Mercyana Ringkas Jurnal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Strategi Cyber Public Relations Basarnas Jakarta

(Studi Kasus Pada Banjir Jabodetabek Bulan Januari Dan Februari


2020)
Mercyana Devi Az-zahra Mulyadi dan Amira Nabila
[email protected], *email Amira Nabila*

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penggunaan strategi Cyber pada aktivitas kinerja Public Relations Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) Jakarta adalah topik mengenai penelitian ini. Studi kasus dari penelitian
ini adalah pada Banjir yang terjadi di Jabodetabek pada Bulan Januari dan Februari 2020. Banjir
tahun 2020 ini merupakan banjir yang paling besar di Indonesia setelah banjir tahun 2007 yang
menjadi topik perhatian nasional, berhubung banjir ini menimbulkan kerugian yang terbesar
dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya. PR Basarnas Jakarta sebagai bagian dari
keanggotan pemerintah mempunyai peran penting saat mengelola kabar informasi yang berkaitan
dengan aktivitas pertolongan dan pencarian, mempunyai visi untuk menyediakan informasi yang
lugas dan berguna untuk public. Oleh karena itu, Humas Basarnas Jakarta menerapkan inovasi
dengan menggunakan Cyber Public Relation pada aktivitasnya memberi berita kepada khalayak
publik. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dimana ini bertujuan untuk mendeskripsikan objek dengan sejelas-jelasnya. Objek pada
penelitian ini tidak lain adalah Cyber PR Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta
yang berbentuk jejaring sosial dan situs web. Public Relations, Cyber PR, dan Government
Public Relations merupakan teori-teori relevan yang digunakan dalam penelitian ini. Metode
studi kasus dan in depth interview dengan pihak humas Basarnas Jakarta merupakan metodi studi
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. Terdapat 4 tahapan pada aktivitas Public Relations
(PR) yakni, fact finding sebagai tahap pertama, planning sebagai tahap kedua, communicating
sebagai tahap ketiga, dan evaluations sebagai tahap terakhir, dimana semua tahapan ini sudah
sesuai dengan strategi Cyber PR yang digunakan oleh Humas Badan Pencarian dan Pertolongan
(Basarnas) Jakarta. Metode-metode informal yang berupa laporan langsung dari lapangan dan
jejaring sosial, hotline, merupakan metode yang digunakan Humas Basarnas Jakarta dalam
tahapan fact finding. Sementara dalam tahapan planning, strategi yang digunakan Humas
Basarnas adalah mengecheck informasi yang diperolah, mengolah informasi tersebut menjadi
press release, dan menggunakan media-media untuk mensebarluaskan berita yang ditemukan.
Dalam proses tahapan communicating, penggunaan jejaring sosial berupa Instagram, Youtube,
dan Twitter, serta situs-situs resmi merupakan strategi yang digunakan oleh Humas Basarnas
Jakarta. Dan yang terakhir, pada tahapan evaluations, strategi yang ditetapkan oleh Basarnas
adalah mengamati media untuk mengobservasi peningkatan pengikut dari tiap-tiap jejaring sosial
yang digunakan, serta melihat bagaimana respon masyarakat secara umum terhadap kinerja
Basarnas melalui komentar-komentar yang diterima.

Abstract
This research was aimed to investigate and discover the strategy and procedures of Cyber Public
Relations (PR) Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta (A case study
pondered at The Jabodetabek Flood in January and February 2020). The flood is the biggest
flood in Indonesia after the 2007 flood which became the center of attention of the Indonesian
people because this flood caused the biggest losses compared to previous years. Public Relations
Basarnas Jakarta as a member of government public relations has an important role in managing
information related to rescue and search activities, has a vision to provide fast and useful
information for the community. Therefore, the Jakarta Basarnas Public Relations implements
innovation by using Cyber Public Relations in its activities to provide information to the public.
This type of research is descriptive research using a qualitative approach where it aims to
describe the object as clearly and as deeply as possible. The object of this research is none other
than the Cyber PR of the Jakarta Search and Rescue Agency (Basarnas) in the form of social
media and websites. Public Relations, Cyber PR, and Government Public Relations are relevant
theories used in this research. The case study method and in-depth interview with the Jakarta
Basarnas PR are the study methods that the researcher uses in this research. The Public Relations
(PR) process has four stages, namely fact finding as the first stage, planning as the second stage,
communicating as the third stage, and evaluations as the last stage, where all of these stages are
in accordance with the Cyber PR strategy used by the Public Relations of Basarnas Jakarta.
Informal methods in the form of field reports and social media, hotlines, are the methods used by
Public Relations of the Jakarta Basarnas in the fact finding stage. While in the planning stage, the
strategy used by Public Relations Basarnas is to check the information obtained, process the
information into press releases, and use the media to disseminate the information found. In the
process of communicating stages, the use of social media in the form of Instagram, Youtube, and
Twitter, as well as official websites is a strategy used by the Public Relations of Basarnas
Jakarta. And finally, at the evaluations stage, the strategy set by Basarnas is media monitoring to
observe the rate of increase in followers from each social media used, and see how the general
public responds to the performance of Basarnas through the comments received.

