Contoh Format CBR

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

HIMPUNAN DAN LOGIKA


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur
dalam Mata Kuliah Himpunan dan Logika

Dosen Pengampu
Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Reza Muhtadin


NIM : 4202530004
Kelas : PS Matematika 20B

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNyalah tugas Critical Book Report inidapat saya selesaikan dengan baik dan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Saya berterima kasih kepada Ibu Faridawaty Marpaung,
S.Si. M.Si. yang sudah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya sehingga tugas ini
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu,saya meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas ini.Akhir kata saya berharap semoga Critical Book
Report ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan terlebih pembaca.Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.

Medan, 7 Oktober 2020

Reza Muhtadin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………….………………………………………..…………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...…………. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….………... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku …………………………………………………………...………….. 3
2.2 Isi Buku Utama………………………………………………………………………. 4
2.3 Isi Buku Pembanding……………………………………………………………....... 10
2.4 Kedalaman Konsep…………………………………………………………………..
2.5 Kelengkapan atau Variasi soal kedua buku……………………………………....... 16
2.6 Kurangan dan kelebihan dari kedua buku ……………………..………..………… 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….…………..… 18
3.2 Saran ………………………………………………………………….………..…… 18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 19

Lampiran ……………………………………………………………………………….. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan
bahasa matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa semua
hal dalam matematika bisa direduksi menjadi logika simbolik dan bisa dibuat menjadi formal
sepenuhnya. Kepercayaan ini, walaupun masih dipegang dalam bentuk modifikasinya sekarang
ini, telah digoyahkan oleh K. G¨odel pada tahun 1930 ketika ia menunjukkan bahwa selalu ada
sejumlah kebenaran yang tidak bisa diturunkan dalam sistem formal apapun.
Studi tentang logika simbolik biasanya dibagi menjadi beberapa bagian. Yang pertama
dan paling mendasar adalah logika proposisi. Di atasnya nanti adalah logika predikat yang
merupakan bahasa matematika. Pelajaran Himpunan dan Logika adalah pintu gerbang dalam
memahami bahasa dalam setiap persoalan matematika, sehingga diharapkan mampu menempuh
ilmu matematika yang lebih tinggi lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pendahuluan atau ilustrasi apa sajakah yang dapat dikatakan sebagai pengawalan konsep
yang dibahas pada kedua buku?
2. Konsep dan defenisi apasajakah yang tercantum pada kedua buku tersebut?
3. Mengalisis kedalaman konsep dari materi yang dipaparkan oleh penulis pada kedua
buku?
4. Bagaimana persamaan dan perbedaan berbagai teorema atau dalil yang dibahas pada
kedua buku?
5. Bagaimana kelengkapan dan variasi soal latihan kedua buku?
6. Apa kekurangan atau kelebihan kedua buku?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal yang dijadikan pendahuluan atau ilustrasi yang dapat
dikatakan sebagai pengawalan konsep yang dibahas pada kedua buku
2. Untuk memahami konsep dan defenisi yang tercantum pada kedua buku tersebut
3. Untuk menganalisis kedalaman konsep dari materi yang dipaparkan oleh penulis pada
kedua buku
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan berbagai teorema atau dalil yang dibahas
pada kedua buku
5. Untuk mengalisis kelengkapan dan variasi soal latihan kedua buku
6. Untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan kedua buku

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


Buku I
Judul Buku : Matematika Diskrit Revisi Ke-5
Penulis : Rinaldi Munir
Penerbit : Informatika Bandung
Tahun Terbit : 2014
Ukuran Buku : 548 hal, cm

Buku II
Judul Buku : Discrete Mathematics and Its Applications, 7th Edition
Penulis : Kenneth H. Rossen
Penerbit : The Mc Graw Hill Company
Tahun Terbit : 2012
Ukuran Buku : 1071 hal, cm

3
2.2 Isi Buku Utama
A. Pendahuluan atau ilustrasi awal sebagai konsep yang dibahas
Pada buku pertama (Matematika Diskrit Revisi Ke-5), untuk materi I yang menjelaskan
tentang pendahuluan dari logika yang dilengkapi dengan metode inferensi, perbedaan antara
aksioma, lemma, teorema, dan corollary, serta argument dan pembuktian validasinya. Materi II,
menjelaskan tentang himpunan yang pada awal konsep disertai dengan ilustrasi berupa symbol-
simbol matematika bahkan dilengkapi dengan himpunan logika fuzzy. Materi III, menjelaskan
tentang Matriks, Relasi, dan Fungsi, dilengkapi dengan klosur korelasi, relasi kesetaraan, dan
relasi pengurutan parsial. Materi IV, menjelaskan tentang Algoritma dan Bilangan Bulat yang
disertai dengan pembangkit bilangan acak semu. Materi V, menjelaskan tentang kombinatorial
dan Peluang Diskrit, menjelaskan tentang prinsip sarang burung merpati

B. Konsep dan Defenisi


Defenisi 1.1 Pernyataan Proposisi
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi
tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya (truth value). Tiga buah contoh berikut ini dapat mengilustrasikan kalimat mana
yang merupakan proposisi dan mana yang bukan.
Contoh 1.1 Pernyataan-pernyataan berikut ini,
(a) 6 adalah bilangan genap.
(b) Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
(c) 2 + 2 = 4. (d) Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah Semarang.
(e) 12 ³ 19. (f) Kemarin hari hujan.
(g) Suhu di permukaan laut adalah 21 derajat Celcius.
(h) Pemuda itu tinggi.
(i) Kehidupan hanya ada di planet Bumi.
semuanya merupakan proposisi. Proposisi a, b, dan c bernilai benar, tetapi proposisi d
salah karena ibukota Jawa Barat seharusnya adalah Bandung dan proposisi e bernilai salah
karena seharusnya 12 £ 19. Proposisi f sampai i memang tidak dapat langsung ditetapkan
kebenarannya, namun satu hal yang pasti, proposisi-proposisi tersebut tidak mungkin benar dan
salah sekaligus. Kita bisa menetapkan nilai proposisi tersebut benar atau salah. Misalnya,

4
proposisi f bisa kita andaikan benar (hari kemarin memang hujan) atau salah (hari kemarin tidak
hujan). Demikian pula halnya untuk proposisi g dan h. Proposisi i bisa benar atau salah, karena
sampai saat ini belum ada ilmuwan yang dapat memastikan kebenarannya.
Defenisi 1.2 Mengkombinasikan Proposisi
Misalkan p dan q adalah proposisi. Konjungsi (conjunction) p dan q, dinyatakan dengan
notasi p Ù q, adalah proposisi p dan q Disjungsi (disjunction) p dan q, dinyatakan dengan notasi
p Ú q, adalah proposisi p atau q Ingkaran atau (negation) dari p, dinyatakan dengan notasi ~p,
adalah proposisi tidak p

Catatan:
1. Beberapa literatur menggunakan notasi “Øp”, “ p ”, atau “not p” untuk menyatakan ingkaran.
2. Kata “tidak” dapat dituliskan di tengah pernyataan. Jika kata “tidak” diberikan di awal
pernyataan maka ia biasanya disambungkan dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”. Kata
“tidak” dapat juga diganti dengan “bukan” bergantung pada rasa bahasa yang tepat untuk
pernyataan tersebut.
Berikut contoh-contoh proposisi majemuk dan notasi simboliknya. Ekspresi proposisi
majemuk dalam notasi simbolik disebut juga ekspresi logika.
Contoh 1.3 Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p : Hari ini hujan
q : Murid-murid diliburkan dari sekolah
maka p Ù q : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari sekolah p Ú q : Hari ini
hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah ~p : Tidak benar hari ini hujan (atau dalam
kalimat lain yang lebih lazim: Hari ini tidak hujan)
Contoh 1.4 Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p : Hari ini hujan
q : Hari ini dingin
maka q Ú ~p : Hari ini dingin atau hari ini tidak hujan atau, dengan kata lain, “Hari ini
dingin atau tidak hujan” ~p Ù ~q : Hari ini tidak hujan dan hari ini tidak dingin atau, dengan kata
lain, “Hari ini tidak hujan maupun dingin” ~(~p) : Tidak benar hari ini tidak hujan atau dengan
kata lain, “Salah bahwa hari ini tidak hujan”
Contoh 1.5 Diketahui proposisi-proposisi berikut:

5
p : Pemuda itu tinggi
q : Pemuda itu tampan Nyatakan proposisi berikut (asumsikan “Pemuda itu pendek”
berarti “Pemuda itu tidak tinggi”) ke dalam ekspresi logika (notasi simbolik):
(a) Pemuda itu tinggi dan tampan
(b) Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan
(c) Pemuda itu tidak tinggi maupun tampan
(d) Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan
(e) Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan
(f) Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan
Penyelesaian:
(a) p Ù q
(b) p Ù ~q
(c) ~p Ù ~q
(d) ~(~p Ú ~q)
(e) p Ú (~p Ù q)
(f) ~(~p Ù ~q)

Defenisi 1.3 Proposisi Majemuk


Dua buah proposisi majemuk, P(p, q, ..) dan Q(p, q, ..) disebut ekivalen secara logika,
dilambangkan dengan P(p, q, …) Q(p, q, …) jika keduanya mempunyai tabel kebenaran yang
identik. Catatan: Beberapa literatur menggunakan notasi “ ” untuk melambangkan ekivalen
secara logika. Menurut Definisi 1.5 terdapat banyak cara untuk menuliskan ekspresi logika, yang
pada hakekatnya semua ekspresi logika tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama.

6
Defenisi 1.4 Disjungsi Eksklusif
Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara. Cara pertama, “atau”
digunakan secara inklusif (inclusive or) yaitu dalam bentuk “p atau q atau keduanya”. Artinya,
disjungsi dengan operator “atau” bernilai benar jika salah satu dari proposisi atomiknya benar
atau keduanya benar. Operator “atau” yang sudah kita bahas pada contoh-contoh di atas adalah
yang dari jenis inklusif ini. Sebagai contoh, pernyataan
“Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai Bahasa C++ atau Java”.
Diartikan bahwa tenaga IT (Information Technology) yang diterima harus mempunyai
kemampuan penguasaan salah satu dari Bahasa Java atau Bahasa C++ atau kedua-duanya. Tabel
kebenaran untuk “atau” secara inklusif adalah seperti pada tabel 1.1 yang sudah dijelaskan di
atas.
Cara kedua, “atau” digunakan secara eksklusif (exclusive or) yaitu dalam bentuk “p atau
q tetapi bukan keduanya”. Artinya, disjungsi p dengan q bernilai benar hanya jika salah satu
proposisi atomiknya benar (tapi bukan keduanya). Sebagai contoh, pada sebuah ajang
perlombaan pemenang dijanjikan mendapat hadiah. Hadiahnya adalah sebuah pesawat televisi 20
inchi. Jika pemenang tidak menginginkan membawa TV, panitia menggantinya dengan senilai
uang.. Proposisi untuk masalah ini ditulis sebagai berikut:
“Pemenang lomba mendapat hadiah berupa TV atau uang”
Kata “atau” pada disjungsi di atas digunakan secara eksklusif. Artinya, hadiah yang dapat
dibawa pulang oleh pemenang hanya salah satu dari uang atau TV tetapi tidak bisa keduanya
Khusus untuk disjungsi eksklusif kita menggunakan operator logika xor, untuk membedakannya
dengan inclusive or, yang definisinya adalah sebagai berikut:

7
Defenisi 1.5 Hukum-Hukum Logika
Proposisi, dalam kerangka hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang
dinyatakan dalam sejumlah hukum pada Tabel 1.7. Beberapa hukum tersebut mirip dengan
hukum aljabar pada sistem bilangan riil, misalnya a(b + c) = ab + bc, yaitu hukum distributif,
sehingga kadang-kadang hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar
proposisi.

Hukum-hukum logika di atas bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah


proposisi. Selain menggunakan tabel kebenaran, keekivalenan dapat dibuktikan dengan hukum-
hukum logika, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik.
Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah porposisi atomik, maka tabel kebenarannya
terdiri dari 2n baris. Untuk n yang besar jelas tidak praktis menggunakan tabel kebenaran,
misalnya untuk n = 10 terdapat 210 baris di dalam tabel kebenarannya.
Defenisi 1.6 Proposisi Bersyarat (Implikasi)
Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi, proposisi majemuk juga dapat
muncul berbentuk “jika p, maka q”, seperti pada contoh-contoh berikut: a. Jika adik lulus ujian,
maka ia mendapat hadiah dari ayah. b. Jika suhu mencapai 80°C, maka alarm berbunyi. c. Jika

8
anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan diri Pernyataan berbentuk “jika
p, maka q” semacam itu disebut proposisi bersyarat atau kondisional atau implikasi.
DEFINISI 1.6. Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q”
disebut proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan p q Proposisi p disebut
hipotesis (atau antesenden atau premis atau kondisi) dan proposisi q disebut konklusi (atau
konsekuen).

Definisi 1.7 Bikondisional (Bi-Implikasi)


Proposisi bersyarat penting lainnya adalah berbentuk “p jika dan hanya jika q” yang
dinamakan bikondisional atau bi-implikasi. Definisi bikondisional dikemukakan sebagai berikut.

9
2.2 Isi Buku Pembanding
Pada buku kedua (Discrete Mathematics and Its Applications, 7th Edition), untuk materi I
menjelaskan tentang Fondasi Logika dan Pembuktian. Materi II, menjelaskan tentang Struktur
Dasar: Himpunan, Fungsi, Urutan, Jumlah, dan Matriks. Materi III, menjelaskan tentang
algoritma disertai teknik pengoperasiannya. Materi IV, menjelaskan tentang Teori Bilangan dan
Kriptografi yang disertai ilustrasi pada bagian pendahuluan konsep dari materi tersebut.
PENGANTAR
Aturan logika memberikan arti yang tepat pada pernyataan matematika. Aturan ini sudah
biasa membedakan antara argumen matematika yang valid dan tidak valid. Karena tujuan utama
buku ini adalah untuk mengajari pembaca bagaimana memahami dan bagaimana membangun
argumen matematika yang benar, kami memulai studi kami tentang matematika diskrit dengan
pengenalan logika. Selain pentingnya logika dalam memahami penalaran matematika, logika
memiliki banyak aplikasi untuk ilmu komputer. Aturan ini digunakan dalam desain sirkuit
komputer, pembangunan program komputer, verifikasi kebenaran program, dan di banyak cara
lainnya. Selanjutnya, sistem perangkat lunak telah dikembangkan untuk membangun beberapa,
tetapi tidak semua, jenis pembuktian otomatis. Kami akan membahas aplikasi logika ini dan bab
selanjutnya.
PROPOSISI
Diskusi kita dimulai dengan pengantar blok bangunan dasar logika — proposisi.
Proposisi adalah kalimat deklaratif (yaitu, kalimat yang menyatakan fakta) yang benar
atau salah, tapi tidak keduanya.
CONTOH 1 Semua kalimat deklaratif berikut adalah proposisi.
1. Washington, D.C., adalah ibu kota Amerika Serikat.
2. Toronto adalah ibu kota Kanada.
3. 1 + 1 = 2.
4. 2 + 2 = 3.
Proposisi 1 dan 3 benar, sedangkan 2 dan 4 salah.
Beberapa kalimat yang bukan proposisi diberikan dalam Contoh 2.

Biarkan p menjadi proposisi. Negasi dari p, dilambangkan dengan ~p (juga dilambangkan


dengan p), adalah pernyataannya "Bukan hal itu p."

10
Proposisi ~p dibaca “bukan p.” Nilai kebenaran dari negasi p, ~p, adalah kebalikannya
dari nilai kebenaran p.
CONTOH 3 Temukan negasi proposisi
“PC Michael menjalankan Linux”
dan mengungkapkannya dalam bahasa Inggris sederhana.
Solusi: Negasinya adalah
“Ini tidak terjadi bahwa Michael's PC menjalankan Linux.”
Penolakan ini dapat lebih sederhana dinyatakan sebagai
“PC Michael tidak menjalankan Linux.”

CONTOH 4 Temukan negasi proposisi
"Ponsel cerdas Vandana memiliki setidaknya memori 32 GB"
dan mengungkapkannya dalam bahasa Inggris sederhana.
Solusi: Negasinya adalah
“Ini tidak berarti bahwa smartphone Vandana memiliki setidaknya 32GB memori.”
Penolakan ini juga dapat dinyatakan sebagai
"Ponsel cerdas Vandana tidak memiliki setidaknya memori 32 GB"
atau bahkan lebih sederhana sebagai
Ponsel cerdas Vandana memiliki memori kurang dari 32 GB.

Tabel 1 menampilkan tabel kebenaran untuk negasi dari proposisi p. Tabel ini memiliki
baris untuk masing-masing dari dua kemungkinan nilai kebenaran dari proposisi p. Setiap baris
menunjukkan nilai kebenaran ~p sesuai dengan nilai kebenaran p untuk baris ini.
Negasi proposisi juga dapat dianggap sebagai hasil operasi operator negasi pada
proposisi. Operator negasi membuat proposisi baru dari proposisi tunggal yang ada. Kami
sekarang akan memperkenalkan operator logika yang digunakan untuk membentuk proposisi
baru dari dua atau lebih proposisi yang ada. Operator logika ini juga disebut penghubung.

DEFINISI 2 Misalkan p dan q adalah proposisi. Konjungsi dari p dan q, dilambangkan dengan p
∧ q, adalah proposisi “P dan q.” Konjungsi p ∧ q bernilai benar jika p dan q bernilai benar dan
salah jika sebaliknya.

11
Tabel 2 menampilkan tabel kebenaran p ∧ q. Tabel ini memiliki baris untuk masing-masing dari
empat kemungkinan kombinasi nilai kebenaran p dan q. Empat baris tersebut sesuai dengan
pasangan nilai kebenaran TT, TF, FT, dan FF, dimana nilai kebenaran pertama pada pasangan
adalah nilai kebenaran p dan nilai kebenaran kedua nilai kebenaran adalah nilai kebenaran q.
Perhatikan bahwa dalam logika kata "tetapi" terkadang digunakan sebagai ganti "dan" dalam
hubungannya. Untuk Contoh, pernyataan “Matahari bersinar, tetapi sedang hujan” adalah cara
lain untuk mengatakan “Matahari bersinar dan sedang hujan. " (Dalam bahasa alami, ada
perbedaan makna yang halus di antara keduanya "Dan" dan "tapi"; kami tidak akan peduli
dengan nuansa ini di sini.)

CONTOH 5 Temukan konjungsi dari proposisi p dan q di mana p adalah proposisi “PC Rebecca
lebih dari 16 GB ruang hard disk kosong "dan q adalah proposisi" Prosesor di Rebecca PC
berjalan lebih cepat dari 1 GHz. ”
Solusi: Gabungan dari proposisi ini, p ∧ q, adalah proposisi yang dimiliki PC Rebecca lebih dari
16 GB ruang hard disk kosong, dan prosesor di PC Rebecca bekerja lebih cepat dari 1 GHz. ”
Hubungan ini dapat diekspresikan secara lebih sederhana sebagai "PC Rebecca memiliki lebih
dari 16 GB kosongkan ruang hard disk, dan prosesornya bekerja lebih cepat dari 1 GHz. ” Agar
konjungsi ini benar, kedua syarat yang diberikan harus benar. Itu salah, jika salah satu atau kedua
kondisi ini salah.

12
Penggunaan penghubung dan atau disjungsi sesuai dengan salah satu dari dua cara kata
tersebut atau digunakan dalam bahasa Inggris, yaitu, sebagai inklusif atau. Disjungsi benar jika
setidaknya salah satu dari dua proposisi benar. Misalnya, inklusif atau sedang digunakan dalam
pernyataan “Siswa yang telah mengambil kalkulus atau ilmu komputer dapat mengambil kelas
ini.”
Di sini, yang kami maksud adalah siswa yang telah mengambil kalkulus dan ilmu
komputer dapat mengambil kelas, serta siswa yang telah mengambil hanya satu dari dua mata
pelajaran. Di samping itu, kami menggunakan eksklusif atau saat kami mengatakannya “Siswa
yang pernah mengambil kalkulus atau ilmu komputer, tetapi tidak keduanya, dapat mendaftar di
ini kelas."
Di sini, yang kami maksud adalah siswa yang telah mengambil mata kuliah kalkulus dan
ilmu komputer tidak bisa ambil kelas. Hanya mereka yang telah mengambil tepat satu dari dua
mata kuliah yang dapat mengambil kelas. Demikian pula, ketika menu di restoran menyatakan,
"Sup atau salad dilengkapi dengan hidangan utama," file restoran hampir selalu berarti bahwa
pelanggan dapat menikmati sup atau salad, tetapi tidak keduanya. Karenanya, ini bersifat
eksklusif, bukan inklusif, atau.

CONTOH 6 Berapakah disjungsi dari proposisi p dan q di mana p dan q adalah proposisi yang
sama dengan dalam Contoh 5?
Solusi: Disjungsi p dan q, p ∨ q, adalah proposisi

“PC Rebecca memiliki setidaknya ruang hard disk kosong 16 GB, atau prosesor di PC
Rebecca berjalan lebih cepat dari 1 GHz. ”
Proposisi ini benar ketika PC Rebecca memiliki setidaknya ruang hard disk kosong 16 GB,
ketika Prosesor PC bekerja lebih cepat dari 1 GHz, dan jika kedua kondisi benar. Itu salah jika
keduanya kondisi ini salah, yaitu saat PC Rebecca memiliki hard disk kosong kurang dari 16 GB
ruang dan prosesor di PC-nya berjalan pada kecepatan 1 GHz atau lebih lambat.

13
PERNYATAAN BERSYARAT
Kami akan membahas beberapa cara penting lainnya di mana proposisi dapat digabungkan.
DEFINISI 5
Misalkan p dan q adalah proposisi. Pernyataan kondisional p → q adalah proposisi “jika p, maka
q. " Pernyataan bersyarat p → q salah jika p benar dan q salah, dan benar sebaliknya.

Dalam pernyataan kondisional p → q, p disebut hipotesis (atau anteseden atau premis)


dan q disebut kesimpulan (atau konsekuensi). Pernyataan p → q disebut pernyataan kondisional
karena p → q menyatakan bahwa q benar dengan syarat p berlaku. Pernyataan bersyarat juga
disebut implikasi.

Tabel kebenaran untuk pernyataan kondisional p → q ditunjukkan pada Tabel 5. Perhatikan


bahwa pernyataan p → q benar ketika p dan q benar dan ketika p salah (tidak peduli apa
kebenarannya nilai q memiliki). Karena pernyataan bersyarat memainkan peran penting dalam
penalaran matematika, a variasi terminologi digunakan untuk mengekspresikan p → q. Anda
akan menemukan sebagian besar jika tidak semua file berikut cara untuk mengekspresikan
pernyataan bersyarat ini:
"Jika p, maka q" "p menyiratkan q"
“Jika p, q” “p hanya jika q”
"P cukup untuk q" "kondisi yang cukup untuk q adalah p"
“Q if p” “q when p”
"Q when p" "q diperlukan untuk p"
"Kondisi yang diperlukan untuk p adalah q" "q mengikuti dari p"
“Q kecuali ¬p”

Cara yang berguna untuk memahami nilai kebenaran dari pernyataan bersyarat adalah dengan
memikirkan kewajiban atau kontrak. Misalnya, janji yang dibuat banyak politisi saat
mencalonkan diri adalah "Jika saya terpilih, maka saya akan menurunkan pajak."

14
BICONDITIONALS
Sekarang kami memperkenalkan cara lain untuk menggabungkan proposisi yang
mengekspresikan bahwa dua proposisi memiliki nilai kebenaran yang sama.
DEFINISI 6
Misalkan p dan q adalah proposisi. Pernyataan bikondisional p ↔ q adalah proposisi “p if dan
hanya jika q. " Pernyataan bikondisional p ↔ q benar jika p dan q memiliki kebenaran yang
sama nilai, dan salah jika tidak. Pernyataan bikondisional juga disebut implikasi ganda.

Tabel kebenaran untuk p ↔ q ditunjukkan pada Tabel 6. Perhatikan bahwa pernyataan p ↔ q


benar jika keduanya pernyataan kondisional p → q dan q → p benar dan salah jika sebaliknya.
Itulah mengapa kami menggunakan kata-kata “jika dan hanya jika” untuk mengungkapkan
hubungan logis ini dan mengapa itu ditulis secara simbolis dengan menggabungkan simbol →
dan ←. Ada beberapa cara umum lainnya untuk mengekspresikan p ↔ q: "P perlu dan cukup
untuk q" “Jika p lalu q, dan sebaliknya” “P iff q.”

Cara terakhir untuk mengungkapkan pernyataan bikondisional p ↔ q menggunakan singkatan


"iff", "jika dan hanya jika." Perhatikan bahwa p ↔ q memiliki nilai kebenaran yang persis sama
dengan (p → q) ∧ (q → p).

TABEL KEBENARAN DARI PROPOSISI GABUNGAN


Kami sekarang telah memperkenalkan empat penghubung logis penting — konjungsi, disjungsi,
pernyataan kondisional, dan pernyataan bikondisional — serta negasi. Kita dapat menggunakan
penghubung ini untuk membangun proposisi majemuk rumit yang melibatkan sejumlah
proposisional variabel. Kita dapat menggunakan tabel kebenaran untuk menentukan nilai
kebenaran dari proposisi majemuk ini, seperti yang diilustrasikan oleh Contoh 11. Kami

15
menggunakan kolom terpisah untuk menemukan nilai kebenaran setiap senyawa ekspresi yang
terjadi dalam proposisi majemuk seperti yang dibangun. Nilai kebenaran dari proposisi majemuk
untuk setiap kombinasi nilai kebenaran dari variabel proposisional di dalamnya ditemukan di
kolom terakhir tabel.
CONTOH 11 Susunlah tabel kebenaran proposisi majemuk (p ∨ ¬q) → (p ∧ q).
Solusi: Karena tabel kebenaran ini melibatkan dua variabel proposisional p dan q, ada empat
baris dalam tabel kebenaran ini, satu untuk setiap pasangan nilai kebenaran TT, TF, FT, dan FF.
Pertama, dua kolom digunakan untuk nilai kebenaran p dan q, masing-masing. Di kolom ketiga
kami temukan nilai kebenaran ¬q, diperlukan untuk menemukan nilai kebenaran p ¬q,
ditemukan di kolom keempat. Itu kolom kelima memberikan nilai kebenaran p ∧ q. Akhirnya,
nilai kebenaran dari (p ∨ ¬q) → (p ∧ q) adalah ditemukan di kolom terakhir. Tabel kebenaran
yang dihasilkan ditunjukkan pada Tabel 7.

2.4 Kedalaman Konsep


Materi dari dua buku tersebut sudah cukup mendalam dalam memaparkan bagaimana
konsepnya, contoh soal, dan ilustrasi. Akan tetapi jikaditeliti atau dibahas lebih dalam lagi, akan
ditemukan perbedaan yang cukup signifikan pada kedua buku. Pada buku pertama dilengkapi
dengan ilustrasi yang begitu banyak dilampirkan dan mendetail, terdapat variasi dari contoh soal
yang menyokong materi tersebut, dan lain sebagainya. Sedangkan pada buku kedua, disertai
dengan ilustrasi-ilustrasi yang mendukung materi tersebut, akan tetapi letak dari ilustrasi tersebut
hanya berada di belakang atau bagian akhir dari materi-materi tersebut. Dengan kata lain ilustrasi
yang diberikan kurang memadai. Kedalaman konsep dari materi-materi pada buku kedua diukur
dari banyaknya rumus-rumus yang disajikan dalam buku tersebut, seperti bank buku saku.

16
2.5 Kelengkapan atau variasi soal latihan kedua buku
Jika dilihat dari sisi kelengkapan atau variasi soal latihan dari kedua buku, buku kedua
lebih unggul dari pada buku pertama. Buku kedua lebih bervariasi dalam menyajikan soal-soal
latihan yang dipaparkan sesuai dengan materi. Bahkan buku kedua didapati soal latihan untuk
setiap langkah ataupun macam atau jenis dari contoh-contoh soal dan teorema-teorema yang
disajikan. Sedangkan pada buku pertama, soal-soal latihan hanya disajikan sekedar untuk
melengkapi materi tersebut. Dengan kata lain, soal yang dipaparkan hanya untuk sekedar
pembaca melatih kembali materi tersebut.

2.6 Kekurangan dan kelebihan dari kedua buku


BUKU I
Kelebihan :
Dari segi konten, pembahasan Matematika Diskrit disajikan dalam bahasa yang sederhana dan
tidak membosankan. Selain itu, langkah-langkah dalam penyelesaian kasus sebagai alat untuk
pemahaman pembaca.Sebagai buku kalkulus lokal dengan keunggulan diskusi kalkulus, buku
kalkulus ini memiliki harga yang terjangkau dan memiliki variasi soal latihan.
Kekurangan :
Dalam buku ini, selain memiliki kelebihan, tapi ada juga kekurangan didalamnya, gambar yang
disajikan dalam buku ini tidak bisa begitu sempurna atau mendetail sehingga menyebabkan
minat pembaca dalam mengkaji buku kurang diminati.Selain itu, kualitas buku yang digunakan
juga kurang nyaman karena mudah rusak atau robek. Sampul buku juga terlihat terlalu polos dan
tidak menarik, sehingga pembaca menilai dari tampilan awalnya sudah tidak suka.

BUKU II
Kelebihan :
Teorema dan dalil yang disuguhkan atau dipaparkan memiliki jumlah yang banyak dan
beragam.Setiap langkah pengerjaan suatu soal didukung oleh teorema-teorema dan dalil-dalil
serta defenisi-defenisi yang bersangkutan. Variasi soal sangat beragam dan banyak serta unik.
Bahkan dilengkapi Hint atau petunjuk dalam pengerjaannya. Sampul buku juga berwarna dan
menarik.

17
Kekurangan :
Dari segi bahasa yang digunakan agak sulit untuk dimengerti oleh pembaca, hal ini disebabkan
karena penulis menggunakan kata-kata yang memiliki makna tinggi atau bahasa rumit. Bahasa
yang digunakan juga bahasa inggris, sehingga saya sendiri harus menerjemahkan terlebih dahulu
sebelum mengkritisi buku. Jika bahasa yang digunakan dibuat sederhana lagi dan bahkan telah
diterjemahkan, maka pembaca dapat terbantu dalam pemahaman.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedua buku telah diteliti masing-masing isi, konsep, kedalaman konsep, kelebihan dan
kekurangan buku dan lain sebagainya.Dari kedua buku, diperoleh bahwa buku pertama lebih
unggul. Dengan kata lain, buku pertama memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan
buku kedua. Buku pertama lebih cocok digunakan, karena memakai bahasa yang mudah untuk
dipahami bagi pembaca. Meskipun soal latihan yang disajikan tidak beragam seperti buku kedua,
namun sudah cukup memadai untuk dipelajari.

3.2 Saran
Bagi para pemula, sebaiknya menggunakan buku pertama.Karena buku pertama sangat
cocok untuk umum.Sedangkan untuk pembaca yang sudah mengerti atau paham mengenai
materi-materi tersebut, disarankan untuk menggunakan buku kedua.Buku yang menggunakan
bahasa yang agak sulit untuk dipahami dapat membantu pembaca yang sudah ditingkat teratas
untuk dapat belajar dengan defenisi-defenisi, teorrema-teorema, dan dalil-dalil yang begitu
beragam disajikan dalam buku kedua.

19
DAFTAR PUSTAKA
 Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit Edisi 3 Revisi 5. Bandung : Informatika
Bandung.
 Rosen, Kenneth H. 2012. Descrete Mathematics and Its Applications 7th Edition. New
York : The Mc Graw Hill Company.

20
LAMPIRAN SAMPUL BUKU
BUKU 1 : MATEMATIKA DISKRIT EDISI 3 REVISI 5

21
BUKU II : DESCRETE MATHEMATICS & ITS APPLICATIONS

22

Anda mungkin juga menyukai