Makalah Kel3 MPS
Makalah Kel3 MPS
Makalah Kel3 MPS
Pada tahun 2028 menghasilkan Perawat yang unggul dalam penerapan keterampilan
Keperawatan Lansia berbasis IPTEK keperawatan.
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah berjudul “ Prosedur Pengendalian Infeksi Silang ” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Patient
Safety ( MPS ) . Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk
dari dosen pembimbing, dosen pengajar, buku referensi, dan teman-teman. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Omi Haryati, S.Kp., M.Kes, sebagai dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Patient
Safety ( MPS ) .
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan.
3. Teman – teman mahasiswa kelas 2 Reguler A Prodi D III Keperawatan yang telah membantu
dalam penyusuan makalah ini.
Saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................1
BAB II TINJAUN PUSTAKA...................................................................................................3
2.1 Komunikasi Antar Anggota Tim Kesehatan..........................................................3
2.2 Komunikasi SBAR..........................................................................................................5
BAB III KASUS........................................................................................................................8
3.1 Kasus.......................................................................................................................8
BAB IV SKENARIO.................................................................................................................9
4.1 Skenario Role Play.................................................................................................9
BAB V PENUTUP...................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................13
5.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian komunikasi antara anggota tim kesehatan
b. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan dokter
c. Untuk mengetahui komunikasi antar perawat dengan perawat
d. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan ahli terapi respiratori
(fisioterapis)
e. Untuk mengetahui komunikasi antara pearawat dengan ahli farmasi
f. Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan ahli gizi.
g. Untuk mengetahui komunikasi SBAR.
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
3
tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat
tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan
intrapersonal. Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan
yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggungjawab yang sama dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Contohnya komunikasi yang terjadi pada saat
koordinasi antara perawat A dengan perawat B pada saat menerima pasien baru dari IGD
untuk diberikan perawatan lebih lanjut di ruang rawat inap. Maka antara perawat A dan
perawat B akan menjalin komunikasi. Hubungan sturktural merupakan hubungan yang
terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing - masing perawat dalam menjalankan
tugas berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
4
membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien membangun
pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
2. Komponen SBAR
Komunikasi SBAR memiliki beberapa komponen. Komponen tersebut meliputi:
a. Situation: Komponen situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia
pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi pasien
apakah stabil atau tidak.
b. Background: Komponen background menampilkan pokok masalah atau apa saja yang
terjadi pada diri pasien, keluhan yang mendorong untuk dilaporkan seperti sesak nafas,
nyeri dada, dan sebagainya. Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan
5
munculnya keluhan pasien tersebut, diagnosis pasien, dan data klinik yang mendukung
masalah pasien.
c. Assesment: Komponen assessment ini berisi hasil pemikiran yangtimbul dari temuan
serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak diantisipasi
akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
d. Recommendation: Komponen recommendation menyebutkan hal-hal yang dibutuhkan
untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan oleh perawat.
6
dilaksanakan, menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun rencana kerja.
Untuk mencapai tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR.
c. Transfer Pasien
Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain
dan dari satu rumah sakit kerumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan eksternal. Transfer pasien
internal adalah transfer antar ruangan di dalam rumah sakit dan transfer pasien eksternal
adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan
pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer,
peralatan transfer, dan komunikasi saat transfer pasien. Komunikasi yang efektif
diperlukan untuk proses transfer pasien. Komunikasi SBAR merupakan salah satu
komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien.
7
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Dalam satu ruangan maternitas pada tanggal 20 Oktober 2021 terdapat 2 pasien
dengan diagnosa medis yang berbeda. Pasien yang bernama ibu khoirunisa dengan
diagnosa medis ost section caesarea. Dengan masalah keperawatannya adalah gangguan
rasa aman nyeri. Ibu tersebut masih mengeluhkan nyeri pada bagian luka operasi. Terapi
yang sudah diberikan adalah edukasi kepada pasien yaitu cara memberikan asi, dan
membantu mobilisasi pasien. Sedangkan Pasien yang bernama ibu Dewi Puspita sari
dengan diagnosa masuk yaitu obortus imminens dan masalah keperawatannya adalah
risiko pendarahan. tindakan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan adalah
menganjurkan ibu untuk tetap bed rest dan tetap memantau perdarahan yang terjadi pada
ibu dewi. Dalam hal ini perawat akan melakukan pengoperan dari shif pagi ke shif sore.
