LP Perilaku Kekerasan
LP Perilaku Kekerasan
LP Perilaku Kekerasan
PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh :
WIDYASTUTI
NPM. 21.0604.0048
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara
verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan . Perilaku kekerasan pada
orang lain adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang
lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan,
melempar kaca, genting dan semua yang ada di lingkungan (Vevi, Dkk, 2018).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk tindakan yang bertujuan untuk melukai dirinya
dan seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan ini dapat dilakukan
secara verbal,untuk mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya, disertai
dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Dermawan, 2018).
Menurut Stuart (2013), perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari marah
akibat ketidakmampuan klien untuk mengatasi stressor lingkungan yang dialaminya
2. Rentang Respon
Keterangan:
C. Tanda Gejala
Menurut Yusuf (2015), tanda gejala yang sering muncul pada pasien dengan resiko
perilaku kekerasan seperti
1. Emosi (tidak adekuat, rasa terganggu, marah/dendam, jengkel)
2. Intelektual (mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan)
3. Fisik ( muka merah, pandangan tajam, tangan mengepal, napas pendek, keringat, sakit
fisik, penyalahgunaan zat, TD meningkat)
4. Spiritual (kemahakuasaan, kebenaran diri, keraguan, tidak bermoral, kebejatan)
5. Sosial (menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, humor).
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) Terdapat 2 tanda dan
gejala yaitu mayor dan minor pada pasien perilaku kekerasan.
1. Mayor subjektif
- Mengancam
- Mengumpat dengan kata-kata kasar
- Suara keras
- Bicara ketus
2. Objektif
- Menyerang orang lain
- Melukai diri sendiri/orang lain
- Merusak lingkungan
- Perilaku agresif/amuk
3. Minor objektif
- Mata melotot atau pandangan tajam
- Tangan mengepal
- Rahang mengatup,wajah memerah
- Postur tubuh kaku
Faktor presipitasi
1. Klien
2. Lingkungan
3. Interaksi dengan orang lain.
Penyebab dari perilaku kekerasan yaitu seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, dan kurang percaya diri. Untuk faktor penyebab dari
perilaku kekerasan yang lain seperti situasi lingkungan yang terbiasa dengan kebisingan,
padat, interaksi sosial yang proaktif, kritikan yang mengarah pada penghinaan, dan
kehilangan orang yang di cintai (pekerjaan).
E. Psikopatologi
Stress, cemas, harga diri rendah dan bermasalah dapat menimbulkan marah.
Respon terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif maupun destruktif.
Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan kata-kata yang
dapat di mengerti dan di terima tanpa menyakiti hati orang lain. Selain akan
memberikan rasa lega, ketegangan pun akan menurun dan akhirnya perasaan marah
dapat teratasi.
Rasa marah yang di ekspresikan secara destruktif, misalnya dengan perilaku
agresif dan menantang biasanya cara tersebut justru menjadikan masalah
berkepanjangan dan dapat menimbulkan amuk yang di tunjukan pada diri
sendiri, oranglain, dan lingkungan. Perilaku yang submisif seperti menekan
perasaan marah karena merasa tidak kuat, individu akan berpura-pura tidak marah atau
melarikan diri dari rasa marahnya, sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan
demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama, dan pada suatu saat
dapat menimbulkan kemarahan yang destruktif yang di ajukan pada diri sendiri,
orang lain, atau lingkungan (Yosep, 2010).
F. Focus pengkajian
Menurut Keliat (2010) dalam Handayani et.al, 2017 data yang perlu dikaji pada pasien
dengan perilaku kekerasan yaitu pada data subyektif klien mengancam, mengumpat
dengan kata-kata kotor, mengatakan dendam dan jengkel. Klien juga menyalahkan dan
menuntut. Pada data obyektif klien menunjukan tanda-tanda mata melotot dan pandangan
tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah, dan tegang, postur tubuh
kaku dan suara keras.
Format pengkajian pada pasien perilaku kekerasan (Keliat, 2009)
G. Diagnosa keperawatan
Pohon Masalah diagnosis resiko perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan