Ronald
Ronald
Ronald
OLEH :
ANDI YUNITASARI
C 121 05 045
i
HALAMAN PENGESAHAN
ANDI YUNITASARI
C 121 05 045
Tim Penguji
Mengetahui :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
iii
Dr.dr. Ilhamjaya Pattelongi, M.Kes
NIP. 19580128 198903 1 002
iv
ABSTRAK
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan,
ketegangan emosi, pada lansia yang sudah pensiun dapat menimbulkan stres
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat stres pada lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Pelitakan Kabupaten
Polewali Mandar, yang dilakukan sejak tanggal 14 – 30 April 2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah Cross sectioanal. Adapun populasinya
adalah lansia yang sudah pensiun di Wilayah kerja Puskesmas Pelitakan Kabupaten
Polman dengan pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 40 responden.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermkna antara faktor
status ekonomi dengan tingkat stres lansia pensiunan, diman hasil uji fisher diperoleh p = 0,04 <
α 0,05. Hubungan antara pekerjaan sekarang dengan tingkat stres lansia pensiunan, dimana hasil
uji fisher diperoleh p = 0,04 < α 0,05. Sementara hubungan antara faktor kondisi fisik dengan
tingkat stres lansia pensiunan, dimana hasil uji fisher diperoleh p
= 0,03 < α 0,05. Namun lain hal dengan hubungan kemandirian dengan tingkat stres
lansia pensiunan, dimana hasil uji fisher diperoleh p = 1 ≥ α 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data diatas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa terdapat hubungan bermakna antara status ekonomi, pekerjaan
sekarang, kondisi fisik terhadap tingkat stress pada lansia pensiunan dan tidak terdapat
pengaruh kemandirian lansia terhadap tingkat stres lansia pensiunan.
Kata Kunci : (faktor status ekonomi, pekerjaan sekarang, kondisi fisik, tingkat
kemandirian yang mempengaruhi tingkat stres, lansia pensiunan)
v
KATA PENGANTAR
memberikan berkat dan limpahan rahmat, hidayah, umur, kesehatan, dan kekuatan
iman sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran dan
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua, Ayahanda Andi Patongai (Almarhum) serta Ibunda Hj. Andi Ajar
selalu mendoakan setiap langkah dan proses pencarian ilmu demi masa depan penulis
Dengan segala hormat, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
1. Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
2. Dr. dr. Ilham Jaya Patellongi M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu
serta Suami dan Anakku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
vi
5. Teman-teman angakatan 2005 (ANSIETAS 2005) atas kebersamaannya.
6. Teman-teman seperjuangan (Yus, Rya, Turi, k’jum, erda, dj, hany, mamank,
7. Semua pihak yang namanya tidak sempat penulis sebutkan dan telah banyak
Semoga amal kebaikannya diterima di sisi Allah SWT dan mendapat pahala
Dalam penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Makassar
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1. Tujuan Umum......................................................................... 4
2. Tujuan khusus......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia ........................................... 7
1. Pengertian Lanjut Usia ........................................................... 7
2. Penggolongan Lanjut Usia ..................................................... 7
3. Teori Proses Menua ................................................................ 8
4. Tinjauan Masalah Psikologik pada Lanjut Usia ..................... 11
5. Permasalahan pada Lanjut usia ............................................. 13
B. Tinjauan Umum tentang Stres ...................................................... 16
1. Pengertian Stres ...................................................................... 16
2. Sumber Stres .......................................................................... 17
3. Faktor Predisposisi Stres ........................................................ 18
4. Reaksi tubuh terhadap Stres ................................................... 19
5. Tanda dan gejala Stres ............................................................ 19
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa
seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya. Demikian juga
Indonesia sebagai suatu Negara berkembang dengan perkembangan
terhadap peningkatan status gizi dan perawatan kesehatannya,
meningkat pula harapan hidup penduduk, sehingga proporsi lanjut usia
menjadi meningkat pula (Boedhi dan Martono 2015).
Proses menua didalam perjalanan hidup manusia merupakan
suatu hal yang wajar yang akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai umur panjang, proses ini terjadi terus menerus dan
berkelanjutan secara alamiah. Berdasarkan No.13 Tahun 2011 tentang
usia lanjut disebutkan bahwa yang masuk dalam kategori lansia adalah
mereka yang berusia 60 tahun keatas, Namun yang terjadi di Indonesia
banyak individu yang berusia 56 tahun sudah pensiun dari pekerjaannya
(Nugroho, 2016).
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai masalah baik secara fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang
dapat mengakibatkan penurunan pada peran-peran sosialnya. Hal ini
mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan dan
memerlukan bantuan orang lain (Nugroho, 2014).
Penduduk lanjut usia di Indonesia 2 tahun terakhir mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2017, jumlah penduduk lanjut
usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada
tahun 2018 (Resides 2018)
1
Dari data berdasarkan Surveilans Departemen Kesehatan RI,
Jumlah ini terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Karena
usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki- laki
maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak
dibandingkan laki- laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh
karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia,
sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih didominasi oleh
perempuan (Depkes,2016)
Sedangkan menurut WHO, bahwa penduduk lansia di Indonesia
pada tahun 2017 mendatang sudah mencapai angk 11,34% atau tercatat
28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah
penduduk lansia yang terbesar di dunia (U.S. Census Bureae,
International Data Base, 2016 ).
Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan
salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena
uang, jabatan, dan dapat memperkuat harga diri). Pensiun umumnya
diterima sebagai kejadian yang menimbulkan stres karena biasanya
merupakan perubahan yang tiba-tiba dalam kehidupan seseorang. Hal
ini tidak lagi mengejutkan sejak adanya banyak referensi dalam literatur
tentang kenyataan bahwa transisi dari bekerja ke pensiun luar biasa
susahnya. Selain itu, diduga bahwa pensiun dapat menyebabkan
ketidakpuasan yang serius dalam kehidupan sebagai konsekuensi
kemunduran fungsi fisik dan psikologi (Hidayat, 2016).
Stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian
yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu
seseorang untuk menanganinya. Sumber stres dibagi tiga yaitu, stres
yang bersumber dari diri sendiri, keluarga, masyarakat atau lingkungan
(Hidayat, 2016).
Stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian
yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu
seseorang untuk menanganinya. Sumber stres dibagi tiga yaitu, stres
yang bersumber dari diri sendiri, keluarga, masyarakat atau lingkungan
(Hidayat, 2015).
Berdasarkan survey awal di Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire terdapat data jumlah lansia sebanyak 945 orang, 519 orang
perempuan dan 426 orang laki- laki, dan jumlah lansia pensiunan
sebanyak 398 (Profil Kecamatan Tapango & Wonomulyo 2018),
kemudian berdasarkan survey yang dilakukan di Wilayah kerja
Puskesmas Sanoba yang ada di Kabupaten Nabire terdapat data bahwa
rata-rata lansia (257 orang) yang datang ke Puskesmas tersebut untuk
memperoleh/mendapat pelayanan kesehatan dengan diagnosa berbeda-
beda.
Penelitian yang perna dilakukan sebelumnya hanyalah
perbandingan antara dampak perubahan finansial dan status sosial
terhadap tingkat stres pada lansia pensiunan menunjukkan bahwa laki-
laki mengalami stres sedang (28,6%) dibandingkan perempuan (20%),
wanita dengan status perkawinan janda mengalami stres lebih tinggi
(50%) di bandingkan dengan wanita yang masih mempunyai pasangan
(22%). Dan menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin dan status
perkawinan dapat mempengaruhi tingkat stres pada lansia pensiunan.
Menurut beberapa lansia pensiunan yang berhasil peneliti temui
dengan melakukan komunikasi interpersonal mengatakan bahwa mereka
merasakan perubahan yang sangat berbeda dan terkadang mereka
merasa stres dan takut karena keadaannya yang tidak seperti waktu
masih bekerja.Fenomena diatas menunjukkan sesungguhnya pensiun
adalah situasi yang merupakan stressor bagi lansia dan sering kali
dianggap sebagai hal yang menakutkan.
B. Rumusan Masalah
Pensiun sering kali dianggap sebagai kenyataan yang tidak
menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah
merasa stres karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan
dihadapi. Oleh karena itu rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui
“Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Tingkat Stres Pada
Lansia Pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire?”
