Contoh Format CBR
Contoh Format CBR
Contoh Format CBR
Dosen Pengampu
Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si.
Disusun Oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNyalah tugas Critical Book Report inidapat saya selesaikan dengan baik dan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Saya berterima kasih kepada Ibu Faridawaty Marpaung,
S.Si. M.Si. yang sudah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya sehingga tugas ini
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu,saya meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas ini.Akhir kata saya berharap semoga Critical Book
Report ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan terlebih pembaca.Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Reza Muhtadin
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………….………………………………………..…………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...…………. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….………... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku …………………………………………………………...………….. 3
2.2 Isi Buku Utama………………………………………………………………………. 4
2.3 Isi Buku Pembanding……………………………………………………………....... 10
2.4 Kedalaman Konsep…………………………………………………………………..
2.5 Kelengkapan atau Variasi soal kedua buku……………………………………....... 16
2.6 Kurangan dan kelebihan dari kedua buku ……………………..………..………… 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 19
Lampiran ……………………………………………………………………………….. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal yang dijadikan pendahuluan atau ilustrasi yang dapat
dikatakan sebagai pengawalan konsep yang dibahas pada kedua buku
2. Untuk memahami konsep dan defenisi yang tercantum pada kedua buku tersebut
3. Untuk menganalisis kedalaman konsep dari materi yang dipaparkan oleh penulis pada
kedua buku
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan berbagai teorema atau dalil yang dibahas
pada kedua buku
5. Untuk mengalisis kelengkapan dan variasi soal latihan kedua buku
6. Untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan kedua buku
2
BAB II
PEMBAHASAN
Buku II
Judul Buku : Discrete Mathematics and Its Applications, 7th Edition
Penulis : Kenneth H. Rossen
Penerbit : The Mc Graw Hill Company
Tahun Terbit : 2012
Ukuran Buku : 1071 hal, cm
3
2.2 Isi Buku Utama
A. Pendahuluan atau ilustrasi awal sebagai konsep yang dibahas
Pada buku pertama (Matematika Diskrit Revisi Ke-5), untuk materi I yang menjelaskan
tentang pendahuluan dari logika yang dilengkapi dengan metode inferensi, perbedaan antara
aksioma, lemma, teorema, dan corollary, serta argument dan pembuktian validasinya. Materi II,
menjelaskan tentang himpunan yang pada awal konsep disertai dengan ilustrasi berupa symbol-
simbol matematika bahkan dilengkapi dengan himpunan logika fuzzy. Materi III, menjelaskan
tentang Matriks, Relasi, dan Fungsi, dilengkapi dengan klosur korelasi, relasi kesetaraan, dan
relasi pengurutan parsial. Materi IV, menjelaskan tentang Algoritma dan Bilangan Bulat yang
disertai dengan pembangkit bilangan acak semu. Materi V, menjelaskan tentang kombinatorial
dan Peluang Diskrit, menjelaskan tentang prinsip sarang burung merpati
4
proposisi f bisa kita andaikan benar (hari kemarin memang hujan) atau salah (hari kemarin tidak
hujan). Demikian pula halnya untuk proposisi g dan h. Proposisi i bisa benar atau salah, karena
sampai saat ini belum ada ilmuwan yang dapat memastikan kebenarannya.
Defenisi 1.2 Mengkombinasikan Proposisi
Misalkan p dan q adalah proposisi. Konjungsi (conjunction) p dan q, dinyatakan dengan
notasi p Ù q, adalah proposisi p dan q Disjungsi (disjunction) p dan q, dinyatakan dengan notasi
p Ú q, adalah proposisi p atau q Ingkaran atau (negation) dari p, dinyatakan dengan notasi ~p,
adalah proposisi tidak p
Catatan:
1. Beberapa literatur menggunakan notasi “Øp”, “ p ”, atau “not p” untuk menyatakan ingkaran.
2. Kata “tidak” dapat dituliskan di tengah pernyataan. Jika kata “tidak” diberikan di awal
pernyataan maka ia biasanya disambungkan dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”. Kata
“tidak” dapat juga diganti dengan “bukan” bergantung pada rasa bahasa yang tepat untuk
pernyataan tersebut.
Berikut contoh-contoh proposisi majemuk dan notasi simboliknya. Ekspresi proposisi
majemuk dalam notasi simbolik disebut juga ekspresi logika.
