Laporan Magang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 pada


Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa
Timur

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi mata kuliah magang

Dosen Pembimbing: Dony Burhan Noor Hasan, Lc., M.A.

Disusun Oleh:

Sayu Rachma Widiarti (170721100054)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2020
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL MAGANG
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Judul Magang : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangaan (PSAK) 109 pada Laporan Keuangan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi
Jawa Timur
Nama Lengkap : Sayu Rachma Widiarti (170721100054)
Jurusan : S1 Ekonomi Syariah
Tempat Magang : Baznas Jatim Jl. Dukuh Kupang No 122-124,
Dukuh Pakis, Kec.Dukuh Pakis, Kota Surabaya,
Jawa Timur, 60225, Indonesia
Waktu : 6 Januari - 31 Januari 2020

Bangkalan, 7 Februari 2020


Mengetahui dan Menyetujui
Dosen Pamong Dosen Pembimbing

H.Benny Nur Miftahul Ulum., S.Sos.I, Dony Burhan Noor Hasan, Lc.,M.A.
MM NIP. 198604272014041001
Dosen Penguji Ketua Jurusan Ilmu Keislaman

Khoirun Nasikh, S.HI., M.HI


NIP. NIP. 197912292015041002

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alllah SWT dimana berkat rahmat dan hidayahNya,
kami diberi kesehatan dan kekuatan yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan Magang yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah wajib Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Trunjoyo Madura
sebagai pelatihan langsung kepada mahasiswanya.
Pada dasarnya dari kegiatan magang ini diharap mampu mengembangkan
apa yang sudah dipelajari di bangku perkuliahan maupun di berbagai acara
pelatihan yang disediakan oleh Prodi Ekonomi Syariah. Praktik ini dilaksanakan
untuk menambah wawasan dan pengembangan serta pengalaman mahasiswa
dalam dunia praktek yang sebenarnya.
Laporan ini merupakan hasil dari Praktik Kerja Lapangan yang telah penulis
lakukan selama satu bulan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi
Jawa Timur. Sekaligus juga untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Magang.
Serta sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana Ekonomi Islam.
Dalam menyelesaikan laporan ini, tidak lepas dari banyak pihak yang telah
memberikan masukan dan bantuan kepada penulis. Maka, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan
moral maupun materi guna menjalankan kegiatan Magang sesuai
dengan harapan.
2. Shofiyun Nahidloh, S.Ag., M.H.I. selaku Dekan Fakultas Keislaman
Universitas Trunojoyo Madura
3. Khoirun Nasik, S.HI., M.HI. selaku Ketua Jurusan Ilmu Keislaman
4. Dony Burhan Noor Hasan, Lc., M.A. selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan,
memberi semanat dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan
laporan ini hingga selesai.
5. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Ilmu Keislaman Program Studi
Ekonomi Syariah Universitas Trunojoyo Madura yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

2
6. Bapak Benny Nur Miftahul Ulum, S.Sos,I. MM Sekretaris Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jawa Timur sekaligus pembimbing
dalam kegiatan Magang yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan kegiatan Magang.
7. Ibu Dwindayatie, S.E selaku Kepala Bagian Perencanaan, Keuangan
& Pelaporan yang telah membantu memberikan wawasan lebih
dalam mengenai Laporan Keuangan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Magang.
8. Seluruh karyawan Kantor BAZNAS Jawa Timur yang telah
memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat.
9. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, namun telah memberikan dukungan atas penyelesaian
Laporan Magang ini.
Namun demikian, penyusun menyadari bahwa di dalam laporan ini terdapat
banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran saya sangat harapkan demi
penyempurnaan laporan ini. Dan tak lupa pula penyusun mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
laporan ini.

Bangkalan, 7 Februari 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat Magang .............................................................. 7
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ........................................... 7
D. Capaian Kegiatan ................................................................................ 8
BAB II HASIL KEGIATAN MAGANG ............................................................. 10
A. Gambaran Umum BAZNAS Jawa Timur ........................................... 10
B. Uraian Kegiatan Magang ..................................................................... 17
C. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 pada
Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi
Jawa Timur ......................................................................................... 20
BAB III PENUTUP............................................................................................... 31
A. Kesimpulan ........................................................................................... 31
B. Saran ..................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 34

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal sebuah perusahaan atau lembaga didirikan, para pemimpin
perusahaan atau lembaga sudah menetapkan maksud dan tujuan yang akan
dicapainya. Tujuan ini disusun baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang. Tujuan jangka panjang memiliki waktu pencapaian lebih dari satu tahun
dan untuk mencapai tujuan jangka panjang perlu disusun tujuan jangka pendek,
dimana waktu pencapaiannya tidak lebih dari satu tahun atau maksimal satu
tahun. Penyusunan tujuan ini sesuai dengan visi dan misi perusahan atau lembaga
tersebut.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu ditetapkan target yang harus
dicapai dalam satu periode beserta rencana anggaran yang harus disediakan.
Target ini disusun dalam bentuk rencana berisi kegiatan yang harus dilakukan.
Penyusunan rencana biasanya dibuat oleh masing-masing fungsi manajemen yang
ada dalam suatu perusahaan atau lembaga. Salah satunya adalah manajemen
keuangan.
Pengelolaan keuangan dalam perusahaan atau lembaga merupakan kunci
utama untuk kegiatan operasional yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan tersebut. Bila pemakaian dana tidak terkontrol akan berakibat
keuangan kosong yang dapat menimbulkan kerugian. Keuangan yang kosong
menyebabkan terganggunya semua kegiatan operasional perusahaan atau lembaga
dan kerugian akibat pengelolaan keuangan yang buruk akan mengakibatkan
perusahaan tersebut gulung tikar atau bangkrut. Maka diperlukan manajemen
untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan atau lembaga.
Manajemen sebagai alur keluar-masuknya dana perusahaan atau lembaga
yang terkontrol akan menunjukkan kredibilitas perusahaan dengan baik. Dalam
kondisi keuangan yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi
masalah keuangan perusahaan tersebut.
Manajemen keuangan membicarakan teori keuangan yang pada dasarnya
dapat dilakukan oleh individu. Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu

5
fenomena dibidang keuangan bisa terjadi, dan mengapa keputusan keuangan perlu
diambil dalam menghadapi persoalan keuangan. Manajemen sendiri sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dari periode ke
periode atau dari tahun ke tahun dapat dimanfaatkan untuk mengetahui dan
mendeteksi aliran dana yaitu darimana sumber dana itu berasal atau dihasilkan
dan untuk apa serta bagaimana dana tersebut digunakan. Oleh karena itu, sebuah
perusahaan atau lembaga harus berhati-hati dalam menangani masalah keuangan
dalam pengelolaan sumber dan penggunaan dana. Laporan sumber dan
penggunaan dan ini merupakan suatu laporan yang berguna bagi pihak
manajemen perusahaan, dan pihak-pihak lainnya.
Praktik magang Prodi Ekonomi Syariah ini merupakan sarana yang tepat
demi mewujudkan tujuan tersebut, disamping sebagai sarana pembelajaran dan
pelatihan, magang juga menjadi wahana untuk mendapatkan pelajaran dan
pengalaman baru bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu,
dengan diadakannya program magang ini, diharapkan lulusan Prodi Ekonomi
Syariah UTM menjadi lulusan yang berkualitas, unggul, dan mampu menjadi
solusi di dunia kerja.
Maka penulis tertarik untuk mengetahui perbedaan manajemen keuangan
lembaga berbasis profit oriented (Lembaga Keuangan Syariah, BMT, dan lainnya)
dengan lembaga berbasis non profit oriented (Badan Amil Zakat Nasional) serta
bagaimana mekanisme pencatatan arus keluar masuk dana dan pelaporan
keuangannya. Sehingga dengan alasan tersebut penulis melakukan praktek
magang pada BAZNAS Jawa Timur dengan judul “Penerapan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 pada Laporan Keuangan Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur”.

6
B. TUJUAN DAN MANFAAT MAGANG
1. Tujuan Umum
a. Bentuk pelatihan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja secara
nyata,
b. Sebagai sarana aplikasi bagi mahasiswa atas ilmu yang diperoleh
selama proses perkuliahan,
c. Sebagai bekal bagi mahasiswa dalam menghadapi tuntutan sebagai
penggerak Ekonomi Syariah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui salah satu lembaga amil zakat.

b. Untuk mengetahui peran dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)


Jawa Timur terhadap penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah
melalui program-programnya.

c. Untuk mengetahui manajemen keuangan dan administrasi Badan Amil


Zakat Nasional (BAZNAS) Jawa Timur

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN MAGANG


Kegiatan magang ini dilaksanakan pada:
Hari Senin – Jumat
Waktu 20 hari kerja (dimulai pada 6 Januari – 31 Januari 2020)
Jangka Waktu 4 minggu
Tempat Badan Amil Zakat Provinsi Jawa Timur, Gedung
Islamic Centre Lt. 2 Jl. Raya Dukuh Kupang No 122-
124 Surabaya
Telp 031-561 3661 / 08113117373

7
D. CAPAIAN KEGIATAN
Minggu
No Rencana Kerja
I II III IV Tercapai
Adaptasi dan perkenalan dengan
1 lingkungan tempat magang dan orang- √ Tercapai
orang sekeliling tempat magang.
Mengetahui struktur kepemimpinan dan job
2 description secara umum pada BAZNAS √ Tercapai
JATIM
Mengetahui dan memahami kinerja serta
peran BAZNAS JATIM terhadap
3 √ √ Tercapai
penghimpunan dan pendistribusian zakat,
infaq, dan sedekah.
Mengetahui dan memahami kinerja
4 pencatatan dan pelaporan keuangan yang √ √ Tercapai
dilakukan BAZNAS JATIM.
Mengetahui dan memahami mekanisme
5 pencatatan administrasi umum yang √ Tercapai
dilakukan BAZNAS JATIM.
6 Membuat laporan magang √ √

8
BAB II

HASIL KEGIATAN MAGANG

A. Gambaran Umum BAZNAS Jawa Timur


1. Profil Instansi
Nama Instansi : Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa
Timur
Alamat Instansi : Gedung Islamic Centre Lt. 2 Jl. Raya
Dukuh Kupang No 122-124 Surabaya
No Telp : 031-561 3661
No HP : 08113117373
Web : www.baznasjatim.or.id
Fax : 031-568 7488

2. Logo Lembaga

Gambar 2.1 Logo BAZNAS Pusat

3. Profil dan Sejarah Singkat BAZNAS Jawa Timur


Pada tanggal 15 Juli 1968 Pemerintah melalui Menteri
Agama mengeluarkan peraturan Nomor 4 dan Nomor 5 tahun 1968
tentang pembentukan Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(BAZIS) dan tentang pembentukan Baitul Maal (Balai Harta
Kekayaan) di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.

9
Peraturan pemerintah yang diawali dengan kunjungan 11
ulama nasional kepada Presiden Soeharto bahwasanya apabila
zakat dikelola dengan benar dan terkoordinir secara baik, akan
mampu menjadi suatu sumber dana pembangunan yang potensial
bagi Negara. Dari hasil kunjungan ulama ini, Presiden lalu
mengeluarkan perintah melalui surat edaran No.
B113/PRES/11/1968 dan ditindak lanjuti oleh Menteri Agama
untuk menyusun suatu peraturan untuk mengatur pengelolaan zakat
di Indonesia. Hal ini diikuti pula dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah setempat dalam mendukung
pengelolaan zakat di daerah masing-masing.
Merujuk dengan adanya surat edaran dari Presiden, maka
pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk suatu organisasi
pengelola zakat tingkat provinsi. Badan Amil Zakat, Infaq, dan
Shadaqah (BAZIS) Provinsi Jawa Timur dalam tahap konsolidasi
organisasi, baru terbentuk melalui surat Keputusan Gubernur Jawa
Timur No. Wm.02.05/BA.03.2/0556/1992 pada tanggal 13
Februari 1992 dan telah dikukuhkan oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur pada tanggal 3 Juli 1992 bersamaan dengan
peringatan tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1413 H yang
bertempat di Islamic Centre Surabaya. Pengukuhan tersebut
menjadi awal mula Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(BAZIS) Provinsi Jawa Timur beroperasi dalam pengumpulan,
pengelolaa, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah dari
para muzakki. Keberadaan BAZIS belum mampu mengangkat
permasalahan zakat di Jawa Timur, kemudian setelah lahirnya UU
No. 38 Tahun 1999 terbentuklah Badan Amil Zakat melalui Surat
Keputusan Gubernur No. 188/68/KPTS/013/2001. Dengan
mengusung semangat tersebut, Badan Amil Zakat Jawa Timur
hadir sebagai solusi dengan satu harapan menjadikan Indonesia
lebih sejahtera.

10
Sejak era reformasi kendala yang menjadi penghalang bagi
lembaga pengelola zakat secara perlahan mulai terbuka dengan
lahirnya UU No. 38 tahun 1999 yang diperbarui dengan UU No. 23
tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Sesuai dengan pasal
undang-undang tersebut, bahwa pemerintah berfungsi sebagai
regulator, motivator, koordinator, dan fasilitator. Pengelolaan zakat
dilakukan oleh badan yang dibentuk pemerintah (BAZNAS) dan
lembaga yang didirikan oleh masyarakat (LAZ). Dengan lahirnya
undang-undang ini, pemerintah dalam hal ini Departemen Agama
melakukan berbagai upaya dalam rangka memberikan dorongan
dan fasilitas agar pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dapat
berjalan secara profesional, amanah, dan transparan, sehingga
tujuan pengelolaan zakat bagi kemaslahatan dan kemakmuran umat
dapat tercapai.1
4. Visi, Misi, Tujuan BAZNAS Jawa Timur
a. Visi dan Misi
Visi Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur
adalah ”Menjadi Lembaga Pengelola Zakat, Infaq,
Shodaqoh yang Amanah dan Profesional”.
Misi Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur
sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan pengumpulan zakat, infaq, dan
shodaqoh dengan selalu melakukan inovasi dalam
memberikan penerangan dan pencerahan umat.
2) Memaksimalkan penyaluran dan pendistribusian
dana zakat, infaq, dan shodaqoh menuju
kesejahteraan umat serta selalu berupaya
memberdayakan mustahiq zakat hingga menjadi
muzakki.

1
Diakses dari www.baznasjatim.or.id pada 2 Februari 2020

11
3) Selalu menjunjung tinggi dan berpedoman pada
syariat Islam dalam mengimplementasikan
pengumpulan dan pendistribusian zakat, infaq dan
shodaqoh.
b. Maksud dan Tujuan
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
penunaian dan pelayanan ibadah zakat.
2) Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan
(zakat) dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan keadilan sosial.
3) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

5. Struktur Organisasi BAZNAS Jawa Timur


Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
188/1008/KPTS/013/2015 tentang, Pimpinan Badan Amil Zakat
Nasional Provinsi Jawa Timur Periode 2015-2020, susunan
pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur periode
2015-2020 adalah sebagai berikut :
a. Pelindung : Gubernur Jawa Timur
b. Penasehat : Wakil Gubernur Jawa Timur
c. Ketua : Dr. H. Abd. Salam Nawawi, M.Ag.
d. Wakil Ketua I (Bidang Pengumpulan) : H. Nur Hidayat,
S.Pd. MM.
e. Wakil Ketua II (Bidang Pendistribusian dan
Pendayagunaan) : KH. Abdurrahman Navis, Lc. MHI.
f. Wakil Ketua III (Bidang Perencanaan Keuangan dan
Pelaporan) : H. Nadjib Hamid, S.Sos, M.Si.
g. Wakil Ketua IV (Bidang Administrasi, SDM dan Umum) :
Dr. H. Kasno Sudaryanto, M.Ag.
h. Sekretaris : H. Benny Nur Miftahul Ulum, S.Sos.I, MM.
i. Satuan Audit Internal : Drs. H. Slamet Hariyono, M.Si.

12
j. Staff Satuan Audit Internal : Kholid Al Rasyid

Karyawan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur


adalah sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Pengumpulan : Abdul Kholiq, A.Md.
Staff : Fajar Cahyono, S.E.
M Mahrus Ichsan, S.HI
Sugeng
b. Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan :
Chandra Asmara, SE.
Staff : Sjarizal Kurniawan
Sulaiman Arif
c. Kepala Bidang Pencatatan, Keuangan dan Pelaporan :
Dwindayatie, SE.
Staff : Robby Cahyadi
Rina Sielviana, SE.
d. Kepala Bidang Administrasi, SDM dan Umum : Abdul
Hamid Hasan, ST.
Staff : Dedy Eko Firmansyah
Tatok Gunawan
Endang Sulistyorini, S.Pd.
6. Dana dan Penyalurannya
Dana yang dihimpun dan disalurkan oleh BAZNAS terdiri dari :
a. Dana Zakat
Dana zakat dihimpun dari penerimaan zakat maal, baik dari
perorangan maupun Badan Usaha. Dana zakat disalurkan
kepada delapan golongna (asnaf) penerima zakat
(mustahiq) yang diberikan secara langsung maupun dalam
berbagai program kemanusiaan, pendidikan, kesehatan,
ekonomi dan dakwah.
b. Dana Infaq/Sedekah

13
Dana infaq/sedekah dihimpun dari penerimaan infaq
umum, dana sosial keagamaan dan infaq bantuan
kemanusiaan. Dana infaq/sedekah disalurkan untuk
program kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan
dakwah.
c. Dana Pengelola (Amil)
Dana pengelola dihimpun dari infaq khusus operasional dan
penerimaan hak amil. Dana pengelola digunakan untuk
kegiatan operasional sehari-hari BAZNAS.
d. Dana Hibah APBD
Dana hibah diperoleh dari penerimaan hibah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah yang diterima dari
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dana hibah disalurkan
sesuai dengan akad hibah.
e. Dana APBN
Dana APBN diperoleh dari dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Republik Indonesia yang diterima melalui
Kementerian Agama Republik Indonesia.
f. Dana Non Syariah
Dana non syariah diperoleh dari jasa giro konvensional
yang masih digunakan. Dana non syariah disalurkan untuk
kegiatan membantu pembangunan fasilitas umum/jamban,
jalan dan jembatan.2
7. Program yang dilaksanakan BAZNAS Provinsi Jawa Timur
Ada lima program yang dilaksanakan BAZNAS Provinsi Jawa
Timur sebagai berikut :
I. Jatim Peduli
1) Bantuan Biaya Hidup Dhuafa Fakir
Program ini bertujuan untuk membantu dhuafa fakir yang
sudah sangat bergantung orang lain, dalam arti sulit

2
Badan Amil Zakat Nasional Jwa Timur Laporan Keuangan 2018 dan 2017.

14
diberdayakan, mereka dibagi menjadi dua kategori yaitu
dhuafa fakir A dan dhuafa fakir B. Bantuan yang diberikan
adalah berupa uang tunai.
2) Bantuan Sosial Keagamaan
Program ini bertujuan untuk membantu mustahiq yang
diwujudkan dalam bentuk bantuan sembako, biaya kost,
santunan yatim piatu dan mahar nikah.
3) Bantuan Sosial Keagamaan (Ikrar Khusus)
Program ini bertujuan untuk membantu dhuafa atau lainnya
sesuai ikrar donator infaq.
4) Bantuan Ibnu Sabil
Program ini bertujuan untuk membantu musafir yang
kehabisan bekal dan/atau dalam perjalanan dan kehilangan
barang-barang bawaan dalam perjalanan.
5) Ambulance
Program ini bertujuan untuk membantu mustahiq
khususnya dalam pengangkutan pasien dan jenazah.
6) Bantuan Bedah Rumah Dhuafa
Program ini bertujuan untuk membantu renovasi rumah
dhuafa yang rusak dan tidak layak huni.
7) Bantuan Bencana
Program ini bertujuan membantu korban yang terkena
dampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa
bumi, angin puting beliung dan lain-lain. Bantuan bersifat
insidentil dan diberikan pada saat terjadi atau pasca
bencana. Bantuan bisa berupa bahan makanan, obat-obatan,
dan tim medis serta kebutuhan lain yang dianggap perlu
bagi korban yang terdampak.
8) Bantuan Ternak Qurban
Program ini bertujuan membantu penyaluran hewan qurban
ke kaum dhuafa.