PENDAHULUAN
Public Relations (PR), dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan secara sederhana sebagai
hubungan masyarakat (Humas). Humas adalah hubungan suatu jabatan ataupun posisi dalam
sebuah organisasi dengan ilmu komunikasi. Sebuah proses pendistribusian dan penyampaian
sebuah informasi atau pesan yang dilakukan antara komunikator dan komunikan merupakan
definisi dari Komunikasi. Cyber Public Relations (Cyber PR) dapat didefinisikan sebagai
aktivitas public relations dalam menggunakan platform digitial dan internet. Cyber PR (Cyber
PR) adalah strategi inovatif oleh praktisi humas yang biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan
ataupun organisasi. Pemanfaatkan internet sebagai alternatif penyebaran berita dan kabar dinilai
lebih efisien. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat dan biaya publikasi yang
dibutuhkan dinilai lebih rendah. Selain itu, cakupan masyarakat umum juga lebih luas daripada
penggunaan pendekatan lama. Kemudahan akses oleh berbagai kalangan, disemua tempat, dan di
berbagai waktu merupakan keuntungan lain yang dari penggunaan internet. Dalam “Humas”,
pengguna dapat menggunakan berbagai platform, termasuk jejaring sosial.
Sosial media adalah sebuah wadah yang sangat tepat digunakan dalam kegiatan
kehumasan melalui pemanfaatan internet. Hal ini dapat diketahui dari besarnya minat masyarakat
Indonesia dalam menggunakan akses media sosial. Menurut survei yang dilakukan oleh We Are
Social ditahun 2020, terdapat sekitar sekitar 160 juta orang atau lebih kurang 59% penduduk
Indonesia yang aktif mengakses jejaring sosial. Jejaring sosial yang sering dikunjungi di
Indonesia antara lain Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube. Website juga bisa menjadi
platform sebagai sarana humas selain sosial media. Situs web dapat mencakup, antara lain, situs
web resmi suatu organisasi atau bisnis perusahaan yang dapat memberikan informasi spesifik
dan tepat kepada publik tentang organisasi atau bisnis tersebut. Meninjau dari berbagai manfaat
dan keuntungan yang didapat dari pemanfaatan Cyber Public Relations (Cyber PR), semakin
ramai pula organisasi dan instansi pemerintah yang menggunakan spendekatan ini.
Istilah Government Public Relations lebih dikenal dalam organisasi pemerintah. Secara
umum, humas dan humas pemerintah memiliki peran dan kegunaan yang sama. Humas
pemerintah juga berperan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Kabar yang
disajikan terkait dengan kebijakan dan institusi pemerintah itu sendiri. Informasi tersebut
biasanya memiliki ketertarikan atau daya tarik yang kuat menurut kalangan masyarakat. Lebih
daripada itu, government public relations juga dibutuhkan dalam menciptakan suasana
komunikasi yang tepat. Dalam keadaan dan kondisi tertentu, humas pemerintah juga dibutuhkan
untuk menyanggah berita-berita yang tidak benar dan merugikan pemerintah. Badan Pencarian
dan Pertolongan Nasional (Basarnas) merupakan salah satu instansi pemerintah yang melakukan
kegiatan kehumasan tersebut.
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta, sebagai humas di sebuah instansi
pemerintah atau government public relations, harus dapat memberikan informasi yang actual
kepada publik. Dan informasi yang diberikan harus dapat disebarluaskan sesegera mungkin.
Memang, Tim PR Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta adalah pejabat
pemerintah untuk menyediakan berita (informasi) yang berkaitan dengan pencarian dan
penyelamatan pada bencana yang terjadi di kawasan jangkauannya, seperti banjir di Jabodetabek
pada bulan Januari, bulan Februari 2020. Berdasarkan informasi yang didapat dari laman
news.detik.com, curah hujan di Jabodetabek 2020 mencapai 377 mm/hari, yang juga merupakan
curah hujan tertinggi dalam 154 tahun terakhir. Diperingkat kedua adalah ditahun 2007, dengan
340 mm/hari, disusul tahun 2015 dengan 277 mm/hari. Hal ini menyebabkan banjir besar dan
melumpuhkan aktivitas dan infrastruktur di berbagai wilayah Jabodetabek.
Kerugian dari ekonomi bagi individu, organisasi perusahaan dan negara telah banyak
ditimbulkan oleh banjir besar ini. Ari Mulianta Ginting pada tahun 2020 mengutip dari Pusat
Penelitian Badan Pakar DPR RI: Kebijakan Mitigasi Risiko Banjir dan Dampak Ekonomi di DKI
Jakarta dan Sekitarnya, menjelaskan bahwa lebih dari 10 triliun rupiah kerugian ekonomi terjadi
sebagai dampak banjir di Jabodetabek pada Januari dan Februari 2020. Kerusakan harta benda
individu dan negara, seperti sarana dan prasarana umum, sekolah, dan infrastuktur lainnya
merupakan bentuk kerugian atas banjir ini. Penyelidikan oleh Institute of Economic and
Financial Development (INDEF) melaporkan kerugian ini lebih besar dari kerugian banjir di
Jabodetabek pada 2007. Lebih lanjut, penelitian oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(Aprindo) menjelaskan bahwa ada kerugian yang mencapai lebih kurang 1 triliun rupiah yang
dihadapi pedagang ritel di wilayah DKI Jakarta sendiri, banyak juga korban dan korban jiwa
yang ditimbulkan oleh banjir ini.
Mengutip dari penelitian oleh Tirto.id, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi
BNPB mengungkap, banjir di Jabodetabek menewaskan lebih dari 70 orang selama Januari dan
Februari 2020. Lebih lanjut, terdapat banyak property dan rumah yang terendam banjir,
memaksa warga untuk mengungsi. News.detik.com melaporkan ada 173.06 orang pengungsi dari
Jabodetabek. Sementara itu, pada 26 Februari, juru bicara BNPB mengatakan jumlah yang
mengungsi akibat banjir di Jabodetabek ada sekitar 19.000 orang. Dari data di atas tidak heran
jika banjir di Jabodetabek pada Januari dan Februari 2020 dianggap sebagai musibah negara
karena berdampak pada semua aspek, terutama aspek ekonomi, tidak hanya di wilayah
Jabodetabek tetapi juga secara nasional.
