
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada (1)
Keadaan/status sebelum persalinan (2) lamanya partus kala II dilalui (3) besarnya
tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan. Disamping itu, dari hasil
pemeriksaan sistokopik segera setelah persalinan tidak menunjukkan adanya
edema dan hyperemia diding kandung kemih, akan tetapi sering terjadi
exstravasasi (extravasation, artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh
darah di dalam badan) kemukosa. (Suherni, 2009).
5. Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Oksitosin diseklerasikan dari kelenjer otak bagian belakang. Selama tahap ketiga
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus
kembali ke bentuk normal. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin
tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin
menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjer
bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulaan pola produksi
estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel, ovulasi, dan
menstruasi.
c. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat selama
masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat
bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi
sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
12. Tanda-tanda Vital
Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai
akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal jika terjadi
peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka
perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama post
partum), infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan endometrium),
pembengkakan payudara, dan lain-lain.
Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering ditemukan adanya
bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100 kali permenit) dan dapat
berlangsung sampai 6-10 hari setelah melahirkan. Takhikardia kurang sering
terjadi, bila terjadi berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah dan proses
persalinan yang lama.
Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami hipotensi
orthostatik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai dengan adanya pusing segera
setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 46 jam pertama. Hasil pengukuran
tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan. Peningkatan tekanan
sisitolik 30 mmHg dan penambahan diastolik 15 mmHg yang disertai dengan sakit
kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami preeklamsia
dan ibu perlu dievaluasi lebih lanjut.
Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil pada
bulan ke enam setelah melahirkan (Maryunani, 2009).
13. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta.
Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua
dan selaput janin.
C. Pengertian
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak
yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah
produktif (menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif
tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia
produktif berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan
malpresentasi (Aspiani, 2017).
D. Etiologi
1. Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri.
a. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar
40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang
ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid).
b. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan
miometrium normal.
c. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
d. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red
meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran
hijau menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.
e. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen
dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan
mioma mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor
pertumbuhan epidermal.
f. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kal
2. Faktor terbentuknya tomor:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel- sel yang
mati diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika yang
diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada
usia dini. Jika seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta
semua anak gandisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang
mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan terlebih dahulu
sebelum berubah menjadi sel kanker. Secara internal, tidak dapat dicegah
namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO, 10% – 15% kanker,
disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor eksternal
(Apiani, 2017).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan,
radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditam,bahkan
pada makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari polusi.
Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan
pewarna makanan cara memasak juga dapat mengubah makanan menjadi
senyawa kimia yang berbahaya.
Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya
aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker
hati. Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal
menjadi sel kanker. Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam
prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi
tubuh,yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik
dapat menyebabkan kerusakan pada sel.
3. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada
mioma, disamping faktor predisposisi genetik.
a. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali, pertumbuhan tumor
yang cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen.
Mioma uteri akan mengecil pada saat menopouse dan oleh pengangkatan
ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi
ovarium dan wanita dengan sterilitas. Enzim hidrxydesidrogenase
mengungbah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estrogen (estrogen
lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang
juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak dari pada
miometrium normal.
b. Progesteron
Progesteron merupakan antogonis natural dari estrogen. Progesteron
menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon
yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, yaitu HPL, terlihat
pada periode ini dan memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat
dari leimioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi
sinergistik antara HPL dan estrogen.
4. Klasifikasi Mioma
Mioma umunya digolongkan berdasarkan lokasi dan kearah mana mioma
tumbuh.
a. Lapisan Uterus
b. Mioma uteri terdapat pada daerah korpus. Sesuai dengan lokasinya, mioma ini
dibagi menjadi tiga jenis.
1) Mioma Uteri Intramural
Mioma uteri merupakan yang paling banyak ditemukan. Sebagian
besar tumbuh diantara lapisan uterus yang paling tebal dan paling
tengah (miometrium). Pertumbuhan tumor dapat menekan otot
disekitarnya dan terbentuk sampai mengelilingi tumor sehingga akan
membentuk tonjolan dengan konsistensi padat. Mioma yaang terletak pada
dinding depan uterus dalam pertumbuhannya akan menekan dan
mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan
miksi.
