Hyperalimentation and Nutrition
Hyperalimentation and Nutrition
Hyperalimentation and Nutrition
Kebutuhan notrisi pada neonatus yang dilakukan pembedahan harus dilakukan untuk
pertumbuhan dan penyembuhan luka bedah pada anak. Jika kalori protein dan karbohidrat yang tidak
adekuat diberikan, anak tersebut tidak hanya gagal untuk sembuh dari pembedahan, tetapi juga
menyebabkan kegagalan dalam pertumbuhan dan mengganggu perkembangan system saraf pusat.
Neonatus yang sangat memerlukan kalori protein antara lain yang menderita gastroschisis, intestinal
atresia atau insufisiensi intestinal dari penyebab lainnya seperti necrotizing enterocolitis. Kebutuhan
protein dan kalori untuk neonatus yang mengalami pembedahan adalah:
Calories Protein
0 to 6 months 100–120 2
4 years–6 years 90 1
7 years–10 years 70 1
11 years–14 years 55 1
15 years–18 years 45 1
Nutrisi dapat diberikan baik melalui enteral maupun parenteral. Jika mungkin, rute enteral lebih
disukai, karena tidak hanya mencetuskan pertumbuhan dan fungsi dari system gastrointestinal tetapi juga
memastikan bahwa bayi tersebut telah belajar untuk makan. Terdapat berbagai macan preparat enteral
feeding yang tersedia, yang tercantum dalam table dibawah ini. pemilihan formula tergantung pada status
klinis dari masing-masing anak. Ahli bedah anak kadang kadang dihadapkan pada situasi dimana oral
feeding tidak memungkinkan. Permasalahan ini dapat terlihat pada bayi yang sangat premature yang
belum mempunyai keahlian untuk makan atau bayi dengan abnormalitas craniofasial yang berat yang
menganggu untuk mengisap. Dalam keadaan ini, enteral feeding dapat diberikan dengan menggunakan
nasojejunal atau gastrostomy tuber.
Milk Based
Soy Based
Special
Preterm
Premature
Jika traktus gastrointestinal tidak digunakan karena gangguan mekanis, iskemik peradangan atau
gangguan fungsi, parenteral alimentation harus dberikan. Jika diperlukan nutris parenteral yang lama,
harus dipasang vena central kateter. Alimentasi intravenous perifer dapat diberikan dengan menggunakan
solusi dengan konsentrasi yang rendah dengan volumer yang lebih banyak. Untuk menvegah
perkembangan dari defisiensi besi, suplemen tembaga, zinc dan besi diberikan pada pasien yang
menerima total parenteral nutrition jangka panjang.
Komplikasi utama dari TPN adalah gangguan perkembangan hati. Hal ini ditandai dengan
penyakit hati kholestatik yang kadang-kadang berkembang menjadi fibrosis hepatk end stage. Untuk
mencegah komplkasi mayor ini , enteral feeding harus diberikan dan traktus gastrointestinal harus
digunakan sesegera mungkin. Dengan menggunakan stoma, kontinuitas traktus gastrointestinal dapat
diperbaiki sesegera mungkin. Jika insufisiensi intestinal berhubungan dengan dilatasi dari unus halus,
tapering atau procedure pemanjangan intestinal mungkin bisa bermanfaat. Strategi lainnya untuk
meminimalkan perkembangan dari TPN yang berhubungan dengan penyakit hati adalah dengan
menghindari infeksi dengan perawatan cateter, pengobatan agresif setiap infeksi dan menukar nutrisi
perenteral secara bergantian termasuk waktunya selama nutrisi perenteral diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brudicardi C F, Pediatric surgery in Schwart’z principles of Surgery, The Mc Graw Hills
Companies, 8th Edition, 2007