15
9) Bantuan Sosial Ramadhan
Program ini bertujuan untuk membantu fakir miskin pada
bulan ramadhan.
II. Jatim Sehat
1) Pengobatan Massal dan Khitanan Massal
Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan gratis dan berpindah-pindah tempat bagi kaum
dhuafa serta pelayanan khitan untuk anak-anak mereka.
2) Klinik Dhuafa
Ada tiga klinik untuk dhuafa yang dimiliki BAZNAS
Provinsi Jawa Timur, yakni Klinik Al-Ikhlas di Jalan Raya
Juanda Sidoarjo, Klinik Al-Fajar di Rusun Menanggal
Surabaya dan di Masjid As-Syakur di Jalan Bubutan
Surabaya.
3) Bantuan Biaya Pengobatan Dhuafa
Program ini bertujuan untuk meringankan beban dhuafa
terkait biaya pengobatan di rumah sakit.
4) Bantuan Biaya Jaminan Kesehatan Baznas (Jamkesbaz)
Program ini bertujuan untuk membantu biaya pasien dhuafa
yang dirawat inap di RSUD dr. Soetomo dan tidak tercover
program pemerintah seperti KIS, JAMKESDA, BPJS, dan
lainnya.
III. Jatim Makmur
1) Bantuan Modal Usaha
Program ini bertujuan untuk membantu mustahiq yang
kesulitan mengembangkan usahanya karena terbentur
modal yang tidak cukup.
2) Bantuan Alat Kerja
Program ini bertujuan untuk membantu mustahiq yang
kesulitan dalam pembelian alat kerja.
IV. Jatim Cerdas

16
1) Beasiswa SMA/SMK/MA
Program ini bertujuan untuk membantu siswa SLTA miskin
yang kesulitan membayar SPP dan biaya sekolah lainnya.
2) Bantuan Peralatan Sekolah SD
Program ini bertujuan untuk membantu siswa SD miskin
berupa tas dan peralatan sekolah seperti buku dan LKS.
3) Bantuan Biaya Pendidikan SMP/MTs
Program ini bertujuan untuk membantu siswa SMP yang
kesulitan membayar biaya SPP dan biaya sekolah lainnya.
4) Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS)
Program ini bertujuan untuk membantu biaya pendidikan
bagi mahasiswa yang tidak mampu supaya menyelesaikan
pendidikannya.
V. Jatim Taqwa
1) Pengajian Donatur Khotbah Jumat
Program ini bertujuan untuk memberikan layanan dakwah,
khususnya untuk menguatkan kesadaran berzakat.
2) Safari Dakwah Ramadhan
Program ini bertujuan memberikan layanan dakwah kepada
masyarakat pada bulan suci Ramadhan.

B. Uraian Kegiatan Magang

NO Hari dan Jenis Kegiatan


Tanggal
1. Senin, 6 Januari Pembukaan magang bersama dengan Pak Dony
2020 Burhan Noor Hasan, Lc., M.A. selaku dosen
pembimbing dan Pak Benny Nur Miftahul Ulum,
S.Sos.I, MM., selaku pembimbing magang
Pemberian tugas video tentang zakat, infaq dan

17
shodaqoh pada setiap minggu
Pembekalan materi zakat yang disampaikan oleh Pak
Kholiq
2. Selasa, 7 Januari Merapikan administrasi bukti setoran bantuan jatim
2020 peduli kepada mustahiq
Mengentri data mustahiq bantuan modal UMKM
3. Rabu, 8 Januari Merapikan administrasi bukti setoran bantuan jatim
2020 peduli kepada mustahiq
Mengarsipkan bukti transaksi bulan Oktober-
Desember
4. Kamis, 9 Januari Mengarsipkan bukti transaksi kas harian bulan
2020 Oktober-Desember
Mengarsipkan Buku Pemakaian Kendaraan
Operasional
5. Jumat, 10 Melaksanakan tugas lapangan mencari calon
Januari 2020 mustahiq di wilayah domisili masing-masing
mahasiswa magang.
6. Senin, 13 Januari Merapikan dan menginput data hasil survey calon
2020 mustahiq
Mengisi slip setoran dana bantuan BAZNAS JATIM
kepada BAZ KAB/KOTA
7. Selasa, 14 Mengunggah tugas video pada akun youtube syiar
Januari 2020 zakat
Mengunggah dokumentasi hasil survey calon
mustahiq pada akun instagram mustahiq.baznasjatim
8. Rabu, 15 Januari Mengentri data mustahiq penerima bantuan program
2020 SKSS
9. Kamis, 16 Materi dari bagian keuangan yang disampaikan oleh
Januari 2020 Bu Dwindayatie
Persiapan tugas pendistribusian dana kepada

