Laporan Praktikum Kimia Organik
Laporan Praktikum Kimia Organik
Laporan Praktikum Kimia Organik
I. Tujuan
1. Mengkalibrasi thermometer dengan cara dingin
2. Memisahkan dietil eter dengan air dengan cara destilasi sederhana
3. Memisahkan aseton dengan methanol dengan cara destilasi
bertingkat
II. Prinsip
1. Penurunan suhu sehingga thermometer mencapai titik minimalnya
2. Pemisahan larutan berdasarkan titik didih yang cukup jauh
3. Pemisahan larutan berdasarkan titik didih yang berdekatan
III. Teori
Kalibrasi merupakan proses memastikan suatu kebenaran nilai-nilai yang
telah ditunjukan oleh instrument ukur ataupun suatu sistem pengukuran dan
juga nilai-nilai yang diabadikan di suatu bahan ukur yaitu melalui cara
membandingkan dengan suatu nilai konvensional dan diwakili oleh suatu
standar ukur yang telah memiliki kemampuan telusur yaitu sesuai standar
nasional maupun internasional. Ataupun dengan kata lain kalibrasi merupakan
suatu metode untuk menentukan kebenaran suatu konvesional nilai
penunjukan alat inspeksi ataupun alat pengukuran serta suatu alat pengujian
(Roth,1998).
Suhu akan menunjukan derajat panas dari suatu benda dimana semakin
tinggi suhu benda maka akan semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopisnya, suhu akan menunjukkan suatu energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Suatu benda mengandung atom-atom yang masing-masingnya
bergerak, dalam bentuk perpindahan ataupun bergerak ditempat dalam bentuk
getaran. Jika suatu atom-atom penyusun suatu benda semakin tinggi pula suhu
benda tersebut. Termometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suhu (Tipler, 1998).
3.1 Pengertian Termometer
Termometer merupakan alat untuk mengukur suhu suatu benda dan
menyatakannya dengan sebuah angkat. Biasanya terdiri dari sebuah pipa
kaca yang memiliki rongga dimana berisi zat cair berupa air raksa dan
pada bagian atas cairan merupakan ruang yang hampa udara. Pembuatan
thermometer berdasarkan prinsip bahwa volume suatu zat cair akan
mengalami perubahan apabila dipanaskan ataupun didinginkan. Volume
pada zat cair bertambah jika dipanaskan sedangkan apabila mengamali
pendinginan akan berkurang. Turun atau naiknya suatu cairan digunakan
sebagai acuan yang kemudian digunakan untuk menentukan suhu suatu
benda. (Endang., dkk, 1996)
3.2 Jenis-Jenis Termometer
Adapun jenis-jenis thermometer diantaranya:
a. Termometer Laboratorium
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur suhu dari air dingin
maupun air yang sedang dipanaskan. Termometer laboratorium
menggunakan air raksa untuk menunjukkan suhu. Ketika raksa
dimasukkan ke dalam pipa kapiler dan pipa dibungkus dengan suatu kaca
yang tipis agar thermometer dapat dengan cepat menyerap panas
(Endang., dkk, 1996).
f. Destilasi Uap
Destilasi uap dapat dugunakan untuk memisahkan suatu campuran
yang senyawa-senyawanya memiliki titik didih mencapai 200°C atau
bahkan lebih. Destilasi ini dapat menguapkan senyawa-senyawa dengan
suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer yaitu menggunakan uap
maupun air yang mendidih (Endrini, Susi., dkk, 2011).
0
Gambar Alat Destilasi Uap.
3.5 Pengertian Kondensor
Kondensasi adalah perubahan wujud dari uap menjadi cair.
Kondensasi akan terjadi apabila tekanan maksimum dan dibawah suhu
kritisnya. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan dan akan mencair.
Kondensasi juga merupakan sebuah pendingin atau suatu penukar panas
yang dapat digunakan untuk beberapa tujuan (Marwan, 2005).