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat stres pada
lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui pengaruh status ekonomi terhadap tingkat stres pada
lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire.
b. Diketahui pengaruh pekerjaan sekarang terhadap tingkat stres
pada lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba
Kabupaten Nabire.
c. Diketahui pengaruh kondisi fisik terhadap tingkat stres pada lansia
pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten Nabire.
d. Diketahui tingkat kemandirian lansia terhadap tingkat stres pada
lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
lembaga Pemerintah untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil kebijakan dalam mempersiapkan para pegawai
yang memasuki masa pensiun.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
masukan bagi lansia yang akan menghadapi masa pensiun, agar
lebih mempersiapkan dirinya dalam menghadapi masa pensiun.
2. Manfaat pada ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini di harakan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan merupakan salah satu bahan bagi peneliuti berikutnya.
3. Manfaat bagi peneliti
Di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
tentang pensiun dan lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA KONSEP
Pekerjaan
Tingkat Stres
Kondisi Fisik
Kemandirian Lansia
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Garis Hubungan
2. Status ekonomi
Yang dimaksud dengan status ekonomi dalam penelitian ini
adalah kemampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari
harinya terkait kebutuhan fisiologisnya dan kemampuannya untuk
mensejahterakan anggota keluarganya.
Kriteria objektif :
Baik : apabila skor > 5
Kurang : apabila skor ≤ 5
3. Pekerjaan sekarang
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya kesempatan
bekerja/aktivitas yang dilakukan oleh lansia yang mendatangkan
kepuasan tersendiri bagi lansia atau dapat menghasilkan sesuatu
untuk memenuhikebutuhan dirinya dan keluarganya.
Ada : apabila responden menjawab “ya”
Tidak ada : apabila responden menjawab “tidak”
4. Kondisi fisik
Kondisi fisik dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik yang
ditandai dengan seberapa besar kapasitas kemampuan lansia.
Kriteria objektif :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah “Cross sectional”, yakni
rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan
secara simultan pada satu saat (sekali waktu) (Hidayat, 2017). Dalam
penelitian ini, peneliti akan mencari hubungan antara variabel bebas
(independen) dengan variabel tergantung (dependen) dengan melakukan
pengukuran sesaat. (Sastroasmoro dan Ismael, 2017).
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten
Nabire.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Agustus 2019.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah
lansia pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan Kabupaten
Polewali Mandar sebanyak 398 orang.
2. Sampel
Menurut Hidayat (2016) bahwa sampel merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sastroasmoro dan Ismael (2008) menambahkan
bahwa sampel ini dipilih dengan cara tertentu dan
hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil sampel 40 orang dan cara pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.
1,40 1,40
n= = = 0,40 x 100= 40
49,95 + 0,025 49,975
Jadi jumlah sampelnya adalah 40 orang.
- Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1. Lansia pensiunan berusia > 60 tahun
2.Lansia yang sebelumnya mempunyai pekerjaan tetap
3.Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi:
1. Lansia yang berusia < 60 tahun
2. Lansia yang mempunyai penyakit kronis
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri atas:
1. Kuesioner I berisi pertanyaan identitas responden berupa data demografi
responden yang terdiri dari nomor responden, stambuk, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, pangkat/golongan, pendidikan, jumlah anak.
2. Kuesioner II berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat stres
pada lansia pensiunan dengan penilaian yang didasarkan skala ghutman
dengan alternatif setiap jawaban “ya” bernilai 1, dan “tidak” bernilai 0.
3. Kuesioner III berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan faktor- faktor
yang mempengaruhi tingkat stres pada lansia pensiunan, yakni kuesioner
status ekonomi, kondisi fisik, dengan pilihan jawaban ya dan tidak.
Dimana untuk pertanyaan baik setiap jawaban “ya” bernilai 1, dan “tidak”
bernilai 0.
Tingkat kemandirian lansia, dengan penilaian menggunakan indeks
barthel yang merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kemandirian lansia apakah dapat
tergolong mandiri (100), ketergantungan ringan (91-99), ketergantungan
moderat (62-90), ketergantungan sedang (21-61), dan ketergantungan
berat (0-20) (Sunaryo, 2010).
Kuesioner II dan III yang digunakan dalam penelitian ini disusun
oleh peneliti yang berlandaskan dengan teori yang ada. Sebelum
kuesioner tersebut digunakan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas di
ukur pada kelompok subjek yang sama. Uji validitas kuesioner dilakukan
dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan
nilai total kuesioner tersebut. Instrumen dikatakan valid apabila nilai
korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi
[sig. (2-tailed)] ≤ taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Teknik uji reliabilitas
dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal, dimana nilai yang
diperoleh dengan cara menganalisis data menggunakan koefisien
Cronbach Alpha yang berfungsi sebagai internal consistent. Perhitungan
Cronbach Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi
diantara butir-butir pernyataan dalam kuesioner, yang hasilnya apabila
>0,6 atau semakin.
H. Etika penelitian
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah
yang sangat penting mengingat penelitian keperawatan akan
berhubungan lagsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan
penelitian. Masalah dalam penelitian keperawatan yaitu :
1. Informed concent
Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan
menjadi sampel dalam penelitian.
Subyek yang menjadi sampel penelitian akan mendapatkan penjelasan
secara detail tentang maksud penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian diadakan. Se lain hal tersebut subyek yang menjadi sampel
juga diberikan informasi lain seperti : penjelasan bahwa responden
bebas dari eksploitasi dan informasi yang didapatkan tidak digunakan
untuk hal- hal yang merugikan responden dalam bentuk apapun, hak-
hak selama dalam penelitian, hak untuk menolak menjadi responden
dalam penelitian, kewajiban apabila bersedia menjadi responden, dan
kerahasiaan identitas responden yang menjadi subyek penelitian.
2. Anonymity
Kerahasiaan responden harus terjaga dengan tidak
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data maupun pada
lembar kuisioner, tetapi hanya dengan memberikan kode-kode tertentu
sebagai identifikasi responden.
3. Confidentiality
Informasi yang diberikan responden akan terjamin
kerahasiaannya karena peneiti dalam pemanfaatan informasi yang
diberikan responden hanya menggunakan kelompok-kelompok data
sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
l
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
satu saat (sekali waktu) (Hidayat, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti akan
2008).
1. Lokasi Penelitian
Polewali Mandar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung pada tanggal 14 April sampai 30 April 2011.
1. Populasi
2010).
li
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia pensiunan di Wilayah
2. Sampel
merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
menambahkan bahwa sampel ini dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap
purposive sampling.
i. Kriteria Inklusi
D. Alur Penelitian
Mengidentifikasi tempat penelitian dan populasi target
Seminar proposal
Analisa Data
E. Intstrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri
atas:
responden yang terdiri dari nomor responden, stambuk, jenis kelamin, umur,
liii
3. Kuesioner III berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan faktor- faktor yang
ekonomi, kondisi fisik, dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Dimana untuk
2010).
Kuesioner II dan III yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh
peneliti yang berlandaskan dengan teori yang ada. Sebelum kuesioner tersebut
digunakan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas di ukur pada kelompok subjek
yang sama. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan uji korelasi antara skor
(nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan nilai total kuesioner tersebut. Instrumen
dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan
nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] ≤ taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
Teknik uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal, dimana
butir-butir pernyataan dalam kuesioner, yang hasilnya apabila >0,6 atau semakin
liv
mendekati 1 maka instrumen cukup reliabel (Azuarjuliandi, 2007). Uji validitas
2. Identifikasi Variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat stres pada
lansia pensiunan.
c. Variabel moderat
variabel tersebut. Variabel moderat dalam penelitian ini adalah Umur, status
2. Defenisi Operasional
a. Stres
akibat pensiun yang dinilai dari seberapa sering gejala yang dirasakan.
lv
Stres sedang nilai antara : 7-13
b. Status ekonomi
keluarganya.
Kriteria objektif :
c. Pekerjaan sekarang
d. Kondisi fisik
Kriteria objektif :
lvi
Baik : apabila responden menjawab < 5
sehari- hari.
Kriteria objektif :
2. Editing
kegiatan editing yaitu pengecekan kembali terhadap data yang masuk dalam
3. Koding
lvii
3. Tabulasi data
4. Analisa data
a) Analisa univariat
b) Analisa bivariat
16.
H. Etika penelitian
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia
lviii
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah dalam penelitian
keperawatan yaitu :
1. Informed concent
Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan menjadi
penelitian, dan manfaat penelitian diadakan. Se lain hal tersebut subyek yang
digunakan untuk hal- hal yang merugikan responden dalam bentuk apapun,
hak-hak selama dalam penelitian, hak untuk menolak menjadi responden dalam
2. Anonymity
pada lembar pengumpulan data maupun pada lembar kuisioner, tetapi hanya
3. Confidentiality
penelitian.
lix
BAB V
A. Hasil Penelitian
berada di Kab. Polman. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 14 April sampai
30 April 2011. Besarnya sampel sebanyak 398 orang tetapi yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi untuk diteliti hanya 40 orang. Pengumpulan data
pensiun yakni, Sarjana 25 orang (62,5%). Dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Distribusi Res ponden Berdasarkan Data Demografi Lansia Pensiunan
di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan
Kabupaten Polewali Mandar
lx
Karasteristik Responden n %
Umur
< 65 34 85
≥ 65 6 15
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 55
Perempuan 18 45
Status Perkawinan
Kawin 29 72,5
Janda 11 22,5
Agama
Islam 34 85
Kristen 6 15
Tingkat Pendid ikan
SMP 3 7,5
SMA 12 30
SARJANA 25 62
Sumber : Data primer, 2011
2. Analisa Univariat
sedang sebanyak 14 orang (35%) dan yang mengalami stres berat tidak
Tabel 5.2
Distribusi Res ponden Berdasarkan
Tingkat Stres Lansia Pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan Kabupaten
Polewali Mandar
lxi
Sumber : Data primer, 2011
b. Status Ekonomi
yang status ekonomi baik yaitu 29 orang (72,5%). Lihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3
Distribusi Res ponden Berdasarkan
Status Ek onomi Lansia Pensiunan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pelitakan Kabupaten Polewali Mandar
Status Ek onomi N %
Baik 29 72,5
Kurang 11
27,5
Total 40 100
Sumber : Data primer, 2011
c. Pekerjaan Sekarang
yang tidak bekerja dibidang lain 31 orang (77,5%). Lihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4
Distribusi Res ponden Berdasarkan Pekerjaan sekarang
Lansia Pensiunan di Wilayah KerjaPuskesmas Pelitakan
Kab. Polman
Pekerjaan Sekarang N %
Ada 9 22,5
Tidak ada 31
77,5
Total 22 100
Sumber : Data primer, 2011
lxii
d. Kondisi Fisik
Tabel 5.4
Distribusi Res ponden Berdasarkan Kondisi Fisik
Lansia Pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan
Kab. Polman
Kondisi Fisik n (% )
Baik 28 70
Kurang 12 30
Total 40 100
Sumber : Data primer, 2011
e. Tingkat Kemandirian
Tabel 5.5
Distribusi Res ponden Berdasarkan Kemandirian
Lansia Pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan
Kab. Polman
Tingkat
N (% )
Kemandirian
Mandiri 39 97,5
Tergantung 1 2,5
Total 40 100
Sumber : Data primer, 2011
3. Analisa Bivariat
variabel bebas yakni faktor status ekonomi, kondisi fisik, kemandirian lansia,
lxiii
dengan variabel terikat berupa tingkat stres pada lansia pensiunan, maka
a. Hubungan antara Faktor status ekonomi terhadap tingkat stres pada lansia
pensiunan
dengan tingkat stres sedang yaitu 14 orang (35%), dan yang berada pada
status ekonomi baik dengan tingkat stres ringan yaitu 15 orang (37,5%0.
Sementara hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher, diperoleh data
p = 0,04. Niali p yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), dengan
Tabel 5.6
Hubungan antara status ekonomi terhadap tingkat stress pada lansia pensiunan
di Wilayah kerja Puskesmas Pelitakan Kab. Polman
Tingkat stres
Status ekonomi Ringan Sedang Total p
n % n %
Baik 15 37,5 14 35 29
pensiunan
lxiv
Dari hasil analisa bivariat ditemukan bahwa dari 40 responden
didapatkan 7 orang (17,5%) yang bekerja dibidang lain berada pada tingkat
stress ringan, dan 2 orang (5%) berada pada tingkat stres sedang.
Sedangkan responden yang tidak bekerja dengan tingkat stres sedang yaitu
7 orang (17,5%), dan pada tingkat stres ringan yaitu 24 orang (60%).
p = 0,04. Niali p yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), dengan
Tabel 5.7
Hubungan antara pekerjaan sekarang terhadap tingkat stress pada lansia
pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Pelitakan Kab. Polman
Tingkat stres
Pekerjaan sekarang Ringan Sedang Total p
n % n %
Ada 7 17,5 2 5 9
0,04
Sumber : Data primer, 2011
tingkat stres ringan yaitu 14 orang (35%), dan pada kondisi fisik kurang
pada tingkat stres sedang yaitu 14 orang (35%). Sementara hasul uji
lxv
yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), dengan demikian dapat
tabel 5.8.
Tabel 5.8
Hubungan antara kondisi fisik terhadap tingkat stres
pada lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Pelitakan
Kab. Polman
Tingkat stres
Kondisi fisik Ringan Sedang Total p
n % n %
Baik 14 35 14 35 28
0,03
Sumber : Data primer, 2011
pensiunan
tingkat stres ringan yaitu 25 orang (62,5%), dan pada mandiri pada tingkat
stres sedang yaitu 14 orang (35%). Sementara hasil uji statistik dengan
lxvi
besar dari 0,05 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan antara kemandirian
Tabel 5.8
Hubungan antara tingkat kemandirian terhadap tingkat stres pada lansia pensiunan di Wilayah
kerja Puskesmas Pelitakan Kab. Polman
Tingkat stres
Kemandirian Ringan Sedang Total p
n % n %
Mandiri 25 62,5 14 35 39
1,000
B. Pembahasan
lansia. Dalam bab ini dibahas tentang karakteristik responden yang berhubungan
dengan variabel yang diteliti, hubungan antara variabel status ekonomi dengan
tingkat stres, hubungan antara variabel pekerjaan sekarang dengan tingkat stres,
hubungan antara variabel kondisi fisik dengan tingkat stres, hubungan antara
1. Kejadian stres
lxvii
Secara umum diperoleh data bahwa dari 40 responden 26 orang (65%)
mengalami stress ringan, 14 orang (35%) mengalami stress sedang dan tidak
ada yang mengalami stress berat. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
(Anies, 2005). Seperti inilah yang kemudian dirasakan oleh lansia pensiunan
yang mengalami stres ringan dan sedang dan tidak ada pensiunan yang
stres sedang dengan persentase 25,8% dan tidak ada yang mengalami stres
berat yang berarti menunjukkan bahwa kedua penelitian ini hampir sama
dengan jumlah persentase lebih banyak pada pensiunan yang mengalami stres
ringan, namun di sisi lain tidak adanya yang mengalami stres berat pada
penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian ini pada persentase stres ringan
kejadian stres dapat berasal dari internal yakni dari diri sendiri yang dapat
lxviii
timbul seperti dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat dan
berasal dari eksternal yang dapat bersumber dari keluarga, masyarakat dan
lingkungan. Keadaan pensiun ini merupakan hal yang baru dialami oleh lansia
sebagai bentuk adaptasi terhadap kejadian yang baru mereka alami di luar
hubungan yang bermakna antara faktor status ekonomi dengan tingkat stres
lansia pensiunan.
Sedangkan bantuan yang diharapkan dari anak atau keluarga tidak ada karena
pada kondisi ekonomi kurang karena mereka tidak mampu bekerja dan tidak
mempunyai anak. Perhatian keluarga yang lain sangat kurang, dan bantuan
lxix
Pada umumnya, dimanapun, pemasukan uang pada seseorang yang
pensiun akan menurun, kecuali pada orang yang sangat kaya dengan tabungan
pendapatan yang minim sudah dapat menimbulkan stres. Apalagi jika jumlah
sehari- hari, biaya sekolah, biaya kesehatan dan lain- lain merupakan suatu
memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak tergantung pada anak atau keluarga
lain. Dengan bekerja mereka akan memperoleh beberapa keuntungan yaitu selain
kegiatan yang berguna, sehingga aktifitas fisik dan psikis tetap berjalan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Cici (2001 dikutip dalam Sartina 2007)
tentang faktor penentu lansia bekerja. Dikatakan bahwa lansia yang masih aktif
masih bekerja berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Dalam
menghasilkan uang sehingga minat untuk mencari uang tidak lagi berorientasi
pada apa yang ingin mereka beli akan tetapi untuk sekedar menjaga agar mereka
tetap mandiri.
lxx
akibat proses penuaan yang membutuhkan tambahan biaya untuk pengobatan
dapat melakukan kegiatan apa saja. Mereka juga sangat memperhatikan kondisi
kesehatan, dengan melakukan jalan-jalan, baik di waktu pagi maupun pada waktu
senggang mereka.
besar berada pada tingkat stres ringan yaitu 24 orang (60%). Sedangkan pada
responden yang bekerja yaitu 7 orang (17,5%) berada pada tingkat stres
fisik dan psikis berpengaruh pada turunnya produktifitas para lansia. Jika
pada waktu mudanya ia telah mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua,
sehari- hari mereka, namun mereka memperoleh jauh lebih sedikit kepuasan
lxxi
mereka untuk selamanya- lamanya. Pria atau wanita yang telah pensiun
Sesuai yang diungkapkan oleh Jecinta (2003), pada masa pensiun tiba
karena akan memberikan kepuasan dan kepercayaan diri yang tinggi pada
konsep diri yang positif, rasa percaya diri kuat serta didukung oleh keuangan
yang cukup, maka lansia dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun
pekerjaannya yang lama, hal ini biasanya disebabkan karena responden tidak
ingin dianggap sebagai beban keluarga, selama hal ini masih dalam keadaan
positif tidak akan menimbulkan stres bagi lansia karena pada dasarnya lansia
didapatinya pada saat dia masih bekerja (Hurlock, 2002). Sebenarnya banyak
reponden yang ingin bekerja. Tetapi kalah bersaing dengan tenaga kerja generasi
muda baik dalam hal pendidikan, kekuatan dan kemampuan berpikir. Pendidikan
yang dimiliki responden tidak lagi terarah pada pasar ker ja. Hal ini yang
responden yang tidak bekerja meskipun tenaganya masih kuat dan mereka masih
lxxii
4. Hubungan antara kondisi fisik dengan tingkat stres
stres menunjukkan bahwa pada responden kondisi fisik baik sebagian besar
berada pada tingkat stres ringan yaitu 12 orang (30%). Sedangkan responden
kondisi fisik kurang pada tingkat stress ringan ya itu 14 orang (35%), dan
pada kondisi fisik kurang pada tingkat stres sedang yaitu 14 orang (35%), p =
2005). Namun lain halnya dengan lanjut usia pada penelitian ini, dimana
mereka masih mempunyai kondisi fisik yang sehat. Ada beberapa hal yang
Puskesmas. Kedua, mereka selalu berolah raga. Ketiga, makan secara teratur
Pengaruh kesehatan terhadap tingkat stres sangat kuat, karena sehat tidak
dapat digantikan oleh sesuatu apapun. Jika orang tidak sehat maka mereka tidak
akan dapat melaksanakan aktivitas hidup dengan baik. Dalam beberapa hal
mereka membutuhkan bantuan dari pihak lain. Hal ini sejalan dengan penelitian
Suryani (1999 dikutip dalam Ratnasuhartini 2006)) tentang Kesehatan Fisik dan
Mental Usia Lanjut di Bali diperoleh hasil bahwa lansia yang mengalami
lxxiii
Kondisi kesehatan fisik orang lanjut usia sangat berpengaruh terhadap
bersifat sangat umum seperti waktu respon yang lambat yang menyebabkan
lanjut usia kurang percaya diri sehingga mereka tergantung pada orang lain. Ha l
keterampilan, konsep dan prinsip baru dan ada kecenderungan sikapnya menjadi
stres, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini terkadang
harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang dapat
dimana hal itu dapat menyebabkan stres pada kaum lanjut usia yang
kesehatannya, maka semakin muda lansia pensiun terkena stres. Para lansia
yang rentan terhada stres misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia
lxxiv
somatis kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan
tingkat stres ringan. Sedangkan responden yang mandiri pada tingkat stres
ringan yaitu 25 orang (62,5%), dan pada mandiri pada tingkat stress sedang
yaitu 14 orang (35%), p = 1. Niali p yang diperoleh lebih besar dari 0,05
(p>0,05) berarti tidak ada hubungan antara kemandirian lansia dengan tingkat
Jambangan Bali pada kondisi mandiri yaitu 73,1%. Sebagian besar responden
adalah mandiri karena sebagian besar mereka berada pada kondisi fisik baik.
Dengan kondisi yang sehat mereka dapat melakukan aktivitas apa saja tanpa
meminta bantuan orang lain atau sedikit mungkin tergantung kepada orang
lain.
mereka yang secara fisik memiliki kesehatan yang sehat prima. Presentase
yang paling tinggi adalah mereka yang mempunyai kesehatan baik. Dengan
lxxv
kesehatan yang baik mereka dapat melakukan aktivitas apa saja dalam
rekreasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat setiati (2002 dikutip dalam Suhartini
2006) bahwa kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas
AKS ada 2 yaitu AKS standard an AKS instrumental. AKS standar meliputi
mandiri. Hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan mereka baik fisik
aktivitas sehari- hari tidak semuanya dapat dilakukan sendiri. Pada beberapa
C. Keterbatasan Penelitian
lxxvi
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
reliabilitas.
terhadap validasi data yang diperoleh oleh karena itu dilakukan uji validitas
lxxvii
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data diatas maka dapat ditarik
1. Terdapat lansia yang mengalami stres ringan sekitar 65%, yang mengalami
stres sedang 35%, dan tidak terdapat lansia yang mengalami stres berat.
tingkat stres pada lansia pensiunan, dimana hasil uji fisher diperoleh p = 0,04
< α 0,05.
stres pada lansia pensiunan, dimana hasil uji fisher diperoleh p = 0,04 < α
0,05.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi fisik dengan tingkat stres
pada lansia pensiunan, dimana hasil uji fisher diperoleh p = 0,03 < α 0,05.
tingkat stres pada lansia pensiunan, dimana hasil dimana hasil uji fisher
B. Saran
lxxviii
1. Bagi Puskesmas/petugas kesehatan
2. Bagi Lansia
3. Bagi mahasiswa
lebih banyak.
lxxix
DAFTAR PUSTAKA
lxxx
Nugroho W, H (2004), Keperawatan gerontik, ed.2, EGC, Jakarta.
Manurung, A.H. & Rizky L.T. Successful financial planner, diakses tanggal 23
Oktober 2010, [E-book], dari
<http://books.google.co.id/books?id=10bdldqt4rAC&pg=PT238&dq=tahap
an+pensiun&hl=id&ei=8a7jTNzlGs2Hcav7gaAM&sa=X&oi=book_result&
ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q=tahapan%20p
ensiun&f=false
Prawono, V.I. (2008). Menjadi mahasiswa yang sukses dan bahagia. diakses tanggal
20 Maret 2010. <http://all-about-stress.com/2008/03/20/menjadi-
mahasiswa- yang-sukses-dan-bahagia >.
Potter & Perry (2005), Buku ajar fundamental keperawatan; Lansia, EGC, Jakarta.
Profil Kecamatan Tapango (2011). Proporsi lansia Kecamatan Tapango Rasmun.
(2004). Stres, koping dann adaptasi. Sagung Seto: Jakarta.
Sartina, (2006), Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lanjut usia di
Panti Sosial Tresna werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Hasanuddin makassar.
Saryono, SKP., M.Kes, (2010), Kumpulan instrumen penelitian kesehatan, Nuha
Medika, Jakarta.
Suhartini, R, (2006), Pengaruh faktor terhadap kemandirian lansia,diakses pada
tanggal 19 Oktober
2010,http://www.damandiri.or.id/file/ratnasuhartiniunair.pdf.>
Samino, (2003), sikap hidup dihari kerja. Jakarta: Salemba Medika.
Sofiyuddin, D, M, (2009), Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 4.
Jakarta, Salemba Medika.
Subakti, E.P. (2008). Stres dan koping lansia pada masa pensiun. Medan: Skripsi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14286/1/09E01612.pdf.
Diakses tanggal 17 oktober 2010.
Sugiono. (2010). Metode kualitatif, kuantitatif, R & D. alfabeta : Bandung.
Suliswati., (2005). Konsep Dasar keperawatan kesehatan jiwa. EGC: Jakarta.
Sunaryo, (2004), Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.
Stevens, Bordui, Weycle, (2003). Ilmu keperawatan.Jilid 2.Edisi 2. Jakarta: EGC.
Swarth, J. (2004). Stres dan Nutrisi, ed. 3. Kreasindo Mediacita: Jakarta.
U.S. Census Bureae, (2009), International Data Base, diakses pada tanggal 21
Oktober 2010. (www.menegpp.go.id)
Wilkinson, G. (2002). Bimbingan dokter pada stres. Dian Rakyat: Jakarta.
Wirakusuma, (2008). Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakartap, EGC.
lxxxi
lxxxii