18
mustahiq oleh Bapak Sulaiman
10. Jumat, 17 Materi dan pemberian tugas sosialisasi BAZNAS
Januari 2020 JATIM mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh kepada
calon muzakki
Mengentri data mustahiq penerima bantuan program
bedah rumah
11. Senin, 20 Januari Melaksanakan tugas sosialisai BAZNAS JATIM
2020 mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh kepada calon
muzakki
12. Selasa, 21 Melaksanakan tugas sosialisai BAZNAS JATIM
Januari 2020 mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh kepada calon
muzakki
13. Rabu, 22 Januari Pendistribusian dana kepada mustahiq dan
2020 mendokumentasikan kegiatan bersama Pak Sulaiman
14. Kamis, 23 Pendistribusian dana kepada mustahiq dan
Januari 2020 mendokumentasikan kegiatan bersama Pak Sulaiman
15. Jumat, 24 Materi program-program BAZNAS JATIM yang
Januari 2020 disampaikan oleh Pak Candra
16. Senin, 27 Januari Tidak Masuk (Sakit)
2020
17. Selasa, 28 Membuat SOP yang ditugaskan Pak Benny
Januari 2020
18. Rabu, 29 Januari Mengunggah tugas video pada akun youtube syiar
2020 zakat
Membuat laporan magang
Evaluasi tugas sosialisasi dan penyampaian materi
SIMBA (Sistem Informasi Manajemen BAZNAS)
oleh Pak Kholiq
19. Kamis, 30 Melengkapi tugas sosialisai BAZNAS JATIM
Januari 2020 mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh kepada calon

19
muzakki
Penutupan magang
20. Jumat, 31 Melengkapi tugas sosialisai BAZNAS JATIM
Januari 2020 mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh kepada calon
muzakki
Membuat laporan magang

C. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109


pada Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Provinsi Jawa Timur
1. Pencatatan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 109
Informasi dan data yang didapatkan dari penghimpunan dan
pendistribusian akan dicatat dan dilaporkan menggunakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 109. Adapun alat ukur yang digunakan
yakni pengakuan dan pengukuran, penyajian, pengungkapan sebagai
berikut :
1) Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan merupakan penerimaan yang diakui pada saat kas
atau aset lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki
diakui sebagai penambah zakat :
a. Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang
diterima
b. Jika dalam bentuk non kas maka sebesar nilai wajar aset
non kas tersebut
c. Penentuan nilai wajar aset non kas yang diterima
menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak
tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan
nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK
yang relevan.

20
d. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk
bagian amil dan dana zakat untuk bagian non amil.
Penentuan jumlah atau presentase bagian untuk masing-
masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan
prinsip syariah dan kebijakan amil.
e. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus
menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset
zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana
zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan
ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil.
f. Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah
kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai
pengurang dana zakat atau pengurang dana amil
tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.
Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai :
a) Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak
disebabkan oleh kelalaian amil
b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika
disebabkan oleh kelalaian amil. Sedangkan
dalam penyaluran zakat kepada mustahiq diakui
sebagai pengurang dana zakat sebesar :
a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk
kas
b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset
nonkas

Infaq/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infaq/sedekah


terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi
infaq/sedekah sebesar :

a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas


b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas

21
c. Penentuan nilai wajar aset non kas yang diterima
menggunakan harga pasar untuk aset non kas tersebut. Jika
harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode
penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam
PSAK yang relevan.
d. Infaq/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil dan
dana infaq/sedekah untuk bagian penerima infaq/sedekah.
Penentuan jumlah atau presentase bagian untuk para
penerima infaq/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan
prinsip syariah dan kebijakan amil.
e. Infaq/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset non
kas. Aset non kas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.
Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan
untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya
dan diakui sebagai aset tidak lancar infaq/sedekah.
Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai
pengurang dana infaq/sedekah terikat apabila penggunaan
atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh
pemberi.
f. Penurunan nilai aset infaq/sedekah tidak lancar diakui
sebagai :
a) Pengurang dana infaq/sedekah, jika terjadi bukan
disebabkan oleh kelalaian amil
b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan
oleh kelalaian amil. Sedangkan dalam hal penyaluran
dana infaq/sedekah diakui sebagai pengurang dana
infaq/sedekah sebesar :
a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas
b. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam
bentuk aset non kas

22
Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang
tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro
atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal
pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak
diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang.
Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari
dana zakat, dana infaq/sedekah dan dana amil. Aset nonhalal
disalurkan sesuai dengan syariah.
Selain itu pengakuan dana zakat, infaq dan sedekah
menurut PSAK 109 yakni menggunakan metode Cash Basis. Metode
cash basis berdasarkan International Public Sector Accounting
Standar (IPSAS) 2007, Hilebeitel (1992), Cash Basis mengakui
pendapatan yang terkumpul ketika diterima dan biaya yang dibayar
ketika dikeluarkan. Sedangkan, AAOIF (Accounting and Auditing
Organization For Islamic Financial Institution) menggunakan konsep
akrual sebagai dasar pengakuan untuk semua bentuk transaksi.3

2) Penyajian

Berdasarkan PSAK 109 paragraf 38 (Ikatan Akuntansi


Indonesia, 2014) menyebutkan bahwa “amil zakat menyajikan
dana zakat, infaq/sedekah, dan dana amil secara terpisah dalam
laporan posisi keuangan”. Dalam penyajian laporan keuangan
yang disyaratkan PSAK 109 yakni, sebagai berikut :

a. Laporan Posisi Keuangan;


b. Laporan Perubahan Dana;
c. Laporan Arus Kas;
d. Laporan Perubahan Aset Kelolaan;
e. Catatan Atas Laporan Keuangan.

3
Suryanovi, Cash Basic dan Acrual Basic Akuntansi Pemerintah, Jurnal Kementerian Keuangan RI,
III(1), 77.

23
3) Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan keuangan memiliki tujuan agar
dapat memberikan informasi kepada pihak luar untuk menilai
dan mengevaluasi prestasi kinerja organisasi selama satu
periode serta menggambarkan pertanggungjawaban lembaga
amil zakat dalam mengelola sumber daya dan kinerja yang
dihasilkan dalam satu periode. Sesuai dengan PSAK 109 juga
mensyaratkan setiap organisasi pengelola zakat melakukan
pengungkapan mengenai aktivitas lembaga yang dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan tersebut
berisi mengenai :
a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala
prioritas penyaluran, dan penerima;
b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil
atas penerimaan zakat, seperti presentase pembagian,
alasan, dan konsistensi kebijakan;
c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk
penerimaan zakat berupa aset nonkas;
d. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup
jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima
langsung mustahiq;
e. Hubungan istimewa antara amil dan mustaiq yang meliputi
:
a) Sifat hubungan istimewa
b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
c) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran selama periode.

Amil juga harus mengungkapkan hal-hal terkait dengan transaksi


infaq/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:

24
a. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk
penerimaan infaq/sedekah berupa aset non kas;
b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil
atas penerimaan infaq/sedekah, seperti presentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;
c. Kebijakan penyaluran infaq/sedekah, seperti penentuan
skala prioritas penyaluran, dan penerima;
d. Keberadaan dana infaq/sedekah yang tidak langsung
disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka
harus diungkapkan jumlah dan presentase dari seluruh
penerimaan infaq/sedekah selama periode pelaporan serta
alasannya;
e. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud
diungkapkan secara terpisah;
f. Penggunaan dana infaq/sedekah menjadi aset kelolaan yang
diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan
presentase terhadap seluruh penggunaan dana infaq/sedekah
serta alasannya;
g. Rincian jumlah penyaluran dana infaq/sedekah yang
mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang
diterima langsung oleh penerima infaq/sedekah;
h. Rincian dana infaq/sedekah peruntukkannya, terikat dan
tidak terikat; dan hubungan istimewa antara amil dengan
penerima infaq/sedekah yang meliputi:
a) Sifat hubungan istimewa;
b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan
c) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran selama periode.
i. Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai
kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan
jumlahnya; dan

25
j. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan
dana infaq/sedekah.
2. Pencatatan Laporan Keuangan di BAZNAS Jawa Timur
Dalam menyusun laporan keuangan BAZNAS Provinsi Jawa
Timur memperoleh sumber data dari kegiatan penghimpunan dan
pendistribusian dana zakat, infaq, dan sedekah. Penghimpunan
dana tersebut diperoleh melalui beberapa program sebagai berikut :
a. Layanan Jemput Zakat bagi muzakki yang tidak memiliki
rekening di Bank atau akses yang terlalu jauh dengan
membawa bukti penerimaan yang dibawa oleh petugas.
b. Aplikasi Muzakki Corner untuk memudahkan muzakki dalam
proses pembayarannya dengan cara transfer melalui Bank mitra
BAZNAS Provinsi Jawa Timur seperti Bank Syariah Mandiri,
Bank Jatim, Bank Mandiri.
c. Layanan langsung diperuntukkan bagi muzakki yang ingin
membayar secara langsung di Kantor BAZNAS Provinsi Jawa
Timur.
Sedangkan, pada kegiatan pendistribusian diperoleh melalui
program-program yang dilaksanakan BAZNAS Provinsi Jawa
Timur. Semua dana yang terhimpun dan tersalurkan akan dicatat
pada laporan keuangan dengan memperhatikan 3 aspek, yaitu :
1) Pengakuan dan Pengukuran
Dana zakat, infaq, dan sedekah yang terhimpun pada BAZNAS
Provinsi Jawa Timur diakui pada saat kas atau aset non kas
diterima sebagai penambah dana zakat, infaq, dan sedekah.
Sedangkan, dana yang disalurkan menjadi pengurang dana
zakat, infaq, dan sedekah. Berdasarkan laporan keuangan yang
disajikan dalam menentukan nilai wajar aset non kas yang
diterima menggunakan harga pasar
Apabila terdapat muzakki yang menentukan mustahiq tertentu
maka, tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima. Hal

26
tersebut sesuai dengan yang ada pada Catatan Atas Laporan
Keuangan bahwa terdapat dua kategori dalam penerimaan dana
zakat maupun infaq/sedekah yakni, dengan akad terikat dan
tidak terikat. Tidak terikat artinya penentuan jumlah atas bagian
masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan
prinsip syariah dan kebijakan amil. Sedangkan, akad terikat
atau akad khusus sesuai dengan keinginan muzakki. Pencatatan
yang dilakukan BAZNAS Provinsi Jawa Timur berdasarkan
metode cash basic pada saat penerimaan zakat, infaq/sedekah
ketika diterima. Sedangkan, pada pengeluaran zakat,
infaq/sedekah pencatatannya dilakukan dengan menggunakan
metode accrual basic atau saat terjadinya transaksi walaupun
dana zakat,infaq/sedekah belum diterima.