Untuk itu dalam melakukan komunikasi yang efektif perawat harus berkomunikasi dengan
komunikasi SBAR.
Semua perawat perlu menganalisis teknik komunikasi yang tepat setiap kali ia
berhubungan dengan siapa pun terutama dalam menyampaikan keadaan pasien. Perawat
harus mampu menyampaikan keadaan pasien dengan benar dan sesuai standar. Dengan
tujuan tidak adanya kekeliruan dari pihak yang sudah bertugas ke pihak yang sudah
bertugas.
8
BAB IV
SKENARIO
Situation
Tim 1 Pagi : “Baiklah untuk tim 1, saya akan melaporkan pasien diruangan. Untuk
tim 1 hanya ada pasien lama dan tidak ada pasien baru. Pasien kita
yaitu bu khoirunisa. Ibu ini diruangan persalinan 4, masuk dengan
diagnosa post section caesarea pada tanggal 20 oktober 2021.
9
kemudian masalah keperawatan yang kita angkat itu adalah gangguan
rasa aman nyeri nah setelah kami kaji tadi pagi ibu tersebut masih
mengeluhkan nyeri pada bagian luka operasi.”
Background
Tim 1 Pagi : “Berdasarkan hasil pengkajian ibu khoirunisa tidak ada riwayat masa
lalu dan tidak ada riwayat alergi. Kemudian dokter penanggung
jawab menginstruksikan bahwa terapi yang diberikan itu berlanjut,
seperti itu. Jadi dari kami tim pagi dilanjutkan ke sore tidak ada
perubahan.”
Assessment
Tim 1 pagi : “Untuk tingkat kesadaran kesadaran dan tekanan darah ataupun tanda
tanda vital tidak ada masalah, semua normal sesuai dengan kondisi
pasien saat ini.”
Recomendation
Tim 1 pagi : “Kemudian terapi yang sudah diberikan itu kami memberikan edukasi
kepada pasien. Kami mengajarkan pada pasien bagaimana cara mem
memberikan asi. Kemudian bagaimana cara menyusui dan bagaiman
bagaimana nantinya pasien tersebut menyusui. Dan kami juga sudah
membantu mobilisasi pasien sudah miring kanan, sudah miring kiri.
Sudah bisa merubah posisi. Nah untuk instruksi dokter bahwa terapi
obat yang diberikan itu pemberian terapi obat oral kepada pasien.
Kemudian mengganti balutan luka. Jadi nanti untuk perawat sore
diingatkan kembali bahwa penggantian balutan luka oprerasi itu
harus dilakukan, seperti itu. Nah tadi juga kami sudah mencabut
infus pada pasien tersebut karena sudah bengkak. Jadi mungkin
nanti shif sore, sekedar mengingatkan untuk memasang infus
kembali. Baiklah itu saja laporan dari tim satu saya kembalikan
kepada kepala ruangan.”
Kepala ruangan : “Baiklah terimakasih untuk tim 1. bagaimana untuk pj shif sore
apakah ada yang ingin di klarifikasi?”
Tim 1 sore : “Baiklah terimakasih kepada kepala ruangan. Disini saya ingin
menanyakan kepada tim 1. ibu khoirunisa apakah masih tetap
dibutuhkan terapi cairan dan berapa banyak cairan yang masih harus
10
diberikan kepada ibu khoirunisa ?”
Tim 1 pagi : “baik kepada ibu kepala ruangan saya izin menjawab. Nah untuk
terapi pemberian cairan itu dilanjutkan seperti instrupsi sebelumnya
oleh dokter penanggung jawab terapi cairan itu tetap dilanjutkan ke
shif selanjutnya.”
Tim 1 sore : “baiklah terimakasih kepada tim 1 yang shif pagi nanti kami yang shif
sore akan memasang infus kembali kepada ibu khoirunisa. Saya
kembalikan lagi kepada ibu kepala ruangan.”
Kepala ruangan : “baiklah. Selanjutnya tim 2 silahkan melaporkan asuhan keperawatan
yang telah diberikan kepada pasien.”
Tim 2 Pagi : “baik disini saya dari tim 2 akan melaporkan kondisi pasien tim 2.
jumlah pasien tim 2 ada 1. Pasien lama 1 dan pasien baru nya tidak
ada. Dengan pasien yang bernama ibu dewi puspita sari ruangan
persalinan 1 dengan diagnosa masuk yaitu obortus imminens dan
masalah keperawatannya adalah risiko pendarahan. Untuk keluhan
terbaru yang setelah dikaji pada dinas pagi bahwa ibu ini
mengeluhkan masih ada bercak di pembalut. Dan terapi dari dokter
penanggung jawab pasien dilakukan sama seperti terapi sebelumnya.
Kemudian untuk tindakan asuhan keperawatan yang sudah
dilakukan disini kami perawat dinas pagi telah menganjurkan ibu
untuk tetap bed rest dan tetap memantau perdarahan yang terjadi
pada ibu dewi. Kemudian untuk instrupsi dokter selanjutnya ibu ini
harus tetap dipantau keadaan umum dan dilakukan usgnanti pukul
16.00 wib dan pantau pendarahannya setiap empat jam. Demikian
kondisi pasien tim 2 yang saya laporkan. Kemudian saya
kembalikan kepada ibu kepala ruangan.”
Kepala ruangan : “baiklah bagaimana untuk pj shif sore apakah ada yang ingin
Diklarifikasi?”
Tim 2 sore : “baiklah saya pj tim 2 sore sudah cukup jelas.”
Kepala ruangan : “baiklah untuk menglkarifikasi lebih lanjut ada baiknya kita
melakukan serah terima di bed pasien.”
11
(nama) kemudian ada (nama) sebagai perawat sore. Selanjutnya saya
serahkan kepada shif sore.”
Tim 1 sore : “baik ibu nisa, apakah ibu masih ada keluhan?”
Pasien : “tidak ada sus”
Tim 1 sore : “nyerinya masih ada?”
Pasien : “masih ada sus”
Tim 1 sore : “oh iya terus asinya lancar tidak bu?”
Pasien : “Alhamdulillah lancar sus”
Tim 1 Sore : “Asinya terus diberikan ya ibu kepada bayi tanpaada batasan.
Baik ibu inikan tadi infusnya dilepas ya ibu karena tangannya
bengkak jadi nanti mungkin bisa dibantu oleh keluarga dikompres
menggunakan air hangat ya ibu, supaya bengkaknya berkurang ya
ibu. Nah nanti kalau bengkaknya sudah berkurang nanti yang shif
sore akan membantu menginfus kembali ya ibu. Apakah ada keluhan
lain ibu?”
Pasien : “tidak ada sus”
Tim 1 sore : “Baik ibu nanti apabila ada keluhan ibu bisa langsung melapor ke
ners station ya ibu. Terimakasih. Kami pamit ya ibu”
Perawat kembali ke ners station
Kepala perawat : “Baiklah operan kita pada sore kali ini sudah selesai sebelum kita
menutup operan kita ada baiknya kita berdo’a menurut agama dan
kepercayaan masing masing. Berdo’a dimulai, Berdo’a selesai,
wassalamualaikum wr. wb”
Semuanya : “waalaikumussalam wr. wb”
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli
gizi, apoteker dsb. Setiap tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap
kesehatan pasien. Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja
sama akan dapat terjalin dengan baik. Selain itu perawat juga mempunyai tanggung jawab
dan memiliki untuk:
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3. Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang tak bisa
dipisah – pisahkan dan disendirikan.
5.2 Saran
Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu masih
banyak kekurangan yang jauh dari sempurna. Ucapan terima kasih kami persembahkan
bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan
jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.
Maka dari itu kritik dan saran yang membangun masih sangat kami btuhkan demi
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/408509190/komunikasi-antar-anggota-tim-kesehatan-docx
13
14