Wirawan 2020, KI (+ - ), Prof (-), Tax P (++)
Wirawan 2020, KI (+ - ), Prof (-), Tax P (++)
Wirawan 2020, KI (+ - ), Prof (-), Tax P (++)
Surel : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh perencanaan pajak dan
profitabilitas pada manajemen laba. Selain itu, penelitian ini juga
menguji kemampuan kepemilikan institusional sebagai variabel
pemoderasi. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 75 sampel
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun. Metode e-ISSN 2302-8556
penentuan sampel adalah nonprobability dengan teknik purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear Vol. 30 No. 9
berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil analisis Denpasar, September 2020
menunjukkan bahwa perencaaan pajak berpengaruh positif pada Hal. 2200-2215
manajemen laba. Namun profitabilitas tidak berpengaruh pada
DOI:
manajemen laba. Kepemilikan institusional memperlemah
10.24843/EJA.2020.v30.i09.p03
perencanaan pajak pada manajemen laba. Namun, kepemilikan
institusional tidak memoderasi pengaruh profitabilitas pada PENGUTIPAN:
manajemen laba. Wirawan, I M. D. S. (2020).
Kepemilikan Institusional
Kata Kunci: Perencanaan Pajak; Profitabilitas; Manajemen sebagai Pemoderasi
Laba; Kepemilikan Institusional. Pengaruh Perencanaan Pajak
dan Profitabilitas pada
Manajemen Laba. E-Jurnal
Institutional Ownership Moderates The Effect of Tax
Akuntansi, 30(9), 2200-2215
Planning And Profitability on Earnings Management
RIWAYAT ARTIKEL:
ABSTRACT Artikel Masuk:
This study examines the effect of tax planning and profitability on 25 Juni 2020
earnings management. In addition, this study also examines the ability Artikel Diterima:
of institutional ownership as a moderating variable. The number of 26 Agustus 2020
samples analyzed was 75 samples of manufacturing companies in the
consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for
five years. The sampling method was nonprobability with a purposive
sampling technique. The analysis technique used is multiple linear
regression and Moderated Regression Analysis (MRA). The results of
the analysis show that tax planning has a positive effect on earnings
management. However, profitability has no effect on earnings
management. Institutional ownership weakens tax planning in
earnings management. However, institutional ownership does not
moderate the effect of profitability on earnings management.
2200
WIRAWAN, I M. D. S.
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI…
PENDAHULUAN
Laporan keuangan berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan serta aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
(Yahya & Wahyuningsih, 2019). Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK,2017:1). Dalam menyajikan
informasi pada laporan keuangan sebaiknya memberikan suatu gambaran
mengenai bagaimana kondisi kinerja suatu perusahaan yang sebenarnya,
sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil
keputusan dalam melakukan kerjasama terhadap pihak lain yang memiliki
kepentingan dengan perusahaan (Aminah & Zulaikha, 2019).
Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai
pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang dihasilkan perusahaan (Sari et
al., 2018). Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting
bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Dalam
menganalisis laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal, laba
sering digunakan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan seperti pemberian
kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, ukuran prestasi atau kinerja
manajemen dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Sehingga, informasi
laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan
akuntansi, dan pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Jendral Pajak
(Prasetyo et al., 2019).
Pentingnya informasi laba tersebut merupakan tanggungjawab dari pihak
manajemen yang diukur kinerjanya dari pencapaian laba yang diperoleh
(Sutrisno et al., 2018). Sehingga manajemen berusaha untuk mencapai target laba
agar memperoleh manfaat dari apa yang telah dilakukannya (Achyani & Lestari,
2019). Dalam memenuhi target laba yang ingin dicapai, manajemen perusahaan
melakukan tindakan yang disebut sebagai manajemen laba (Yahya &
Wahyuningsih, 2019). Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak
manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan
dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu pihak perusahaan
yang terkait (Aditama & Purwaningsih, 2014).
Terdapat berbagai kasus tentang manajemen seperti PT. Kimia Farma Tbk.
Pada tahun 2002 mengindikasikan adanya praktik manajemen akrual dengan
menaikan laba hingga Rp 32,7 milyar, sama dengan PT. Indofarma pada tahun
2004 dengan menaikan laba bersih senilai Rp 28,870 milyar, sebagai dampak dari
penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang
seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated
(Khuwailid & Hidayat, 2017). Selain itu, manajemen laba juga dilakukan oleh PT
Inovisi Infracom Tbk ditemukan indikasi salah saji dalam laporan keuangan
periode September 2014. Pada periode semester pertama 2014 pembayaran gaji
pada karyawan Rp1,9 triliun. Namun, pada kuartal ketiga 2014 angka
pembayaran gaji pada karyawan turun menjadi Rp59 miliar (Erawati & Lestari,
2019).
Konsep mengenai manajemen laba dapat dijelaskan dengan menggunakan
pendekatan teori keagenan (agency theory). Teori tersebut menyatakan bahwa
2201
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 9 SEPTEMBER 2020 HLMN. 2200-2215
praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara pihak yang
berkepentingan (principal) dengan manajemen sebagai pihak yang menjalankan
kepentingan (agent). Konflik ini muncul pada saat setiap pihak berusaha untuk
mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkannya (Negara & Suputra, 2017).
Sebagai agen, manajer secara moral bertanggungjawab untuk mengoptimalkan
keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh
kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan
yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk
mencapai atau untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki
(Asih, 2014).
Tingkat rendah tingginya terjadinya manipulasi laporan keuangan yang
dilakukan oleh manajemen dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang
pertama yang mempengaruhi yaitu perencanaan pajak (Erawati & Lestari, 2019).
Di Indonesia pajak merupakan penerimaan Negara yang terbesar dibandingkan
dengan penerimaan Negara yang lainnya, begitu besarnya peranan sektor
perpajakan dalam mendukung penerimaan Negara. Kondisi perekonomian saat
ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Persaingan
ini membuat perusahaan harus mampu mengelola keuangannya dengan baik
untuk mendapatkan laba (Dewi & Noviari, 2017).
Perencanaan pajak (tax planning) merupakan salah satu fungsi dari
manajemen pajak yang digunakan untuk mengestimasi jumlah pajak yang akan
dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari pajak. Isu dalam
penelitian ini adalah adanya motif perencanaan pajak yang digunakan
perusahaan untuk melakukan penghematan pajak yang tidak sesuai dengan
peraturan perpajakan. Terungkapnya kasus penggelapan pajak yang dilakukan
oleh beberapa perusahaan di Indonesia membuktikan bahwa perusahaan
melakukan perencanaan pajak yang agresif dengan cara melakukan pembiayaan
fiktif, transaksi ekspor fiktif, dan transfer pricing untuk merekayasa omzet
penjualan (Astutik & Mildawati, 2016). Kasus perpajakan juga terjadi di tahun
2007, dimana PT Kaltim Prima Coal (KPC) melakukan rekayasa penjualan untuk
meminimalkan pajaknya. Setelah dilakukan penyelidikan oleh Ditjen Pajak, KPC
ditemukan pajak kurang bayar sebesar Rp 1,5 trilyun. Dengan melakukan
rekayasa penjualan merupakan salah satu praktik manajemen laba (Setyawan &
Harnovinsah, 2016).
Faktor lainnya yang bisa mempengaruhi manajemen laba adalah
profitabilitas. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
menghasilkan laba yang tinggi, sehingga berhubungan dengan jumlah
kompensasi atau bonus yang diterima manajemen. Gayatrie (2014) menyatakan
bahwa perusahaan dapat menggunakan kebijakan kompensasi dalam bentuk
bonus berfungsi untuk menyesuaikan prosedur akuntansi yang terkait dengan
laba perusahaan. Jadi perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
semakin besar kemungkinannya melakukan praktik manajemen laba (Setyawan
& Harnovinsah, 2016).
Adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal (Sumanto et al., 2014). Jika terjadi pengawasan
mengenai kinerja perusahaan, maka akan menekan manajer dalam melakukan
tindakan manajemen laba dan perusahaan dalam melakukan manajemen laba
2202
WIRAWAN, I M. D. S.
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI…
dengan diskresi akrual yang susuai dengan PSAK dan ketentuan perpajakan
(Khuwailid & Hidayat, 2017). Menurut Nurrahman & Sudarno (2013), tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan
yang lebih besar dri investor institusional sehingga akan menghalangi perilaku
opportunistik manajer. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin
efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak
sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.
Penelitian mengenai pengaruh perencanaan pajak pada manajemen laba
sudah banyak diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu, beberapa di antaranya
adalah Yin & Cheng (2004) serta Sumomba & Hutomo (2012) yang membuktikan
perencanaan pajak dapat mendeteksi adanya manajemen laba perusahaan.
Namun, penelitian Setyawan & Harnovinsah (2016) menunjukkan hasil
penelitian berlawanan yang menyatakan bahwa perencanaan pajak tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil serupa dari
penelitian Aditama & Purwaningsih (2014) yang menyatakan bahwa
perencanaan pajak ternyata tidak berpengaruh positif terhadap manajamen laba
pada perusahaan nonmanufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian mengenai
pengaruh profitabilitas pada manajemen laba juga telah dilakukan oleh Wibisana
& Ratnaningsih (2014) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh
terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan, di mana tindakan
perataan laba merupakan salah satu metode yang dilakukan perusahaan dalam
manajemen laba. Perusahaan yang memperoleh tingkat profitabilitas yang
rendah cenderung untuk melakukan income maximization, hal ini disebabkan
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan memberikan citra
kurang baik kepada perusahaan dan akibatnya kinerja dari seorang manajer
tampak buruk dimata investor. Manajer cenderung untuk menghindari
pelaporan laba yang berfluktuasi agar dapat menggambarkan keadaan
perusahaan dalam keadaan kondisi yang sehat (Amanza & Rahardjo, 2012).
Sedangkan penelitian Bestivano (2013) menyatakan bahwa profitabilitas tidak
memberikan pengaruh terhadap manajemen laba, karena investor mengabaikan
informasi ROA sehingga manajemen mengabaikan profitabilitas.
Hasil penelitian sebelumnya bervariasi, sehingga memberi peluang untuk
dilakukan penelitian lanjutan baik yang bersifat pengulangan maupun
pengembangan. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terletak
pada penambahan variabel pemoderasi yaitu kepemilikan institusional dalam
kaitan hubungan pengaruh perencanaan pajak dan profitabilitas pada
manajemen laba. Adanya kepemilikan institusional akan mampu mengurangi
praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen yang dimotivasi oleh
penghematan pembayaran pajak akibat perencanaan pajak serta kompensasi
yang diharapkan dapat diterima dari praktik manajemen terkait dengan
profitabilitas.
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah perencanaan pajak dan profitabilitas berpengaruh
pada manajemen laba. Apakah kepemilikan institusional mampu memoderasi
pengaruh perencanaan pajak dan profitabilitas berpengaruh pada manajemen
laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sub sektor barang konsumsi yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
2203
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 9 SEPTEMBER 2020 HLMN. 2200-2215
untuk melakukan tugasnya dengan baik (Lidiawati & Asyik, 2016). Melalui
mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan sumber daya
perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan
melalui reaksi pasar atas pengumuman laba (Boediono, 2005). Oleh karena itu
kepemilikan institusional dapat menekan kecenderungan manajemen melakukan
praktik manajemen laba dan memberikan laporan keuangan yang berkualitas.
Manajemen laba (earnings management) dilakukan dengan mempermainkan
komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan
komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang
yang melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan
(Sulistyanto, 2008). Manajemen perusahaan berusaha membayar pajak sekecil
mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan
ekonomis perusahaan (Aditama & Purwaningsih, 2014). Adanya kepemilikan
institusional dapat memperlemah pengaruh perencanaan pajak terhadap
manajemen laba. Oleh karena itu, hipotesis ketiga ini adalah sebagai berikut.
H3 : Kepemilikan institusional memperlemah pengaruh perencanaan pajak pada
manajemen laba.
Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini
dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen
dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan (Setyawan & Harnovinsah,
2016). Gayatrie (2014) menyatakan bahwa perusahaan dapat menggunakan
kebijakan kompensasi dalam bentuk bonus berfungsi untuk menyesuaikan
prosedur akuntansi yang terkait dengan laba perusahaan. Adanya konflik
kepentingan dan asimetri informasi itulah yang mendorong manajer (agen)
menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada pemilik (prinsipal). Upaya
manajer untuk mengubah, menyembunyikan dan merekayasa angka-angka
dalam laporan keuangan dengan mempermainkan metode dan prosedur
akuntansi yang digunakan perusahaan sering disebut sebagai manajemen laba.
Manajemen laba (earnings management) dilakukan dengan mempermainkan
komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan
komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang
yang melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan
(Sulistyanto, 2008).
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat
mengurangi tindakan manajemen laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Ebtama
& Titik (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berbanding
terbalik dengan manajemen laba dimana jika penambahan persentase saham
kepemilikan institusional setiap tahunnya dapat mendorong penurunan praktik
manajemen laba. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Koh
(2003) menemukan bukti bahwa kepemilikan institusional yang tinggi
membatasi manajer untuk melakukan pengelolaan laba. Oleh karena itu,
hipotesis keempat ini adalah sebagai berikut.
H4 : Kepemilikan institusional memperlemah pengaruh profitabilitas pada
manajemen laba.
2205
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 9 SEPTEMBER 2020 HLMN. 2200-2215
Kepemilikan
Institusional
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian adalah manajemen laba, populasi sebanyak 38 perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan metode dokumentasi dimana dalam penelitian ini memperoleh data dari
men-download laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 di web
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan sampling bertujuan (purposive sampling).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Manajemen laba ialah sebuah upaya memanipulasi laporan keuangan yang
dapat dilakukan pihak internal perusahaan agar mendapat keuntungan pribadi
(Aminah & Zulaikha, 2019). Manajemen laba dalam penelitian ini diproksi
menggunakan discretionary accruals, yang dihitung menggunakan Model Jones
yang telah dimodifikasi, dengan tahapan awal yaitu menghitung total akrual,
sebagai berikut.
......................................................................................................... (1)
Keterangan:
Tacc = total akrual
NIit = laba operasi perusahaan i pada tahun t
CFOit = arus kas operasional (Cash flow Operating) perusahaan i pada tahun t
Tahap selanjutnya ialah menghitung nilai akrual yang telah diestimasi
menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS), sebagai berikut.
................. (2)
Keterangan:
TAccit = total akrual perusahaan i pada tahun t
TAit-1 = total aset perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit = perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun t
ΔRECit = perubahan piutang perusahaan i pada tahun t
PPEit = aset tetap (property plant and equipment) perusahaan i pada tahun t
2206
WIRAWAN, I M. D. S.
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI…
α = konstanta
ε = error
Tahap ketiga adalah mengitung nondiscretionary accruals model (NDA),
sebagai berikut.
............................... (3)
Keterangan:
NDAit = nondiscretionary accruals pada tahun t
TAit-1 = total aset perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit = perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun t
ΔRECit = perubahan piutang perusahaan i pada tahun t
PPEit = aset tetap(property plant and equipment) perusahaan i pada tahun t
α = konstanta
ε = error
Tahap terakhir adalah menghitung discretionary accruals dengan cara
sebagai berikut.
............................................................................................ (4)
Keterangan:
DCAccit = discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
TAccit = total akrual perusahaan i pada tahun t
TAit-1 = total aset perusahaan i pada tahun t-1
NDAit = nondiscretionary accruals pada tahun t
Variabel independen dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan
profitabilitas. Perencanaan pajak adalah langkah yang ditempuh oleh wajib pajak
untuk meminimumkan beban pajak tahun berjalan maupun tahun yang akan
datang, agar pajak yang dibayar dapat ditekan seefisien mungkin dan dengan
berbagai cara yang memenuhi ketentuan perpajakan (Astutik & Mildawati,
2016). Dalam penelitian ini perencanaan pajak diukur dengan menggunakan
rumus tax retention rate (tingkat retensi pajak), yang menganalisis suatu ukuran
dari efektivitas manajemen pajak pada laporan keuangan perusahaan tahun
berjalan (Wild et al., 2004). Rumus tax retention rate (tingkat retensi pajak) sebagai
berikut.
................................................................................................................. (5)
Keterangan:
TRRit = Tax Retention Rate (tingkat retensi pajak) perusahaan i pada tahun t
NIit = Net Income (laba bersih) perusahaan i pada tahun t
EBITit = Pretax Income (laba sebelum pajak) perusahan i tahun t
Rasio profitabilitas menjadi ukuran untuk menunjukkan kemampuan
dalam penekanan biaya yang terjadi serta peningkatan penjualan, diukur dengan
cara laba bersih dibagi total aset (Rasid, 2018). Profitabilitas diukur dengan
rumus sebagai berikut.
......................................................................... (6)
2207
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 9 SEPTEMBER 2020 HLMN. 2200-2215
............. (7)
Selain itu, terdapat pula satu variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah perbandingan antara besar
kecilnya suatu perusahaan, sehingga dapat menggambarkan kinerja sebuah
perusahaan (Aminah & Zulaikha, 2019). Ukuran perusahaan dapat diukur
dengan menggunakan natural log dari total aset perusahaan pada akhir tahun.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data Regresi Linier Berganda dan
Moderated Regression Analysis (MRA) dengan bantuan aplikasi stastistik SPSS for
Windows. Model regresi linear berganda dalam penelitian ini, dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
𝑌 = α + β1X1 + β2X2 + ε ................................................................................................. (8)
Keterangan:
𝑌 = Manajemen Laba
α = Konstanta
X1 = Perencanaan Pajak
X2 = Profitabilitas
β1, β2 = Koefisien regresi
ε = Error
Model Moderated Regression Analysis (MRA) dalam penelitian ini,
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
𝑌 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X1 X3 + β5X2 X3 + ε ..................................................... (9)
Keterangan:
𝑌 = Manajemen Laba
α = Konstanta
X1 = Perencanaan Pajak
X2 = Profitabilitas
X3 = Kepemilikan Institusional
β 1,β2,β3,β4,β5 = Koefisien regresi
ε = Error
sehingga secara total data outlier terlihat banyak. Selain itu, untuk variabel
profitabilitas juga terdapat nilai ektrim karena beberapa perusahaan memiliki
nilai profitablitas terlalu rendah dan atau bahkan ada yang sangat tinggi.
Tabel 1 . Proses Penentuan Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah
1. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang 190
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun pengamatan
2014-2018.
2. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang (29)
memeroleh rugi fiskal dan komersial pada tahun pengamatan
2014-2018.
3. Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan informasi yang (15)
dibutuhkan terkait dengan indikator-indikator
Data Oulier (71)
Total sampel penelitian 75
Sumber: Data Penelitian, 2020
Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian asumsi klasik telah
memenuhi uji, sehingga model layak digunakan untuk memprediksi. Tabel 2,
menunjukkan hasil pengujian regresi linear berganda dengan signifikansi
sebesar 5 persen.
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Keterangan Nilai Beta Signifikansi
(Constant) 0,668 0,001
Perencanaan Pajak 0,610 0,002
Profitabilitas -0,199 0,163
Sumber: Data Penelitian, 2020
Hipotesis pertama menyatakan bahwa perencanaan pajak berpengaruh
positif pada manajemen laba. Tabel 2, menunjukkan bahwa hubungan antara
perencanaan pajak pada manajemen laba adalah sebesar 0,610 dengan nilai
signifikansi 0,002 lebih kecil dari α = 0,05 yang berartia bahwa perencanaan pajak
berpengaruh positif pada manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka hipotesis pertama diterima.
Peran perencanaan pajak dalam praktik manajemen laba secara
konseptual dapat dijelaskan dengan teori keagenan dan teori akuntansi positif.
Manajemen perusahaan berusaha membayar pajak sekecil mungkin karena
dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis perusahaan
(Aditama & Purwaningsih, 2014). Pemilihan metode untuk meminimalisir beban
pajak tersebut merupakan judgement yang di pilih oleh manajemen perusahaan
tersebut. Sehingga semakin besar tingkat perencanaan pajak yang dilakukan oleh
manajemen maka akan semakin tinggi manajemen laba yang akan terjadi (Yunila
& Aryati, 2018). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Sutrisno et al. (2018) dan Putra et al. (2018) yang menyatakan bahwa perencanaan
pajak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
pada manajemen laba. Tabel 2, menunjukkan bahwa hubungan antara
profitabilitas pada manajemen laba adalah negatif sebesar 0,199 dengan nilai
signifikansi 0,163 lebih besar dari α = 0,05 yang berartia bahwa profitabilitas
2209
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 9 SEPTEMBER 2020 HLMN. 2200-2215
2210
WIRAWAN, I M. D. S.
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI…
bagi manajer untuk dapat melakukan praktik manajemen laba, dengan demikian
tinggi atau rendahnya rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba (Damayanti & Kawedar, 2018). Adanya kepemilikan
institusional tidak mampu memoderasi profitabilitas pada manajemen laba
karena walaupun kepemilikan institusional tinggi namun profitabilitas tersebut
telah menjadi perhatian utama pemangku kepentingan. Perhatian atas rasio
profitabilitas ini walaupun tidak diawasi oleh institusi tertentu tetap saja rasio
profitabilitas menjadi perhatian pihak pengguna laporan sehingga adanya
kepemilikan institusional tidak tidak mampu memoderasi profitabilitas pada
manajemen laba.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pajak berpengaruh positif pada manajemen laba. Hal tersebut
menunjukkan semakin tinggi perencanaan pajak menyebabkan manajemen laba
juga akan semakin tinggi. Profitabilitas tidak berpengaruh pada manajemen
laba. Hal tersebut menunjukkan profitabilitas baik tinggi maupun rendah tidak
menyebabkan perubahan pada manajemen laba. Kepemilikan institusional
memperlemah pengaruh perencanaan pajak pada manajemen laba. Perencanaan
pajak yang semakin tinggi menyebabkan manajemen laba juga semakin rendah,
adanya kepemilikan institusional akan mengurangi praktik manajemen laba.
Kepemilikan institusional tidak memoderasi pengaruh profitabilitas pada
manajemen laba. Kepemilikan institusional yang ada di perusahaan tidak
mampu memperlemah hubungan profitabilitas sehingga tidak ada perubahan
atas praktik manajemen laba.
REFERENSI
Achyani, F., & Lestari, S. (2019). Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap
Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017). Riset Akuntansi Dan
Keuangan Indonesia, 4(1), 77–88. https://doi.org/10.23917/reaksi.v4i1.8063
Aditama, F., & Purwaningsih, A. (2014). Pengaruh Perencaaan Pajak Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Nonmanufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Modus, 26(1), 33–50.
https://doi.org/10.24002/modus.v26i1.576
Amanza, A. H., & Rahardjo, S. N. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba ( Income Smoothing ). Diponegoro
Journal of Accounting, 1(1), 1–13. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting%0AANALISIS
Aminah, S., & Zulaikha. (2019). Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Konsentrasi
Kepemilikan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.
Diponegoro Journal of Accounting, 8(3), 1–12.
Asih, P. (2014). Fakor- Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajmen Laba
(Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal TEKUN,
V(02), 191–201.
Astutik, R. E. P., & Mildawati, T. (2016). Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban
Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu Dan Riset
2212
WIRAWAN, I M. D. S.
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI…
2215