Tugas UT Hukum Perjanjian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Patriot Sugiarto

NIM : 030092613

1. Sebutkan syarat perjanjian kerja antara perusahaan dan pegawai?

2. Apakah jual beli dapat memutuskan sewa menyewa? Berikan penjelasan dengan
pengaturan hukum yang melandasinya!

Jawaban

1. Dasar hukum dari sahnya suatu perjanjian adalah pasal 1320 KUHPer. Disebutkan bahwa
sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu :
a. Kesepakatan para pihak
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
c. Suatu hal yang tertentu
d. Suatu sebab yang halal

Dalam suatu perjanjian kerja, sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat 1 UU


Ketenagakerjaan (UUK), syarat sahnya suatu perjanjian secara lebih khusus
mensyaratkan :
a. Kesepakatan kedua belah pihak
b. Kemampuan atau kecakapan dalam melakukan perbuatan hokum
c. Adanya pekerjaaan yang diperjanjikan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perjanjian kerja dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan. Perjanjian kerja
yang dibuat secara lisan hanya untuk Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
dan harus disertai dengan surat pengangkatan. Sementara untk Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) wajib dibuat secara tertulis. PKWT yang dibuat secara lisan adalah
bertentanagan dan menjadi PKWTT.

a. Kesepakatan para pihak


Suatu perjanjian harus mensyaratkan adanya kesepakatan para pihak. Hal ini berarti
bahwa suatu perjanjian tidak bisa dibuat secara sepihak. Suatu pihak tidak dapat
mengakui adanya suatu perjanjian jika pihak lain tidak menyepakati adanya perjanjian
tersebut. Dalam hal ini maka harus ada kesepakatan antara perusahaan dan pegawai.

b. Kecapakan
Mengenai perjanjian kerja, ketentuan yang berlaku sangat berbeda dengan ketentuan
perjanjian secara umum berdasarkan KUHPer, yang mensyaratkan batasan usia 21
tahun. Hukum Ketenagakerjaan mensyaratkan batasan usia anak yang boleh
diperkerjakan yaitu usia antara 13 sampai dengan 15 untuk melakukan pekerjaan
ringan sepanjang tidak menggangu pekerjaan fisik, mental dan social (pasal 69 ayat 1
UUK). Serta beberapa ketentuan lain mengenai batas usia anak . Mengenai kriteria
anak UU PA menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
Tahun. Selama tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang, setiap
orang berhak melakukan perjanjian kerja.

c. Adanya pekerjanaan yang diperjanjikan


Suatu perjanjian kerja harus secara tegas menyebutkan jenis pekerjaan yang akan
dikerjakan oleh pihak pekerja. Hal ini tentu saja untuk menghindari perbedaan atau
permasalahan yang mungkin timbul kemudian. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal
54 ayat 1 UUK, perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya
memuat :
1) Nama, alamat, dan jenis perusahaan
2) Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja /buruh
3) Jabatan atau jenis pekerjaan
4) Tempat pekerjaan
5) Besarnya upah dan cara pembayaran
6) Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja
7) Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
8) Temat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
9) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja

d. Pekerjaan yang diperjanjika tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,


dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pada dasarnya hukum harus menjamin ketertiban umum. Juga menjamin tidak terjadi
tumpah tindih dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam sebuah
perjanjian kerja, tidak diperkenankan adanya sebuah perjanjian yang bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundangan lainnya
2. Berakhirnya perjanjian sewa menyewa pada dasarnya berakhir sesuai dengan perjanjian
pada umumnya berdasarkan pasal 1381 KUHPer. Secara khusus perjanjian sewa
menyewa dapat berakhir karena 2 hal yaitu :
a. Masa sewa berakhir
b. Terpenuhinya syarat tertentu dalam perjanjian sewa menyewa
Suatu perjanjian sewa menyewa pada umunya dapat mencantumkan syarat batal
maupun syarat tangguh terhadap perjanjian apabila telah dipenuhi syata perjanjian
sebagaimana yang diperjanjikan tersebut. Pasal 1575 KUHper menentukan bahwa
perjanjian sewa menyewa berakhir karena adanya satu pihak yang meninggal dunia
baik penyewa maupun pihak yang menyewakan. Seluruh kewajibannya diteruskan
oleh ahli warisnya. Selain itu perjanjian sewa menyewa tidak dapat diputus
apabila barang yang disewakan beralih melalui jual beli kecuali telah ditentukan
sebelumnya dalam perjanjian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai