5797 13566 1 SM
5797 13566 1 SM
5797 13566 1 SM
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
Dewi Surani
Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Pendidikan, Universitas Bina Bangsa, Serang, Indonesia
Email : [email protected]
Abstract
This study is a literature study with descriptive qualitative research with library research that seeks to
portray the role of educational technology in education 4.0. In this literature study, the author uses
various written sources such as articles, journals and documents that are relevant to the study in this
study. This study focuses on the discourse on educational characteristics 4.0, especially in Indonesia,
seen the concept of education, curriculum, the role of educators and the learning process, and how
the role of technology in the era of education 4.0. The results of the study show that educational
technology has a very important role in the education era 4.0, as seen from the utilization of
educational technology products such as E-learning, learning applications, a platform of self study
that is in line with the demands of education 4.0. The next interesting study to be developed as
research is the role of educational technology to facilitate the teaching and learning process in the
education era 4.0.
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi literatur dengan jenis penelitian kualitatif deskritif dengan kajian
kepustakaan (library research) yang berusaha mengambarkan peran teknologi pendidikan pada
pendidikan 4.0. Pada penelitian studi literatur ini penulis menggunakan berbagai sumber tertulis
seperti artikel, jurnal dan dokumen-dokumen yang relevan dengan kajian dalam penelitian ini. Studi
ini mefokuskan pada wacana karakteristik pendidikan 4.0 khususnya di Indonesia dilihat konsep
pendidikan, kurikulum, peran pendidik dan proses pembelajaran, dan bagaimana peran teknologi
dalam era pendidikan 4.0. Hasil studi menunjukan bahwa teknologi pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam era pendidikan 4.0, terlihat dari pemanfaaatan produk teknologi
pendidikan seperti E-learning, aplikai pembelajaran, platform self study yang selaras dengan tuntutan
pendidikan 4.0. Penelitian berikutnya yang menarik untuk dikembangkan sebagai riset adalah peran
teknologi pendidikan lebih banyak menfasilitasi proses pengajaran dan pembelajaran di era
pendidikan 4.0.
456
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
seluruh teknologi tersebut kedalam berbagai industri mulai menyentuh dunia virtual,
bidang industri. Gagasan tersebutlah yang berbentuk konektivitas manusia, mesin dan
diprediksi akan menjadi revolusi keempat. Ini data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah
merupakan tren otomatisasi dan pertukaran ini dikenal dengan nama Internet of Things
data dalam teknologi manufaktur. Pada era ini, (IoT).
Era revolusi industri 4.0 mengubah 21. Dengan karakteristik dunia kerja pada era
konsep pekerjaan, struktur pekerjaan, dan ini tentu saja berefek pada berubahnya jenis
kompetensi yang dibutuhkan dunia pekerjaan. pekerjaan yang tersedia. Ada banyak pekerjaan
Fokus pada transformasi bisnis ke platform yang menghilang karena memang sudah tidak
digital telah memicu permintaan profesional dibutuhkan lagi. Berubahnya jenis pekerjaan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki tentu saja menuntut berbagai keahlian baru
kompetensi yang jauh berbeda dari yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah
sebelumnya, disampaikan oleh Robert Walters maupun universitas. Menurut paparan Wold
(2018) dalam tulisan salary survey. Terus apa Economic Forum (2015) pada tahun 2020 ada
kaitanya revolusi industri 4.0 ini pada sepuluh jenis keterampilan (skill) yang relevan
pendidikan? Revolusi industri 4.0 secara tidak dengan era revolusi industri 4.0, yaitu: (1)
langsung mengubah cara pandang tentang complex problem solving, (2) coordinating
pendidikan Abad 21 saat ini. Bergesernya with others, (3) people management, (4)
pendidikan Abad 21 saat ini tidak hanya critical thinking, (5) negotiation, (6) quality
sekadar konsep cara mengajar, tetapi jauh control, (7) service orientation, (8) judgement
yang lebih esensial, yakni perubahan cara and decision making, (9) active learning, dan
pandang terhadap konsep pendidikan itu (10) creativity.
sendiri. Tuntutan pada dunia kerja era industriri
Konsep pendidikan 4.0 sangatlah jauh 4.0 hanya bisa terpenuhi apabila lulusan
perbedaaannya dengan pendidikan era Abad menjadi SDM yang ditempa dari proses
457
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
458
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
459
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
460
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
dengan keterampilan belajar abad 21. berpikir kritis dan pemecahan masalah
Karakter berdasarkan visi nasional dan (critical thinking and problem solving skill).