Gambar 2.2 Catatan Atas Laporan Keuangan


2) Penyajian
Pada laporan posisi keuangan BAZNAS Provinsi Jawa Timur
memisahkan antara Dana Zakat, Dana Infaq/Sedekah, Dana
Amil dan Dana Non Syariah.

27
Gambar 2.3 Laporan Posisi Keuangan
Pada laporan keuangan terdapat pembagian kategori yakni zakat
terikat dan tidak terikat juga infaq/sedekah terikat dan tidak terikat.
Yang artinya bahwa akad terikat terdapat perjanjian antara
muzakki dengan BAZNAS Provinsi Jawa Timur agar menyalurkan
dana zakat tersebut kepada mustahiq yang diinginkan muzakki.
Hanya saja pada zakat terikat tidak disebutkan secara rinci
mengenai mustahiq mana saja yang menerima dana zakat terikat
tersebut. Sedangkan pada infaq/sedekah terikat terdapat penjelasan
secara rinci mustahiq yang menerima dana infaq/sedekah terikat
tersebut.

28
Gambar 2.4 Laporan Perubahan Dana (Dana Zakat)

Gambar 2.5 Laporan Perubahan Dana (Dana Infaq)

29
Gambar 2.6 Catatan Atas Laporan Keuangan

3) Pengungkapan
BAZNAS Provinsi Jawa Timur meengungkap hal-hal yang
disyaratkan dalam PSAK 109 mengenai kebijakan-kebijakan
aktivitas pengelolaannya yang disyaratkan untuk dicantumkan
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan magang yang dilaksanakan mulai tanggal 6 Januari
hingga 31 Januari 2020 di Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa
Timur, terdapat beberapa kesimpulan yaitu :
1. Kegiatan magang sangat membantu memahami, mengetahui, serta
merasakan praktik kerja sebagai platform untuk mengenal dunia kerja.
Kegiatan magang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
beradaptasi dengan lingkungan kerja yang output nya menjadikan
mahasiswa lebih siap dalam mengahadapi dunia kerja sesungguhnya.
2. Aktivitas kegiatan magang pada BAZNAS Provinsi Jawa Timur mulai
dari materi tentang zakat, pendistribusian, keuangan, dan
penghimpunan sangat membantu dalam meningkatkan potensi zakat
terlebih pada wilayah Jawa Timur.
3. Penerapan pencatatan laporan keuangan zakat, infaq, dan sedekah telah
menggunakan PSAK 109.
4. Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan pada laporan
keuangan BAZNAS Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa
pengakuan dan pengukuran laporan keuangan BAZNAS Provinsi Jawa
Timur sudah sesuai dengan PSAK 109.
5. Mengenai penyajian laporan keuangan BAZNAS Provinsi Jawa Timur
masih ada yang belum sesuai dengan PSAK 109. Dibuktikan dengan
belum dijelaskan secara rinci mengenai penyaluran zakat terikat.
6. Pada pengungkapan laporan keuangan BAZNAS Jawa Timur sudah
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109.
B. Saran
1. Bagi BAZNAS Provinsi Jawa Timur
 Diharapkan dapat lebih teratur dalam memberikan jadwal
penerimaan mahasiswa yang akan melakukan kegiatan magang

31
agar dapat memberikan porsi yang adil dalam memberikan tempat
dan tugas yang diberikan.
 Diharapkan ketika memberikan tugas kepada mahasiswa magang
terkait pencarian dan survey calon mustahiq sebelumnya dibekali
dengan pengetahuan dan praktek yang cukup. Selain itu, ketika
memberikan tugas untuk mencari donatur juga dilakukan
pengawasan dan diajak ketika bagian penghimpunan melakukan
sosialisasi sehingga dapat menjadi gambaran mahasiswa.

2. Bagi Universitas
Dalam memberikan jadwal kegiatan magang diharapkan
memberikan waktu yang lebih lama minimal 3 bulan, dikarenakan
pengalaman magang selama satu bulan masih kurang untuk
mengetahui dan beradaptasi dengan lingkungan kerja.

32
DAFTAR PUSTAKA

Badan Amil Zakat Nasional. Profil BAZNAS. 2013. Tersedia di


https://baznas.go.id/profil. Diakses pada 25 Januari 2020

Badan Amil Zakat Jawa Timur. Tersedia di www.baznasjatim.or.id pada 2


Februari 2020

Badan Amil Zakat Nasional Jawa Timur Laporan Keuangan 2018 dan 2017.

Suryanovi, Cash Basic dan Acrual Basic Akuntansi Pemerintah, Jurnal


Kementerian Keuangan RI, III(1).

Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


109. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.

33
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1 Penutupan Kegiatan Magang

Gambar 2 Materi Bidang Keuangan Gambar 3 Pendistribusian Dana ZIS

Gambar 4 Absensi Kegiatan Magang Gambar 5 Rekapitulasi Tugas Magang

34
Gambar 6 Laporan Keuangan Bulanan

35
Gambar 7 Surat Tugas Lapangan

36
Gambar 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Kegiatan Magang

37
Gambar 9 Lembar Pernyataan Pimpinan Tentang Tanggung Jawab Laporan
Keuangan

38
Gambar 10 Laporan Auditor Terhadap Laporan Keuangan BAZNAS Jawa
Timur

39

Anda mungkin juga menyukai