Faktor predisposisi:
a. Usia penderita
b. Hormon endogen
c. Riwayat keluarga
d. Makanan, kehamilan dan paritas
Mioma Uteri
Tumbuh didinding uterus berada dibawah endometrium & tumbuh keluar dinding
Menonjol kedalam rogga uterus uterus
Penekanan
Kandung kemih uretra Ureter Rektum kolon sigmoid
Poli Uria Retensio Urine Hidronefrosis obstipasi kolon desenden dan ileum
(Aspiani,2017
G. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya
timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang
disertai gangguan haid
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan
organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada
rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu dan durasi serta
kualitas nyeri.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis
pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan
penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan
riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat
kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, penyakit
kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit
mental.
5) Riwayat Obstetri
6) Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu
diketahui adalah
a) Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma
uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami atrofi
pada masa menopause.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma
uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon
estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
c) Faktor Psikososial
Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-
faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai
seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien
mioma uteri.
Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri,
peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis
kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan
diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
a) Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus
dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan
yang terjadi.
b) Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan
bau.
c) Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan
frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian,
eliminasi, makan minum, mobilisasi
d) Pola Istirahat dan Tidur
e) Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan
malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
b) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan
c) Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
Telinga : lihat kebersihan telinga.
Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat
kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak dan abdomen.
Abdomen :
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi.
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan
refleks spasme otot sekunder akibat tumor
b. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat
gangguan hematologis (perdarahan)
d. Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma
pada organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.
e. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum
(prolaps rectum)
f. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, ancaman pada
status kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit)
H. Rencana keperawatan
NO Intervensi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan NOC : Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan nekrosis atau trauma keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien mioma
1. Lakukan pengkajian nyeri
jaringan dan refleks spasme otot uteri mampu mengontrol nyeri dibuktikan
komprehensip yang meliputi lokasi,
sekunder akibat tumor dengan kriteria hasil :
karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
Definisi: Mengontrol Nyeri
faktor pencetus
1. Mengenali kapan nyeri terjadi
Pengalaman sensori dan 2. Observasi adanya pentunjuk nonverbal
2. Menggambarkan faktor penyebab nyeri
emosional tidak menyenangkan mengenai ketidak nyamanan terutama pada
3. Menggunakan tindakan pencegahan nyeri
yang muncul akibat kerusakan mereka yang tidak dapat berkomunikasi
4. Menggunakan tindakan pengurangan
jaringan aktual atau potensial secara efektif
nyeri tanpa analgesic
atau yang digambarkan sebagai 3. Pastikan perawatan analgesik bagi
5. Menggunakan analgesik
kerusakan (International pasien dilakukan dengan pemantauan yang
yang direkomendasikan
Association for the Study of ketat
6. Melaporkan perubahan terhadap
4. Gunakan strategi komunikasi
gejalah nyeri pada professional kesehatan
pain) awitan yang tiba-tiba atau 6. Melaporkan gejalah yang tidak terkontrol terapeutik untuk mengetahui
pada profesional kesehatan pengalaman nyeri dan sampaikan
lambat dari intensitas ringan
7. Menggunakan sumber daya yang tersedia penerimaan pasien terhadap nyeri
hingga berat dengan akhir yang
untuk menangani nyeri 7. Gali pengetahuan dan kepercayaan
dapat diantisipasi atau
8. Mengenali apa yang terkait dengan gejala pasien mengenai nyeri
diprediksi.
nyeri 8. Pertimbangkan pengaruh budaya
9. Melaporkan nyeri yang terkontrol terhadap respon nyeri
Pemberian analgesik
biasanya
ketidak cukupan aliran darah a. Tanda vital dalam batas normal. normal, tekanan nadi melemah,
kejaringan tubuh, yang dapat b. Tugor kulit baik. perlambatan pengisian kapiler, pucat/
mengakibatkan disfungsi seluler c. Tidak ada sianosis. dingin pada kulit atau kulit kemerahan,
Kateterisasi Urin
pengeluaran tidak lengkap feses Keparahan Gejalah 5) Catat masalah BAB yang sudah ada
atau pengeluaran feses yang 1) Intensitas gejalah sebelumnya, BAB rutin, dan
kering, keras, dan banyak. 2) Frekuensi gejalah penggunaan laksatif
Batasan karakteristik 3) Terkait ketidak nyamanan 6) Masukan supositorial rektal, sesuai
1) Nyeri abdomen 4) Gangguan mobilitas fisik dengan kebutuhan
2) Nyeri tekan abdomen dengan 5) Tidur yang kurang cukup 7) Intruksikan pasien mengenai makanan
teraba resistensi otot 6) Kehilangan nafsu makan tinggi serat, dengan cara yang tepat
3) Nyeri tekan abdomen tanpa 8) Evaluasi profil medikasi terkait dengan
teraba resistensi otot efek samping gastrointestinal
4) Anoraksia
5) Penampilan tidak khas pada Manajemen konstipasi/inpaksi
lansia
1) Monitor tanda dan gejala konstipasi
6) Darah merah pada feses
7) Perubahan pola defekasi 2) Monitor tanda dan gejala impaksi
8) Penurunan frekuensi
3) Monitor bising usus
9) Penurunan volume feses
10) Distensia abdomen 4) Jelaskan penyebab dari masalah dan
rasionalisasi tindakan pada pasien
11) Rasa rektal penuh
5) Dukung peningkatan asupan cairan,
jika tidak ada kontraindikasi
12) Rasa tekanan rektal 6) Evaluasi pengobatan yang memiliki
14) Feses keras dan berbentuk 7) Intruksikan pada pasien dan atau
keluarga untuk mencatat warna,
15) Sakit kepala
volume, frekuensi dan konsistensi dari
16) Bising usus hiperaktif feses
8) Intruksikan pasien atau keluarga
17) Bising usus hipoaktif
mengenai hubungan antara diet latihan
19) Tidak dapat makan, mual 9) Evaluasi catatan asupan untuk apa saja
nutrisi yang telah dikonsumsi
20) Rembesan feses cair 10) Berikan petunjuk kepada pasien untuk
dapat berkonsultasi dengan dokter jika
21) Nyeri pada saat defekasi
konstipasi atau impaksi masih tetap
22) Massa abdomen yang dapat terjadi
diraba 11) Informasukan kepada pasien mengenai
Faktor yang berhubungan prosedur untuk mengeluarkan feses
secara manual jika di perlukan
d. Kebiasaan defekasi tidak 12) ajarkan pasien atau keluarga mengenai
2) Psikologis
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama pasien : Ny. U
b. Tanggal Lahir : 18 juni 1978
c. Umur : 40 tahun 9 bulan
d. Jenis kelamin : perempuan
e. Suku : Sunda
f. Bahasa yang digunakan : Bahasa sunda
g. Status perkawinan : menikah
h. Pendidikan terakhir : SD/sederajat
i. Pekerjaan : ibu rumah tangga
j. Tanggal masuk RS : 04/12/2018
k. Tanggal dikaji : 20/12/2018
l. Penanggung jawab : Tn. S
m. NRM : 00 75 14 87
n. Alamat : Rawamerta Karawang
o. Diagnosa Medis : Kanker Ovarium
.
2. Keluhan Utama (saat ini)
Klien saat ini mengeluh nyeri pada daerah area perut dan menyebar sekitar
pinggang, terasa seperti diremas-remas dan terus menerus. Nyeri agak berkurang
saat klien posisi diam atau tidur.
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche :
1) Umur menarche pertama : usia 10 tahun
2) Tanggal haid terakhir :-
3) Lama haid : 4 hari
4) Jumlah : dalam sehari ganti 5 kali pembalut kecil
5) Lama siklus haid : 5 hari tidak teratur dua minggu sekali
6) Keluhan lain : Dysmenorae
b. Menopause : belum ada tanda-tanda menopause
4. Riwayat obstetric
klien memiliki 2 anak yaitu perempuan dan laki-laki dengan usia kehamilan 30-31
minggi partus spontan di bidan, tidak ada perdarahan
5. Riwayat ginekologi dan penyakit/pembedahan sebelumnya
a. Masalah obsgyn/ infertilitas :-
b. Operasi yang pernah dialami : tidak pernah
c. Penyakit berat lainya : tidak ada
6. Riwayat kesehatan/penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti kanker, DM, hipertensi.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit berat seperti hipertensi, diabetes
mellitus, jantung, kanker.
