Pengujian Aktivitas Obat Stimulansia
Pengujian Aktivitas Obat Stimulansia
Pengujian Aktivitas Obat Stimulansia
KELOMPOK 2 :
FAKULTAS FARMASI
2020
I. Tujuan Praktikum
Memahami efek berbagai dosis kafein sebagai stimulan
Mengenal macam – macam alat yang dapat digunakan untuk uji efek stimulan
Caffeine kemungkinan merupakan obat sosial yang paling luas digunakan secara luas
diseluruh dunia. Sebagian orang tidak menyadari bahwa caffeine adalah obat, walaupun
banyak, khususnya pada usia-usia tertentu, yang mengalami efek – efek gangguan tidur
dan gangguan ritme jantung akibat terlalu banyak kopi. Karakteristik gejala putus
obatnya ditandai dengan letargi, cepat marah (iritabilitas), dan sakit kepala telah
diketahui bila penggunaanya melebihi 600mg/hari (kira-kira enam cangkir kopi).
(Bertram G. Katzung 2002)
Dari turunan xantin yang ada dalam tanaman yaitu kafein, teofilin dan teobromin,
kafein memiliki kerja psikotonik yang paling kuat . Yang agak kurang kerjannya adalah
teofillin sedangkan teobromin tidak mempunyai efek stimulasi pusat. (Dinamika Obat
1991)
Kadar kafein. 1 cangkir kopi (ca 100 ml) mengandung 80-100 mg kafein tergantung
dari banyaknya kopi yang digunakan , 100 ml teh ca 600 mg dan 100 ml cola ca 20 mg
kafein. (Obat-obat penting 2002)
Caffeine.
Khasiat
Kafein berkhasiat menstimulasi SSP, dengan efek menghilangkan rasa letih, lapar,
dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi dipertinggi, prestasi otak
dan suasana jiwa diperbaiki. Kerjanya terhadap kulit otak lebih ringan dan singkat dari
pada amfetamin. Kafein juga berefek inotrop positif terhadap jantung (memperkuat
daya konsentrasi), vasodilatasi perifer, dan diuretis. Kafein bersifat menghambat
enzim fosfodiesterase. (Obat-obat penting 2002)
Penggunaan
Sebagai zat penyegar yang bila digunakan terlampau banyak ( lebih dari 20 cangkir
sehari) dapat bekerja adiktif. Minum kopi lebih dari 4-5 cangkir sehari meningkatkan
kadar Homosistein dalam darah dan dengan demikian juga resiko akan PJP. Bila
dihentikan sekaligus dapat mengakibatkan sakit kepala sebagai gejala penarikan. Zat ini
sering didominasikan dengan perasetamol atau asetosal guna memperkuat efek
analgetisnya, juga dengan ergotamin guna memperlancar absorpsinya. (Obat-obat
penting 2002)
Efek kafein yang menguntungkan pada sakit kepala vasomotorik disebabkan oleh
konstriksi pembuluh darah otak dan turunanya tekanan liquor. Disamping itu kafein
juga mempunyai efek pada metabolisme yaitu merangsang glikogenolisis dan liposis.
(Dinamika Obat 1991)
Absorpsi
Resorpsinya di usus baik, PP-nya ca 17 %, plasma-t1/2-nya 3-5 jam. Dalam hati, zat
ini diuraikan hampir tuntas dan dikeluarkan lewat urin. (Obat-obat penting 2002)
Setelah pemberian secara oral, kafein diabsorbsi dengan cepat dan sempurna; dan
dalam organisme sebagian akan mengalami demetilasi dan oksidasi. Produk ekskresi
utama dalam urin adalah monometilxantin dan dimetilxantin serta monometilurat,
dimetilurat dan trimetilurat. (Dinamika Obat 1991)
Efek samping
Bila minum lebih dari 10 cangkir kopi dapat berupa debar jantung, gangguan
lambung, tangan gemetar, gelisah, ingatan berkurang, dan sukar tidur. Sebaiknya jangan
minum lebih dari 3-4 cangkir kopi sehari. (Obat-obat penting 2002)
Dosis
Pada rasa letih 1-3 dd 100-200 mg, sebagai adjuvans bersama analgetika 50 mg
sekali, bersama ergotamin pada migrain 100 mg. (Obat-obat penting 2002)
Pada dosis biasa yaitu 50-200 mg, kafein terutama bekerja pada korteks serebri. Pada
orang yang lelah, gejala kelelahan akan hilang dan kemampuan psikis akan meningkat.
Orang yang tidak lelah tetapi segar, tidak akan dipengaruhi kemauannya jika
menggunakan kafein.
Pada dosis yang lebih tinggi pusat vasomotor dan pusat pernapasan akan distimulasi
oleh kafein . Akan tetapi tekanan darah tetap tidak naik; ini terjadi karena pada saat
bersamaan terjadi juga dilatasi pembuluh kulit, ginjal dan koronar, akibat kerjanya
disistem saraf perifer. (Dinamika Obat 1991)
Holeboard Platform
Platform
Mencit diletakkan di atas platform sambil dilakukan pengamatan terhadap
aktivitasnya apakah mencit menjadi lebih aktif setelan penambahan kafein sitrat dengan
dibandingkan pada kontrol, selain itu aktivitas sikap tubuh mencit berupa grooming,
kecepatan nafas dan jengukkan atau menundukkan kepala sampai keluar dari tepi
platform juga diamati. Kemudian lakukan pencatatan terhadap aktivitas, sikap tubuh,
jumlah kecepatan nafas per menit dan jumlah jengukan pada tepi platform (Harun et al.,
1986).
Diketahui :
Berat mencit : 28 g
Dosis kafein sitrat 1,5% : 25mg/70kgBB
Volume Minimal 0,05 ml
Jawab :
25 mg× 0,0026× 28 g
Dosis : =0,091 mg
20 g
0,091mg
Volume Pemberian : ×100 %=0,006 ml
1500mg
0,05 ml
Faktor Pengenceran : 8x =8,3
0,006 ml
VP setelah 10x pengenceran : 0,006 ml × 10=0,06 ml
Diketahui :
Berat mencit : 28 g
Dosis kafein sitrat 1,5% : 50 mg/70kgBB
Volume Minimal 0,05 ml
Jawab :
50 mg× 0,0026× 28 g
Dosis : =0,182 mg
20 g
0,182mg
Volume Pemberian : ×100 %=0,0121 ml
1500mg
0,05 ml
Faktor Pengenceran : 5x =4,13 /5 x
0,0121ml
VP setelah 5x pengenceran : 0,0121 ml ×5=0,0605 ml
c) Klasifikasi hewan coba yang digunakan
Mencit jantang dengan berat 25 – 30 mg
V. Skema Kerja Praktikum
Mengusapkan kapas yang telah dibasahi alkohol pada permukaan kulit mencit di daerah
abdomen kanan.
Meletakkan mencit diatas platform, kemudian diamati aktivitas, sikap tubuh, jumlah
jengukan/menit, dan kecepatan nafas/menit masing-masing pada menit ke-5, 10, 15, dan 20.
Meletakkan mencit diatas hole board, kemudian lakukan pengamatan dan perhitungan
jumlah jengukan kepala mencit kedalam lubang selama 5 menit.
VII. Pembahasan
Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, obat tersebut akan bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang
yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini disebut obat psikoaktif. Ada obat yang
merangsang sistem saraf pusat yang dinamakan stimulan dan ada juga yang menekan saraf
pusat (inhibitor).
Obat Stimulansia merupakan obat yang dapat menimbulkan rangsangan tidak selektif
pada sistem saraf pusat. Contoh obat stimulansia adalah kafein. Kafein merupakan derivat
xanthin yang banyak terdapat pada the dan kopi. Pada susunan saraf pusat, kafein
menstimulasi aktivitas mental dan meningkatkan kapasitas untuk bekerja lebih lama.
Dalam percobaan praktikum kali ini, kami melakukan percobaan menggunakan obat
kafein sitrat. Pada mencit 1 (kontrol) diberikan larutan WFI (water for injection) 0.05 mL
dan disuntikkan secara intraperitonial (IP), mencit tersebut tidak memberikan efek apapun
(normal).
Pada mencit 2 diberikan kafein 25mg/70kgBB, mencit tersebut menunjukkan
aktivitas yang aktif, sikap tubuh (grooming) yang meningkat tiap per 5 menit namun sedikit
lebih kurang dibandingkan kontrol, jumlah jengukan yang meningkat, dan kecepatan
napas/menit meningkat. Hal tersebut menunjukkan efek kafein yang mempengaruhi sistem
saraf pusat dan kemampuan koordinasi otot halus sehingga mempengaruhi tingkah laku
mecit yang lebih aktif namun sikap tubuh yang tidak terlalu aktif.
Pada mencit 3 diberikan kafein 50mg/70kgBB, mencit tersebut menunjukkan
aktivitas yang lebih aktif dibandingkan mencit 2, dimana sikap tubuh sedikit menurun
dibandingkan pada mencit 2, jumlah jengukan yang tidak menentu (naik turun) dan
kecepatan napas/menit meningkat tiap 5 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
besar dosis kafein yang diberikan maka semakin mempengaruhi sistem saraf pusat yang
mengakibatkan tingkah laku mencit yang lebih aktif lagi.
Pada mencit 4 diberikan kafein 75 mg/70kgBB, mencit tersebut menunjukkan
aktivitas yang lebih proaktif dibandingkan mencit 3, dimana sikap tubuh yang lebih
meningkat, jumlah jengukan yang lebih meningkat dan kecepatan napas/menit lebih
meningkat, tetapi tidak menimbulkan toxic response. Hal ini mungkin disebabkan karena
kesalahan penyuntikan (posisi yang salah sehingga terkena organ dalam pada mencit).
VIII. Penyelesaian Tugas Dari Buku Praktikum
Kesimpulan dari praktikum uji aktivitas obat stimulansia yang kami lakukan adalah:
1. Kafein merupakan obat stimulansia yang dapat menimbulkan rangsangan tidak
selektif pada sistem saraf pusat.
2. Semakin besar dosis yang diberikan, maka aktivitas dari mencit akan semakin aktif.
Aprilia, Fitri., Siregar, Tahoma. UJI AKTIVITAS STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT
EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus
Musculus L.) DAN PENENTUAN ED50 YANG DIBERIKAN SECARA ORAL. Prosiding
Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, B.51-B.58.
Universitas Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta.
Vogel, H.G. 2002. Drug Discovery and Evaluation Pharmacologycal Assays 3rd edition.
Berlin: Springer.
Sugianto, Lisa, Wahyu, D.T. Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Etanol
Herba Putri Malu (Mimosa microphylla D.) pada Mencit (Mus musculus) Galur Swiss
Webster. Jurnal Farmasi dan Terapan. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2015. P. 23- 27