Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

Khairunniza & Saputra N IlmuIlmu


/ Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan 2020;
Masyarakat. 9 (3):
2020; 172-177
9 (3): 172-177

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat


(The Public Health Science Journal)

Journal Homepage: http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ODHA


Terpapar Program OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu Tahun
2020

Khairunniza1, Nazarwin Saputra2


1,2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15419
Email : [email protected], [email protected]

Abstrak
HIV dan AIDS telah menjadi masalah darurat global. Terdapat 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh
dunia. Indonesia sendiri menempati urutan tertinggi ketiga jumlah orang dengan HIV/AIDS di dunia. Tingginya kasus
HIV/AIDS sangat berpengaruh pada kualitas hidup ODHA, seperti meningkatnya kasus depresi pada ODHA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup ODHA terpapar program
OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel 70
ODHA yang terpapar Program OBRASS. Penelitian dilakukan di Yayasan Pelita Ilmu pada bulan Maret – Juni tahun
2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisis data yang digunakan adalah multiple regression
logistic. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hidup ODHA terpapar
program OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu yaitu kepatuhan minum obat (Pv= 0,003; OR 6,459), lama terapi ARV
(Pv=0,032; OR 3,503) dan depresi (Pv=0,006; OR=5,471). Dari ketiga faktor tersebut, faktor paling dominan
berpengaruh adalah kepatuhan minum obat dengan nilai OR paling tinggi.
Kata Kunci : Depresi, kepatuhan minum obat, kualitas hidup, lama terapi, ODHA

Abstract
HIV and AIDS has become a global emergency problem. There are 36.9 million people living with HIV worldwide. Indonesia
itself ranks the third highest number of people with HIV / AIDS in the world. The high case of HIV / AIDS is very influential on
the quality of life of PLWHA, such as increasing cases of depression in PLWHA. This study aims to determine the factors that
affect the quality of life of PLHIVs exposed to the OBRASS program at the Pelita Ilmu Foundation in 2020. A cross-sectional
study design with a sample of 70 PLHIVs exposed to the OBRASS Program. The study was conducted at the Pelita Ilmu
Foundation in March - June 2020. The sampling technique used total sampling. The data analysis used was multiple logistic
regression. The results of this study indicate that the factors that influence the quality of life of PLHIV exposed to the OBRASS
program at Pelita Ilmu Foundation are adherence to taking medication (Pv = 0.003; OR 6.459), duration of ARV therapy (Pv
= 0.032; OR 3.503) and depression (Pv = 0.006; OR = 5.471). Of the three factors, the most dominant factor was
adherence to taking medication with the highest OR.
Keywords: Depression, medication adherence, quality of life, duration of therapy, PLWHA

https://doi.org/10.33221/jikm.v9i03.626
Received : 15 Juli 2020 / Revised : 13 Agustus 2020 / Accepted : 19 Agustus 2020
Copyright @ 2020, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN:
172 2252-4134, e-ISSN 2354-8185,
Khairunniza & Saputra N / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020; 9 (3): 172-177

Pendahuluan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan status


HIV (Human Immunodeficiency pernikahan. Penelitian Handayani dan
Virus) adalah virus yang menyerang Fatwa menjelaskan bahwa faktor
limfosit di dalam tubuh manusia. Limfosit pendukung yang dapat mempengaruhi
berperan untuk melawan penyakit yang kualitas hidup ODHA yaitu kepatuhan
masuk ke dalam tubuh. Sedangkan AIDS minum obat dan lama terapi ARV.5
(Acquired Immunodeficiency Syndrom) Penelitian lain menyebutkan stadium klinis
yaitu kumpulan segala penyakit yang sebagai faktor yang dapat mempengaruhi
didapat akibat turunnya kekebalan tubuh kualitas hidup ODHA.6 Sedangkan
yang disebabkan oleh HIV.1 menurut Hapsari depresi menjadi faktor
Status HIV/AIDS di Indonesia terus yang sering menyebabkan kualitas hidup
mengalami peningkatan sejak 2005 sampai ODHA menurun.7 Berdasarkan penelitian
dengan maret 2019, dengan jumlah kasus Mariany, dkk menjelaskan bahwa kualitas
HIV yang dilaporkan sebanyak 338.363 hidup ODHA cenderung tidak baik yaitu
orang dan kasus AIDS sebanyak 34,16%. sebesar 59,4%.8 Penelitian lain juga
Selanjutnya dari januari sampai dengan menyatakan bahwa ODHA memiliki
maret 2019 transmisi HIV yang kualitas hidup yang kurang baik mencapai
terlaporkan sebanyak 11.081 orang, 85% dibandingkan dengan ODHA yang
sedangkan kasus AIDS sebanyak 13,86%.2 memiliki kualitas hidup yang baik.9
Hal ini menjadikan Indonesia menempati Berdasarkan hasil studi pendahuluan
urutan tertinggi ketiga jumlah orang yang dilakukan peneliti di Yayasan Pelita
dengan HIV/AIDS (ODHA) serta kasus Ilmu (YPI) didapatkan bahwa kualitas
infeksi baru di wilayah Asia Pasifik setelah hidup ODHA di YPI sangatlah penting,
India dan China. Peningkatan kasus terutama bagi orang yang baru mengetahui
HIV/AIDS tahun 2017 terjadi secara status HIV positif mereka harus
merata di seluruh wilayah Indonesia. mendapatkan pendampingan yang ketat
Wilayah yang mengalami peningkatan disebabkan adanya penolakan dengan
kasus HIV salah satunya adalah DKI keadaan atau status postifnya yang
Jakarta mencapai 23,8%. Sedangkan membuat ODHA menutup diri dari orang
AIDS mencapai 9,3%.3 lain. Hal ini akan menyebabkan penurunan
HIV/AIDS tidak hanya kualitas hidup ODHA yang berdampak
mempengaruhi kesejahteraan fisik seorang pada kelangsungan hidup ODHA di masa
individu tetapi juga kualitas hidup secara depan serta kematian pada ODHA.
keseluruhan mereka yang terinfeksi. Berdasarkan data di atas peneliti merasa
Menurut Ekasari kualitas hidup adalah tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang mengenai faktor-faktor yang
dirasakan seseorang tentang berbagai mempengaruhi kualitas hidup ODHA
aspek dalam kehidupannya.4 Kualitas terpapar program OBRASS di Yayasan
hidup digunakan dalam bidang pelayanan Pelita Ilmu Tahun 2020.
kesehatan untuk menganalisis emosional
seseorang, faktor sosial dan kemampuan Metode Penelitian
untuk memenuhi tuntutan kegiatan dalam Penelitian ini merupakan penelitian
kehidupan secara normal dan dampak sakit kuantitatif dengan desain studi cross
dapat berpotensi untuk menurunkan sectional. Penelitian ini dilakukan pada
kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup bulan Maret – Juni 2020 di Yayasan Pelita
ODHA yang termasuk dalam kelompok Ilmu. Populasi dalam penelitian adalah
rentan sangat penting untuk diperhatikan. ODHA yang terpapar program OBRASS
Menurut beberapa teori dan yang berjumlah 70 orang. Pengambilan
penelitian terdapat faktor - faktor yang sampel dilakukan dengan teknik total
mempengaruhi kualitas hidup ODHA yaitu sampling, sehingga sampel dalam

173
Khairunniza & Saputra N / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020; 9 (3): 172-177

penelitian ini sama dengan jumlah populasi memiliki sifat patuh dalam mengkonsumsi
yaitu 70 ODHA. Penelitian ini obat yaitu 64,3%, sebagian besar ODHA
menggunakan data primer. Teknik baru melakukan terapi ARV ≤ 5 tahun
pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu 57,1% dan sebagian besar ODHA
membagikan kuesioner online kepada berada pada stadium lanjut yaitu 67,1%.
responden melalui bantuan handphone Sedangkan ODHA yang mengalami
(HP). Kuesioner dapat diakses di depresi yaitu 55,7% dan kualitas hidup
http://bit.ly/KuesionerKualitasHidupODH ODHA yang kurang baik yaitu 48,6%.
A. Pengujian kuesioner menggunakan
validitas konstruk yang dianalisa Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
mendalam oleh 3 ahli. Sedangkan teknik ODHA yang Terpapar Program OBRASS di
pengolahan data menggunakan editing Yayasan Pelita Ilmu Tahun 2020
(mengedit data), coding (pengkodean
Variabel Kategori n %
data), processing (proses pemindahan data
Jenis Kelamin Laki-Laki 27 38,6
ke komputer) dan cleaning (memeriksa Perempuan 43 61,4
kembali data yang telah di entri ke Usia ≤ 33 Tahun 37 52,9
komputer). Analisis data yang dilakukan ≥ 33 Tahun 33 47,1
adalah uji univariat untuk semua variabel, Status Tidak Bekerja 14 20,0
Pekerjaan Bekerja 56 80,0
selanjutnya melakukan uji analisis regresi Status Belum Pernah 13 18,6
logistik untuk masing-masing variabel Pernikahan Menikah 57 81,4
serta melakukan seleksi kandidat dengan Kepatuhan Tidak Patuh 25 35,7
melihat nilai P value dan terakhir Minum Obat Patuh 45 64,3
melakukan uji analisis multivariat dengan Lama Terapi ≤ 5 Tahun 40 57,1
ARV ≥ 5 Tahun 30 42,9
multiple regression logistic dengan tingkat Stadium Klinis Awal 23 32,9
kepercayaan 95% dan batas kemaknaan p Lanjut 47 67,1
< 0,05. Penelitian ini telah dikaji dan Depresi Depresi 39 55,7
mendapatkan kelayakan etik penelitian Tidak Depresi 31 44,3
oleh Komisi Etik Fakultas Kesehatan Kualitas Hidup Kurang Baik 34 48,6
ODHA Baik 36 51,4
Masyarakat UMJ dengan No.
10.006.B/KEPK-FKMUMJ/IV/2020, serta
Tabel 2. Seleksi Kandidat Model Multivariat
mendapatkan izin penelitian dari Yayasan
Pelita Ilmu (YPI). Prinsip etika yang Variabel P Value
diterapkan adalah self determinan, Jenis Kelamin 0,016
anonymity and confidentialy, privacy, Usia 0,056
protection from discomfort and harm dan Status Pekerjaan 0,279
Status Pernikahan 0,021
informed consent.
Kepatuhan Minum Obat 0,003
Lama Terapi ARV 0,026
Hasil Stadium Klinis 0,050
Berdasarkan hasil analisis tabel 1 Depresi 0,014
menunjukan, dari 70 ODHA yang
dijadikan sampel penelitian, sebagian besar Berdasarkan tabel 2 menunjukan ada
berjenis kelamin perempuan (61,4%). 7 variabel yang memiliki nilai P value ≤
Berdasarkan usia sebagian besar ODHA 0,25 yaitu jenis kelamin, usia, status
memiliki usia rata-rata ≤ 33 tahun (52,9%). pernikahan, kepatuhan minum obat, lama
Berdasarkan status pekerjaan sebagian terapi ARV, stadium klinis dan depresi.
besar ODHA memiliki pekerjaan yaitu Dengan demikian, delapan variabel
(80,0%). Berdasarkan status pernikahan tersebut akan diteruskan ke dalam tahap
sebagian besar ODHA sudah menikah kandidat multivariat.
yaitu (81,4%). Berdasarkan kepatuhan Berdasarkan tabel 3 menunjukan
minum obat sebagian besar ODHA bahwa terdapat 3 variabel yang memiliki

174
Khairunniza & Saputra N / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020; 9 (3): 172-177

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Antara Kepatuhan Minum Obat, Lama Terapi ARV dan Depresi
Terhadap Kualitas Hidup ODHA yang Terpapar Program OBRASS di Yayasan Pelita Ilmu Tahun
2020

Variabel Kategori B Wald P Value OR (95% CI)


Kepatuhan Minum Obat Tidak Patuh 6,459
1,865 8,619 0,003
Patuh 1,859-22,440
Lama Terapi ARV ≤ 5 Tahun 3,503
1,254 4,613 0,032
≥ 5 Tahun 1,116-11,000
Depresi Depresi 5,471
1,699 7,586 0,006
Tidak Depresi 1,633-18,332
Constanta -2,415 11,702 0,001 0,089

nilai P value ≤ 0,05 yaitu kepatuhan dkk yang menunjukan bahwa terdapat
minum obat (0,003), lama terapi ARV hubungan yang bermakna antara kepatuhan
(0,032) dan depresi (0,006). Pada setiap minum obat terhadap kualitas hidup
analisis juga telah dilakukan perbandingan ODHA (Pv=0,048).11 Hasil penelitian ini
nilai OR dan dalam penelitian ini tidak ada juga menunjukan bahwa variabel
perubahan nilai OR yang ≥ 10% maka kepatuhan minum obat merupakan faktor
variabel yang nilai P value paling besar yang paling berpengaruh terhadap kualitas
dan lebih dari ≥ 0,05 akan tetap hidup ODHA dibandingkan dengan
dikeluarkan dari setiap analisis yang variabel lama terapi ARV dan depresi.
dilakukan. Hasil ini juga menunjukan Secara umum ODHA yang telah
bahwa variabel kepatuhan minum obat lama mengkonsumsi ARV mengalami
merupakan faktor yang paling berpengaruh peningkatan skor kualitas hidupnya.12
terhadap kualitas hidup ODHA yang ARV terbukti memperpanjang umur
terpapar program OBRASS di Yayasan harapan hidup ODHA, menjaga kesehatan
Pelita Ilmu tahun 2020. fisik, serta meningkatkan manajemen
penyakit.13 Namun karena besarnya efek
Pembahasan samping yang dirasakan sehingga tidak
Secara umum ODHA yang tidak jarang ODHA yang putus menjalani terapi
patuh mengkonsumsi obat akan ARV atau tidak terapi sama sekali. Hal ini
menurunkan produktifitas ODHA dalam akan semakin memperburuk kondisi
melakukan kegiatan sehari-hari yang ODHA dan secara tidak langsung akan
disebabkan komplikasi dari infeksi HIV mempengaruhi kualitas hidup ODHA
yang dirasakan. Hal ini sesuai dengan teori secara keseluruhan. Hal tersebut sesuai
Wilson dan Cleary yang menyatakan dengan hasil analisis multivariat pada
bahwa karakteristik individu seperti penelitian ini menunjukan bahwa nilai Pv
kepatuhan minum obat memiliki hubungan 0,032 yang berarti lama terapi ARV dapat
yang erat terhadap kualitas hidup ODHA.10 mempengaruhi kualitas hidup ODHA.
Teori tersebut sesuai dengan hasil analisis Selanjutnya nilai OR=3,503 (95% CI:
multivariat pada penelitian ini menunjukan 1,116-11,000) menunjukkan bahwa
bahwa nilai Pv=0,003 yang berarti variabel lama terapi ARV merupakan
kepatuhan minum obat dapat faktor risiko terhadap kualitas hidup
mempengaruhi kualitas hidup ODHA. ODHA.
Selanjutnya nilai OR = 6,459 (95% CI: Secara umum depresi membuat
1,859-22,440) yang berarti variabel ODHA pesimis terhadap masa depan,
kepatuhan minum obat merupakan faktor memandang dirinya tidak berharga,
risiko terhadap kualitas hidup ODHA. cenderung mengurung diri dan tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan bergaul dengan orang lain, serta
penelitian yang dilakukan oleh Rihaliza, menganggap dirinya sebagai orang yang

175
Khairunniza & Saputra N / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020; 9 (3): 172-177

dikutuk oleh tuhan. Sehingga hal ini akan penyakit infeksi menular seksual (PIMS)
mempengaruhi secara keseluruhan aspek- Triwulan I. Jakarta; 2019.
3. Direktorat Jendral P2P Kementerian Kesehatan
aspek kualitas hidup ODHA.14 Hal ini RI. Sistem informasi HIV-AIDS dan IMS
sesuai dengan hasil analisis multivariat (SIHA): Laporan Tahun 2017. Jakarta; 2017.
pada penelitian ini menunjukan bahwa 4. Ekasari M. Meningkatkan kualitas lansia konsep
nilai Pv 0,006 yang berarti depresi dapat dan berbagai intervensi. Malang: Wineka
mempengaruhi kualitas hidup ODHA. Media; 2018.
5. Handayani F, Fatwa S. Faktor yang
Selanjutnya nilai OR=5,471 (95% CI: mempengaruhi kualitas hidup orang dengan
1,633-18,332) menunjukkan bahwa HIV/AIDS di Kota Kupang. Journal of
variabel depresi merupakan faktor risiko Community Medicine and Public Health
terhadap kualitas hidup ODHA. Hasil [Internet]. 2017 [dikutip 16 Februari 2020].
penelitian ini sesuai dengan penelitian Tersedia dari:
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/25856
yang dilakukan oleh Mariany dkk dimana 6. Kusuma H. Hubungan antara depresi dan
depresi menjadi salah satu faktor yang dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
signifikan memperburuk kualitas hidup (P HIV/AIDS yang menjalani perawatan di
= 0,002).8 RSUPN Cipto. Mangunkusumo Jakarta.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia
[Internet]. 2011 [dikutip 20 Januari 2020].
Kesimpulan dan Saran Tersedia dari:
Faktor-faktor yang mempengaruhi https://www.google.com/url?sa=t&source=web
sekaligus menjadi faktor risiko terhadap &rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/abstrakpdf%3Fid
kualitas hidup ODHA adalah kepatuhan %3D20282772%26lokasi%3Dlokal&ved=2ahU
minum obat, lama terapi ARV dan depresi. KEwjLjb7OrJjrAhU473MBHUQ5DkoQFjABe
gQIBRAC&usg=AOvVaw3INkliDVVE2XkDk
Sedangkan faktor paling berpengaruh V7Q-RCy
adalah kepatuhan minum obat dengan nilai 7. Hapsari E, Widodo S, Muchlis A. Hubungan
OR paling tinggi. Kepatuhan minum obat tingkat depresi dengan kualitas hidup pasien
menjadi satu faktor penentu baiknya HIV/AIDS di RSUP DR. Kariadi Semarang.
kualitas hidup pada ODHA, oleh karena itu Jurnal Kedokteran Diponegoro [Internet]. 2016
[dikutip 23 Maret 2020]. Tersedia dari:
diharapkan adanya pengawasan yang https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/a
dilakukan oleh petugas yayasan pelita ilmu rticle/view/14341
dalam membantu ODHA untuk minum 8. Mariany B, Asfriyati, Sri R. Stigma, depresi,
obat serta melatih ODHA untuk kualitas hidup penderita HIV: studi pada
mengontrol efek samping yang muncul komunitas “lelaki seks dengan lelaki” di
Pematangsiantar. Journal of Community
karena terus-terus mengkonsumsi obat, Medicine and Public Health [Internet]. 2019
sehingga hal ini akan berdampak pada [dikutip 17 Januari 2020]; Vol. 35 No. 4.
kebiasaan minum obat yang baik dan [dikutip 17 Januari 2020]. Tersedia dari:
memiliki pengaruh positif bagi kualitas https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/42808
hidup ODHA. 9. Rozi R, Ari F, Vi N. Hubungan dukungan sosial
dengan kualitas hidup ODHA pada kelompok
dukungan sebaya solo plus di Surakarta.
Ucapan Terimakasih Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Ucapan terimakasih kami sampaikan Muhammadiyah Surakarta [Internet]. 2016
kepada teman-teman ODHA di Yayasan [dikutip 05 Maret 2020]. Tersedia dari:
Pelita Ilmu yang sudah bersedia menjadi http://eprints.ums.ac.id/42459/
10. Wilson, Cleary. Linking clinical variables with
responden dalam penelitian ini. health-related quality of life. JAMA. 1995;
273:59.
Daftar Pustaka 11. Rihaliza, Arina W, Alfitri. Hubungan kepatuhan
1. Elisanti A. HIV-AIDS, ibu hamil dan minum obat dan jumlah CD4 terhadap kualitas
pencegahan pada janin. Yogyakarta: hidup orang dengan HIV AIDS di Poliklinik
Deepublish; 2018. Voluntary Counseling and Testing RSUP Dr M
2. Direktorat Jendral P2P Kementerian Kesehatan Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas
RI. Laporan perkembangan HIV AIDS dan [Internet]. 2019 [dikutip 05 April 2020].
Tersedia dari:

176
Khairunniza & Saputra N / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020; 9 (3): 172-177

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/ 13. Holtz C, Richard S, Lewis V, Gabriela V,


view/1135 Virginia H. A quantitative study of factors
12. Bakiono F, Patrice W, Laurent G, Mahamoudou influencing quality of life in rural mexican
S, Laurent O, Annie R. Quality of life in women diagnosed with HIV. J Assoc Nurses
persons living with HIV in Burkina Faso: A AIDS Care [Internet]. 2014 [cited 2020 March
follow-up over 12 months. BMC Public Health 09]; 25(6): 555-67. Available from:
[Internet]. 2015 [cited 2020 February 09]; 15(1): https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24759058/
1119. Available from: 14. Cichocki M. Dealing with HIV & depression
https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/artic when sadness takes over. 2009.
les/10.1186/s12889-015-2444-4

177

Anda mungkin juga menyukai