8. Riwayat KB
Klien tidak pernah KB, menggunakan metode kalender
9. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Orang yang terdekat dengan pasien : suami dan keluarga
b. Interaksi dalam keluarga : klien tampak rukun dengan keluarga
c. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
1) Hal yang dipikirkan saat ini : klien mengatakan ingin segera sembuh
2) Harapan setelah menjalani pertawatan/pengobatan : segera sembuh
3) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : nyeri
d. Mekanisme koping : klien menerima penyakitnya, pasrah dan bersyukur
kepada Tuhan apapun yang terjadi.
e. Aktifitas agama/kepercayaan yang dilakukan
Klien beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu
10. Kebutuhan dasar
NO URAIAN SEBELUM SESUDAH
Kebutuhan Aman dan Nyaman
1 Apakah ada rasa nyeri? Ya, daerah perut Klien saat ini mengeluh nyeri pada
Dibagian mana? daerah area perut dan menyebar sekitar
Jelaskan secara rinci : PQRST pinggang, terasa seperti diremas-remas
dan terus menerus. Nyeri agak
berkurang saat klien posisi diam atau
tidur.
2 Apakah ada rasa Ya, daerah perut seperti hamil Ya, sekitar daerah perut, karena masih
ketidaknyamanan terdapat jaringan ca d rongga abdomen
?
Di bagian mana ?
Kebutuhan aktifitas-istirahat dan Tidur
Bagaimana pola tidur klien? Siang : kadang-kadang selama 1 jam Kadang – kadang terbangun karena saat
(jam, berapa lam, nyenyak/tidak Malam : dari jam 21.00 – 04.00 WIB berubah posisi terasa nyeri dan banyak
menjelang tidur? sekitar 8 jam. orang di kamar perawatan.
Apakah klien sering terjaga saat ya ya
tidur?
Pernahkan mengalami tidak Ya, saat berubah posisi nyeri
gangguan tidur? Jenis nya?
Apa hal yang ditimbulkan akibat Tidak ada Tidak ada
gangguan tersebut?
Kebutuhan cairan
Berapa banyak klien minum 3 liter/hari 1,5 liter per hari
perhari? Gelas?
Minuman apa yang disukai klien Air putih, kadang the manis Air putih
dan yang biasa diminum klien?
Apakah ada minuman yang Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
disukai/ dipantang?
Bagainama pola pemenuhan Dalam batas normal
cairan perhari?
Balance Cairan
Bunyi nafas?
Apakah yang dilakukan klien Klien bercerita ke suami dan sholat Klien bercerita ke suami dan sholat
untu mengatasi masalah?
Apakah klien mengguanakan Tidak Tidak
alat bantu pernafasan? (Ya,
jelaskan apa jenisnya)
Posisi yang nyaman bagi klien? - Tidur telentang atau setengah duduk
Apakah ada alergi? terhadap Tidak ada Tidak ada
apa?
Personal Hygiene
Bagaimana pola Mandi : 2x/hari Mandi 2x/hari diseka
personal hygiene? Gosok gigi 2x /hari Gosok gigi, hanya kumur-kumur
Berapa kali mandi, gosok gigi
dll?
Berapa hari klien terbiasa 3 x/minggu Selama sakit belum pernah keramas
cuci rambut
Apakah klien memerlukan tidak Ya, oleh suami dan kakak
bantuan dalam melakukan
personal hygiene?
Seksualitas
Apakah ada kesulitan Tidak ada Tidak melakukan hubungan sex selama
dalam hubungan sakit
seksual?
Apakah keadaan sekarang tidak Tidak terkaji
mempengaruhi /
mengguangggu fungsi seksual?
Masalah Keperawatan Nyeri Nyeri, gangguan mobilisasi fisik, resiko
infeksi
11. Pemeriksaan fisik
a. Pemariksaan umum
1) Keadaan umum : klien sampak sakit sedang, klien tampak menyeringai
menahan sakit saat bergerak, tampak luka bekas pasang drain di perut.
2) System penglihatan :
a) Posisi : simetris
b) Kelopak mata : normal
c) Pergerakan bola mata : normal
d) Konjungtiva : ananemis
e) Kornea : normal
f) Sklera : an ikterik
3) System pendengaran
a) Fungsi pendengaran : dalam batas normal
b) Lain-lain :-
4) System wicara : tidak ada kesulitan/gangguan wicarta
5) System pernafasan
a) Jalan nafas : bersih
b) RR : 24 x/menit
c) Kedalaman : normal
d) Sesak : tidak ada
e) Suara nafas : normal
6) System kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
HR : 86 x/menit
Denyut : kuat
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 380C
Distensi vena jugularis : tidak ada
b) Sirkulasi jantung
Irama : teratur
Kelainan bunyi jantung : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
7) System pencernaan
a) Keadaan gigi dan mulut
Stomatitis : tidak ada
Lidah : Bersih
Gigi palsu : tidak ada
b) Nafsu makan : kurang
c) Kesulitan menelan : tidak ada
d) Mual : tidak ada
e) Muntah : tidak ada
f) Nyeri perut : ya
g) Karakteristik nyeri : seperti diremas-remas disekitar perut
sampai kepinggang, nyeri akan hilang bila klien posisi diam.