3.6 Jenis-Jenis Kondensor
Kondensor ada tiga macam menurut pendinginannya, yaitu:
a. Kondensor dengan pendingin udara (aircooled)
b. Kondensor dengan pendinginan air (watercooled)
c. Kondensor dengan pendinginan campuran udara dan air (evaporative).
(Marwan, 2005)
Jenis-jenis kondensor berdasarkan klasifikasi umum:
a. Surface Kondensor
Prinsip kerja surface kondensor steam akan masuk kedalam shell
kondensor yaitu melalui steam inlet connection yang terdapat pada bagian
atas kondensor. Steam kemudian akan bersinggungan dengan tube
kondensor yang memiliki temperatur rendah sehingga temperatur siste,
akan turun dan terkondensasi dan menghasilkan kondensat yang terkumpul
pada hotwell (Marwan, 2005).
b.Direct-Contact Condensor
Direct contact condenser mengkondensasi steam yang kemudian
dicampur dengan air pendinginan (Marwan, 2005).
IV. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia,
thermometer, alat destilasi sederhana, alat destilasi bertingkat dan label.
Bahan yang digunakan dalam perobaan ini adalah bongkahan es kcil,
air dingin, dietil eter, air, aseton, methanol, batu didih.
V. Prosedur
5.1 Kalibrasi Termometer
Diisi gelas kimia dengan bongkahan es kecil secukupnya hingga dapat
mencelupkan ujung termometer. Ditambahkan sedikit air dingin hingga
sebagian bongkahan sedikit mengembang di permukaan air dan
memungkinkan sensor termometer terendam sempurna. Dicelupkan
termometer kedalam es hingga bagian sensor termometer terendam.
Diaduk air es pelan-pelan dengan termometer agar suhu homogeny dan
diamati perubahan penurunan suhu yang teramati pada skala termometer.
Dicatat skala termometer tanpa mengangkat termometer dari dalam es
ketika suhunya sudah tidak turun lagi dan stabil selama 10-15 detik. Jika
pembacaan skala berada dalam trayek 1°C dibawah atau diatas 0°C, maka
termometer layak pakai. Jika pembacaan melebihi trayek, ditukarkan
termometer dengan yang baru lalu dikalibrasi kembali, dikeringkan
termometer dengan kertas tisu.
5.2 Destilasi Sederhana
Dipasang peralatan destilasi sederhana
Dimasukan 50 mL campuran dietil eter-air (1:1) ke dalam labu
(jumlah maksimum setengah labu). Dimasukan beberapa potong batu
didih ke dalam labu. Dilakukan pemanasan menggunakan hot mantle.
Diatur pemanasan agar destilat menetes secara teratur dengan kecepatan
satu tetes per detik. Diamati dan dicatat suhu dimana tetesan pertama
mulai jatuh. Diganti penampung dengan yang bersih, kering dan berlabel
untuk menampung destilat murni, yaitu destialt yang suhunya sudah
mendekati suhu didih sebenarnya sampai suhunya konstan. Dicatat suhu
dan volume destilat secara teratur setiap selang jumlah penampungan
destilat tertentu, yaitu setiap 2 mL sampai tertampung sekitar 10 mL.
5.3 Destilasi Bertingkat
Dipasang peralatan destilasi bertingkat.
Dimasukan 50 mL campuran aseton-methanol (1:1) ke dalam labu
(jumlah maksimum setengah volume labu). Dimasukan beberapa potong
batu didih ke dalam labu. Dilakukan pemanasan menggunakan hot mantle.
Diatur pemanasan agar destilat menetes secara teratur dengan kecepatan
satu tetes per detik. Diamati dan dicatat suhu dimana tetesan pertama
mulai jatuh. Diganti penampung dengan yang bersih, kering dan berlabel
untuk menampung destilat murni, yaitu destialt yang suhunya sudah
mendekati suhu didih sebenarnya sampai suhunya konstan. Dicatat suhu
dan volume destilat secara teratur setiap selang jumlah penampungan
destilat tertentu, yaitu setiap 2 mL sampai tertampung sekitar 10 mL.
VI. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
6.1 Kalibrasi Termometer
Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa terometer layak pakai
karena stabil pada trayek dibawah 1°C diatas 0°C dalam waktu 15 detik
6.2 Destilasi Sederhana
Dari hasil percobaan didapatkan hasil pada tetesan pertama pada
suhu 59°C, pada 2 mL pertama di suhu 72°C, pada 2 mL kedua di suhu
73°C, pada 2 mL ketiga di suhu 72°C, pada 2 ml keempat di suhu 71°C
dan pada 2 mL kelima di suhu 71°C
Dengan kurva destilasi sederhana
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5
VII. Pembahasan
Setelah termometer dicelupkan kedalam campuran es dan sedikit
air didapatkan hasil bahwa terometer layak pakai karena stabil pada trayek
dibawah 1°C diatas 0°C dalam waktu 15 detik, turunnya skala termometer
pada suhu dingin dikarenakan termometer air raksa menggunakan skala
celcius dan fahreinhait, sedangkan pada praktikum kali ini air raksa
dengan skala celcius dimana menggunakan dua titik penting pada bagian
skalanya, yaitu suhu saat es mencair, sehingga es mencair pada skala
kalibrasi termometer dalam praktikum ini, dan menyebabkan air raksa
akan turun perlahan dan berhubungan dengan suatu kecepatan dari proses
pendinginan, selain itu air raksa memiliki sifat memuai jika suhu dinaikan
dan menyusut jika suhu diturunkan. Pada praktikum kali ini air raksa akan
mengalami penyusutan pada proses kalibrasi termometer dengan cara
dingin.
Pada proses destilasi ini menggunakan termometer yang bertujuan
untuk mengkontrol suhu agar suhu sesuai dengan yang diinginkan untuk
memperoleh destilat murni. Memposisikan termometer diantara labu dan
kondensor (persimpangan menuju kondensor) hal ini dikarenakan untuk
memperoleh hasil yang maksimal dimana agar suhu yang teramati pada
skala termometer merupakan suhu uap senyawa yang akan diamati.
Adapun jenis-jenis termometer diantaranya:
a. Termometer Laboratorium
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur suhu dari air dingin
maupun air yang sedang dipanaskan. Termometer laboratorium
menggunakan air raksa untuk menunjukkan suhu.
b. Termometer Ruang.
Termometer ruang digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan
dengan cara menggabungkan pada berbagai alat lain, misalnya: pada alat
penunjuk waktu, hiasan dinding dan sebagainya.
c. Termometer Inframerah
Termometer inframerah digunakan untuk mengetahui suhu suatu
benda dengan cara menyinarkan inframerah ke benda yang dituju.
Pada praktikum kali ini menggunakan termometer laboratorium
yaitu yang menggunakan air raksa untuk menunjukkan suhu.
Dalam proses destilasi menggunakan beberapa rangkaian alat
diantaranya yaitu adaptor, dimana digunakan adaptor bertujuan untuk
menghubungkan kondensor dengan labu utuk menampung destilat,
sehingga cairan destilat yang menguap akan tertampung dalam wadah
penampung destilat sehingga tidak akan menguap keluar selain ke
penampung destilat selama belangsungnya proses destilasi.
Dilakukan pemanasan untuk memanaskan campuran larutan yang
terdapat pada labu bulat, pada proses pemanasan ini menggunakan batu
didih yang bertujuan untuk mempercepat proses pemanasan yaitu dengan
cara menahan tekanan panas pada sampel dan menyebarkannya ke
seluruh bagian sampel.
Selain itu dalam alat destilasi ada bagian kondensor yang bertujuan
untuk mendinginkan uap yang mengalir, dimana menggunakan air
sebagai pendingin yang masuk dari bawah dan keluar dari atas dengan
tujuan agar terisi air dengan maksimal, jika air masuk melalui atas maka
air dalam kondensor tidak akan memenuhi kondensor dan tidak dapat
digunakan untuk mendinginkan uap yang melaluinya.
Adapun jenis-jenis kondensor diantaranya:
a. Surface Kondensor
Prinsip kerja surface kondensor steam akan masuk kedalam shell
kondensor yaitu melalui steam inlet connection yang terdapat pada
bagian atas kondensor.
b. Direct-Contact Condensor
Direct contact condenser mengkondensasi steam yang kemudian
dicampur dengan air pendinginan.
Pemisahan dietil eter dari air dengan menggunakan destilasi
sederhana menunjukan hasil tetesan pertama pada suhu 59°C, dimana
destilat yang didapat adalah dietil eter yang memiliki titik didih 34,6°C,
sehingga jelas bahwa tetesan pertama mermiliki titik didih diatas titik
didih dietil eter, sehingga destilatnya adalah dietil eter murni. Adapun
ketidaktepatan suhu yang ditunjukan oleh skala termometer merupakan
suhu ruangan dalam alat destilasi.
Dietil eter mengalami penguapan lebih dahulu karena dietil eter
memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu 34,6°C dibandingkan air yaitu
100°C dan titik didih kedua pelarut cukup jauh sehingga menggunakan
metode pemisahan destilasi sederhana.
Karena sifat dietil eter yang mudah menguap sebaiknya labi
ditutup agar proses maksimal dan dihasikannya rendeman yang lebih
banyak.
Pemisahan aseton dari metanol dengan menggunakan destilasi
bertingkat menunjukan hasil tetesan pertama pada suhu 48°C, dimana
destilat yang didapat adalah aseton yang memiliki titik didih 56,05°C.
sehingga jelas bahwa tetesan pertama memiliki titik didih dibawah titik
didih aseton, sehingga destilatnya bukanlah destilat murni. Salah satu
faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian diantaranya ikatan yang
terentuk dari molekul zat murni dengan pelarut sangat lemah, sehingga
sangat mudah terjadi penguapam, dibandingkan dengan kuat dan stabilnya
ikatan darizat murni dengan pelarut.
Aseton mengalami penguapan lebih dahulu karena memiliki titik
didih yang lebih rendah yaitu 56,05°C dibandingkan metanol yaitu 64,7°C
dan kedua pelarut memiliki titik didih yang berdekatan sehingga
menggunakan metode pemisahan destilasi bertingkat.
Pada destilasi bertingkat menggunakan dua kondensor karena
mengalami dua kali kondensasi, yaitu karena titik didih kedua pelarut yang
berdekatan sehingga pada kondensor pertama dua pelarut akan menguap
dan kemudian pada kondensor kedua pelarut yang memiliki titik didih
lebih rendah akan kembali menguap dan mengalami pendinginan di
kondensor sehingga dapat berubah menjadi fase cair dan tertampung pada
penampung destilat.
VIII. Kesimpulan
1. Hasil dari mengkalibrasi thermometer pada kisaran 0°C – 1°C
sehingga thermometer dinyatakan layak pakai
2. Dietil eter dapat dipisahkan dari campuran dengan air menggunakan
destilasi sederhana
3. Aseton dapat dipisahkan dari campuran dengan methanol
menggunakan destilasi bertingkat.
IX. Daftar Pustaka
Endang, dkk. (1996). Instrumentasi dan Pengendalian Proses. Direktorat
Jendral Pendidikan: Bandung
Endrini, Susi., dkk. (2011). Destilasi Minyak Atsiri Daun Surian Sebagai
Krim Pencegah Nyamuk Aedes Aegypty L. Fakultas Kedokteran
Universitas Yasri: Jakarta
Ibrahim, S., Sitorus, M. (2013). Teknik Laboratorium Kimia Organik. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Marwan, Efendi. (2005). Pengaruh kecepatan Udara pendingin kondensor
terhadap koefisien Prestasi Air Conditioning. Jurnal teknik
Gelagar vol 16.
Roth. (1988). Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Syukri. (2007). Kimia Dasar 2. Penerbit ITB: Bandung.
Tim Kimia Kimia Organik. (2019). Penutun Praktikum Kimia Organik.
Program Studi Farmasi-FMIPA Universitas Islam Bandung.
Tipler, Paul A. (1998). Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Zulfa. (2009). Pengukuran Suhu Menggunakan Termometer Inframerah.
Erlangga: Pekanbaru.