global penting dibangun, sesuai dengan Kompetensi ini sangat penting dimiliki peserta
Pancasila; didik dalam pembelajaran abad 21. Guru 4.0
p) Pembentukan karakter harus mencakup harus mampu meramu pembelajaran sehingga
bagaimana pemuda mengatasi perubahan dapat mengeksplor kompetensi ini dari diri
zaman; peserta didik.
q) Membangun karakter harus meningkatkan Kedua, keterampilan komunikasi dan
kebanggaan individu sebagai warga negara kolaboratif (communication and collaborative
Indonesia. skill). Sebagai satu kompetensi yang sangat
r) Paradigma dengan memasukkan nilai-nilai dibutuhkan dalam abad 21, keterampilan ini
agama, spiritualitas, kearifan lokal, harus harus mampu dikonstruksi dalam
diperkuat untuk para pemuda; pembelajaran. Model pembelajaran berbasis
s) Untuk bersaing secara global, menguasai teknologi informasi dan komunikasi harus
untuk berbicara dan menulis bahasa asing diterapkan guru guna mengkonstruksi
untuk generasi muda harus diprioritaskan, kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
dan juga memperkuat Bahasa Indonesia Ketiga, keterampilan berpikir kreatif dan
adalah suatu keharusan untuk meningkatan inovasi (creativity and innovative skill).
kebanggaan nasional; Revolusi industri 4.0 mengharuskan peserta
t) Kesadaran harus dibangun di antara semua didik untuk selalu berpikir dan bertindak
pemangku kepentingan tentang peluang kreatif dan inovatif. Tindakan ini perlu
baru dalam menciptakan pekerjaan selama dilakukan agar peserta didik mampu bersaing
Revolusi Industri 4.0; dan menciptakan lapangan kerja berbasis
u) Profesionalisme keterampilan TIK harus industri 4.0. Kondisi ini diperlukan mengingat
ditanamkan pada jenjang pendidikan sudah banak korban revolusi industri 4.0.
menengah, khususnya pendidikan Misalnya, banyak profesi yang tergantikan
kejuruan; dan oleh mesin digital robot. Contoh, pembayaran
v) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat jalan tol menggunakan e-toll. Sistem ini telah
diotomatisasi oleh TIK, seperti memaksa pengelola jalan tol untuk
keterampilan komunikasi, harus memberhentikan tenaga kerja yang selama ini
diidentifikasi dan diajarkan di pendidikan digunakan di setiap pintu tol.
kejuruan. Keempat, literasi teknologi informasi dan
3. Kompentensi siswa komunikasi (information and communication
Pendidikan 4.0 dituntut mencetak siswa technology literacy). Literasi teknologi
yang mempunyai kompentesi yang menjawab informasi dan komunikasi (TIK) menjadi
kebutuhan dalam industri 4.0. kompentesi kewajiban bagi guru 4.0. Literasi TIK harus
yang diminta yaitu: Pertama, keterampilan dilakukan agar tidak tertinggal dengan peserta
461
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
didik. Literasi TIK merupakan dasar yang and resources“. Teknologi pendidikan adalah
harus dikuasai guru 4.0 agar mampu studi dan etika praktik dalam upaya
menghasilkan peserta didik yang siap bersaing memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan
dalam menghadapi revolusi industri 4.0. kinerja dengan cara menciptakan,
Kelima, contextual learning skill. menggunakan atau memanfaatkan dan
Pembelajaran kontekstual merupakan mengelola proses dan sumber-sumber
pembelajaran yang sangat sesuai diterapkan teknologi yang tepat.”
guru 4.0. Jika guru sudah menguasai literasi Merujuk pada definisi AECT 2004,
TIK, maka pembelajaran kontekstual era bahwa teknolog pendidikan harus dapat
pendidikan 4.0 lebih mudah dilakukan. memfasilitasi belajar dan meningkatkan
Kondisi saat ini TIK merupakan salah satu performa kinerja baik perorangan, kelompok
konsep kontekstual yang harus dikenalkan atau organisasi, dengan usia berapapun, kapan
oleh guru. Materi pembelajaran banyak dan dimana saja, dengan materi/mengenai
kontekstualnya berbasis TIK sehingga guru 4.0 apapun (yang membelajarkan) maka saatnya
sangat tidak siap jika tidak memiliki literasi teknolog pendidikan berkiprah lebih banyak
TIK. Materi sulit yang bersifat abstrak mampu dalam revolusi industri ini. Para teknolog
disajikan menjadi lebih riil dan kontekstual pendidikan harus memfasilitasi kegiatan
menggunakan TIK. pembelajaran dengan mengikuti tren dan
Keenam, literasi informasi dan media standar kompetensi, untuk seluruh jenjang
(information and media literacy). Banyak pendidikan formal dan non formal baik
media infromasi bersifat sosial yang perorangan maupun kelompok, organisasi atau
digandrungi peserta didik. Media sosial seolah perusahaan, terkait materi apapun yang
menjadi media komunikasi yang ampuh dibutuhkan pebelajar, dengan hambatan
digunakan peserta didik dan guru. Media apapun (fisik, jarak, kemampuan, dan lain-
sosial menjadi salah satu media pembelajaran lain). Dari uraian konsep Teknologi
yang dapat dimanfaatkan guru 4.0. Kehadiran pendidikan tersebut bisa disimpulkan bahwa
kelas digital bersifat media sosial dapat teknologi pendidikan tidak hanya merupakan
dimanfaatkan guru, agar pembelajaran sebuah ilmu tapi juga sebagai sumber
berlangsung tanpa batas ruang dan waktu. informasi dan sumber belajar yang sesuai
B. Peran Teknologi Pendidikan dengan kebutuhan pendidikan yang bisa
Sebelum menguraikan peran teknologi mefasilitasi proses pembelajaran.
pendidikan, kita kenali definisi Teknologi Teknologi pendidikan adalah studi dan
Pendidikan menurut AECT 2004, praktik secara beretika untuk memfasilitasi
“Educational technology is the study and belajar dan peningkatan kinerja melalui
ethical practice of facilitating learning and penciptaan, pemanfaatan, dan pengelolaan
improving performence by creating, using, and aneka sumber dan teknologi secara tepat
managing appropriate technological processes (Januszewski and Molenda, 2008). Teknologi
462
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
463
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
464
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
Kondisi di atas tentunya menjadi belajar menjadi tidak terbatas waktu dan
tantangan dan sekaligus peluang tersendiri tempat. Namun demikian, proses belajar
bagi para teknolog pendidikan, karena semakin informal pun tetap memerlukan perencanaan
banyak lembaga yang menyelenggarakan dan pengorganisasian lingkungan belajar yang
kuliah (kelas) online, maka akan semakin baik dan kondusif untuk mendapatkan hasil
banyak kesempatan bagi desainer yang diharapkan. Untuk itu menjadi tantangan
pembelajaran untuk berkiprah dalam tersendiri bagi para desainer pembelajaran,
pengembangan dan penyelenggaraan khususnya dalam:
pembelajaran berbasis internet (online a) Mengidentifikasi aktivitas belajar informal
learning). Sebab keterampilan mendesain terbaru yang berada di lingkungan
pembelajaran sangat diperlukan dalam (organisasi) dimana mereka melakukan
mempersiapkan kuliah online yang efektif. aktivitasnya,
Peluang ini tentunya harus dijawab oleh para b) Mengdentifikasi aktivitas belajar informal
teknolog pendidikan dengan penguasaan yang diharapkan ada di dalam lingkungan
kemampuan dalam mendesain, (organisasi),
mengembangkan, melaksanakan, dan c) Menata kondisi lingkungan tempat kerja
mengevaluasi pembelajaran online. yang akan memelihara terjadinya aktivitas
belajar informal yang diharapkan.
5. Berkembangnya Konsep “Belajar
Informal” (Informal Learning) 6. Berkembangnya beragam jenis media
Sebagaimana diungkapkan di awal, sosial (Social Media)
bahwa proses belajar dapat dilakukan dimana Berkembangnya berbagai peralatan
saja dan kapan saja. Ini berarti kegiatan belajar (tools) berbasis web dapat dimanfaatkan untuk
dapat dilakukan secara formal, bisa juga memfasilitasi individu dalam menciptakan
dilakukan secara informal. Proses belajar konten, berbagi pengetahuan, dan bekerja
informal inilah yang memungkinkan proses sama dengan pihak lain melalui web. Beberapa
465
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
contoh sosial media yang dapat dimanfaatkan Tantangan yang muncul adalah bagaimana
untuk memfasilitasi belajar peserta didik mengembangkan games pembelajaran yang
diantaranya adalah Wikis, Blogs, Podcasts, benar-benar dapat memfasilitasi peserta didik
Situs jejaring sosial (seperti: facebook), dan belajar secara efektif. Untuk itu Reiser dengan
Situs berbagi media (seperti: YouTube). mengadaptasi dari pendapat Shute (AERA
Untuk mengoptimalkan potensi yang Presentation, 2011), mengemukakan bahwa
dimiliki berbagai jenis sosial media tersebut, game yang baik adalah game yang didesain
dalam membantu efektivitas proses dengan menyediakan: tantangan pemecahan
pembelajaran adalah menjadi tantangan bagi masalah yang adaptif, tujuan dan peran yang
para desainer pembelajaran. Diantara jelas, tingkat kontrol siswa yang tinggi,
tantangan yang harus dijawab oleh para memotivasi rangsangan sensori, Perasaan yang
desainer pembelajaran adalah: tidak meyakinkan, pemberian umpan balik
a) Bagaimanakah memilih peralatan social yang berkelanjutan.
media yang efektif untuk membantu Dengan memperhatikan kriteria game
mempermudah proses belajar dari yang baik di atas, yang menjadi tantangan bagi
berbagai tipe tugas belajar para desainer (game) pembelajaran adalah
b) Bagaimanakah merencanakan sebuah bagaimana mendesian game yang:
struktur/perancah yang cukup untuk Menyediakan informasi tentang tujuan belajar
mendukung siswa mencapai tujuan yang harus dicapai secara jelas; Benar-benar
pembelajaran dapat membantu peserta didik mencapai tujuan
c) Bagaimanakah mengidentifikasi peran belajar yang spesifik; Menyediakan rangkaian
yang cocok bagi instruktur saat sosial peristiwa yang menunjukkan proses belajar
media digunakan, khususnya dalam: yang menantang namun tetap menyenangkan;
mempresentasikan konten, dan pemberian Menyediakan instrumen untuk mengukur
umpan balik. capaian belajar; Memperhatikan isu-isu
efisiensi pembelajaran.
7. Berkembangnya Ragam dan Format
Software Permainan yang Bermuatan
8. Belajar Sain
Pendidikan (Educational Games).
Tidak bisa dipungkiri bahwa
Pengembangan dan pemanfaatan berbagai
perkembangan peradaban manusia saat ini
macam permainan (games) berbasis TIK untuk
banyak dipengaruhi oleh berbagai penemuan
pembelajaran menjadi tren tersendiri dalam
dalam bidang sain. Oleh karena itu, menjadi
dunia pendidikan di dunia, termasuk di
hal yang sangat logis kalau belajar sain
Indonesia. Telah banyak para praktisi TIK,
menjadi tren yang mendapat perhatian yang
baik secara mandiri maupun bekerjasama
serius dari berbagai kalangan, termasuk bidang
dengan orang pendidikan, mengembangkan
teknologi pembelajaran. Dalam konteks ini
bermacam-macam games pembelajaran.
pula Reiser mengemukakan prinsip-prinsip
466
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
kunci untuk dapat merancang dan smartphone, komputer tablet, ipods, dll, saat
melaksanakan pembelajaran sain yang efektif, ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung
yaitu: proses belajar yang dilakukan secara
a) Fokus pada penguasaan pemahaman “bergerak” atau mobile. Model pembelajaran
konsep yang mendalam; seperti ini telah banyak dikembangkan. Hal ini
b) Menciptakan lingkungan belajar yang tidak lain, karena model pembelajaran ini
berpusat pada siswa; memiliki banyak keuntungan diantaranya
c) Menggunakan teknologi untuk adalah biaya teknologi yang relatif murah,
menciptakan lingkungan belajar, mengurangi kesenjangan digital, penggunaan
menyediakan peralatan baru untuk para kelas fisik yang mudah, fasilitas yang portabel
siswa, dan meningkatkan pemahaman “belajar dimana saja dan kapan saja”,
mereka; kedekatan antara siswa dan guru. Di samping
d) Desain untuk transfer belajar; itu, model pembelajaran ini menjanjikan
e) Melakukan kajian belajar dalam seting keberhasilan yang besar, sebagaimana
dunia nyata, bukan di lab; ditunjukkan oleh sebuah survey yang
f) Mengevaluasi hasil belajar dari berbagai dilakukan oleh Blackboard K-12, yaitu
perspektif; sebanyak 90% administrator Mobile Learning
g) Melaksanakan penelitian terhadap proses Explorer menyatakan bahwa komputer mobile
desain; meningkatkan potensi siswa untuk sukses
h) Dengan berkembangnya tren ini, yang (Speak Up 2009 Survey).
menjadi tantangan bagi desainer Berdasarkan kawasan teknologi
pembelajaran adalah: pendidikan, maka seorang teknolog
i) Bagaimana mendapatkan pemahaman pendidikan merupakan desainer, pengembang,
yang komprehensif tentang prinsip dan pemakai, pengelola, pengevaluasi proses dan
strategi belajar sains sumber belajar, serta peneliti kegiatan
j) Bagaimana mengidentifikasi tipe-tipe pembelajaran. Oleh karena itu, teknolog
pencapaian belajar sain yang fektif pendidikan harus dapat memanfaatkan dan
k) Menguji bagaimana variasi strategi belajar mengembangkan fasilitas yang tersedia pada
sains dikombinasikan dengan praktik saat ini untuk proses dan sumber belajar
desain pembelajaran berupa jaringan internet dan perangkat
berbasis web, dan mampu bekerja sama
9. Berkembangnya Konsep dan Teknologi
dengan praktisi lainnya dalam menyiapkan
yang memungkinkan Pembelajaran
pembelajaran yang melampaui batas-batas
dilakukan secara mobile (Mobile
ruang kelas.
Learning).
Secara rinci, teknolog pendidikan harus
Berbagai perangkat teknologi informasi
dapat menganalisa kebutuhan pengajar dan
dan komunikasi yang semakin canggih, seperti
pembelajar, memilih dan menetapkan strategi
467
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
pembelajaran yang tepat (blended learning, Teknolog pendidikan secara pribadi harus
online, face to face dengan berbagai model mampu beradaptasi dengan berbagai
pembelajaran), memilih, menetapkan dan perubahan tuntutan pendidikan 4.0 tersebut,
mendesain modul atau bentuk bahan dengan eksis dan berkonstribusi positif
pembelajaran sesuai strategi yang ditetapkan, terhadap berbagai perubahan serta
pemanfaatan sumber belajar secara tepat dan mengoptimalisasi kemampuan mereka dengan
maksimal, implementasi model pembelajaran menciptakan sumber sumber pengajaran dan
berbasis web dan internet, mendukung pembelajaran berbasis teknologi yang efektif
penerapan regulasi (baru) terkait model dan sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan mampu menghasilkan output yang dapat
revolusi industri 4,0, mengelola sistem bersaing di era industri 4.0. Disinilah peran
informasi pendidikan terbaru dan termutakhir, dari teknologi pendidikan memegang peran
melakukan evaluasi dan analisis masalah besar dengan dengan menfasilitasi proses
proses dan hasil pembelajaran. pengajaran dan pembelajaran di era
pendidikan 4.0.
KESIMPULAN
Dalam era revolusi industri 4.0, DAFTAR PUSTAKA
diperlukan pendidikan yang dapat membentuk
Buku
generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal
tersebut dengan cara mengubah metode AECT. (2004). The Definition Of Educational
Technology. Washington, D.C.,USA:
pembelajaran dalam dunia pendidikan yang Association for Educational
ada. Selain itu, pengembangan system cyber Communications and Technology.
dalam dunia pendidikan akan memungkinkan B.Seels, Anglin, Gary J. (edit). (2011).
guru dapat memberikan materi ajar yang Instructional Technology: Past, Present,
and Future, Third Edition. Santa
mutakhir sesuai perkembangan zaman, karena Barbara: Libraries UnlimitesB., &
langsung dapat menayangkan materi itu dalam Richey, R. C. (1994). Teknologi
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
ruang kelas secara online. Dengan kata lain, Negeri Jakarta.
pembangunan atau penyediaan fasilitas
Herry Asep Hernawan, dkk, (2006).
jaringan cyber sebagai bagian integrasi dengan Pengembangan Kurikulum dan
jaringan teknologi informatika di lembaga Pembelajaran. UT Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
pendidikan akan menciptakan berbagai
kemudahan, baik dalam adminsitrasi Januszewski, Alan and Michael Molenda.
(2008). Educational Technology: A
akademik, non akademik, dan proses belajar Definition with Commentary. New York:
me-ngajar, yang bermuara kepada peningkatan Taylor & Francis Group.
kualitas SDM output dari sebuah lembaga Reiser, Robert A., John V, Dempsey. (2007).
pendidikan. Trends and Issues in Instructional
Design and Technology, Second Edition.
468
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Vol. 2, No.1, 2019, hal. 456 - 469 p-ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071
469