h) Bising usus :-
i) Konstip[asi : tidak ada
j) Diare : tidak ada
8) System saraf pusat : tingkat kesadaran compos mentis
9) System perkemihan
a) Perubahan pola kemih : tidak ada
b) Jumlah urine : 1300 cc/24 jam, warna kuning kecoklatan
c) Distensi kandung kemih : tidak ada
10) System integument
a) Turgor kulit : baik
b) Warna kulit : kemerahan
c) Keadaan kulit : kemerahan
d) Keadaan ramput : tidak mudah rontok
e) Kebersihan : tampak bersih
11) System musculoskeletal
a) Kesulitan dalam pergerakan : ya, klien mengatakan ingin bergerak
tetapi nyeri jadi belum bisa bergerak bebas.
b) Sakit pada tulang/sendi : tidak ada
b. Pemeriksaan payudara dan axila
1) Buah dada
Bentuk : simetris
Konsistensi : lembek
Massa : tidak ada
2) Putting susu : normal
3) Pengeluaran : tidak ada
4) Axilla : tidak menonjol
5) Pengetahuan tentang SADARI : tahu
c. Pemeriksaan abdomen
1) Abdomen : Membesar, lingkar Perut : 38cm
2) Massa : ada masa di dalam rongga abdomen
d. Pemeriksaan genetalia eksterna dan inguinal
1) Vulva
a) Keadaan : bersih
b) Rambut pubis : normal
c) Ulkus : tidak ada
d) Nyeri : ya, nyeri perut sampai ke atas simpisis pubis
e) Kelenjar bartolini : tidak ada
2) Massa : tidak ada
12. Hasil pemeriksaan penunjang
HASIL NILAI KET
TANGGAL PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN NORMAL
14/12/2018 Laboratorium
HB 12,6 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit 14,17 4,4 – 11,3
Trombosit 542 150 - 400
Hematocrit 26,8 35 - 47
BT 2 menit 1 – 3 menit
CT 10 menit 4 – 11 menit
Golongan darah B/RH +
HBsAg Non reaktif Non reaktif
GDS 82 mg/dl 70 - 110
SGOT 15,2 u/L 31
SGPT 27,9 u/L 33
Ureum 29,2 mq/dl 15,0 – 50,0
Creatinin 0,92 mq/dl 0,50 – 0,90
18/12/2018 HB 10,1 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl
Hematokrit 31,3 35 - 47
Trombosit 494 150 - 400
Leukosit 16,19 4,4 – 11,3
Diagnostik
04/12/2018 Foto Thorak Dalam batas
normal
13. Therapy
TANGGAL NAMA OBAT WAKTU DOSIS
PEMBERIAN
14/12/2018 Ceftriaxon ( IV ) Jam 16.00 WIB 1 gr (3 x 1 gr)
Provenid supp Jam 16.00 WIB 500 mg (1x 500 mg)
Keterolac ( IV ) Jam 16.00 WIB 30 mg (3 x 30 mg)
20/12/2018 Ceftriaxon ( IV ) Jam 08.00 WIB 1 gr (3 x 1 gr)
Keterolac ( IV ) Jam 08.00 WIB 500 mg (3x 500 mg)
Jam 08.00 WIB 30 mg (3 x 30 mg)
B. Analisa Data
DS :
4. Skala nyeri 5
3 DO : Prosedur Inpasif Risiko infeksi
2. Suhu : 38 0C
DO:
D. Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONALISASI
KEPERAWATAN HASIL
NIC
NOC
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
adanya agen cidera fisik keperawatan selama 1 x 24 jam
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengkaji tingkat nyeri
(prosedur bedah) yang diharapkan skala nyeri
secara komprehensif (PQRST) pasien untuk menentukan
ditandai dengan : berrkurang sampai hilang
tindakan selanjutnya
dengan kriteria : 2. Kaji pengetahuan dan
DO :
kepercayaan klien mengenai 2. Mengkaji pengetahuan klien
1. Klien tidak tampak
3. Klien tampak meringis nyeri mengenai nyeri untuk
menahan sakit
menahan sakit langkah selanjutnya
2. Klien dapat mobilisasi
4. Klien tampak 3. Mengetahui perubahan
bertahap tanpa menahan 3. Mengobservasi tanda – tanda
memegang perut saat system tubuh.
sakit vital
berubah posisi
4. Meningkatkan pengetahuan
3. Klien mampu mengenal 4. Beri informasi mengenai nyeri klien tentang nyeri
dan melakukan manajemen
DS : 5. Ajarkan prinsip manajemen 5. Memberikan kesempatan dan
nyeri
nyeri dengan tehnik relaksasi edukasi ke klien dan keluarga
5. Klien mengatakan nyeri
4. Skala nyeri 1-3 dan distraksi. untuk mengurangi nyeri
di daerah luka operasi
sampai ke pinggang saat 6. Kolaborasi dengan dokter 6. Menentukan pengobatan
berubah posisi. untuk therapy analgetik bila yang mendukung
skala nyeri 7 – 10 kesembuhan klien
6. Klien mengatakan terasa
diremas-remas
8. Skala nyeri 5
3 Risiko Infeksi b.d. prosedur Tidak terjadi infeksi setelah Identifikasi risiko :
invasif yang ditandai dilakukan tindakan
1. Kaji risiko secara rutin 1. Mengkaji faktor – faktor
dengan : keperawatan selama 3 x 24 jam
DO : dengan kriteria : 2. Identifikasi faktor risiko risiko terjadinya infeksi
4. Tampak luka operasi di 1. suhu tubuh normal 3. Edukasi nutrisi yang 2. Menidentifikasi faktor risiko
perut mengurangi risiko untuk langkah selanjutnya
2. tidak ada tanda-tanda
5. Suhu : 38 0C infeksi (Dolor, kalor, 4. Observasi tanda-tanda infeksi 3. Meningkatkan pengetahuan
tumor, rubor, fungsio laesa) klien tentang nutrisi yang
6. Hasil lab leukosit 5. Observasi TTV
pada luka operasi dan mengurangi risiko
tanggal 14/12/2018 : sekitarnya. 6. Kolaborasi dengan analis
4. Mengetahui adanya tanda-
14,17 untuk pemeriksaan
3. hasil lab leukjosit dalam tanda infeksi
laboratorium
7. kulit teraba panas batas normal 4,4 – 11,3
5. Mengetahui perubahan
7. Kolaborasi dengan dokter
system tubuh
untuk pemberian terapi
6. Mengetahui perubahan
system tubuh melalui
pemeriksaan lab
7. Menentukan pengobatan
yang mendukung
kesembuhan klien
1. Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
tidak terpaparnya keperawatan selama 2 x 24 jam
Identfikasi kesiapan dan Identfikasi kesiapan dan
informasi diharapkan kemempuan menerima informasi kemempuan menerima informasi
1. Keluarga dapat memahami 1. Sediakan materi dan media 4. Sediakan materi dan media
tentang penyakit pensisikan kesehatan pensisikan kesehatan
2. Keluarga mampu 2. Jadwalkan pendidikan 5. Jadwalkan pendidikan
melakukan pencegahan kesehatan sesuai kesepakatan kesehatan sesuai
3. Berikan kesempatan kepada
dan perawatan dirumah kesepakatan
keluarga untuk bertanya 6. Berikan kesempatan kepada
Keluarga mampu untuk segera
Edukasi : keluarga untuk bertanya
pergi berobat apabila tanda dan
Edukasi :
gejala memberat 1. Jelaskan penyebab dan faktor
resiko penyakit 7. Jelaskan penyebab dan
2. Jelaskan patofisiolohgi
faktor resiko penyakit
proses timbulnya penyakit 8. Jelaskan patofisiolohgi
3. Jelaskan tanda dan gejala
proses timbulnya penyakit
yang ditimbulkan oleh 9. Jelaskan tanda dan gejala
penyakit yang ditimbulkan oleh
4. Jelaskan kemungkinan
penyakit
terjadinya komplikasi 10. Jelaskan kemungkinan
5. Ajarkan cara meredakan atau
terjadinya komplikasi
mengatasi gejala yang 11. Ajarkan cara meredakan atau
dirasakan anjurkan cara mengatasi gejala yang
meminimalkan efek samping dirasakan anjurkan cara
dari pengobatan meminimalkan efek samping
6. Anjurkan melapor jika
dari pengobatan
merasakan tanda dan gejala
Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan
memberat atau tidak biasany