Contoh 1.3 Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p : Hari ini hujan
q : Murid-murid diliburkan dari sekolah
maka p Ù q : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari sekolah p Ú q : Hari ini
hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah ~p : Tidak benar hari ini hujan (atau dalam
kalimat lain yang lebih lazim: Hari ini tidak hujan)
Contoh 1.4 Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p : Hari ini hujan
q : Hari ini dingin
maka q Ú ~p : Hari ini dingin atau hari ini tidak hujan atau, dengan kata lain, “Hari ini
dingin atau tidak hujan” ~p Ù ~q : Hari ini tidak hujan dan hari ini tidak dingin atau, dengan kata
lain, “Hari ini tidak hujan maupun dingin” ~(~p) : Tidak benar hari ini tidak hujan atau dengan
kata lain, “Salah bahwa hari ini tidak hujan”
Contoh 1.5 Diketahui proposisi-proposisi berikut:
5
p : Pemuda itu tinggi
q : Pemuda itu tampan Nyatakan proposisi berikut (asumsikan “Pemuda itu pendek”
berarti “Pemuda itu tidak tinggi”) ke dalam ekspresi logika (notasi simbolik):
(a) Pemuda itu tinggi dan tampan
(b) Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan
(c) Pemuda itu tidak tinggi maupun tampan
(d) Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan
(e) Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan
(f) Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan
Penyelesaian:
(a) p Ù q
(b) p Ù ~q
(c) ~p Ù ~q
(d) ~(~p Ú ~q)
(e) p Ú (~p Ù q)
(f) ~(~p Ù ~q)
6
Defenisi 1.4 Disjungsi Eksklusif
Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara. Cara pertama, “atau”
digunakan secara inklusif (inclusive or) yaitu dalam bentuk “p atau q atau keduanya”. Artinya,
disjungsi dengan operator “atau” bernilai benar jika salah satu dari proposisi atomiknya benar
atau keduanya benar. Operator “atau” yang sudah kita bahas pada contoh-contoh di atas adalah
yang dari jenis inklusif ini. Sebagai contoh, pernyataan
“Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai Bahasa C++ atau Java”.
Diartikan bahwa tenaga IT (Information Technology) yang diterima harus mempunyai
kemampuan penguasaan salah satu dari Bahasa Java atau Bahasa C++ atau kedua-duanya. Tabel
kebenaran untuk “atau” secara inklusif adalah seperti pada tabel 1.1 yang sudah dijelaskan di
atas.
Cara kedua, “atau” digunakan secara eksklusif (exclusive or) yaitu dalam bentuk “p atau
q tetapi bukan keduanya”. Artinya, disjungsi p dengan q bernilai benar hanya jika salah satu
proposisi atomiknya benar (tapi bukan keduanya). Sebagai contoh, pada sebuah ajang
perlombaan pemenang dijanjikan mendapat hadiah. Hadiahnya adalah sebuah pesawat televisi 20
inchi. Jika pemenang tidak menginginkan membawa TV, panitia menggantinya dengan senilai
uang.. Proposisi untuk masalah ini ditulis sebagai berikut:
“Pemenang lomba mendapat hadiah berupa TV atau uang”
Kata “atau” pada disjungsi di atas digunakan secara eksklusif. Artinya, hadiah yang dapat
dibawa pulang oleh pemenang hanya salah satu dari uang atau TV tetapi tidak bisa keduanya
Khusus untuk disjungsi eksklusif kita menggunakan operator logika xor, untuk membedakannya
dengan inclusive or, yang definisinya adalah sebagai berikut:
7
Defenisi 1.5 Hukum-Hukum Logika
Proposisi, dalam kerangka hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang
dinyatakan dalam sejumlah hukum pada Tabel 1.7. Beberapa hukum tersebut mirip dengan
hukum aljabar pada sistem bilangan riil, misalnya a(b + c) = ab + bc, yaitu hukum distributif,
sehingga kadang-kadang hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar
proposisi.
8
anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan diri Pernyataan berbentuk “jika
p, maka q” semacam itu disebut proposisi bersyarat atau kondisional atau implikasi.
DEFINISI 1.6. Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q”
disebut proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan p q Proposisi p disebut
hipotesis (atau antesenden atau premis atau kondisi) dan proposisi q disebut konklusi (atau
konsekuen).
9
2.2 Isi Buku Pembanding
Pada buku kedua (Discrete Mathematics and Its Applications, 7th Edition), untuk materi I
menjelaskan tentang Fondasi Logika dan Pembuktian. Materi II, menjelaskan tentang Struktur
Dasar: Himpunan, Fungsi, Urutan, Jumlah, dan Matriks. Materi III, menjelaskan tentang
algoritma disertai teknik pengoperasiannya. Materi IV, menjelaskan tentang Teori Bilangan dan
Kriptografi yang disertai ilustrasi pada bagian pendahuluan konsep dari materi tersebut.
PENGANTAR
Aturan logika memberikan arti yang tepat pada pernyataan matematika. Aturan ini sudah
biasa membedakan antara argumen matematika yang valid dan tidak valid. Karena tujuan utama
buku ini adalah untuk mengajari pembaca bagaimana memahami dan bagaimana membangun
argumen matematika yang benar, kami memulai studi kami tentang matematika diskrit dengan
pengenalan logika. Selain pentingnya logika dalam memahami penalaran matematika, logika
memiliki banyak aplikasi untuk ilmu komputer. Aturan ini digunakan dalam desain sirkuit
komputer, pembangunan program komputer, verifikasi kebenaran program, dan di banyak cara
lainnya. Selanjutnya, sistem perangkat lunak telah dikembangkan untuk membangun beberapa,
tetapi tidak semua, jenis pembuktian otomatis. Kami akan membahas aplikasi logika ini dan bab
selanjutnya.
PROPOSISI
Diskusi kita dimulai dengan pengantar blok bangunan dasar logika — proposisi.
Proposisi adalah kalimat deklaratif (yaitu, kalimat yang menyatakan fakta) yang benar
atau salah, tapi tidak keduanya.
CONTOH 1 Semua kalimat deklaratif berikut adalah proposisi.
1. Washington, D.C., adalah ibu kota Amerika Serikat.
2. Toronto adalah ibu kota Kanada.
3. 1 + 1 = 2.
4. 2 + 2 = 3.
Proposisi 1 dan 3 benar, sedangkan 2 dan 4 salah.
Beberapa kalimat yang bukan proposisi diberikan dalam Contoh 2.
10
Proposisi ~p dibaca “bukan p.” Nilai kebenaran dari negasi p, ~p, adalah kebalikannya
dari nilai kebenaran p.
CONTOH 3 Temukan negasi proposisi
“PC Michael menjalankan Linux”
dan mengungkapkannya dalam bahasa Inggris sederhana.
Solusi: Negasinya adalah
“Ini tidak terjadi bahwa Michael's PC menjalankan Linux.”
Penolakan ini dapat lebih sederhana dinyatakan sebagai
“PC Michael tidak menjalankan Linux.”
▲
CONTOH 4 Temukan negasi proposisi
"Ponsel cerdas Vandana memiliki setidaknya memori 32 GB"
dan mengungkapkannya dalam bahasa Inggris sederhana.
Solusi: Negasinya adalah
“Ini tidak berarti bahwa smartphone Vandana memiliki setidaknya 32GB memori.”
Penolakan ini juga dapat dinyatakan sebagai
"Ponsel cerdas Vandana tidak memiliki setidaknya memori 32 GB"
atau bahkan lebih sederhana sebagai
Ponsel cerdas Vandana memiliki memori kurang dari 32 GB.
Tabel 1 menampilkan tabel kebenaran untuk negasi dari proposisi p. Tabel ini memiliki
baris untuk masing-masing dari dua kemungkinan nilai kebenaran dari proposisi p. Setiap baris
menunjukkan nilai kebenaran ~p sesuai dengan nilai kebenaran p untuk baris ini.
Negasi proposisi juga dapat dianggap sebagai hasil operasi operator negasi pada
proposisi. Operator negasi membuat proposisi baru dari proposisi tunggal yang ada. Kami
sekarang akan memperkenalkan operator logika yang digunakan untuk membentuk proposisi
baru dari dua atau lebih proposisi yang ada. Operator logika ini juga disebut penghubung.
DEFINISI 2 Misalkan p dan q adalah proposisi. Konjungsi dari p dan q, dilambangkan dengan p
∧ q, adalah proposisi “P dan q.” Konjungsi p ∧ q bernilai benar jika p dan q bernilai benar dan
salah jika sebaliknya.
11
Tabel 2 menampilkan tabel kebenaran p ∧ q. Tabel ini memiliki baris untuk masing-masing dari
empat kemungkinan kombinasi nilai kebenaran p dan q. Empat baris tersebut sesuai dengan
pasangan nilai kebenaran TT, TF, FT, dan FF, dimana nilai kebenaran pertama pada pasangan
adalah nilai kebenaran p dan nilai kebenaran kedua nilai kebenaran adalah nilai kebenaran q.
Perhatikan bahwa dalam logika kata "tetapi" terkadang digunakan sebagai ganti "dan" dalam
hubungannya. Untuk Contoh, pernyataan “Matahari bersinar, tetapi sedang hujan” adalah cara
lain untuk mengatakan “Matahari bersinar dan sedang hujan. " (Dalam bahasa alami, ada
perbedaan makna yang halus di antara keduanya "Dan" dan "tapi"; kami tidak akan peduli
dengan nuansa ini di sini.)
CONTOH 5 Temukan konjungsi dari proposisi p dan q di mana p adalah proposisi “PC Rebecca
lebih dari 16 GB ruang hard disk kosong "dan q adalah proposisi" Prosesor di Rebecca PC
berjalan lebih cepat dari 1 GHz. ”
Solusi: Gabungan dari proposisi ini, p ∧ q, adalah proposisi yang dimiliki PC Rebecca lebih dari
16 GB ruang hard disk kosong, dan prosesor di PC Rebecca bekerja lebih cepat dari 1 GHz. ”
Hubungan ini dapat diekspresikan secara lebih sederhana sebagai "PC Rebecca memiliki lebih
dari 16 GB kosongkan ruang hard disk, dan prosesornya bekerja lebih cepat dari 1 GHz. ” Agar
konjungsi ini benar, kedua syarat yang diberikan harus benar. Itu salah, jika salah satu atau kedua
kondisi ini salah.
12
Penggunaan penghubung dan atau disjungsi sesuai dengan salah satu dari dua cara kata
tersebut atau digunakan dalam bahasa Inggris, yaitu, sebagai inklusif atau. Disjungsi benar jika
setidaknya salah satu dari dua proposisi benar. Misalnya, inklusif atau sedang digunakan dalam
pernyataan “Siswa yang telah mengambil kalkulus atau ilmu komputer dapat mengambil kelas
ini.”
Di sini, yang kami maksud adalah siswa yang telah mengambil kalkulus dan ilmu
komputer dapat mengambil kelas, serta siswa yang telah mengambil hanya satu dari dua mata
pelajaran. Di samping itu, kami menggunakan eksklusif atau saat kami mengatakannya “Siswa
yang pernah mengambil kalkulus atau ilmu komputer, tetapi tidak keduanya, dapat mendaftar di
ini kelas."
Di sini, yang kami maksud adalah siswa yang telah mengambil mata kuliah kalkulus dan
ilmu komputer tidak bisa ambil kelas. Hanya mereka yang telah mengambil tepat satu dari dua
mata kuliah yang dapat mengambil kelas. Demikian pula, ketika menu di restoran menyatakan,
"Sup atau salad dilengkapi dengan hidangan utama," file restoran hampir selalu berarti bahwa
pelanggan dapat menikmati sup atau salad, tetapi tidak keduanya. Karenanya, ini bersifat
eksklusif, bukan inklusif, atau.
CONTOH 6 Berapakah disjungsi dari proposisi p dan q di mana p dan q adalah proposisi yang
sama dengan dalam Contoh 5?
Solusi: Disjungsi p dan q, p ∨ q, adalah proposisi
“PC Rebecca memiliki setidaknya ruang hard disk kosong 16 GB, atau prosesor di PC
Rebecca berjalan lebih cepat dari 1 GHz. ”
Proposisi ini benar ketika PC Rebecca memiliki setidaknya ruang hard disk kosong 16 GB,
ketika Prosesor PC bekerja lebih cepat dari 1 GHz, dan jika kedua kondisi benar. Itu salah jika
keduanya kondisi ini salah, yaitu saat PC Rebecca memiliki hard disk kosong kurang dari 16 GB
ruang dan prosesor di PC-nya berjalan pada kecepatan 1 GHz atau lebih lambat.
13
PERNYATAAN BERSYARAT
Kami akan membahas beberapa cara penting lainnya di mana proposisi dapat digabungkan.
DEFINISI 5
Misalkan p dan q adalah proposisi. Pernyataan kondisional p → q adalah proposisi “jika p, maka
q. " Pernyataan bersyarat p → q salah jika p benar dan q salah, dan benar sebaliknya.
Cara yang berguna untuk memahami nilai kebenaran dari pernyataan bersyarat adalah dengan
memikirkan kewajiban atau kontrak. Misalnya, janji yang dibuat banyak politisi saat
mencalonkan diri adalah "Jika saya terpilih, maka saya akan menurunkan pajak."
14
BICONDITIONALS
Sekarang kami memperkenalkan cara lain untuk menggabungkan proposisi yang
mengekspresikan bahwa dua proposisi memiliki nilai kebenaran yang sama.
DEFINISI 6
Misalkan p dan q adalah proposisi. Pernyataan bikondisional p ↔ q adalah proposisi “p if dan
hanya jika q. " Pernyataan bikondisional p ↔ q benar jika p dan q memiliki kebenaran yang
sama nilai, dan salah jika tidak. Pernyataan bikondisional juga disebut implikasi ganda.
15
menggunakan kolom terpisah untuk menemukan nilai kebenaran setiap senyawa ekspresi yang
terjadi dalam proposisi majemuk seperti yang dibangun. Nilai kebenaran dari proposisi majemuk
untuk setiap kombinasi nilai kebenaran dari variabel proposisional di dalamnya ditemukan di
kolom terakhir tabel.
CONTOH 11 Susunlah tabel kebenaran proposisi majemuk (p ∨ ¬q) → (p ∧ q).
Solusi: Karena tabel kebenaran ini melibatkan dua variabel proposisional p dan q, ada empat
baris dalam tabel kebenaran ini, satu untuk setiap pasangan nilai kebenaran TT, TF, FT, dan FF.
Pertama, dua kolom digunakan untuk nilai kebenaran p dan q, masing-masing. Di kolom ketiga
kami temukan nilai kebenaran ¬q, diperlukan untuk menemukan nilai kebenaran p ¬q,
ditemukan di kolom keempat. Itu kolom kelima memberikan nilai kebenaran p ∧ q. Akhirnya,
nilai kebenaran dari (p ∨ ¬q) → (p ∧ q) adalah ditemukan di kolom terakhir. Tabel kebenaran
yang dihasilkan ditunjukkan pada Tabel 7.
16
2.5 Kelengkapan atau variasi soal latihan kedua buku
Jika dilihat dari sisi kelengkapan atau variasi soal latihan dari kedua buku, buku kedua
lebih unggul dari pada buku pertama. Buku kedua lebih bervariasi dalam menyajikan soal-soal
latihan yang dipaparkan sesuai dengan materi. Bahkan buku kedua didapati soal latihan untuk
setiap langkah ataupun macam atau jenis dari contoh-contoh soal dan teorema-teorema yang
disajikan. Sedangkan pada buku pertama, soal-soal latihan hanya disajikan sekedar untuk
melengkapi materi tersebut. Dengan kata lain, soal yang dipaparkan hanya untuk sekedar
pembaca melatih kembali materi tersebut.
BUKU II
Kelebihan :
Teorema dan dalil yang disuguhkan atau dipaparkan memiliki jumlah yang banyak dan
beragam.Setiap langkah pengerjaan suatu soal didukung oleh teorema-teorema dan dalil-dalil
serta defenisi-defenisi yang bersangkutan. Variasi soal sangat beragam dan banyak serta unik.
Bahkan dilengkapi Hint atau petunjuk dalam pengerjaannya. Sampul buku juga berwarna dan
menarik.
17
Kekurangan :
Dari segi bahasa yang digunakan agak sulit untuk dimengerti oleh pembaca, hal ini disebabkan
karena penulis menggunakan kata-kata yang memiliki makna tinggi atau bahasa rumit. Bahasa
yang digunakan juga bahasa inggris, sehingga saya sendiri harus menerjemahkan terlebih dahulu
sebelum mengkritisi buku. Jika bahasa yang digunakan dibuat sederhana lagi dan bahkan telah
diterjemahkan, maka pembaca dapat terbantu dalam pemahaman.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedua buku telah diteliti masing-masing isi, konsep, kedalaman konsep, kelebihan dan
kekurangan buku dan lain sebagainya.Dari kedua buku, diperoleh bahwa buku pertama lebih
unggul. Dengan kata lain, buku pertama memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan
buku kedua. Buku pertama lebih cocok digunakan, karena memakai bahasa yang mudah untuk
dipahami bagi pembaca. Meskipun soal latihan yang disajikan tidak beragam seperti buku kedua,
namun sudah cukup memadai untuk dipelajari.
3.2 Saran
Bagi para pemula, sebaiknya menggunakan buku pertama.Karena buku pertama sangat
cocok untuk umum.Sedangkan untuk pembaca yang sudah mengerti atau paham mengenai
materi-materi tersebut, disarankan untuk menggunakan buku kedua.Buku yang menggunakan
bahasa yang agak sulit untuk dipahami dapat membantu pembaca yang sudah ditingkat teratas
untuk dapat belajar dengan defenisi-defenisi, teorrema-teorema, dan dalil-dalil yang begitu
beragam disajikan dalam buku kedua.
19
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit Edisi 3 Revisi 5. Bandung : Informatika
Bandung.
Rosen, Kenneth H. 2012. Descrete Mathematics and Its Applications 7th Edition. New
York : The Mc Graw Hill Company.
20
LAMPIRAN SAMPUL BUKU
BUKU 1 : MATEMATIKA DISKRIT EDISI 3 REVISI 5
21
BUKU II : DESCRETE MATHEMATICS & ITS APPLICATIONS
22