Memastikan informasi dapat sampai ke publik atau publik dengan cepat adalah tujuan
dari Penggunaan Cyber PR (Cyber PR). Lebih lagi, pendekatan strategi ini dilakukan karena
penggunaan internet yang tinggi termasuk akses jejaring sosial di kalangan masyarakat. Transisi
dari publik mainstream ke public modern membutuhkan humas, termasuk Badan SAR Nasional
(Basarnas) Jakarta, untuk cepat menyesuaikan dengan pemanfaatan media internet sebagai
wadah penyebarluasan berita informasi. Penyebarluasan berita informasi dengan memanfaatkan
bantuan internet juga semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses berita karena tidak
berbatas, informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga jangkauan khalayak
semakin luas. Dengan begitu, hal ini secara langsung memudahkan Humas Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) DKI Jakarta dalam menyebarkan informasi sehingga diharapkan
peningkatan awareness (kesadaran) masyarakat akan bahaya banjir. Beberapa platform yaitu
jejaring sosial dan website digunakan oleh Humas Badan Pencarian dan Pertolongan Jakarta
(Basarnas) untuk menyebarluaskan berita dan informasi yang ada. Twitter (@KANSAR_JKT)
dan Instagram (@kansar_jakarta) merupakan jejaring sosial yang paling aktif dimanfaatkan.
Sedangkan http://jakarta.basarnas.go.id / merupakan situs web resmi yang dipakai oleh Kantor
Pencarian dan Pertolongan Jakarta. Bergerak dari observasi dan paparan di atas, maka peneliti
ingin mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Humas Jakarta Basarnas Online (Studi
Kasus Banjir Jabodetabek Januari dan Februari 2020)”.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode studi kasus adalah metode yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan. Peneliti mempelajari atau mengeksplorasi satu atau lebih peristiwa, proses, dan
aktivitas dalam diri individu atau kelompok yang merupakan bagian dari metode studi kasus.
Peneliti ingin mengetahui pendekatan strategi yang diimplementasikan oleh PR Badan SAR
Nasional (Basarnas) Jakarta dalam menggunakan Cyber PR dalam penelitian ini. Ini karena
Cyber Public relations (Cyber PR) termasuk hal yang baru pada kajian kehumasan, sebuah
terobosan baru yang dapat dimanfaatkan oleh para praktisi humas di saat sekarang ini.
Khususnya pada bencana banjir di Jabodetabek di bulan Januari-Februari 2020, mengutip dari
buku berjudul Metode Penelitian: Studi Kasus (2013), ada beberapa ciri dari fenomena ini.
Metode penelitian yang dibahas oleh Yin (1989), Khan dan VanWynsberghe (2007) dan
Creswell (1998), antara lain:
1. Subjek penyelidikan yang menyeluruh ditetapkan objek penelitian sebagai kasus. Oleh
karena itu, pembahasan pokok perlu dijabarkan dengan lebih mendetail, rinci dan
berkesinambungan. Dengan pembatasan subjek yang diteliti pada satu kasus, penulis
memanfaatkan keterbatasan ruang dan waktu. Penelitian ini berjudul “Strategi Cyber
Public Relations Basarnas Jakarta” (studi fenomena banjir Jabodetabek Januari-Februari
2020), penelitian terbatas ruang dan waktu, khususnya sejauh mana kasus bencana
Jabodetabek. Pembatasan waktu adalah banjir di Jabodetabek diawal tahun 2020,
terutama pada bulan Januari-Februari.
2. Memperlakukan fenomena sebagai fenomena terkini. Kasus kontemporer adalah kasus
yang sedang berlangsung atau selesai, tetapi dampaknya masih dapat dirasakan. Kajian
yang bertajuk Strategi Humas Online Jakarta Basarnas (Studi Fenomena Banjir
Jabodetabek Januari-Februari 2020) ini adalah kajian yang item atau kasusnya masih
digarap. Hal ini dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi di era digital.
3. Dilaksanakan dalam keadaan nyata. Penelitian dilaksanakan dalam kehidupan riil, yaitu
penulis langsung berhubungan dengan hal-hal lain yang secara tidak langsung maupun
langsung berkaitan dengan subjek yang diteliti.
Penggunaan beberapa asal data Studi fenomena membutuhkan banyak sumber informasi
yang terkait dengan konteks dan laporan yang menjelaskan fenomena (Creswell, 1998). Oleh
karena itu, penelitian ini membutuhkan sumber yang dapat dipercaya untuk memenuhi data
yang diminta. Pengumpulan data untuk kajian dalam tajuk penelitian ini didapatkan dari
beberapa sumber, antara lain:
1) Data Primer
Apabila data didapatkan langsung dari sumber primer biasanya disebut dengan data primer.
Dalam perolehan data primer tidak dilakukan melalui perantara. Dengan demikian,
originalitasnya tetap terjaga tanpa adanya miskomunikasi antara peneliti dan sumber.
2) Data sekunder
Apabila data didapatkan tidak langsung dari sumber primer biasanya disebut dengan data
sekunder. Data ini berfungsi sebagai data yang mendukung data yang didapatkan dari data
primer. Data ini diperoleh oleh tengkulak yang umumnya berbentuk data yang sudah fix dan
sudah jadi (dihasilkan oleh tengkulak). Laporan, arsip atau data yang dipublikasikan seperti
penelitian sebelumnya umumnya adalah bentuk dari data sekunder yang disesuaikan dengan
kebutuhan research.
Penelitian ini memanfaatkan teori sebagai panduan dalam menentukan arah penelitian. Dalam
penelitian ini. Teorinya adalah Cyber PR (Public Relations)
Objek Penelitian
Pendekatan PR dalam kinerja Public Relations Basarnas pada akun jejaring sosial dan situs resmi
milik Basarnas Jakarta merupakan objek studi pada penelitian ini
Unit Analisis Penelitian
Pihak-pihak yang mempunyai koneksi langsung dalam implementasi Cyber Public Relations
diaktivitas Basarnas merupakan unit analisis pada penelitian ini. Maka dari itu, Humas Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta merupakan pihak yang tepat untuk
penelitian ini. Akan dilaksanakan in-depth interview dengan informan untuk mendepatkan hal-
hal yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan data primer.
Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik untuk peneliti gunakan dalam mengumpulkan data, antara lain:
1. Wawancara mendalam (In-Depth-Interview)
Pengumpulan data publik untuk mencari informasi atau data khusus biasanya disebut dengan
in depth interview. Wawancara mendalam ini dilaksanakan dengan objektif untuk
mengumpulkan informasi sebebas dan sedetail mungkin untuk menjawab data yang
dibutuhkan untuk penelitian. Menurut Mulyana (2007), wawancara publik yang mendalam
memungkinkan informan atau narasumber untuk mengidentifikasi diri dan lingkungannya dan
memberikan informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan istilah mereka sendiri. Hal ini
tentunya memberikan dampak perolehan informasi yang semakin banyak.
2. Observasi
Kegiatan publik yang dilaksanakan dengan merekam situasi dan memotret kondisi yang riil
merupakan bagian dari observasi. Dengan pendekatan ini, research dapat menemukan
fenomena-fenomena di luar pemikiran untuk mendapatkan gambaran yang mendetail.
3. Dokumentasi
Metode yang dimanfaatkan untuk mendapatkan data dari informasi yang tersedia merupakan
bagian dari dokumentasi, seperti dokumen, gambar, arsip, dan hal sejenis lainnya. Metode ini
sering dipakai untuk memperoleh data sekunder.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah prosedur dan tindakan nyata yang dilaksanakan oleh researcher
untuk menganalisa informasi serta data yang telah diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh
Lexy J. Moleong (2011), menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses pengorganisasian
rangkaian data, pengorganisasian ke dalam model dasar, kategori, dan unit deskriptif. Atau dapat
juga dipahami sebagai proses sistematis dari data publik yang diperoleh di lapangan dengan
menggunakan pengumpulan data yang tersedia untuk umum, seperti observasi, wawancara, dan
dokumen, kemudian mengurutkannya kedalam kategori serta menggambarkannya dalam unit dan
menarik kesimpulan yang tidak sulit untuk dimengerti oleh orang lain. setiap orang. (Sugiyono,
2011). Karenanya, model yang paling sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis data Miles dan Huberman. Pendapat mereka adalah bahwa proses analisis data harus
dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus sampai selesai. Model Miles Huberman
dalam proses analisanya dapay dibagi dalam 3 publikasi utama, yakni:
1. Reduksi Data Reduksi data adalah kegiatan mensintesis dan menyeleksi data yang terkumpul
sesuai pada objektif yang diteliti. Hal ini memudahkan researcher untuk menganalisis data
pada tahapan berikutnya. Data yang dikumpulkan dari wawancara mandala, observasi, dan
dokumen lainnya harus direduksi data yang dikumpulkan dari wawancara mendalam pada
penelitian ini.
2. Visualisasi data (data presentation) Penyajian data dapat berupa tabel, bagan, kategori,
deskripsi pendek atau teks naratif, dan bentuk lain yang disusun dari yang terkecil.
3. Penarikan kesimpulan / Pengecekan Penarikan dan pengujian kesimpulan merupakan kegiatan
yang dilakukan peneliti. Pada tahapan ini, researcher akan mengecek apakah data yang
tersedia konsisten untuk mencapai suatu kesimpulan. Jika hasil yang diperoleh tidak konsisten
atau tidak jelas, researcher boleh beralih ke publik untuk mendapatkan data informasi yang
lebih valid.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian diperoleh dari wawancara tatap muka secara langsung dengan petugas PR
Basarnas diJakarta. Selain itu, penulis juga mengamati Cyber PR yang digunakan, seperti
website resmi dan jejaring sosial berupa Twitter, Youtube dan Instagram. Peneliti juga akan
menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian berdasarkan teori yang telah dijelaskan di
atas. Dengan demikian, kesimpulan tertulis akan menjawab rumusan masalah penelitian ini,
khususnya bagaimana strategi kehumasan online Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional
(Basarnas) di Jakarta dalam fokus fenomena banjir di Jabodetabek pada Januari-Februari 2020.
1. Peran Humas Basarnas
Pada dasarnya, orang yang bertanggung jawab untuk mengelola data dan informasi
komunikasi di bidang pencarian dan pertolongan (SAR) di wilayah aktivitasnya merupakan
peran yang dimiliki oleh humas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta
memiliki peran sebagai Berikut merupakan tugastugas yang dimiliki humas Badan Nasional
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta, antara lain:
- Mengumpulkan informasi dan data terkait kegiatan SAR di wilayah Jabodetabek serta
Sukabumi
- Mengobservasi dan mengolah informasi dari mulai pengambilan informasi yang dapat
diterima dari masyarakat atau Potensi SAR, yang kemudian diolah sampai siap
disampaikan ke ublic. Informasi yang dimaksud dapat berbentuk teks berita (seperti press
release) beserta visual (foto ataupun desain konten di media sosial) ataupun video (audio
visual).
- Melakukan publikasi secara langsung menggunakan situs-situs resmi dan media sosial.
- Menghubungi wartawan untuk publikasi informasi ke media elektronik seperti televisi
ataupun media cetak seperti koran.
Peran lain yang dimiliki oleh Bdan Pencarian dan SAR Nasional (Basarnas) Jakarta untuk
seperti yang diteliti oleh Saputra dan Nasrullah (2011), antara lain:
1. Sebagai komunikator
Berperan sebagai komunikator atau pembawa berita informasi kepada masyarakat
merupakan salah satu peran yang dimiliki oleh Humas Basarnas DKI Jakarta. Informasi
yang dikirimkan adalah informasi terkait operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di
wilayah-wilayah yang berada dibawah naungan Badan Pencarian dan Pertolongan
Nasional (Basarnas) Jakarta, yaitu Sukabumi, Bogor, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, dan
Bekasi.
2. Membina Hubungan (Relationship Management)
Humas Badan SAR Nasional Jakarta (Basarnas) biasanya memiliki kegiatan rutin yang
dilakukan sebelum pandemi Covid19 yaitu SAR ke sekolah (SAR Goes to School).
Dengan terselenggaranya program Goes to School SAR, Humas Badan SAR Nasional
(Basarnas) DKI Jakarta dapat langsung menghubungi sebagian masyarakat. Selain dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dapat juga menciptakan citra baik
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Jakarta di khalayak publik.
Humas Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Jakarta tidak hanya
menjaga hubungan baik dengan masyarakat tetapi juga dengan mitra-mitra organisasi
non-profit (NGO). Selain itu, PR Basarnas Jakarta secara rutin berinteraksi pada akun
media sosial Potensi SAR dan bertukar informasi tentang kondisi sekitar yang
memerlukan observasi, penyelamatan, dan dukungan.
3. Backup Management
Dalam menjalani perannya sebagai backup management, PR Basarnas Jakarta melakukan
penilaian yang biasa dikenal dengan diskusi atau sharing kegiatan. Sharing atau diskusi
ini dilakukan dengan tim humas dan pimpinan manajemen. Sehingga, ketika ada
pengaduan terkait operasi SAR di Jakarta, Humas bisa langsung menindaklanjuti
kejadian di lapangan dengan bantuan tim SAR.
4. Membentuk Corporate Image
Dalam perannya sebagai pembentuk Corporate Image, PR Basarnas DKI Jakarta
melaksanakan berbagai kegiatan seperti penyelenggaraan SAR Goes to School, sosialisasi
evakuasi mandiri dan pemanfaatan media sosial dan website resmi. Media sosial dan
website resmi menjadi wadah kehumasan bagi Basarnas Jakarta untuk menyediakan
informasi tidak hanya tentang proses evakuasi tetapi juga tentang kegiatan di sekitar
Badan, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Jakarta. Bahkan, Humas
Badan SAR Nasional Jakarta (Basarnas) kerap berbagi informasi terkait latihan yang
dilakukan tim SAR saat tidak ada latihan.

1. Peran Humas Basarnas Dalam Peran Public Relations (Strategi Cyber PR Basarnas
Jakarta)
Seiring dengan perkembangan zaman, humas Basarnas Jakarta telah mengadopsi Internet
sebagai bentuk inovasi yang digunakan untuk memfasilitasi respon kebutuhan informasi
masyarakat. Untuk itu, Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta memiliki
strategi penyebaran informasi melalui internet, seperti saat banjir di Jabodetabek pada
Januari dan Februari 2020. Strategi saat ini memiliki langkah serupa dengan proses
kehumasan, yaitu fact finding, planning, communicating (implementations), dan
evaluations (Cutlip, Center & Broom, 1985). Proses ini bersifat dinamis dan dijalankan
secara terus menerus, sehingga membentuk suatu siklus. Dalam Cyber Public Relations,
eksekusi atau komunikasi dilakukan melalui internet. Hal ini dilakukan untuk
memaksimalkan kinerja humas, sehingga informasi dapat dengan mudah tersedia bagi
orang-orang dari semua kalangan masyarakat.
- Fact Finding
Humas Basarnas mengumpulkan data dari berbagai sumber dan format. Data dapat digali
dari masyarakat itu sendiri atau melalui perantara. Bahkan, PR/humas tidak hanya
mengumpulkan data, tetapi juga mengamati data dan mengidentifikasi masalah yang akan
dilacak oleh PR itu sendiri. Cutlip, Center and Broom (1985) menyebutkan bahwa pada tahap ini
ada metode-metode yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang apa yang terjadi di
masyarakat, terutama dalam bentuk opini publik. Metode-metode tersebut adalah metode formal,
terutama dengan penelitian, dan metode informal. Humas Basarnas Jakarta memanfaatkan
pendekatan informal untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang tersedia, yaitu
hotline, observasi laporan lapangan atau sumber online sebagai media sosial. Basarnas tidak
menggunakan metode pencarian resmi karena riset yang cukup memakan waktu.
Mengingat kerja Basarnas Jakarta yang terlibat dalam pencarian serta penyelamatan
(SAR) dan kebutuhan informasi dari masyarakat yang sangat tinggi, khususnya dalam operasi
SAR, humas Basarnas Jakarta harus mengutamakan kecepatan dalam menyediakan informasi
kepada publik. Oleh karena itu, humas BASARNAS Jakarta memilih memanfaatkan pendekatan
nonformal untuk mengumpulkan data yang tersedia. Menurut Humas Basarnas Jakarta,
penggunaan metode informal sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan data humas dalam
operasionalnya. Memang, menurut dia, informasi tercepat datang dari komunitas itu sendiri,
yakni dari hotline dan jejaring sosial. Selain itu, kurangnya sumber daya manusia (SDM)
menjadi salah satu humas Basarnas Jakarta yang memilih mengaplikasikan pendekatan informal
untuk mengumpulkan data, ketimbang penelitian atau riset.
Untuk pendataan informal, Humas Basarnas DKI Jakarta menggunakan hotline atau
panggilan darurat (emergency call). Dalam hal ini, ada operator yang bertugas menanggapi
panggilan darurat. Informasi yang diterima dapat berasal berbagai sumber yaitu potensi SAR
seperti masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau lembaga SAR atau wartawan
yang menyaksikan suatu kejadian yang membutuhkan bantuan pertolongan dan pencarian dari
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di wilayah Jabodetabek Selain menggunakan
hotline, Humas Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta mengumpulkan data dari sumber
online, yakni media sosial. Dalam hal ini, juru bicara Basarnas Jakarta menerima informasi
tersebut melalui pesan langsung atau kolom komentar di media sosial Twitter atau Instagram.
Untuk itu, Badan Hubungan Masyarakat (Basarnas) Jakarta hampir setiap hari memindai media
sosial agar tetap mendapatkan informasi up-to-date dari masyarakat
Komentar publik di media sosial menjadi data penting untuk perencanaan operasi Badan
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta. Dengan bantuan internet, sekarang setiap orang
dapat dengan mudah mengakses informasi dan memberikan informasi satu sama lain. Namun, itu
juga dapat meningkatkan risiko informasi yang tidak akurat atau menyesatkan. Untuk itu perlu
dilakukan verifikasi terhadap informasi yang diperoleh sebelum mengubahnya menjadi informasi
yang konsisten. Kontrol ini dilakukan tidak hanya atas informasi di jejaring sosial, tetapi juga
atas semua informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Laporan TKP lapangan adalah salah
satu yang paling akurat karena ada peninjauan langsung oleh tim Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) Jakarta. Laporan lapangan dibuat oleh tim penyelamat (rescuer) yang
ditugaskan untuk operasi SAR di wilayah Jabodetabek. Dengan demikian, dengan laporan
lapangan, Humas Badan Pencarian dan Pertolonga
Dalam hal ini, tim SAR (rescuer) membantu Basarnas DKI Jakarta dengan menyediakan
informasi terkait operasi SAR atau kondisi di darat. Informasi kondisi lapangan yang diberikan
merupakan informasi kondisi lapangan awal atau terbaru. Informasi ini juga dapat berupa materi
visual (foto) dan audio visual (video). Dokumen ini kemudian akan menjadi pelengkap informasi
yang telah diproses oleh humas Basarnas Jakarta dan tersedia untuk umum.

- Planning
Tahap perencanaan (planning) dilakukan oleh humas Basarnas Jakarta dalam menangani
berita yang diperoleh dari sumber informasi. Sebelum membeberkan informasi tersebut ke publik
melalui berbagai media, humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) DKI Jakarta sudah
terlebih dahulu menetapkan rencana tersebut. Perencanaan ini mulai dari verifikasi dan
pengolahan informasi hingga penentuan media yang digunakan untuk menyebarkan informasi.
Verifikasi tersebut merupakan salah satu kegiatan publik pertama yang dilakukan Badan
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta sebelum informasi tersebut dipublikasikan.
Inspeksi ini didukung oleh tim penyelamat di lapangan. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan
bahwa informasi yang diperoleh sesuai dengan kondisi lapangan atau dengan data yang ada.
Alhasil, pesan dan komentar yang diperoleh dari jejaring sosial Basarnas Jakarta dibandingkan
dengan kondisi lapangan yang terpantau sebelumnya.
Youtube adalah salah satu jejaring sosial yang menjadi bagian dari media plan yang
digunakan untuk menyebarkan informasi tentang banjir di Jabodetabek pada bulan Januari
sampai Februari 2020. Namun, akun Youtube Basarnas Jakarta seringkali dalam status inactive.
dalam banyak waktu ini terjadi karena humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Jakarta kekurangan sumber daya manusia (SDM). Selain Youtube, Instagram dan Twitter juga
menjadi media sosial pilihan humas Basarnas Jakarta untuk menyebarluaskan berita dan info
informasi terkait banjir di Jabodetabek pada Januari-Februari 2020. Instagram Badan
Penyelidikan dan Penyelamatan (Basarnas) Jakarta dan akun Twitter mereka memiliki lebih
banyak pelanggan daripada akun Youtube.
- Communicating
Setelah perencanaan, Humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta
memulai implementasi Cyber PR. Dalam proses perencanaan, informasi tersebut diolah dalam
siaran pers yang mendapat persetujuan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Jakarta. Humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta kemudian akan mengolah
informasi dalam siaran pers tersebut menjadi artikel pers dengan tambahan keterangan foto yang
akan diunggah ke website utama atau website Badan Pencarian dan Pertolongan Jakarta
( Basarnas). Sedangkan untuk media sosial, Humas Basarnas Jakarta mengolah informasi yang
telah diperoleh tadi menjadi caption beserta gambar tambahan atau gambar audiovisual.
Pemilihan informasi tambahan berupa visual dan audiovisual, baik untuk website maupun media
sosial, dilakukan oleh humas Basarnas DKI Jakarta dengan mempertimbangkan relevansi
pemberitaan.
Humas Basarnas Jakarta juga memilih gambar serta gambar audiovisual yang jelas
menunjukkan kinerja tim penyelamat. Melalui cara ini, public mampu melihat dengan jelas kerja
Basarnas Jakarta, sehingga citra Basarnas Jakarta menjadi lebih positif. Namun, informasi dan
gambar atau suara audiovisual yang digunakan konsisten dengan apa yang ada dan tidak
direkayasa. Dalam perencanaan atau pelaksanaan yang telah diuraikan di atas, Humas Badan
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta selalu mengutamakan satu hal yaitu, transparansi.
Bantuan (Basarnas) Jakarta, transparansi dalam memberikan informasi kepada
masyarakat merupakan hal paling utama yang harus selalu dijunjung dalam segala kegiatan serta
aktivitasnya. Dengan selalu transparan, tidak ada kebocoran Internet atau pelepasan informasi
yang tidak disengaja ke publik. Pasalnya, informasi yang diberikan kepada publik oleh Badan
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta adalah informasi terkait operasi SAR.

- Evaluation
Pada tahap evaluasi, humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta
mempertimbangkan berhasil tidaknya operasi mereka. Peningkatan jumlah pelanggan, jumlah
media redistribusi informasi dari akun jejaring sosial atau situs resmi Basarnas Jakarta dan
komentar publik yang positif merupakan tolak ukur keberhasilan ini. Kemudian PR Basarnas
Jakarta juga mencari celah didalam operasinya. Evaluasi dinilai dari pantauan media dan
evaluasi internal mereka.
Selain minimnya sumber daya manusia (SDM), minimnya data menjadi penyebab
Youtube Jakarta Kansar tidak mengunggah video banjir di Jabodetabek pada Januari dan
Februari 2020. Hal ini dikarenakan kondisi medan yang tidak selalu mendukung. tim penyelamat
untuk mengambil gambar atau video. Akibatnya, PR Basarnas Jakarta tidak dapat mengolah
informasi yang telah diperolah menjadi video lengkap yang siap diunggah di jejaring sosial
YouTube Kansar Jakarta. Meski ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya, seperti
mengedit video untuk Youtube, dll, namun humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Jakarta mengalami kemudahan didalam menyajikan informasi dengan bantuan implementasi
Cyber Public Relation.
Manfaat Humas yang paling penting dari Basarnas Jakarta adalah penyebaran berita yang
cepat sehingga komunikasi dapat berfungsi secara stabil dan berkesinambungan. Dengan adanya
bantuan internet, kecepatan reaksi atau komentar masyarakat terhadap kegiatan kehumasan
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta juga semakin cepat dan disambut baik.
Begitu juga dengan humas Basarnas Jakarta yang dapat mempermudah dalam menjangkau
khalayak yang besar dengan sekali unggah di media sosial atau website utama terjaga.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Meninjau dari hasil data yang telah dianalisa dengan mengutip dan memanfaatkan teori-
teori yang relevan, dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yang akan dibahas dibawah.
Dengan menyebarluaskan informasi terkait operasi pencarian serta penyelamatan (SAR) saat
terjadi banjir di Jabodetabek pada Januari-Februari 2020, Humas Basarnas Jakarta menggunakan
jejaring sosial dan website sebagai bentuk inovasi dan adaptasi di waktu yang sama. Ada empat
fase dinamis dan menjadi siklus Strategi Cyber PR yang digunakan oleh Basarnas Jakarta dalam
Studi fenomena Banjir diJabodetabek pada Januari-Februari 2020, yaitu pencarian fakta,
perencanaan, komunikasi, dan evaluasi. Tanpa mengikuti langkah secara resmi, humas Basarnas
Jakarta tetap dapat melaksanakan aktivitas Cyber PR secara sistematik dan baik, termasuk
penggunaan cara atau langkahnya.
Pada tahap pencarian fakta (fact finding), Humas Basarnas Jakarta mencari informasi dari
sumber yang berbeda-beda. Oleh karena itu, digunakan metode informal berupa hotline, sumber
online, dan laporan lapangan. Operator Komunikasi menangani saluran bantuan atau panggilan
darurat ke Basarnas. Tim Basarnas Jakarta juga menerima informasi dari masyarakat dan potensi
SAR, seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau wartawan. Kemudian, humas Basarnas
Jakarta juga mendapat informasi dari pesan langsung atau komentar publik di jejaring sosial.
Yang ketiga adalah laporan lapangan yang dilakukan oleh tim rescuer. Informasi yang
disediakan berupa informasi terkait kegiatan pencarian dan pertolongan ataupun kondisi
lapangan Ini juga dapat berupa dokumetasi berbentuk foto ataupunn video yang nantinya akan
menjadi data pelengkap untuk informasi yang sudah diolah oleh humas Basarnas Jakarta
Kedua, Basarnas membuat rencana (planning). Saat ini Humas Basarnas Jakarta sudah
memiliki rencana yakni verifikasi informasi, pengolahan informasi menjadi siaran pers, dan
identifikasi media penyebaran informasi. Pemeriksaan dilakukan oleh tim darurat di tempat
kejadian untuk membandingkan informasi yang diterima dengan kondisi sebenarnya. Jika
informasi yang diperoleh itu valid, maka Basarnas Jakarta akan memproses informasi yang
diperoleh itu dalam siaran pers. Setelah selesai, siaran pers akan diperiksa oleh editor tim PR
sendiri. Selanjutnya, Humas Basarnas Jakarta akan berkonsultasi dengan Kepala Badan
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta melalui Kepala Dinas. Bagian Umum
(KASUBAG) atau langsung oleh Humas sendiri dalam keadaan darurat. Setelah mendapat
persetujuan, Humas Basarnas Jakarta akan menetapkan media yang akan digunakan untuk
menyebarkan informasi tentang banjir di Jabodetabek pada Januari dan Februari 2020. Media
atau jejaring sosial yang biasa digunakan, seperti Youtube, Instagram dan Twitter. atau website
resmi. Jejaring sosial Facebook tidak ada dalam jadwal komunikasi yang dimanfaatkan karena
humas Basarnas Jakarta sudah tidak menggunakan akun Facebook. Humas Basarnas Jakarta
masih memanfaatkan media biasa, yakni media elektronik berupa TV (televisi).
Ketiga, komunikasi humas Basarnas Jakarta dilakukan melalui berbagai media.
Diungkapkan terkait banjir di Jabodetabek pada Januari dan Februari 2020, Humas Basarnas
Jakarta menghubungi wartawan dan memberikan pernyataan persetujuan pers yang terlebih
dahulu sudah melalui approval dari Direktur Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Jakarta. Humas Basarnas DKI Jakarta mengolah press release berupa artikel dengan foto sebagai
deskripsi visual sebagai bentuk implementasi Cyber PR . Pemilihan foto dan video dalam artikel
Basarnas Jakarta didasarkan pada resolusi foto dan paling mewakili hasil kerja Tim Rescue
Basarnas Jakarta, sehingga citra organisasi Basarnas semakin baik. Sedangkan untuk jejaring
sosial, penyebaran informasinya dalam bentuk caption dan foto atau video. Foto dan video juga
disertai keterangan singkat tentang tanggal, waktu, dan lokasi. Hal ini dilakukan untuk
memfasilitasi hubungan masyarakat dengan menyebarluaskan bentuk-bentuk informasi audiens
yang relevan. Di media sosial banyak ditampilkan gambar dan gambar audio agar informasi
dapat terlihat dengan lebih baik.
Media dan jejaring sosial Basarnas Jakarta juga terhubung dengan situs resmi di bagian
profil. Selain itu, di Twitter dan media sosial, Humas Basarnas Jakarta sering menambahkan
tautan untuk memandu langsung pemirsa membuka berita yang telah diunggah ke situs resmi.
Humas juga kerap meneruskan konten yang diunggah di media sosial Basarnas DKI Jakarta ke
media lain, baik itu akun berita di media sosial maupun akun potensial SAR di Jabodetabek, agar
informasinya bisa tersampaikan. disebarluaskan lebih luas. Dalam tahap evaluasi, dilakukan
pengawasan dan motioring media beserta aktivitasnya. Hal itu dilakukan untuk melihat tingkat
peningkatan followers masing-masing media sosial, banyaknya reupload media milikBasarnas
Jakarta, serta reaksi publik atas kinerjanya melalui comments yang diterima. Dalam kurun waktu
dua bulan, tepatnya 1 Januari hingga 29 Februari 2020, akun media sosial Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) Jakarta mengalami peningkatan jumlah pengikut yang signifikan.
Periode tersebut merupakan masa dimana humas Badan Basaranas Jakarta aktif berbagi
informasi tentang banjir di Jabodetabek pada Januari-Februari 2020. Terdapat sekitar kenaikan
sebesar 883 pengikut pada akun Instagram @kansar_jakarta dan telah berkembang menjadi dan
656 pengikut di akun Twitter @KANSAR_JKT . Sementara itu, akun Youtube Kansar Jakarta
memiliki 7 subscriber meskipun belum ada informasi mengenai banjir di Jabodetabek pada
Januari dan Februari 2020. Jumlah subscriber meningkat sangat besar dibandingkan dengan
penawaran informasi kegiatan SAR saat bencana non nasional, rata-rata 100 subscriber per
bulan. Banyaknya media yang membagikan ulang informasi milik Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) Jakarta juga menjadi salah satu kesuksesan humas Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas) Jakarta. Pembagian ulang biasanya dilakukan melalui media sosial
(@jktinfo, @sar_nasional, @bekasinian, dll) atau media elektronik seperti TV.
Terbukti bahwa public/masyarakat masih percaya dan membutuhkan informasi dari
humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jakarta dengan adanya kedua hal ini,
khususnya peningkatan followers. Komentar di media sosial, baik yang bersifat negatif maupun
bersifat positif, juga menjadi bahan kajian dan evaluasi bagi tim humas Basarnas Jakarta untuk
memperbaiki kinerja operasionalnya ke depan. Selain komentar dan respon publik, humas
Basarnas Jakarta juga memiliki celah serta kekurangan yang perlu dibenahi terkait kegiatan
kehumasan lainnya, terutama pada penggunaan media untuk menyebarluaskan informasi.

Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti memberikan beberapa
rekomendasi, antara lain:
1. Agar penelitian selanjutnya mengambil pendekatan yang berbeda. pendekatan untuk studi ini,
seperti menyelam lebih dalam tentang bagaimana tim penyelamat Basarnas memprioritaskan
pengumpulan informasi dan data dari masyarakat dibandingkan dengan misi utama mereka
untuk menyelamatkan dan membantu orang-orang di lapangan.
2. Peneliti menyarankan instansi terkait seperti Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional
(Basarnas) DKI Jakarta untuk menambah sumber daya manusia (SDM) bagi departemen
Humas. Memang, kurangnya sumber daya manusia mungkin dapat menjadi salah satu
variable atau faktor penyebab belum optimalnya penggunaan jejaring sosial yang ada,
khususnya untuk Youtube. Para peneliti juga menyarankan agar media sosial lain, seperti
Facebook, harus diaktifkan Kembali karena penggunaan media yang optimal akan , semakin
mempermudah untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five
Tradition. London: Sage Publications.
Cutlip, S., Center, A., & Broom, G. (1985). Effective Public Relations. New Jersey: Prentice
Hall International Inc.
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Phillips, D., & Young, P. (2009). Online Public Relations: A Practical Guidge to
developing an online strategy in the world of social media, Second Edition. London:
Kogan Page.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Anda mungkin juga menyukai